Chapter 4.Curiga

Waktu cepat berlalu, jam silih berganti, tidak terasa hari sudah mulai petang. Kring...Kring, suara ponsel Arkan. Arkan segera merogoh ponselnya di dalam saku celananya, ternyata Senja yang menelponnya.

"Assalammualaikum sayang." Sapa Arkan ketika sudah melekatkan ponsel itu di telinganya.

"Waalaikumsalam mas, mas lagi sibuk ya?" tanya Senja takut mengganggu suaminya itu. Walaupun dia tau kalau suaminya itu selalu punya waktu untuknya, tapi Senja cuma tidak ingin suaminya meninggalkan kesibukannya hanya demi dirinya.

"Memang kenapa sayang?" Arkan bukannya menjawab dia malah balik bertanya. Biasanya istrinya itu akan kesal kalau dia tidak menjawab dan malah balik bertanya. Arkan sangat suka membuat istrinya itu kesal karena bagi Arkan itu kesenangan tersendiri melihat istrinya kesal.

"Mas bisa jemput aku tidak? Aku sudah mau pulang ni?" tanya Senja.

"Tentu dong tuan putri, 'kan tuan putri pioritas utama  mas. Oke sekarang mas kesana," ucap Arkan mematikan ponselnya dan langsung melajukan motornya menuju cafe tempat istrinya bekerja.

Tidak membutuhkan waktu lama Arkan sudah sampai di halte tempat Senja sering menunggunya. Setelah Senja naik, Arkan segera melakukan Motornya kerumah. Sesampai di rumah keduanya langsung masuk ke kamar.

"Mas mau mandi duluan apa aku yang duluan." Tanya Senja pada suaminya.

"Kamu duluan aja, mas masih capek." Jawab Arkan menyuruh istrinya mandi duluan. Senja langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setelah Senja masuk ke kamar mandi Arkan mengambil ponselnya di dalam lemari.

Ponsel pengeluaran terbaru itu Arkan simpan di dalam lemari, ponsel itu hanya akan dia pakai ketika mau menghubungi orang kepercayaan nya atau Anak buahnya. Dan ponsel itu juga di pakai kalo sedang ada masalah di perusahaan atau di cafe maupun butiknya.

Awan menekan nomor asistennya. Tidak lama kemudian terdengar sahutan dari seberang sana.

"Halo tuan." Terdengar sapaan asisten nya di sebrang sana.

"Iya halo, gimana, apa ada masalah di perusahaan selama aku tidak disana?" tanya Arkan pada asistennya itu.

"Tidak tuan, kemaren sempat ada,tapi sudah saya tangani, tuan tidak usah khawatir," jawab Ferdy asisten Arkan.

"Oke kalau begitu, aku matikan ya?" Arkan segera mematikan ponselnya dan menyimpan nya kembali.

Tidak lama kemudian Senja keluar dari kamar mandi dengan sepotong handuk yang melingkar di tubuhnya. Arkan terperanjat melihat lekuk tubuh Senja yang begitu putih dan mulus. Arkan menelan saliva nya dan terpaku sesaat. Arkan selalu terpana di saat melihat tubuh istrinya itu, walaupun tubuh itu sudah Arkan nikmati setiap malam, namun pesona Senja selalu membuat dirinya menelan saliva.

Senja yang melihat suaminya terpaku tak bergerak sedikitpun, dia mengulum senyum, Senja tau kalau suaminya sangat berhasrat melihat dia seperti saat ini.

"Mas, mandi sana, jangan melamun, nanti aku kasih." Senja semakin menggoda suaminya.

"Eh iya, mas mandi ya?" Arkan salah tingkah di depan istrinya. Senja yang melihat suaminya salah tingkah, dia geleng kepala. Senja kemudian membuka lemari untuk memakai bajunya.

Setelah Senja memakai bajunya. kemudian Senja menyiapkan pakaian untuk suaminya. Di saat Senja mengambil baju untuk suaminya,tidak sengaja Senja menjatuhkan sebuah map dan ponsel yang tersimpan di antara pakaian suaminya.

Senja mengambil Map itu yang berisi dokumen. Senja Membuka dan melihat.

"Ini 'kan dokumen keuangan cafe Opera tempat aku bekerja,"gumam Senja heran.Dan kemudian dia mengambil ponsel yang jatuh tadi, di membolak balikkan ponsel itu.

"Ini juga ponsel keluaran terbaru dan harganya sangat mahal. Kenapa mas Arkan bisa memiliki ponsel semahal ini." Senja bermonolog sendiri.

"Apa mungkin narik ojek dapat uang banyak? dan dokumen keuangan itu...jangan -jangan mas Arkan yang punya cafe..tidak, tidak mungkin kalo cafe itu punya mas Arkan. kalau mas Arkan punya cafe tidak mungkin dia mau jadi tukang ojek." Senja sedikit curiga, namun perasaan itu dia tepis kan karena mengingat Arkan tidak mungkin mau jadi tukang ojek berpanas-panasan di jalan jika dia punya kafe.

Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka, Senja cepat-cepat menyimpan dokumen dan ponsel mahal itu kembali. Setelah itu Senja langsung menuju ranjang dan meletakkan baju untuk suaminya di sana.

"Mas, ini bajunya udah aku siapin." ucap Senja pada suaminya.

"Iya sayang makasih ya." Ucap Arkan tersenyum manis pada istrinya.

"Hem, Sama-sama," jawab Senja yang terpesona melihat senyuman suaminya. Arkan langsung mengganti pakaiannya. setelah setelah itu dia menuju ke ranjang untuk istirahat.

Di ranjang sudah ada Senja yang duduk menyandar kan punggungnya di kepala ranjang. Arkan menghampiri dan langsung merebahkan diri disana dengan kepala bertumpu pada paha istrinya.

Senja mengusap pelan kepala suaminya dengan begitu lembut. Senja teringat di mana keduanya bertemu dan hingga sampai ke pernikahan.

"Capek ya mas?" tanya Senja sembari tangannya terus mengelus rambut suaminya.

Arkan menggeleng kepala.

"Tidak sayang, harusnya mas yang nanya ke kamu. Mas tau kamu capek bekerja, sebab itu lah mas menyuruh kamu berhenti bekerja, mas tidak tega lihat kamu kelelahan. Mas sayang dan cinta sama kamu, jadi mas tidak mau kalau istri mas yang cantik ini lelah."

Pipi Senja merona merah dan hatinya berbunga-bunga karena mendapat pujian dan perhatian dari suaminya.

"Makasih mas karena dah menyayangi  dan mencintai ku dengan begitu tulus." Senja sangat bersyukur mendapat suami sebaik dan selembut Arkan.

"Mas yang berterimakasih,karena kamu udah mau menerima dan menjadi istri mas yang miskin dan hina ini." Ucap Arkan merendah dirinya. Arkan sebenarnya merasa takut kalau Senja tau jati dirinya, Arkan takut Senja akan Marah karena dia sudah berbohong dengan menutup jati dirinya. Namun Arkan berniat mengatakan yang sebenarnya pada Senja tapi bukan sekarang, Arkan akan menunggu waktu yang tepat.

"Mas jangan pernah bicara seperti itu lagi di depan ku, mas sangat sempurna bagi ku, aku tulus menyayangi dan mencintai mas. Kalau harta dan uang itu bisa di cari. Kita akan berjuang bersama-sama. Aku mau mas berjanji jangan pernah tinggalkan aku dalam ke adaan apapun." Ucap senja panjang lebar. Senja tidak pernah mengharapkan kemewahan dari Arkan, Senja mencintai Arkan sungguh dari lubuk hatinya yang dalam.

Mendengar perkataan Senja tadi, Arkan semakin yakin kalau Senja adalah istri yang tepat untuknya, lagi pula selama dia pacaran Senja tidak pernah meminta apapun dari nya.

"Iya sayang, mas janji kita akan berjuang, susah senang bersama." Arkan langsung membawa istrinya itu kedalam dekapannya, Arkan begitu sangat mencintai gadis yang menjadi istrinya sekarang.

Ketika sedang hangat-hangatnya berpelukan, terdengar suara pintu di ketuk dari luar. "Senja." Panggil Mama ratih.

Senja ingin beranjak membuka pintu, namun tangannya di tahan oleh Arkan.

"Biar mas aja yang buka pintunya." Pinta Arkan langsung beranjak. Setelah Arkan membuka pintu, terlihat Mama Ratih berdiri di depan pintu.

"Kalian turun, makan malam udah siap." Ucap Mama Ratih.

"Iya Ma, bentar lagi kami turun." Jawab Arkan, kemudian dia masuk lagi untuk mengajak istrinya makan malam. Kedua pasutri itu pun segera keluar dari kamarnya.

Bersambung.

Jangan lupa like,komen dan vote agar author semangat berkarya. Terimakasih.

Terpopuler

Comments

Elizabeth Zulfa

Elizabeth Zulfa

emang arkan gak punya ortu/kluarga kah... kok pas nikahan gak dibahas

2024-12-18

1

titiek

titiek

nah salah ini. bisa marah2 senja. lah istri kerja sampai petang gtu. ternyata punya suami.

2024-12-21

1

Sandisalbiah

Sandisalbiah

jujur ke istri, Arka... dr pada berujung jd salah faham nantinya

2024-12-01

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1.Hinaan
2 Chapter 2.Kesedihan Senja
3 Chapter 3.Sah
4 Chapter 4.Curiga
5 Chapter 5.Rencana Firman
6 Chapter 6. Di Jebak
7 Chapter 7.Di usir
8 Chapter 8. Menyesal
9 Chapter 9. Mobil Mewah
10 Chapter 10. Rumah Arkan
11 Chapter 11. Kebenaran Arkan
12 Chapter 12. Kenyataan
13 Chapter 13. Penyesalan.
14 Chapter 14. Senja Di Pecat
15 Chapter 15.Menangis
16 Chapter 16.Amira
17 Chapter 17. Kecelakaan
18 Chapter 18. Di Rumah Sakit
19 Chapter 19. Bertemu Arsen
20 Chapter 20. Pertemuan
21 Chapter 21. Posesif
22 Chapter 22.Arsen Mulai Curiga
23 Chapter 23. Keterkejutan Arsen
24 Chapter 24. Rumah Sakit
25 Chapter 25. Ingat Mbak Mira
26 Chapter 26. Firman Dan Melly
27 Chapter 27. Rencana Senja
28 Chapter 28. Rencana Jalan-jalan
29 Chapter 29. Tamparan
30 Chapter 30. Sintia
31 Chapter 31. Di Pecat
32 Chapter 32. Rumah Senja
33 Chapter 33. Cerita
34 Chapter 34. Di Rumah Sakit
35 Chapter 35. Kembali Akur
36 Chapter 36. Pengakuan Amira
37 Chapter 37. Rencana Lina
38 Chapter 38. Posisi untuk Amira
39 Chapter 39. Amira Pergi Dengan Ferdy
40 Chapter 40. Ingin Ice Cream
41 Chapter 41.Sandiwara
42 Chapter 42. Pulang
43 Chapter 43. Drama Di Pagi Hari
44 Chapter 44. Ketakutan Senja
45 Chapter 45. Arkan Khawatir
46 Chapter 46. Liontin
47 Chapter 47. Senja Menangis
48 Chapter 48. Arkan Emosi
49 Chapter 49.Lina Dan Sintia
50 Chapter 50. Senja Baik-baik Saja
51 Chapter 51. Humaira
52 Chapter 52. Ungkapan Ferdy
53 Chapter 53. Diterima
54 Chapter 54. Om Heri
55 Chapter 55. Kekecewaan Firman
56 Chapter 56. Kedatangan Vika
57 Chapter 57. Hinaan dari Firman.
58 Chapter 58. Firman Di Tangkap.
59 Chapter 59. Senja Ke Perusahaan Arkan.
60 Chapter 60. Senja Pingsan
61 Chapter 61. Mila Di Pecat
62 Chapter 62. Bahagia
63 Chapter 63. Pernikahan
64 Chapter 64. Berkelahi
65 Chapter 65. Kemarahan Ferdy
66 Chapter 66.Menyelamatkan Amira
67 Chapter 67. Tertembak
68 Chapter 68. Menarik Laporan
69 Chapter 69. NADIA PUTRI ARGANTARA
70 Bab Pengemuma.
71 Pengemuman
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Chapter 1.Hinaan
2
Chapter 2.Kesedihan Senja
3
Chapter 3.Sah
4
Chapter 4.Curiga
5
Chapter 5.Rencana Firman
6
Chapter 6. Di Jebak
7
Chapter 7.Di usir
8
Chapter 8. Menyesal
9
Chapter 9. Mobil Mewah
10
Chapter 10. Rumah Arkan
11
Chapter 11. Kebenaran Arkan
12
Chapter 12. Kenyataan
13
Chapter 13. Penyesalan.
14
Chapter 14. Senja Di Pecat
15
Chapter 15.Menangis
16
Chapter 16.Amira
17
Chapter 17. Kecelakaan
18
Chapter 18. Di Rumah Sakit
19
Chapter 19. Bertemu Arsen
20
Chapter 20. Pertemuan
21
Chapter 21. Posesif
22
Chapter 22.Arsen Mulai Curiga
23
Chapter 23. Keterkejutan Arsen
24
Chapter 24. Rumah Sakit
25
Chapter 25. Ingat Mbak Mira
26
Chapter 26. Firman Dan Melly
27
Chapter 27. Rencana Senja
28
Chapter 28. Rencana Jalan-jalan
29
Chapter 29. Tamparan
30
Chapter 30. Sintia
31
Chapter 31. Di Pecat
32
Chapter 32. Rumah Senja
33
Chapter 33. Cerita
34
Chapter 34. Di Rumah Sakit
35
Chapter 35. Kembali Akur
36
Chapter 36. Pengakuan Amira
37
Chapter 37. Rencana Lina
38
Chapter 38. Posisi untuk Amira
39
Chapter 39. Amira Pergi Dengan Ferdy
40
Chapter 40. Ingin Ice Cream
41
Chapter 41.Sandiwara
42
Chapter 42. Pulang
43
Chapter 43. Drama Di Pagi Hari
44
Chapter 44. Ketakutan Senja
45
Chapter 45. Arkan Khawatir
46
Chapter 46. Liontin
47
Chapter 47. Senja Menangis
48
Chapter 48. Arkan Emosi
49
Chapter 49.Lina Dan Sintia
50
Chapter 50. Senja Baik-baik Saja
51
Chapter 51. Humaira
52
Chapter 52. Ungkapan Ferdy
53
Chapter 53. Diterima
54
Chapter 54. Om Heri
55
Chapter 55. Kekecewaan Firman
56
Chapter 56. Kedatangan Vika
57
Chapter 57. Hinaan dari Firman.
58
Chapter 58. Firman Di Tangkap.
59
Chapter 59. Senja Ke Perusahaan Arkan.
60
Chapter 60. Senja Pingsan
61
Chapter 61. Mila Di Pecat
62
Chapter 62. Bahagia
63
Chapter 63. Pernikahan
64
Chapter 64. Berkelahi
65
Chapter 65. Kemarahan Ferdy
66
Chapter 66.Menyelamatkan Amira
67
Chapter 67. Tertembak
68
Chapter 68. Menarik Laporan
69
Chapter 69. NADIA PUTRI ARGANTARA
70
Bab Pengemuma.
71
Pengemuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!