Chapter 17. Kecelakaan

Amira tiba di kafe tepat jam masuk kerja, dia buru-buru kebelakang untuk mengganti bajunya, setelah itu dia keluar dan mulai merapikan meja dan juga piring.

Kalau soal pekerjaan Amira sangat rajin dan yakin, namun saat ini wanita yang berparas cantik itu seperti tidak bersemangat untuk bekerja.

Amira sebagai gadis lulusan management bisnis itu sekarang bekerja sebagai karyawan biasa di restoran Opera, tanpa dia tau pemilik restoran itu yang sebenarnya.

"Hei, kamu lihat Mbak Mira, seperti sudah malas bekerja, baru aja dia hari kerja sudah kayak bos." tutur Sena pada Damar.

Damar melekatkan jari telunjuknya ke bibir, tanda melarang Sena berbicara.

"Shit, tidak baik omongin orang pagi-pagi, kamu tidak bisa membedakan orang yang sedang susah sama orang yang malas." timpal Damar, Damar memang pendiam dia tidak suka ngomongin orang.

"Maksud kamu apa?" tanya Senja tidak mengerti.

"Kamu lihat wajah Mbak Mira, wajahnya pucat, mungkin dia sedang ada masalah atau dia sakit. Dia juga kelihatan seperti sedang tidak semangat." Jelas Damar lagi.

Mendengar perkataan Damar, Sena sekarang memperhatikan Amira yang sedang mengelap meja. Sena sekarang baru percaya apa yang di katakan damar kerena saat di perhatikan wajah Amira memang sedang pucat.

"Iya juga ya?" ucap Sena membenarkan perkataan Damar.

"Ya iyalah, sudah sana kerja, jangan berprasangka!" Damar menegur Sena agar lain kali Sena tidak mengurus urusan orang lain.

Di kediaman Arkan.

Senja saat ini sudah rapi dengan pakaian mahal dan mewah juga elegan. Senja berjalan menuju pintu utama.

"Kamu mau kemana?" tanya Mama Ratih yang melihat Anaknya sudah rapi dengan pakaian mahal yang melekat ditubuhnya. Senja yang sudah cantik, kini terlihat lebih cantik apa lagi dengan polesan make up tipis dan lipstick warna pink di bibir ranumnya. Senja saat ini terlihat sudah seperti cinderella.

Senja mau ke restoran mau pamit sama teman-teman, Senja sudah tidak bekerja lagi."Jawab Senja saat sudah di pintu utama.

"Apa kamu sudah minta izin sama suami mu?" tanya Mama Ratih lagi. Mama Ratih tidak mau Anaknya melakukan kesalahan, dia harus memastikan kalau Senja harus menjadi istri yang mendapatkan ridho suami.

"Sudah tadi malam." Jawab Senja. Tangannya sudah memutar gagang pintu di depannya.

"Aku pergi dulu ya Ma." Senja langsung mencium punggung tangan. wanita yang melahirkannya itu.

"Hati-hati di jalan, kalau sudah sampai telpon suami mu, kasih tau dia!" Mama Ratih mengingatkan Anak bungsunya.

Pak Darto yang melihat majikannya sudah rapi, dia langsung menghampiri majikan nya itu. Pak Darto adalah sopir yang di sediakan Arkan untuk istrinya.

"Nona mau kemana?" tanya Pak Darto pada majikannya itu.

"Aku mau ke restoran, tolong antarkan aku ya Pak." Senja tetap berkelakuan sopan, biarpun Pak Darto sopirnya namun Senja tetap menghormati orang yang lebih tua darinya.

Pak Darto langsung membukakan pintu mobil untuk majikannya, Setelah Senja masuk, Pak Darto langsung menjalankan mobilnya meninggalkan kediaman mewah itu.

Setelah mobil yang membawa Senja tidak nampak lagi, Mama Ratih pun masuk kedalam rumah, Mama Ratih berjalan ke dapur, dia ingin membuat kue bersama Bik Ijah dan Bik Yati.

Biarpun Arkan sudah melarangnya, namun Mama Ratih tetap akan membantu Bibi memasak, perempuan paruh baya itu tidak akan betah kalau tanpa berkutat di dapur, begitu juga dengan Senja Anak nya.

Senja kalau dia ingin memasak pasti juga akan ke dapur, dia pasti punya alasan kalau ketahuan oleh Arkan.

Detik berganti menit, menit berganti jam, matahari sudang mulai tinggi. Pak Handoko yang sudah selesai mengajar dia berniat ingin segera pulang karena mengingat perjalan yang di tempuh memakan waktu dua jam, apa lagi hari ini jadwal mengajar nya juga sudah habis. Hari ini jam mengajar Pak Darto hanya dua jam saja.

Pak Handoko mengendarai motor nya dengan pelan dan berhati-hati.

Pak Handoko membawa motornya sudah lebih satu jam, sehingga sampai di persimpangan jalan.

Lampu lalu lintas masih berwarna hijau, Pak Handoko meluruskan motor nya karena bukan lampu merah. Namun tanpa di sangka motor yang  ada di sebelah kanan Pak Handoko melaju begitu kencang, pemotor itu tidak memperdulikan lampu merah, sehingga PRANG, terjadilah tabrakan.

Pak Handoko terpental di aspal, kepalanya mengeluarkan darah segar.

Sedangkan orang yang menabrak tidak berhenti,l. orang itu langsung lari bersama motornya yang tidak jatuh.

Orang yang melihat kecelakaan itu langsung menelpon ambulan. Pak Handoko di tolong oleh orang-orang disan dan di baringkan di sebuah kursi sambil menunggu ambulance.

Tidak lama kemudian mobil ambulance tiba, Pak Handoko langsung di naikkan ke mobil itu dan segera di bawa ke rumah sakit.

Tring...tring...ponsel Senja berdering. Senja segera merogoh tas selempang nya.

Senja melihat pemanggil tidak ada nama, di layar ponsel Senja Hanya terlihat nomornya saja.

dengan sedikit ragu Senja menekan tombol jawab. Senja menempelkan ponsel di telinganya.

"Halo, apa kah anda salah satu keluarga pak Handoko." Tanya seorang perempuan di seberang telpon.

"Iya, benar saya Putrinya, ada apa ya Mbak?" tanya Senja tidak tau kalau itu telpon dari rumah sakit.

"Maaf Mbak, kami dari pihak rumah sakit, kami ingin memberitahukan kalau Pak Handoko sekarang berada di rumah sakit Medica xx. Beliau mengalami kecelakaan lalu lintas." Jelas suster itu pada Senja.

Duar...bagai petir di siang hari yang dirasakan oleh Senja saat mendengar perkataan suster tadi. Jantung Senja berdegup begitu kencang, mulut Senja terbuka, lidahnya kelu untuk bicara, air mata Senja luruh tanpa di sadari, Senja diam terpaku. Tubuh Senja sudah tidak bergerak sedikit pun.

Pak Darto yang melihat majikan nya terpaku, dia langsung menghentikan mobilnya. Pak Darto turun dari kursi kemudinya, dia membuka pintu tempat majikannya duduk.

"Nona...nona... Sadar nona, ada apa, apa yang terjadi?" pertanyaan Pak Darto sukses membuat Senja sadar dari lamunannya.

"Papa...Papa kecelakaan, kita ke rumah sakit sekarang!" titah Senja. Senja tidak jadi pergi ke restoran, dia harus ke rumah Papanya sangat lebih penting.

"Baik nona." Pak Darto langsung masuk, dia segera menuju rumah sakit.

Di perjalanan Senja menelpon suaminya.

"Mas, Papa...Papa kecelakaan. Sekarang Papa berada di rumah sakit medica xx." Senja langsung mematikan teleponnya, dia tidak sanggup berbicara panjang lebar. Pikiran Senja saat ini tidak tenang, dia sangat takut kalau Papanya terlalu parah.

Setelah menerima telepon dari istrinya, Arkan langsung keluar dari ruangan nya, dia mengambil kunci mobil sama Ferdy, tanpa berkata apapun dia langsung pergi.

Senja yang sudah berada di parkiran rumah sakit, dia baru ingat kalau dia belum memberi tahu Mamanya. Senja merogoh ponselnya dan segera menghubungi Mama Ratih.

Mama Ratih yang mendengar kabar dari Putrinya bahwa suaminya kecelakaan, dia langsung histeris, air matanya luruh tidak dapat di bendung, dia segera meminta  Pak Danang yang bertugas sebagai satpam untuk memesan taksi.

Pak Rahmat yang kebetulan sedang meminum kopi dengan Pak Danang, dia langsung mencegah Pak Danang untuk memesan taksi.

Bersambung.

Like dan komen, tinggalkan jejak anda di kolom komentar. Agar author terus bersemangat dalam berkarya.

Terima kasih.

Terpopuler

Comments

HNF G

HNF G

lhaahhh..... jauh amat perjalanan 2 jam, knp gak mau dianter jmpt pake mobil sih☹️

2024-12-12

1

Nailott

Nailott

ya..Tuhan, semoga pk handoko selamat, dn tertolong

2025-01-31

1

Alanna Th

Alanna Th

mungkin ortuny msh mrh shg tdk mladeni tlpn arsen

2024-11-20

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1.Hinaan
2 Chapter 2.Kesedihan Senja
3 Chapter 3.Sah
4 Chapter 4.Curiga
5 Chapter 5.Rencana Firman
6 Chapter 6. Di Jebak
7 Chapter 7.Di usir
8 Chapter 8. Menyesal
9 Chapter 9. Mobil Mewah
10 Chapter 10. Rumah Arkan
11 Chapter 11. Kebenaran Arkan
12 Chapter 12. Kenyataan
13 Chapter 13. Penyesalan.
14 Chapter 14. Senja Di Pecat
15 Chapter 15.Menangis
16 Chapter 16.Amira
17 Chapter 17. Kecelakaan
18 Chapter 18. Di Rumah Sakit
19 Chapter 19. Bertemu Arsen
20 Chapter 20. Pertemuan
21 Chapter 21. Posesif
22 Chapter 22.Arsen Mulai Curiga
23 Chapter 23. Keterkejutan Arsen
24 Chapter 24. Rumah Sakit
25 Chapter 25. Ingat Mbak Mira
26 Chapter 26. Firman Dan Melly
27 Chapter 27. Rencana Senja
28 Chapter 28. Rencana Jalan-jalan
29 Chapter 29. Tamparan
30 Chapter 30. Sintia
31 Chapter 31. Di Pecat
32 Chapter 32. Rumah Senja
33 Chapter 33. Cerita
34 Chapter 34. Di Rumah Sakit
35 Chapter 35. Kembali Akur
36 Chapter 36. Pengakuan Amira
37 Chapter 37. Rencana Lina
38 Chapter 38. Posisi untuk Amira
39 Chapter 39. Amira Pergi Dengan Ferdy
40 Chapter 40. Ingin Ice Cream
41 Chapter 41.Sandiwara
42 Chapter 42. Pulang
43 Chapter 43. Drama Di Pagi Hari
44 Chapter 44. Ketakutan Senja
45 Chapter 45. Arkan Khawatir
46 Chapter 46. Liontin
47 Chapter 47. Senja Menangis
48 Chapter 48. Arkan Emosi
49 Chapter 49.Lina Dan Sintia
50 Chapter 50. Senja Baik-baik Saja
51 Chapter 51. Humaira
52 Chapter 52. Ungkapan Ferdy
53 Chapter 53. Diterima
54 Chapter 54. Om Heri
55 Chapter 55. Kekecewaan Firman
56 Chapter 56. Kedatangan Vika
57 Chapter 57. Hinaan dari Firman.
58 Chapter 58. Firman Di Tangkap.
59 Chapter 59. Senja Ke Perusahaan Arkan.
60 Chapter 60. Senja Pingsan
61 Chapter 61. Mila Di Pecat
62 Chapter 62. Bahagia
63 Chapter 63. Pernikahan
64 Chapter 64. Berkelahi
65 Chapter 65. Kemarahan Ferdy
66 Chapter 66.Menyelamatkan Amira
67 Chapter 67. Tertembak
68 Chapter 68. Menarik Laporan
69 Chapter 69. NADIA PUTRI ARGANTARA
70 Bab Pengemuma.
71 Pengemuman
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Chapter 1.Hinaan
2
Chapter 2.Kesedihan Senja
3
Chapter 3.Sah
4
Chapter 4.Curiga
5
Chapter 5.Rencana Firman
6
Chapter 6. Di Jebak
7
Chapter 7.Di usir
8
Chapter 8. Menyesal
9
Chapter 9. Mobil Mewah
10
Chapter 10. Rumah Arkan
11
Chapter 11. Kebenaran Arkan
12
Chapter 12. Kenyataan
13
Chapter 13. Penyesalan.
14
Chapter 14. Senja Di Pecat
15
Chapter 15.Menangis
16
Chapter 16.Amira
17
Chapter 17. Kecelakaan
18
Chapter 18. Di Rumah Sakit
19
Chapter 19. Bertemu Arsen
20
Chapter 20. Pertemuan
21
Chapter 21. Posesif
22
Chapter 22.Arsen Mulai Curiga
23
Chapter 23. Keterkejutan Arsen
24
Chapter 24. Rumah Sakit
25
Chapter 25. Ingat Mbak Mira
26
Chapter 26. Firman Dan Melly
27
Chapter 27. Rencana Senja
28
Chapter 28. Rencana Jalan-jalan
29
Chapter 29. Tamparan
30
Chapter 30. Sintia
31
Chapter 31. Di Pecat
32
Chapter 32. Rumah Senja
33
Chapter 33. Cerita
34
Chapter 34. Di Rumah Sakit
35
Chapter 35. Kembali Akur
36
Chapter 36. Pengakuan Amira
37
Chapter 37. Rencana Lina
38
Chapter 38. Posisi untuk Amira
39
Chapter 39. Amira Pergi Dengan Ferdy
40
Chapter 40. Ingin Ice Cream
41
Chapter 41.Sandiwara
42
Chapter 42. Pulang
43
Chapter 43. Drama Di Pagi Hari
44
Chapter 44. Ketakutan Senja
45
Chapter 45. Arkan Khawatir
46
Chapter 46. Liontin
47
Chapter 47. Senja Menangis
48
Chapter 48. Arkan Emosi
49
Chapter 49.Lina Dan Sintia
50
Chapter 50. Senja Baik-baik Saja
51
Chapter 51. Humaira
52
Chapter 52. Ungkapan Ferdy
53
Chapter 53. Diterima
54
Chapter 54. Om Heri
55
Chapter 55. Kekecewaan Firman
56
Chapter 56. Kedatangan Vika
57
Chapter 57. Hinaan dari Firman.
58
Chapter 58. Firman Di Tangkap.
59
Chapter 59. Senja Ke Perusahaan Arkan.
60
Chapter 60. Senja Pingsan
61
Chapter 61. Mila Di Pecat
62
Chapter 62. Bahagia
63
Chapter 63. Pernikahan
64
Chapter 64. Berkelahi
65
Chapter 65. Kemarahan Ferdy
66
Chapter 66.Menyelamatkan Amira
67
Chapter 67. Tertembak
68
Chapter 68. Menarik Laporan
69
Chapter 69. NADIA PUTRI ARGANTARA
70
Bab Pengemuma.
71
Pengemuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!