Chapter 2.Kesedihan Senja

Selesai mandi Senja langsung keluar dari kamarnya  dan berniat menemui Arkan yang udah lama dia tinggalkan tadi di ruang tamu. Saat sampai di ruang tamu Senja tidak melihat Arkan lagi disana, yang ada hanya Mama nya.

"Ma, mana mas Arkan?" tanya Senja pada Mama Ratih karena sudah tidak ada Arkan.

"Nak Arkan sudah pulang, baru aja." Jawab mama ratih.

"Lagian kamu ada tamu didiemin sendiri, bahkan tidak di buatkan minum lagi." Omel Mama Ratih ke Anak bungsunya.

"Udah, Senja udah nawarin minum tadi, tapi kata mas Arkan tidak usah, ya Senja tinggal aja karena Senja mau mandi, gerah banget," bela Senja dengan Omelan Mama nya karena sudah mencampakkan tamu begitu saja.

"Oh ya, Papa mana Ma? kok enggak kelihatan." Tanya Senja mengalihkan pembicaraannya agar Mama Ratih tidak terus mengomelinya.

" Papa tadi selepas sholat Dhuhur kerumah Pak RT," jawab mama ratih.

"O." Senja hanya ber o saja. Senja tidak tau dengan hinaan Kakak iparnya dan Mbak nya tadi kepada kekasihnya Arkan, Mama Ratih pun tidak memberitahu Senja karena dia pikir nggak usah, yang ada nanti kalau Senja tau dia akan marah dan terjadi pertengkaran, jadi lebih baik Mama Ratih diam saja.

Selang beberapa menit terdengar orang memberi salam dari luar rumah, seketika Mama Ratih dan Senja mengalihkan pandangannya ke arah suara orang yang memberi salam itu.

"Waalaikumsalam." Jawab Senja beriringan dengan Mama ratih. Ternyata yang memberi salam itu Pak Handoko, dia baru pulang dari sekolah tempatnya mengajar. Pak Handoko langsung masuk, Senja langsung menghampiri Papanya itu dan mencium punggung tangan paruh baya itu dengan takzim. Begitu juga dengan Mama Ratih.

"Senja," panggil Papanya sembari mendaratkan bokong di samping istrinya dan berhadapan dengan Senja.

"Iya Pa," sahut senja sopan.

"Papa mau tanya sama kamu Nak. Papa mau tanya tentang hubungan kamu sama Nak Arkan. Apa kamu suka, apa kamu mencintai Nak Arkan, apa hubungan kalian serius? tanya Pak Handoko begitu serius. Bisa dilihat dari raut wajahnya kalau lelaki paruh baya itu benar-benar serius dengan pertanyaannya.

"A...ak...aku." Belum selesai senja menjawab, Mamanya menyahut. "Enggak usah takut Nak jawab aja  sesuai isi hati kamu." Ucap Mama Ratih memberanikan Putri bungsunya itu.

"I...iya, Pa, Ma. Senja mencintai mas Arkan. Walaupun takut Kalau Papa dan Mamanya tidak setuju, karena mengingat Arkan adalah seorang tukang ojek, namun Senja tetap menjawab.

"Apa Nak Arkan juga sama?" Tanya Papanya lagi. Pak Handoko hanya ingin memastikan, dia tidak ingin Putrinya salah memilih suami.

"Iya Pa, kami saling mencintai." jawab senja lagi tanpa ragu sedikitpun.

Pak Handoko mengangguk mengerti, dia melirik ke arah istrinya meminta persetujuan istrinya. Mama Ratih juga menganggukkan kepalanya. Sebenarnya Mama Ratih dan Pak Handoko tidak pernah mengharapkan menantunya kaya, yang mereka harapkan Menantunya bisa membimbing Putrinya dan menjaga Putrinya dengan baik, tidak bermain tangan.

"Kalau begitu besok suruh Nak Arkan untuk melamar mu. Papa tidak mau kamu lama-lama pacaran, nanti malah jadi gunjingan tetangga." Tekan pak Handoko pada Putrinya itu.

"T... tapi Pa, mas Arkan sudah tidak punya orang tua lagi," ucap Senja terbata takut kalau Mama dan Papanya tidak merestui hubungan mereka karena Arkan yatim piatu dan tidak punya pekerjaan tetap.

"Tidak apa-apa, suruh saja dia datang kesini besok, biar Papa sama Mama yang bicara padanya!" Pak Handoko sudah bertekad, dia tidak mau Putrinya itu Pacaran tidak jelas.

"Iya Pa," jawab Senja dengan hati campur aduk, Senja tidak tau apa dia harus senang karena Papa menyuruhnya Arkan untuk melamarnya, atau dia harus sedih takut nanti Papa dan Mamanya tak merestui setelah tau kalau Arkan hanya tukang ojek.

Di meja makan telah duduk Amira dan disamping nya ada Firman. Arsen,Desi juga ada di sana. Pak Handoko dan Mama ratih sengaja mengumpulkan semuanya karena ingin membicarakan tentang Senja dan Arkan.

Sedangkan Senja duduk di sebelah Papanya. Setelah selesai makan malam, Pak Handoko mulai membicarakan Masalah Senja.amira melirik senja sinis dia begitu tak suka sama Senja. Entah kenapa Senja sendiri tidak tau, Setelah Mbaknya itu menikah dengan Firman, Amira sudah mulai sirik dan tidak suka Pada adik yang dulu sangat di sayanginya dan di belakang habis-habisan.

"Papa sengaja mengumpulkan kalian disini karena ingin membahas soal Senja. Papa ingin menikahkan Senja dengan Arkan dalam beberapa hari lagi."

"Apa...? Arsen dan Amira begitu terkejut, karena ini merasa mendadak.

"Kamu jangan diam saja, apa kamu tidak malu punya ipar tukang ojek?" Firman berbisik memprovokasi istrinya.

"Papa jangan bercanda." ucap Arsen, dia juga sedikit keberatan, namun jika adiknya itu lebih memilih Arkan, ya apa boleh buat.

"Papa tidak bercanda Papa serius, karena itulah Papa minta kalian berkumpul disini malam ini.

"Tapi Pa, Arkan itu tidak punya pekerjaan tetap, dia hanya tukang ojek, Apa Papa tidak malu punya menantu miskin kayak si Arkan itu." tanya Amira karena sudah di provokasi oleh Firman suaminya.

"Benar Pa, setidak nya carilah jodoh untuk Senja yang kerja kantoran kayak Kak Arsen dan aku." Timpal Firman tidak tau malu.

Firman sengaja berkat begitu karena dia tidak mau Senja menikah dengan orang lain, dia diam-diam sangat mengagumi adik iparnya itu.

"Firman, Amira, kalian jangan menghina Arkan, biar pun dia ojek yang pentingkan halal." Ucap Mama Ratih mengingatkan Anak nya biar tidak merendahkan Arkan.

Arsen yang ingin membuka suaranya lagi harus terdiam karena tatapan tajam dari Desi istrinya. Sedangkan Senja sudah menguraikan air matanya, dia sedih karena Arkan di rendahkan oleh keluarganya. Namun Desi yaitu Kakak iparnya itu terus memeluk dan mengusap-usap pundaknya itu.

"Terserah, kalian setuju atau tidak Papa tetap akan menikahkan Senja dengan Arkan dalam beberapa hari ini. Tahun depan Papa pun udah pensiun dari guru. maka sebelum Papa pensiun Papa ingin menikah kan Senja. Papa minta pada kalian agar sedia membantu sedikit biaya." Ucap pak handoko pada semua Anaknya.

"Tapi Pa, aku sudah tidak ada uang, aku baru saja membayar mobil." Biarpun tidak mau membantu namun Arsen mengatakan dengan sopan dan lembut agar Pak Handoko tidak sakit hati. Kemudian Pak handoko menoleh pada Amira, Amira pun menoleh pada suaminya, Amira memang tidak memegang uang setelah memutuskan tidak bekerja lagi, dia hanya mengandalkan pemberian dari Firman.

"Tidak, kami tidak punya uang, aku mau beli mobil biar tidak kehujanan dan panas kalau pergi  bekerja." awab Firman tidak peduli dengan perasaan Papa mertuanya.

"Tapi Nak, Senja ini adik kalian." Sahut mama ratih.

"Tidak, pokok nya kami tidak bisa membantu." tolak Firman tegas.Pak Handoko terduduk, dia tidak bisa berbicara apapun lagi. Dia sangat kecewa pada Anak dan menantunya itu. Sedangkan Senja menunduk, air matanya sudah menetes. dia sedih dan sakit hati, tega-teganya kakak ipar dan Mbak nya itu menghina calon suaminya.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Dwii Widiastuti

Dwii Widiastuti

sedih, mentang2 mrk tau Arkan bkn dari kalangan orang kaya mereka dapat menginjak harga diri Arkan

2024-11-08

1

Adiba Shakila Atmarini

Adiba Shakila Atmarini

jangn dlu mnghina arkan..mna tau malah orang kaya raya..

2025-02-17

1

Ari_nurin

Ari_nurin

klu gt keluar aja dr rumah mertua .. ga tau malu numpang mertua aja belagu. katanya kerja di kantor tp masih numpang mertua .. heran dg orang spt firman ..

2024-12-22

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1.Hinaan
2 Chapter 2.Kesedihan Senja
3 Chapter 3.Sah
4 Chapter 4.Curiga
5 Chapter 5.Rencana Firman
6 Chapter 6. Di Jebak
7 Chapter 7.Di usir
8 Chapter 8. Menyesal
9 Chapter 9. Mobil Mewah
10 Chapter 10. Rumah Arkan
11 Chapter 11. Kebenaran Arkan
12 Chapter 12. Kenyataan
13 Chapter 13. Penyesalan.
14 Chapter 14. Senja Di Pecat
15 Chapter 15.Menangis
16 Chapter 16.Amira
17 Chapter 17. Kecelakaan
18 Chapter 18. Di Rumah Sakit
19 Chapter 19. Bertemu Arsen
20 Chapter 20. Pertemuan
21 Chapter 21. Posesif
22 Chapter 22.Arsen Mulai Curiga
23 Chapter 23. Keterkejutan Arsen
24 Chapter 24. Rumah Sakit
25 Chapter 25. Ingat Mbak Mira
26 Chapter 26. Firman Dan Melly
27 Chapter 27. Rencana Senja
28 Chapter 28. Rencana Jalan-jalan
29 Chapter 29. Tamparan
30 Chapter 30. Sintia
31 Chapter 31. Di Pecat
32 Chapter 32. Rumah Senja
33 Chapter 33. Cerita
34 Chapter 34. Di Rumah Sakit
35 Chapter 35. Kembali Akur
36 Chapter 36. Pengakuan Amira
37 Chapter 37. Rencana Lina
38 Chapter 38. Posisi untuk Amira
39 Chapter 39. Amira Pergi Dengan Ferdy
40 Chapter 40. Ingin Ice Cream
41 Chapter 41.Sandiwara
42 Chapter 42. Pulang
43 Chapter 43. Drama Di Pagi Hari
44 Chapter 44. Ketakutan Senja
45 Chapter 45. Arkan Khawatir
46 Chapter 46. Liontin
47 Chapter 47. Senja Menangis
48 Chapter 48. Arkan Emosi
49 Chapter 49.Lina Dan Sintia
50 Chapter 50. Senja Baik-baik Saja
51 Chapter 51. Humaira
52 Chapter 52. Ungkapan Ferdy
53 Chapter 53. Diterima
54 Chapter 54. Om Heri
55 Chapter 55. Kekecewaan Firman
56 Chapter 56. Kedatangan Vika
57 Chapter 57. Hinaan dari Firman.
58 Chapter 58. Firman Di Tangkap.
59 Chapter 59. Senja Ke Perusahaan Arkan.
60 Chapter 60. Senja Pingsan
61 Chapter 61. Mila Di Pecat
62 Chapter 62. Bahagia
63 Chapter 63. Pernikahan
64 Chapter 64. Berkelahi
65 Chapter 65. Kemarahan Ferdy
66 Chapter 66.Menyelamatkan Amira
67 Chapter 67. Tertembak
68 Chapter 68. Menarik Laporan
69 Chapter 69. NADIA PUTRI ARGANTARA
70 Bab Pengemuma.
71 Pengemuman
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Chapter 1.Hinaan
2
Chapter 2.Kesedihan Senja
3
Chapter 3.Sah
4
Chapter 4.Curiga
5
Chapter 5.Rencana Firman
6
Chapter 6. Di Jebak
7
Chapter 7.Di usir
8
Chapter 8. Menyesal
9
Chapter 9. Mobil Mewah
10
Chapter 10. Rumah Arkan
11
Chapter 11. Kebenaran Arkan
12
Chapter 12. Kenyataan
13
Chapter 13. Penyesalan.
14
Chapter 14. Senja Di Pecat
15
Chapter 15.Menangis
16
Chapter 16.Amira
17
Chapter 17. Kecelakaan
18
Chapter 18. Di Rumah Sakit
19
Chapter 19. Bertemu Arsen
20
Chapter 20. Pertemuan
21
Chapter 21. Posesif
22
Chapter 22.Arsen Mulai Curiga
23
Chapter 23. Keterkejutan Arsen
24
Chapter 24. Rumah Sakit
25
Chapter 25. Ingat Mbak Mira
26
Chapter 26. Firman Dan Melly
27
Chapter 27. Rencana Senja
28
Chapter 28. Rencana Jalan-jalan
29
Chapter 29. Tamparan
30
Chapter 30. Sintia
31
Chapter 31. Di Pecat
32
Chapter 32. Rumah Senja
33
Chapter 33. Cerita
34
Chapter 34. Di Rumah Sakit
35
Chapter 35. Kembali Akur
36
Chapter 36. Pengakuan Amira
37
Chapter 37. Rencana Lina
38
Chapter 38. Posisi untuk Amira
39
Chapter 39. Amira Pergi Dengan Ferdy
40
Chapter 40. Ingin Ice Cream
41
Chapter 41.Sandiwara
42
Chapter 42. Pulang
43
Chapter 43. Drama Di Pagi Hari
44
Chapter 44. Ketakutan Senja
45
Chapter 45. Arkan Khawatir
46
Chapter 46. Liontin
47
Chapter 47. Senja Menangis
48
Chapter 48. Arkan Emosi
49
Chapter 49.Lina Dan Sintia
50
Chapter 50. Senja Baik-baik Saja
51
Chapter 51. Humaira
52
Chapter 52. Ungkapan Ferdy
53
Chapter 53. Diterima
54
Chapter 54. Om Heri
55
Chapter 55. Kekecewaan Firman
56
Chapter 56. Kedatangan Vika
57
Chapter 57. Hinaan dari Firman.
58
Chapter 58. Firman Di Tangkap.
59
Chapter 59. Senja Ke Perusahaan Arkan.
60
Chapter 60. Senja Pingsan
61
Chapter 61. Mila Di Pecat
62
Chapter 62. Bahagia
63
Chapter 63. Pernikahan
64
Chapter 64. Berkelahi
65
Chapter 65. Kemarahan Ferdy
66
Chapter 66.Menyelamatkan Amira
67
Chapter 67. Tertembak
68
Chapter 68. Menarik Laporan
69
Chapter 69. NADIA PUTRI ARGANTARA
70
Bab Pengemuma.
71
Pengemuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!