Chapter 3.Sah

Mama Ratih dan Desi yang melihat itu langsung mengusap punggung Senja.

"Kamu jangan sedih ya? Ma, Pa, Aku punya sedikit tabungan, walau tidak banyak semoga bisa bermanfaat." Ucap Desi sembari meletakkan Uang lima juta rupiah di atas meja.

Senja yang terharu langsung mengeratkan pelukannya pada kakak iparnya itu. Mama Ratih juga sangat terharu Menantunya itu begitu baik sangat berbeda dengan menantu laki-laki nya.

"Desi, ayo kita pulang." Ajak Arsen ke istrinya. "Aku juga mau ke kamar, mas Firman  juga butuh istirahat, besok dia harus kerja." Ucap Amira kemudian berlalu pergi. Pak Handoko dan Mama Ratih menghela nafas panjang setelah Anak-anak nya pergi.

Tangis Senja kemudian pecah, Mama Ratih langsung meraih bahu Senja, membawa Senja kedalam pelukan nya.

"Kamu tenang ya Nak gak usah menangis, Papa sama Mama akan mencari cara lain, Papa tetap akan menikah kan  kamu." Kata Pak Handoko kepada Senja. Senja hanya mengangguk di dalam pelukan Mamanya.

Kemudian Senja masuk kedalam kamar, dia menelpon Arkan dan menceritakan apa yang terjadi tadi, Arkan hanya mendengarkan tidak menjawab apapun, Arkan hanya meminta Senja tenang tidak usah sedih dan menangis, hingga beberapa menit telpon itupun terputus.

***

Keesokan paginya ponsel Senja berbunyi tanda ada pesan masuk. Senja segera melihat ponselnya, mata Senja melotot tidak percaya, ternyata pesan tadi dari M Bank king yang memberitahukan uang lima puluh juta sudah masuk  ke rekening Senja. Senja mengernyit heran, dia tidak tau uang dari mana yang masuk ke rekeningnya.

"Apa ada orang salah kirim ya?" gumam Senja bertanya pada diri sendiri. Sesaat kemudian ponsel Senja berbunyi lagi. Senja melihat, ternyata Arkan yang menelpon nya.

"Sayang, apa uang lima puluh juta udah masuk ke rekening mu?" tanya Arkan pada kekasihnya itu. Sekarang Senja tau dari mana uang itu, uang yang masuk ke rekeningnya.

"Mas itu uang sangat banyak, kenapa mas mengirimkan aku uang sebanyak itu?" bukannya menjawab malah Senja balik bertanya.

Senja merasa tidak enak menerima uang dari Arkan, pasti uang itu membutuhkan waktu yang banyak untuk mengumpulkan nya.

"Udah jangan banyak tanya yang penting uang itu halal kok, nanti uang itu kamu kasih ke Papa, uang itu untuk membantu pernikahan kita." Ucap Arkan ditelpon. Senja menyesal memberi tahu Arkan soal Papanya yang akan menikahkan mereka dan kekurangan uang. Arkan sebenarnya sangat senang saat tau dia dengan Senja akan segera menikah.

Satu Minggu kemudian.

Arkan dan Senja sudah sah menjadi suami istri. Hari ini adalah hari kedua mereka menjadi suami istri. Hari ini masa cuti sudah habis. Semua akan beraktivitas dengan kesibukannya masing -masing seperti biasa.

" Sayang, apa kamu kerja hari ini?" tanya Arkan pada istrinya.

"Iya mas, masa cuti ku 'kan cuma 4 hari," jawab Senja.

"Sayang, apa kamu di perlakukan dengan baik di tempat kamu bekerja?" tanya Arkan ingin tau bagai mana istrinya di perlakukan di restorannya sendiri oleh karyawannya. Jika ada yang memperlakukan istrinya tidak baik dia akan memecat siapa saja yang melakukan itu.

"Iya mas, Mbak Dinda sangat baik, dia sangat ramah pada karyawan nya, dan kami sangat bersemangat bekerja." Jawab Senja jujur. Memang begitulah Dinda memperlakukan dirinya.

" Syukurlah kalau begitu." gumam Arkan, tentu saja tidak bisa di dengar oleh Senja.

Senja yang tidak mendapatkan respon dari suaminya itu, dia langsung menoleh pada Arkan.

"Emang kenapa mas?" Senja heran dengan pertanyaan suami nya.

"Enggak apa-apa, cuma nanya aja."Jawab Arkan singkat. Senja yang tidak puas dengan jawaban suaminya langsung menatap suaminya tajam. Arkan yang menyadari kalau tatapan Senja untuknya begitu tajam.

"Kalau di pikir-pikir kamu berhenti aja bekerja, sekarang ada mas yang akan memenuhi kebutuhan mu. Mas 'kan suami mu. Jadi semua yang kamu mau mas lah yang akan memenuhinya." Ucap Arkan dengan hati-hati takut istrinya akan marah.

"Tidak mas, izin kan aku bekerja, lagian kalau di rumah terus aku bosan." Kukuh Senja.

"Lebih baik sekarang  mas mandi, aku mau bantu Mama buat sarapan." Setelah berkata seperti itu Senja langsung bangkit dari duduknya, dia menyiapkan baju untuk suaminya ojek, dan setelah itu dia langsung membantu Mamanya di dapur.

Arkan keluar dari kamar mandi. Arkan melihat pakaian nya udah di siapin oleh Senja. Hati Arkan sangat senang saat melihat pakaian nya sudah di sediakan oleh senja.

"Begini ya kalau udah punya istri semua di siapin oleh istri. Senja sangat baik dan tidak banyak menuntut. Buktinya dia mau menikah  dengan ku walau aku hanya ojek." Gumam Arkan dengan senyuman yang merekah.

Arkan sudah sangat yakin kalau Senja adalah destinasi terakhirnya, dia merasa tidak salah memilih istri, selain cantik, lembut, sopan dan tidak matre. Senja memang wanita idaman Arkan.

Arkan sudah merasa bersalah karena tidak jujur dengan istrinya siapa dirinya yang sebenarnya.

"Apa aku jujur saja pada Senja siapa aku yang sebenar nya." Gumam Arkan dalam hatinya. Disaat Arkan lagi melamun memikirkan apa dia harus jujur atau belum saatnya, pintu kamar terbuka, Senja masuk ke kamar, Senja heran melihat suaminya melamun.

"Mas, sarapan sudah siap, ayo kita sarapan," ajak Senja.

"I...iya," jawab Arkan gelagapan karena terkejut dengan kehadiran istrinya yang tiba-tiba.

Senja mengernyit, dia heran dengan suami.

"Mas kenapa melamun, apa mas keberatan kalau aku bekerja?" tanya Senja yang mengira suaminya melamun karena dirinya, karena dia tidak mau berhenti bekerja.

"Bukan, bukan itu, mas tidak keberatan kok, ayo kita sarapan." Ajak Arkan mengalihkan pertanyaan Senja yang nanti tidak akan habis. keduanya langsung keluar dari kamar dan menuju meja makan.

Di cafe opera terlihat Senja mengantar kan jus dan makanan yang di pesan oleh pengunjung.

Senja sangat sibuk hari ini karena banyak pengunjung, nampak Senja sangat kelelahan. Seketika Senja teringat sama suaminya.

"Ini udah siang, apa mas Arkan sudah makan siang." tanya Senja pada diri sendiri.

"Benar yang mas Arkan katakan, lebih baik aku berhenti bekerja. Kalau aku tidak bekerja aku 'kan bisa mengurus suami, apa lagi mas Arkan udah bilang kalau dia akan menafkahi ku dan menuruti apa yang aku mau." Pikir Senja.

Arkan dengan motornya memasuki pekarangan rumah mertuanya. Setelah Arkan memarkirkan motornya, Arkan berjalan memasuki rumah. Sesampai di pintu depan Arkan memberi salam.

"Assalammualaikum." ucap Arkan.

"Waalaikumsalam," jawab Mama Ratih dari dalam rumah. Arkan masuk, dia menyalami Mama mertuanya dengan sopan.

"Nak Arkan mau makan sekarang?" tanya mama Ratih.

"Iya Ma," jawab Arkan singkat.

"Nak Arkan duduk dulu biar Mama siapkan makanan dulu!" kata Mama Ratih. Kini Mama Ratih lah yang menyiapkan Makan siang untuk menantunya karena Putrinya sedang bekerja.

"Iya Ma." Jawab Arkan tanpa sungkan dengan Mama mertuanya, karena Arkan sudah menganggap Mama mertuanya seperti Mamanya sendiri. Setelah makan siang Arkan kemudian bertanya pada Mama mertuanya.

"Ma, apa Senja belum pulang?" Tanya Arkan yang mengira kalau Senja pulang di waktu siang.

"Belum Nak, Senja 'kan biasanya pulang petang." Jawab Mama Ratih.

"Apa Senja tidak memberitahu Nak Arkan." Sekarang Mama Ratih yang bertanya.

"Tidak ma, mungkin Senja lupa." Jawab Arkan. Setelah itu Arkan pamit pada Mama Ratih karena harus ngojek lagi, padahal itu hanya nama saja ngojek, sebenarnya Arkan hanya mengantar orang-orang yang tidak mampu membayar ojek saja.

"Arkan pergi ya Ma? assalammualaikum."

"Waalaikumsalam," jawab mama Ratih lagi.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Sapna Anah

Sapna Anah

jujur aja bang Arkan biar rmh tangganya adem ayem

2024-12-27

2

Nailott

Nailott

oooo ,jadi arkan cuma ngojek untuk oragng2 yg gk mampu bayar

2025-01-28

0

HNF G

HNF G

ya iya lah jujur aja. masa dia kau jdkan pelayan restoranmu, diangkat jd manager atau apa kek, biar gak terlalu kerja fisik.

2024-12-12

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1.Hinaan
2 Chapter 2.Kesedihan Senja
3 Chapter 3.Sah
4 Chapter 4.Curiga
5 Chapter 5.Rencana Firman
6 Chapter 6. Di Jebak
7 Chapter 7.Di usir
8 Chapter 8. Menyesal
9 Chapter 9. Mobil Mewah
10 Chapter 10. Rumah Arkan
11 Chapter 11. Kebenaran Arkan
12 Chapter 12. Kenyataan
13 Chapter 13. Penyesalan.
14 Chapter 14. Senja Di Pecat
15 Chapter 15.Menangis
16 Chapter 16.Amira
17 Chapter 17. Kecelakaan
18 Chapter 18. Di Rumah Sakit
19 Chapter 19. Bertemu Arsen
20 Chapter 20. Pertemuan
21 Chapter 21. Posesif
22 Chapter 22.Arsen Mulai Curiga
23 Chapter 23. Keterkejutan Arsen
24 Chapter 24. Rumah Sakit
25 Chapter 25. Ingat Mbak Mira
26 Chapter 26. Firman Dan Melly
27 Chapter 27. Rencana Senja
28 Chapter 28. Rencana Jalan-jalan
29 Chapter 29. Tamparan
30 Chapter 30. Sintia
31 Chapter 31. Di Pecat
32 Chapter 32. Rumah Senja
33 Chapter 33. Cerita
34 Chapter 34. Di Rumah Sakit
35 Chapter 35. Kembali Akur
36 Chapter 36. Pengakuan Amira
37 Chapter 37. Rencana Lina
38 Chapter 38. Posisi untuk Amira
39 Chapter 39. Amira Pergi Dengan Ferdy
40 Chapter 40. Ingin Ice Cream
41 Chapter 41.Sandiwara
42 Chapter 42. Pulang
43 Chapter 43. Drama Di Pagi Hari
44 Chapter 44. Ketakutan Senja
45 Chapter 45. Arkan Khawatir
46 Chapter 46. Liontin
47 Chapter 47. Senja Menangis
48 Chapter 48. Arkan Emosi
49 Chapter 49.Lina Dan Sintia
50 Chapter 50. Senja Baik-baik Saja
51 Chapter 51. Humaira
52 Chapter 52. Ungkapan Ferdy
53 Chapter 53. Diterima
54 Chapter 54. Om Heri
55 Chapter 55. Kekecewaan Firman
56 Chapter 56. Kedatangan Vika
57 Chapter 57. Hinaan dari Firman.
58 Chapter 58. Firman Di Tangkap.
59 Chapter 59. Senja Ke Perusahaan Arkan.
60 Chapter 60. Senja Pingsan
61 Chapter 61. Mila Di Pecat
62 Chapter 62. Bahagia
63 Chapter 63. Pernikahan
64 Chapter 64. Berkelahi
65 Chapter 65. Kemarahan Ferdy
66 Chapter 66.Menyelamatkan Amira
67 Chapter 67. Tertembak
68 Chapter 68. Menarik Laporan
69 Chapter 69. NADIA PUTRI ARGANTARA
70 Bab Pengemuma.
71 Pengemuman
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Chapter 1.Hinaan
2
Chapter 2.Kesedihan Senja
3
Chapter 3.Sah
4
Chapter 4.Curiga
5
Chapter 5.Rencana Firman
6
Chapter 6. Di Jebak
7
Chapter 7.Di usir
8
Chapter 8. Menyesal
9
Chapter 9. Mobil Mewah
10
Chapter 10. Rumah Arkan
11
Chapter 11. Kebenaran Arkan
12
Chapter 12. Kenyataan
13
Chapter 13. Penyesalan.
14
Chapter 14. Senja Di Pecat
15
Chapter 15.Menangis
16
Chapter 16.Amira
17
Chapter 17. Kecelakaan
18
Chapter 18. Di Rumah Sakit
19
Chapter 19. Bertemu Arsen
20
Chapter 20. Pertemuan
21
Chapter 21. Posesif
22
Chapter 22.Arsen Mulai Curiga
23
Chapter 23. Keterkejutan Arsen
24
Chapter 24. Rumah Sakit
25
Chapter 25. Ingat Mbak Mira
26
Chapter 26. Firman Dan Melly
27
Chapter 27. Rencana Senja
28
Chapter 28. Rencana Jalan-jalan
29
Chapter 29. Tamparan
30
Chapter 30. Sintia
31
Chapter 31. Di Pecat
32
Chapter 32. Rumah Senja
33
Chapter 33. Cerita
34
Chapter 34. Di Rumah Sakit
35
Chapter 35. Kembali Akur
36
Chapter 36. Pengakuan Amira
37
Chapter 37. Rencana Lina
38
Chapter 38. Posisi untuk Amira
39
Chapter 39. Amira Pergi Dengan Ferdy
40
Chapter 40. Ingin Ice Cream
41
Chapter 41.Sandiwara
42
Chapter 42. Pulang
43
Chapter 43. Drama Di Pagi Hari
44
Chapter 44. Ketakutan Senja
45
Chapter 45. Arkan Khawatir
46
Chapter 46. Liontin
47
Chapter 47. Senja Menangis
48
Chapter 48. Arkan Emosi
49
Chapter 49.Lina Dan Sintia
50
Chapter 50. Senja Baik-baik Saja
51
Chapter 51. Humaira
52
Chapter 52. Ungkapan Ferdy
53
Chapter 53. Diterima
54
Chapter 54. Om Heri
55
Chapter 55. Kekecewaan Firman
56
Chapter 56. Kedatangan Vika
57
Chapter 57. Hinaan dari Firman.
58
Chapter 58. Firman Di Tangkap.
59
Chapter 59. Senja Ke Perusahaan Arkan.
60
Chapter 60. Senja Pingsan
61
Chapter 61. Mila Di Pecat
62
Chapter 62. Bahagia
63
Chapter 63. Pernikahan
64
Chapter 64. Berkelahi
65
Chapter 65. Kemarahan Ferdy
66
Chapter 66.Menyelamatkan Amira
67
Chapter 67. Tertembak
68
Chapter 68. Menarik Laporan
69
Chapter 69. NADIA PUTRI ARGANTARA
70
Bab Pengemuma.
71
Pengemuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!