Chapter 15.Menangis

Kalau Pak Handoko sudah berkata seperti itu, Arkan tidak bisa berbuat apa lagi, dia tidak mau memaksa Papa mertuanya itu.

"Ya sudah kalau Papa mau nya begitu, nanti aku akan menyuruh Ferdy mengurus surat pindahan papa ke sekolah dekat sini." Ucap Arkan berencana mengurus dan memindahkan Papa mertuanya ke sekolah yang dekat dari rumahnya sekarang.

Pak Handoko yang mendengar, dia langsung menolak. Dia tidak mau menantunya kerepotan karena dirinya.

"Tidak usah Nak, lagi pula Papa udah tak sampai setahun lagi di sekolah itu." Pak Handoko sudah mau pensiun, karena itulah dia tidak mau membuang waktu menantunya.

"Aku tau Papa pasti merasa tidak enak atau sungkan, aku udah bilang tadi, aku ini Anak mu, jadi aku tidak mau Papaku kelelahan, aku mohon Pa, kali ini tolong Papa turuti, aku hanya tidak mau papa ke kelelahan ,karena harus mengendarai motor dengan jarak jauh." Arkan memohon agar Papa mertuanya setuju pindah tugas.

"Baik lah kalau begitu, Papa terserah Nak Arkan saja." Pak Handoko akhirnya menyerah, percuma dia menolak, Arkan pasti tidak akan menerima penolakannya.

Setelah Pak Handoko pasrah dengan kemauan Arkan, kini Arkan beralih pada Mama Ratih.

"Mama, Mama sekarang tinggal disini, di sini ada Bik Ijah dan Bik Yani yang mengurus rumah dan juga memasak. Jadi Mama tidak perlu repot-repot memasak, Mama harus banyak istirahat. Mama juga tidak boleh kelelahan, aku tidak mau nanti Mama sampai sakit." Arkan ingin kedua mertuanya nyaman dan aman tinggal di rumah nya.

Arkan menganggap kedua mertuanya seperti orang tuanya sendiri, jadi Arkan akan menyayangi mereka berdua dan menghormati kedua mertuanya layaknya orang tua kandungnya. Apa lagi hanya kedua paruh baya itu yang dia miliki sekarang ini.

"Mama Ratih yang mendengar Arkan berkata seperti itu, mata nya sudah berembun, hatinya sangat tersentuh. Lagi-lagi Mama Ratih berucap syukur karena tuhan telah menakdirkannya menantu sebaik Arkan.

"Masya Allah terbuat dari apa hatimu, kenapa kamu memiliki hati seluas samudera, kamu sangat peduli kepada kami." Gumam nya dalam hati.

Akhirnya air mata yang Mama Ratih tahan dari tadi luruh juga. Senja yang menyadari Mama nya menangis, dia segera memeluk wanita yang melahirkannya itu.

"Mama kenapa menangis?" tanya Senja, dia mengusap-usap pundak Mama nya lembut. Mama Ratih tidak menjawab tangisannya pecah begitu saja.

Arkan yang berpikir Mama mertuanya menangis karena perkataan nya, dia langsung  bangkit dan bersimpuh di lantai di yaitu di hadapan mertuanya itu.

"Mama maafkan Arkan, kalau kata-kata ku tadi, ada yang menyinggung perasaan Mama." Arkan pikir Mama Ratih menangis karena dirinya yang melarang Mama mertuanya untuk memasak dan beres rumah.

Mama Ratih menggeleng, tangan nya memegang pundak menantu nya, agar Arkan segera bangun dari bersimpuhnya.

"Nak jangan begini, cepat bangun, Mama tidak apa-apa, Mama  hanya terharu dengan kata-kata mu. Mama sangat beruntung, Tuhan telah memberi Anak kami suami yang baik hati dan menyayangi, juga mencintai Anak kami begitu dalamnya. Mama tidak menyangka kamu begitu peduli dengan Mama dan Papa, sedangkan Anak kandung Mama sendiri tidak pernah perhatian pada kami yang telah melahirkannya.

Mama Ratih memeluk menantunya itu dengan kasih sayang, dia juga memeluk Senja secara bersamaan.

Setelah selesai, drama yang menguras air mata, Pak Handoko pamit, dia mau mengajar. Sedangkan Mama Ratih mengantar suaminya sampai ke depan rumah. Senja dan Arkan kembali ke kamar mereka.

Setelah mereka berada di kamar. Senja langsung memeluk suami nya dengan erat seolah takut lepas. Senja menangis di dalam pelukan suaminya, Arkan seketika menjadi panik, karena tiba-tiba istrinya menangis kayak gini.

"Sayang, kamu kenapa? Kenapa menangis." Tanya Arkan cemas sembari tangan nya mengusap-usap punggung istrinya, dan sesekali mengecup pucuk kepala istrinya.

"Mas,, terimakasih, terima kasih karena mas sudah mencintai ku, dan mau menerima aku yang banyak ke kurangan ini, terima kasih mas sangat sayang dan peduli dengan ke dua orang tua ku. Sekarang aku merasa minder, aku sudah tidak sepadan untuk mendampingi mas. dulu aku pikir mas hanya tukang ojek, kita sama -sama miskin." Senja mencurahkan semua yang ada di dalam kepalanya.

Arkan melepas tangan Senja yang sedang memeluk nya. Kemudian Arkan merangkul kedua pipi Senja yang chubby, agar Senja menatapnya .engan nya.

"Sayang, dengar kan mas ya! mas sangat mencintai mu, mas tidak peduli dengan ke kurangan mu. Mas bersyukur karena Tuhan telah mengirimkan seorang perempuan yang begitu baik, seorang perempuan yang lembut, yang sabar, penyayang dan yang mau menerima kekurangan mas waktu jadi tukang ojek."

Sekarang sayangnya mas jangan nangis lagi ya! jelek tau kalau nangis, hahaha." Arkan tertawa meledek istri nya.

"Mas," Sentak Senja kesal Arkan memeluk istrinya dan merayunya agar Senja tidak kesal lagi padanya.

"Aow , sakit." Arkan menjerit karena sakit mendapat gigitan dari istri tercintanya. Senja sengaja menggigit kecil dada bidang suaminya karena kesal.

Senja segera melepaskan pelukan suaminya dan langsung berlari memutari tempat tidur agar Arkan tidak dapat menangkapnya.

"Rasain emang enak," ledek Senja menjulurkan lidahnya pada Arkan. Arkan yang merasa di tantang, dia langsung bangun dan mengejar Senja yang memutari tempat tidur. Kedua manusia beda jenis kelamin itu saling kejar-kejaran.

Akhirnya Arkan bisa menangkap istrinya karena jatuh terlentang di atas tempat tidur akibat tersandung dengan tempat tidur.

Arkan pun sama, dia juga menjatuhkan dirinya di atas Senja yang sudah terlentang, kedua mata mereka saling pandang. Sesaat kemudian Arkan mendekatkan bibirnya ke bibir istrinya.

Arkan melumat bibir ranum yang berwarna ping itu. Lembut, kemudian lumayan itu menjadi semakin panas, tangan Arkan sudah mulai merayap ke mana-mana. Skip.

"Permisi," sapa seorang wanita cantik namun berpakaian sopan walau pun pakaian sederhana.

"Iya ,Mbak, ada yang bisa saya bantu?" tanya Sena salah satu pelayan cafe atau restoran tempat Senja bekerja selama ini.

"Saya melihat  kertas yang menempel di depan, Kalau di sini membutuhkan karyawan, apa saya boleh melamar di sini?" tanya perempuan cantik itu yang tidak lain adalah Amira.

"Boleh Mbak, kalau Mbak mau saya bisa mengantarkan Mbak bertemu dengan bos kami." jawab Sena sopan dan ramah.

Amira mengangguk, kemudian kedua perempuan itu berjalan menuju ruangan Dinda.

Setelah berada di dalam, Amira di persilakan duduk oleh Dinda, setelah Sena keluar meninggalkan Amira bersama Dinda.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya Dinda.

"Saya ingin melamar kerja Mbak." jawab Amira, keduanya bicara panjang lebar hingga pada saatnya Amira bertanya lagi pad Dinda.

"Lalu kapan saya boleh bekerja?" tanya Amira di akhir perbincangan mereka.

"Kamu boleh bekerja hari ini juga." sahut Dinda. Sembari berjalan ke lemari mengambil baju untuk Amira.

"Ini baju khusus karyawan, kamu bisa tanya pada Sena soal apa pekerjaan mu!" ucap Dinda. Amira mengangguk, kemudian keluar dari ruangan Dinda.

Bersambung.

Like dan komen ya ?

Agar author terus  semangat untuk berkarya.

Terima kasih.

Terpopuler

Comments

HNF G

HNF G

nah looo.... terkaget-kaget ntar lo bagitu tau yg punya cafe adik ipar lo yg sll lo hina😏

2024-12-12

2

Nailott

Nailott

ooh ,jadi Amira bekerja menggantikan senja yg dipecat

2025-01-31

1

Sandisalbiah

Sandisalbiah

Amira cari kerja..

2024-12-02

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1.Hinaan
2 Chapter 2.Kesedihan Senja
3 Chapter 3.Sah
4 Chapter 4.Curiga
5 Chapter 5.Rencana Firman
6 Chapter 6. Di Jebak
7 Chapter 7.Di usir
8 Chapter 8. Menyesal
9 Chapter 9. Mobil Mewah
10 Chapter 10. Rumah Arkan
11 Chapter 11. Kebenaran Arkan
12 Chapter 12. Kenyataan
13 Chapter 13. Penyesalan.
14 Chapter 14. Senja Di Pecat
15 Chapter 15.Menangis
16 Chapter 16.Amira
17 Chapter 17. Kecelakaan
18 Chapter 18. Di Rumah Sakit
19 Chapter 19. Bertemu Arsen
20 Chapter 20. Pertemuan
21 Chapter 21. Posesif
22 Chapter 22.Arsen Mulai Curiga
23 Chapter 23. Keterkejutan Arsen
24 Chapter 24. Rumah Sakit
25 Chapter 25. Ingat Mbak Mira
26 Chapter 26. Firman Dan Melly
27 Chapter 27. Rencana Senja
28 Chapter 28. Rencana Jalan-jalan
29 Chapter 29. Tamparan
30 Chapter 30. Sintia
31 Chapter 31. Di Pecat
32 Chapter 32. Rumah Senja
33 Chapter 33. Cerita
34 Chapter 34. Di Rumah Sakit
35 Chapter 35. Kembali Akur
36 Chapter 36. Pengakuan Amira
37 Chapter 37. Rencana Lina
38 Chapter 38. Posisi untuk Amira
39 Chapter 39. Amira Pergi Dengan Ferdy
40 Chapter 40. Ingin Ice Cream
41 Chapter 41.Sandiwara
42 Chapter 42. Pulang
43 Chapter 43. Drama Di Pagi Hari
44 Chapter 44. Ketakutan Senja
45 Chapter 45. Arkan Khawatir
46 Chapter 46. Liontin
47 Chapter 47. Senja Menangis
48 Chapter 48. Arkan Emosi
49 Chapter 49.Lina Dan Sintia
50 Chapter 50. Senja Baik-baik Saja
51 Chapter 51. Humaira
52 Chapter 52. Ungkapan Ferdy
53 Chapter 53. Diterima
54 Chapter 54. Om Heri
55 Chapter 55. Kekecewaan Firman
56 Chapter 56. Kedatangan Vika
57 Chapter 57. Hinaan dari Firman.
58 Chapter 58. Firman Di Tangkap.
59 Chapter 59. Senja Ke Perusahaan Arkan.
60 Chapter 60. Senja Pingsan
61 Chapter 61. Mila Di Pecat
62 Chapter 62. Bahagia
63 Chapter 63. Pernikahan
64 Chapter 64. Berkelahi
65 Chapter 65. Kemarahan Ferdy
66 Chapter 66.Menyelamatkan Amira
67 Chapter 67. Tertembak
68 Chapter 68. Menarik Laporan
69 Chapter 69. NADIA PUTRI ARGANTARA
70 Bab Pengemuma.
71 Pengemuman
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Chapter 1.Hinaan
2
Chapter 2.Kesedihan Senja
3
Chapter 3.Sah
4
Chapter 4.Curiga
5
Chapter 5.Rencana Firman
6
Chapter 6. Di Jebak
7
Chapter 7.Di usir
8
Chapter 8. Menyesal
9
Chapter 9. Mobil Mewah
10
Chapter 10. Rumah Arkan
11
Chapter 11. Kebenaran Arkan
12
Chapter 12. Kenyataan
13
Chapter 13. Penyesalan.
14
Chapter 14. Senja Di Pecat
15
Chapter 15.Menangis
16
Chapter 16.Amira
17
Chapter 17. Kecelakaan
18
Chapter 18. Di Rumah Sakit
19
Chapter 19. Bertemu Arsen
20
Chapter 20. Pertemuan
21
Chapter 21. Posesif
22
Chapter 22.Arsen Mulai Curiga
23
Chapter 23. Keterkejutan Arsen
24
Chapter 24. Rumah Sakit
25
Chapter 25. Ingat Mbak Mira
26
Chapter 26. Firman Dan Melly
27
Chapter 27. Rencana Senja
28
Chapter 28. Rencana Jalan-jalan
29
Chapter 29. Tamparan
30
Chapter 30. Sintia
31
Chapter 31. Di Pecat
32
Chapter 32. Rumah Senja
33
Chapter 33. Cerita
34
Chapter 34. Di Rumah Sakit
35
Chapter 35. Kembali Akur
36
Chapter 36. Pengakuan Amira
37
Chapter 37. Rencana Lina
38
Chapter 38. Posisi untuk Amira
39
Chapter 39. Amira Pergi Dengan Ferdy
40
Chapter 40. Ingin Ice Cream
41
Chapter 41.Sandiwara
42
Chapter 42. Pulang
43
Chapter 43. Drama Di Pagi Hari
44
Chapter 44. Ketakutan Senja
45
Chapter 45. Arkan Khawatir
46
Chapter 46. Liontin
47
Chapter 47. Senja Menangis
48
Chapter 48. Arkan Emosi
49
Chapter 49.Lina Dan Sintia
50
Chapter 50. Senja Baik-baik Saja
51
Chapter 51. Humaira
52
Chapter 52. Ungkapan Ferdy
53
Chapter 53. Diterima
54
Chapter 54. Om Heri
55
Chapter 55. Kekecewaan Firman
56
Chapter 56. Kedatangan Vika
57
Chapter 57. Hinaan dari Firman.
58
Chapter 58. Firman Di Tangkap.
59
Chapter 59. Senja Ke Perusahaan Arkan.
60
Chapter 60. Senja Pingsan
61
Chapter 61. Mila Di Pecat
62
Chapter 62. Bahagia
63
Chapter 63. Pernikahan
64
Chapter 64. Berkelahi
65
Chapter 65. Kemarahan Ferdy
66
Chapter 66.Menyelamatkan Amira
67
Chapter 67. Tertembak
68
Chapter 68. Menarik Laporan
69
Chapter 69. NADIA PUTRI ARGANTARA
70
Bab Pengemuma.
71
Pengemuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!