Chapter 12. Kenyataan

Senja langsung mengecup suaminya posesif, dia sangat bersyukur berjodoh dengan lelaki baik dan setia, bukan hanya itu dia juga sangat kaya dan punya masa depan yang begitu cerah.

"Arkan menekan tengkuk Senja memperdalam ciumannya, tangan Arkan sudah mulai bermain di di dada Senja, namun aktivitasnya harus terhenti karena terdengar suara pintu di ketuk.

"Tok, tok, tok." Pintu di ketuk dari luar.

Senja segera mendorong Arkan dan membenarkan pakaiannya kembali yang kancing bajunya sudah terbuka sedikit.

Arkan sangat kesal pada orang yang mengetuk pintu dan membuat aktivitasnya terganggu.

"Masuk!" titah Senja yang sudah merapikan pakaian dan rambutnya.

Bik Ijah langsung  memutar kenop pintu kamar Arkan dan Senja, pintu terbuka, Bik Ijah langsung masuk.

"Tuan, makan malam sudah siap." Bik Ijah memberitahu majikan nya. Bik Ijah tersenyum melihat bibir nona mudanya agak sedikit bengkak, rambut juga sedikit berantakan.

"Baik Bik, kami akan segera turun." Sahut Arkan kesal pada Bik ijah.

"Oh ya Bik, tolong beri tahu Mama dan Papa juga ya ? Suruh mereka makan malam!" titah Arkan sangat kesal pada Bik ijah.

"Baik tuan," jawab bik Ijah lagi.

"Kalau begitu saya permisi, mari nona, tuan," ujar Bik Ijah ingin secepatnya pergi dari kamar tuan dan nona nya. Bing Ijah merasa takut melihat raut wajah Arkan.

Tidak lama setelah Bik Ijah pergi, Arkan dan Senja juga turun, kamar Arkan dan Senja berada di lantai tiga, keduanya turun menggunakan lif yang akan membawa mereka ke lantai dasar.

Setelah keluar dari lif keduanya langsung menuju meja makan, ternyata di sana sudah ada Pak Handoko dan Mama Ratih, kedua paruh baya itu sudah duduk di kursi meja makan menunggu sang tuan rumah.

Arkan menarik satu kursi untuk istri tercintanya duduk, setelah Senja duduk, barulah Arkan duduk di samping istrinya itu. a

"Silahkan di nikmati makan malamnya tuan!" ucap Bik Ijah setelah siap menata makanan di meja makan.

"Terimakasih Bik jawab Senja sopan. Kemudian  Arkan mempersilahkan kedua mertuanya makan.

Semuanya makan dengan nikmat tanpa ada sindiran atau hinaan sekarang ini, biasanya kalau di rumah mertuanya Arkan selalu mendapat hinaan dan sindiran dari Firman.

Setelah selesai makan malam, ke empat orang berbeda usia itu berkumpul di ruang tv. Mama Ratih yang sejak dari sore sudah penasaran pada menantunya ini, dia sudah tidak sabar ingin bertanya pada menantunya. "Nak Arkan, sebenarnya ini rumah siapa? Mama dari tadi tidak melihat yang punya rumah." Tanya Mama Ratih pada menantu nya.

Belum sempat Arkan buka suara, Senja langsung menyahut.

"Ma, bagai mana mungkin Mama tidak melihat, sedangkan Yuang punya rumah sudah dari tadi di depan mata kita."

Mendengar perkataan Senja, Mama Ratih dan Pak Handoko melirik kesana kesini, namun tidak ada siapa-siapa, yang ada hanya mereka berempat saja, karena masih penasaran dan bingung kini Pak Handoko yang bertanya.

"Siapa, Mana orangnya?" tanya Pak handoko. "Siapa lagi kalau bukan menantu Mama dan Papa yang tampan ini. Mas Arkan lah yang punya rumah." Senja memberitahu kedua orang tuanya.

"Apa?" Pak Handoko dan Mama Ratih sangat terkejut, kenyataan ini sangat membuatnya terkejut. Kedua mata nya membulat, mulut nya terbuka, keduanya sungguh tidak percaya apa yang tadi mereka dengar dengar.

"Senja, kamu jangan bercanda nak. Apa kamu ingin membohongi Mama sama Papa mu?" kesal Mama Ratih pada Senja karena dia masih tidak percaya apa yang di dengar tadi.

"Yang di katakan Senja benar, Ma, Pa, rumah ini memang punya ku." Sahut Arkan membenarkan perkataan istrinya. Mama Ratih dan Pak Handoko hanya bisa diam, dia tidak berkata apa-apa lagi. Kedua paruh baya itu masih tidak percaya dengan fakta yang di dengarnya.

Melihat raut wajah kedua mertuanya seperti masih bingung dan tidak percaya, akhirnya Arkan menceritakan yang sebenarnya pada kedua mertuanya itu.

"Ma, Pa, sebelumnya aku minta maaf karena tidak jujur dari awal kepada Papa dan Mama, aku tidak bermaksud membohongi kalian berdua dan termasuk Senja." Ujar Arkan merasa bersalah pada kedua mertuanya itu.

Mama Ratih dan Pak Handoko hanya diam tanpa bertanya apapun, begitu juga dengan Senja, dia hanya jadi pendengar saja di samping suaminya.

#####

Sebenarnya aku seorang CEO, aku menjadi tukang ojek hanya iseng aja, aku ingin merasakan bagai mana jadi tukang ojek yang mencari rezeki di bawah terik matahari." Arkan terpaksa berkilah karena tidak mungkin Arkan mengatakan kalau dia menyamar sebagai tukang ojek karena ingin mencari wanita yang tulus.

"Sekali lagi aku minta maaf,Ma, Pa, aku waktu itu aku terpaksa menutupi dari kalian karena aku takut kalau Senja tidak mau sama aku." Lanjut Arkan lagi

Pak Handoko menghela nafasnya, dia tidak menyangka kalau menantunya ini adalah seorang CEO. Pak Handoko sama Mama Ratih merasa sungkan pada menantunya ini.

Tapi biar bagai manapun Arkan tetap lah menantunya. Sedangkan Mama Ratih dalam hatinya sangat bahagia, ternyata menantu yang di kira tukang ojek adalah orang kaya raya.

"Kamu tidak perlu minta maaf Nak. justru kami yang seharusnya minta maaf dengan kelakuan anak kami Amira dan Arsen." Pak Handoko merasa tidak enak karena Kedua Anaknya selalu menghina Arkan.

"Soal itu tidak usah di bahas lagi Pa, aku sudah tidak apa-apa. Aku tau Kak Mira itu sebenarnya baik, tapi itu karena hasutan dari suaminya makanya Kak Mira jadi seperti itu." Arkan tidak marah atau dendam pada kedua Kakak iparnya itu.

"Terimakasih Nak Arkan, kamu sangat baik, sangat beruntung Senja mendapat kan suami seperti mu." Puji Mama Ratih pada menantu kesayangannya itu.

Arkan yang merasa di puji jadi salah tingkah, dia sangat malu sebenarnya, namun istrinya menggenggam tangannya agar Arkan tidak salah tingkah.

"Terimakasih karena Mama sama Papa sudah mau menerimaku sebagai menantu walaupun aku hanya tukang ojek."

Mama sama Papa tidak memandang status, yang penting orangnya baik dan setia, buktinya sekarang kamu padahal orang kaya, Mama sama Papa tidak menyangka dan tidak pernah bermimpi punya menantu seperti mu. Mama bersyukur kalau Putri Mama di berikan suami seperti mu." Mama Ratih sangat bahagia karena Putrinya memiliki suami sekaya dan sebaik Arkan.

Lagi-lagi Arkan di buat melambung tinggi oleh mertuanya itu.Kemudian Arkan melanjutkan ceritanya lagi.

"Sebenarnya aku bukan hanya punya perusahaan tapi, aku juga pemilik restoran tempat Senja bekerja, dan butik tempat Mbak Desi bekerja itu juga punya ku, tapi Kakek menyuruh Mbak Desi mengelolanya."

Senja terkejut, satu fakta lagi dia dengar sekarang, ternyata dia bekerja di restoran suaminya sendiri. Bukan hanya Senja yang terkejut, Mama Ratih dan Pak Handoko juga sama, ketiganya merasa seperti Mimpi.

Semuanya melamun sibuk dengan pemikirannya masing-masing, bagai mana tidak melamun, ternyata menantu yang di kira miskin begitu kaya.

"Ma, Pa, kalian tidak marah 'kan karena waktu itu aku tidak jujur pada kalian?" tanya Arkan yang takut mertuanya kecewa padanya.

Pak Handoko yang sadar dari lamunannya langsung menyahut.

"Tidak Nak, kami justru sangat bangga sama kamu, begitu banyak kekayaan kamu, tapi kamu tidak sombong dan mau menjadi tukang ojek." Pak Handoko sangat bangga pada menantunya ini.

BERSAMBUNG

MOHON LIKE DAN KOMEN YA SOB AGAR AUTHOR SEMANGAT UNTUK BERKARYA.

Terpopuler

Comments

Natha

Natha

mungkin kata yang tepat adalah "ajak" mereka makan..
karena mereka adalah orang tua, kesannya kalau suruh makan terkesan kasar

2024-12-26

2

Ayu

Ayu

smg arkan dan senja dpt bhgia smpai jannah

2024-11-13

1

Minartie

Minartie

bagus ceritanya ...lanjur thor👍👍👍👍👍👍👍

2025-01-05

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1.Hinaan
2 Chapter 2.Kesedihan Senja
3 Chapter 3.Sah
4 Chapter 4.Curiga
5 Chapter 5.Rencana Firman
6 Chapter 6. Di Jebak
7 Chapter 7.Di usir
8 Chapter 8. Menyesal
9 Chapter 9. Mobil Mewah
10 Chapter 10. Rumah Arkan
11 Chapter 11. Kebenaran Arkan
12 Chapter 12. Kenyataan
13 Chapter 13. Penyesalan.
14 Chapter 14. Senja Di Pecat
15 Chapter 15.Menangis
16 Chapter 16.Amira
17 Chapter 17. Kecelakaan
18 Chapter 18. Di Rumah Sakit
19 Chapter 19. Bertemu Arsen
20 Chapter 20. Pertemuan
21 Chapter 21. Posesif
22 Chapter 22.Arsen Mulai Curiga
23 Chapter 23. Keterkejutan Arsen
24 Chapter 24. Rumah Sakit
25 Chapter 25. Ingat Mbak Mira
26 Chapter 26. Firman Dan Melly
27 Chapter 27. Rencana Senja
28 Chapter 28. Rencana Jalan-jalan
29 Chapter 29. Tamparan
30 Chapter 30. Sintia
31 Chapter 31. Di Pecat
32 Chapter 32. Rumah Senja
33 Chapter 33. Cerita
34 Chapter 34. Di Rumah Sakit
35 Chapter 35. Kembali Akur
36 Chapter 36. Pengakuan Amira
37 Chapter 37. Rencana Lina
38 Chapter 38. Posisi untuk Amira
39 Chapter 39. Amira Pergi Dengan Ferdy
40 Chapter 40. Ingin Ice Cream
41 Chapter 41.Sandiwara
42 Chapter 42. Pulang
43 Chapter 43. Drama Di Pagi Hari
44 Chapter 44. Ketakutan Senja
45 Chapter 45. Arkan Khawatir
46 Chapter 46. Liontin
47 Chapter 47. Senja Menangis
48 Chapter 48. Arkan Emosi
49 Chapter 49.Lina Dan Sintia
50 Chapter 50. Senja Baik-baik Saja
51 Chapter 51. Humaira
52 Chapter 52. Ungkapan Ferdy
53 Chapter 53. Diterima
54 Chapter 54. Om Heri
55 Chapter 55. Kekecewaan Firman
56 Chapter 56. Kedatangan Vika
57 Chapter 57. Hinaan dari Firman.
58 Chapter 58. Firman Di Tangkap.
59 Chapter 59. Senja Ke Perusahaan Arkan.
60 Chapter 60. Senja Pingsan
61 Chapter 61. Mila Di Pecat
62 Chapter 62. Bahagia
63 Chapter 63. Pernikahan
64 Chapter 64. Berkelahi
65 Chapter 65. Kemarahan Ferdy
66 Chapter 66.Menyelamatkan Amira
67 Chapter 67. Tertembak
68 Chapter 68. Menarik Laporan
69 Chapter 69. NADIA PUTRI ARGANTARA
70 Bab Pengemuma.
71 Pengemuman
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Chapter 1.Hinaan
2
Chapter 2.Kesedihan Senja
3
Chapter 3.Sah
4
Chapter 4.Curiga
5
Chapter 5.Rencana Firman
6
Chapter 6. Di Jebak
7
Chapter 7.Di usir
8
Chapter 8. Menyesal
9
Chapter 9. Mobil Mewah
10
Chapter 10. Rumah Arkan
11
Chapter 11. Kebenaran Arkan
12
Chapter 12. Kenyataan
13
Chapter 13. Penyesalan.
14
Chapter 14. Senja Di Pecat
15
Chapter 15.Menangis
16
Chapter 16.Amira
17
Chapter 17. Kecelakaan
18
Chapter 18. Di Rumah Sakit
19
Chapter 19. Bertemu Arsen
20
Chapter 20. Pertemuan
21
Chapter 21. Posesif
22
Chapter 22.Arsen Mulai Curiga
23
Chapter 23. Keterkejutan Arsen
24
Chapter 24. Rumah Sakit
25
Chapter 25. Ingat Mbak Mira
26
Chapter 26. Firman Dan Melly
27
Chapter 27. Rencana Senja
28
Chapter 28. Rencana Jalan-jalan
29
Chapter 29. Tamparan
30
Chapter 30. Sintia
31
Chapter 31. Di Pecat
32
Chapter 32. Rumah Senja
33
Chapter 33. Cerita
34
Chapter 34. Di Rumah Sakit
35
Chapter 35. Kembali Akur
36
Chapter 36. Pengakuan Amira
37
Chapter 37. Rencana Lina
38
Chapter 38. Posisi untuk Amira
39
Chapter 39. Amira Pergi Dengan Ferdy
40
Chapter 40. Ingin Ice Cream
41
Chapter 41.Sandiwara
42
Chapter 42. Pulang
43
Chapter 43. Drama Di Pagi Hari
44
Chapter 44. Ketakutan Senja
45
Chapter 45. Arkan Khawatir
46
Chapter 46. Liontin
47
Chapter 47. Senja Menangis
48
Chapter 48. Arkan Emosi
49
Chapter 49.Lina Dan Sintia
50
Chapter 50. Senja Baik-baik Saja
51
Chapter 51. Humaira
52
Chapter 52. Ungkapan Ferdy
53
Chapter 53. Diterima
54
Chapter 54. Om Heri
55
Chapter 55. Kekecewaan Firman
56
Chapter 56. Kedatangan Vika
57
Chapter 57. Hinaan dari Firman.
58
Chapter 58. Firman Di Tangkap.
59
Chapter 59. Senja Ke Perusahaan Arkan.
60
Chapter 60. Senja Pingsan
61
Chapter 61. Mila Di Pecat
62
Chapter 62. Bahagia
63
Chapter 63. Pernikahan
64
Chapter 64. Berkelahi
65
Chapter 65. Kemarahan Ferdy
66
Chapter 66.Menyelamatkan Amira
67
Chapter 67. Tertembak
68
Chapter 68. Menarik Laporan
69
Chapter 69. NADIA PUTRI ARGANTARA
70
Bab Pengemuma.
71
Pengemuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!