Chapter 8. Menyesal

Pak Handoko dan Mama Ratih yang sejak dari tadi diam kini dia buka suara.

"Arsen, Papa dan Mama tidak rela kalau kamu mengusir Senja, dia juga adik mu." Pak Handoko dan Mama Ratih tidak akan bisa hidup tanpa Senja, keduanya sangat menyayangi Putri bungsunya itu.

"Ma, Pa, ini rumah ku dan aku berhak mengusir siapa saja." Arsen sepertinya benar-benar mengusir Senja. Apalagi provokasi dari Amira, jadi Arsen semakin emosi.

"Kalau memang Kakak mau aku pergi dari rumah ini, aku akan pergi. Kak Arsen dan Mbak Mira, kalian sampai kapanpun tetap Kakak ku, darah kita sama, aku sayang kalian." Ucap Senja dengan air matanya yang semakin tak bisa di bendung lagi.

Senja tidak marah dan tidak membenci kedua Kakak nya itu, Senja masih ingat ketika dia kecil, kedua Kakak nya itu sangat posesif padanya. Namun yang membuat kecewa pada kedua Kakak nya itu karena menuduhnya melakukan apa yang tidak dia lakukan. Senja juga tau kalau Amira berubah setelah menikah dengan Firman, semua perubahan Amira itu berasal dari Firman.

"Jangan Nak, jangan tinggalkan Mama, kalau kamu pergi Mama juga ikut, lagi pula ini bukan rumah Mama dan Papa, tapi rumah Arsen. Mama dan Papa akan ikut adik mu pergi. Ini rumah mu ambil lah untuk mu, Terimakasih sudah memberi tumpangan selama ini." Sindir Mama Ratih pada putranya yang selalu membanggakan punya rumah.

"Ma, Pa, aku tidak mengusir kalian, kalian boleh tinggal disini sampai kapanpun kalian mau, Mama jangan berkata seperti itu lagi." Arsen merasa tersindir, dan juga bisa melihat raut kecewa dari wanita yang melahirkannya.

"Mama dan Papa tetap akan ikut kemanapun adik mu pergi, jadi rumah ini kami kembalikan untuk mu." Mama Ratih sudah sangat yakin dengan keputusannya.

Arkan yang baru masuk kedalam rumah, dia bingung, apa lagi saat melihat istri tercintanya menangis. Arkan segera menghampiri istrinya dan memeluk istrinya itu.

"Mas, ayo kita berkemas, kita harus pergi dari sini," ajak Senja pada suaminya. Walaupun Arkan tidak mengerti, dia tetap mengikuti istrinya ke kamar. Sesampai di kamar barulah Arkan bertanya pada istrinya itu.

"Sayang, kenapa kita harus berkemas?" tanya Arkan yang masih bingung dengan apa yang terjadi.

"Aku sudah di usir dari rumah ini, aku tidak di izinkan tinggal di rumah ini lagi," jawab Senja tanpa menjelaskan apa penyebab dirinya di usir.

"Tapi kenapa di usir?" tanya awan lagi. Dia sungguh penasaran dan bingung .

"Nanti saja aku ceritakan, sekarang ayo kita berkemas dan pergi dari rumah ini." Senja masih saja menangis, bisa Arkan lihat dari air mata yang masih membasahi pipi manisnya itu.

"Baiklah kita pergi dari sini, tapi jangan menangis lagi!" minta Arkan sembari mengusap air mata istrinya lembut dengan ibu jari.

Sedangkan di ruang tamu, Amira sekarang sudah tidak berkutik lagi, dia hanya bisa diam tidak seperti tadi yang selalu memanas-manasi Kakaknya agar mengusir Senja.

Amira diam, mungkin karena dia sudah tau satu kenyataan yaitu soal rumah, ternyata rumah yang di harapkan Firman bukanlah rumah kedua orang tuanya melainkan rumah Kakaknya.

Setelah berkemas, Arkan dan Senja keluar dari kamar mereka dengan membawa koper yang tidak terlalu besar karena Arkan tidak mengizinkan Senja membawa semua bajunya.

Sesampai di ruang tamu dia berpapasan dengan Firman yang sudah pulang dari kerja, dan Firman juga sudah tau kalau Arsen mengusir Senja.

"Hei gembel, bawa istri mu pergi dari sini, kalau tidak ada uang buat ngontrak tidur di kolom jembatan aja, dasar laki-laki miskin tidak berguna," Firman sungguh tidak tau diri, dia tidak berpikir kalau dia juga numpang di rumah ini.

Arkan yang merasa di hina cuma diam saja, dia tidak mau membuat ribut, nanti Firman akan tau sendiri siapa Arkan yang sebenarnya.

Saat Senja menyalami kedua orang tuanya, Mama Ratih menangis histeris.

"Kamu jangan pergi, Mama tidak mau kamu ninggalin Mama, Mama akan ikut kemanapun kamu pergi walau harus tidur di kaki lima, Mama mau selalu bersama kamu." Mama Ratih tidak mau jauh dengan putri bungsunya.

Senja menoleh ada suaminya seolah meminta saran dan persetujuan pada suaminya itu. Arkan yang paham dengan tatapan istri tercintanya itu, dia langsung mengangguk tanda setuju.

Mama Ratih sangat menyesal dengan kejadian ini, dia sempat berpikir kalau dia tidak berteriak kehilangan uang, mungkin Senja tidak akan di usir dari rumah ini.

Namun Mama Ratih sudah tidak bisa berbuat apa-apa, semua sudah terlanjur. Dia Sendiri tidak percaya kalau Senja yang mengambil duitnya.

Mama Ratih yang merasa bersalah pada Senja, dia juga ingin ikut, biar dia juga merasakan apa yang akan dirasakan oleh Senja nanti, karena dia mengira kalau Senja akan tidur di kaki lima atau akan mencari kontrakan yang kecil.

Mama Ratih sudah tidak mau uang itu lagi, sekarang yang dia inginkan hanya bersama Putri sulungnya itu.

Arkan yang melihat Mama Ratih sangat menyayangi Senja, dia jadi teringat ke pada Mommy nya yang telah pergi menghadap yang maha kuasa, semenjak dia kecil,dia tinggal bersama Kakek nya, dan Kakek nya pun sudah berpulang dua tahun yang lalu.

"Kalau Mama sama Papa mau ikut kami, Mama bersiaplah, sebentar lagi akan ada yang menjemput!" Arkan langsung merangkul istrinya keluar dari rumah itu dan menunggu Mama mertuanya di teras saja.

Dikamar, Mama Ratih mengemaskan pakaiannya kedalam koper, begitu juga dengan pakaian Pak Handoko. Keduanya tidak keberatan sedikitpun untuk keluar dari rumah itu asalkan dia tetap bersama Senja.

"Ma, apa Mama percaya kalau Senja yang mengambil uang Mama?" tanya Pak Handoko pada istrinya yang sedang memasukkan pakaian nya kedalam koper.

"Apa tidak sebaiknya kita geledah saja, mereka, walaupun video itu membuktikan Senja yang masuk kedalam kamar, tapi belum tentu Senja yang mengambil uang itu." Pak Handoko sendiri tidak percaya kalau Senja yang mengambil uang itu, Pak Handoko sangat tau Putrinya itu tidak akan melakukan itu.

"Sudahlah Pa, Mama sudah tidak memikirkan uang itu, Sekarang yang penting bagi Mama ikut dengan Senja, Mama juga tidak percaya kalau Senja mengambil uang ku." Mama Ratih sangat kecewa pada Arsen Putranya yang selalu mengungkit soa rumah.

"Ayo Pa, kita pergi sekarang kasihan Senja dan Nak Arkan lama menunggu." Ajak Mama Ratih pada Pak Handoko.

Kedua paruh baya itu keluar dari kamar menyeret kopernya. Saat sampai di ruang tamu Arsen langsung menghampiri kedua orang tuanya dan melarang kedua paruh baya itu pergi.

"Ma,Pa, kalian tetap tinggal disini, biar Senja saja yang pergi." Arsen juga menyesal sudah membuat orang tuanya sakit hati dan kecewa hanya karena perkataannya yang tidak bisa di filter.

"Papa dan Mama mu tidak bisa lagi tinggal disini karena kami tidak berhak atas rumah ini, ingat, ini rumah kamu kalau kamu lupa." ucap Pak Handoko yang juga tersinggung dengan perkataan Putranya.

"Biarlah kami pergi dengan adik kamu, Semoga kalian baik-baik saja." Mama Ratih tetap mendoakan yang terbaik untuk Anak-anak nya walaupun dia kecewa pada Anaknya itu.

"Biarlah Mas, Mungkin Mama dan Papa sudah merasa sungkan tinggal disini." ucap Firman, dia sangat senang jika kedua mertuanya pergi. Namun Firman lupa, kalau ini rumah yang hendak di kuasainya adalah rumah Firman bukan rumah kedua mertuanya.

"Benar kata Firman, lebih baik kami keluar dari sini, biar Firman juga leluasa." Mama Ratih sengaja berkata begitu untuk menyindir Firman.

Rumah ini memang di Beli arsen sebelum dia menikah, Arsen membeli rumah ini biar dia dekat saat pergi bekerja.

Sedangkan rumah orang tuanya dulu sudah pak Handoko jual untuk biaya pengobatan Mama Ratih, waktu mengalami kecelakaan dan Mama Ratih sempat koma selama tiga bulan.

Arsen yang merasa frustasi dan menyesal karena telah berkata kasar pada orang tuanya Langsung pergi keluar dari rumah tanpa berkata apa-apa.

Sedangkan Mama Ratih dan Pak Handoko juga keluar menyusul Arkan dan Senja yang sudah menunggu dirinya.

Amira sebenarnya juga sedih karena Mama dan Papanya keluar dari rumah ini.

"Sekarang kita bebas, akhirnya kita hanya tinggal berdua saja." Firman sangat senang karena mengira dia sudah berhasil menguasai rumah ini.

"Mas dengarkan tadi, kalau rumah ini ternyata punya Kak Arsen, bukan milik Papa dan Mama."

Pertanyaan Amira sukses membuat Firman sadar, kalau rumah yang selama ini dia harapkan ternyata punya Kakak iparnya. Seketika Firman kecewa, ternyata perjuangannya hanya sia-sia saja.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Yudi Sudiantoro

Yudi Sudiantoro

putri bungsu deh min yak kok jd sulung hahaha kl sulung senja lantas amira siapa donk haahaha

2025-01-17

1

Priskha

Priskha

firman...firman...kmu sombong banget...aq penasaran bgmn nanti klau dia tau siapa sebenarnya si arkan

2024-12-17

1

Miryam Toressy

Miryam Toressy

Dasar Firnan, menantu ngga tau diri/Smile//Smile/

2024-11-16

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1.Hinaan
2 Chapter 2.Kesedihan Senja
3 Chapter 3.Sah
4 Chapter 4.Curiga
5 Chapter 5.Rencana Firman
6 Chapter 6. Di Jebak
7 Chapter 7.Di usir
8 Chapter 8. Menyesal
9 Chapter 9. Mobil Mewah
10 Chapter 10. Rumah Arkan
11 Chapter 11. Kebenaran Arkan
12 Chapter 12. Kenyataan
13 Chapter 13. Penyesalan.
14 Chapter 14. Senja Di Pecat
15 Chapter 15.Menangis
16 Chapter 16.Amira
17 Chapter 17. Kecelakaan
18 Chapter 18. Di Rumah Sakit
19 Chapter 19. Bertemu Arsen
20 Chapter 20. Pertemuan
21 Chapter 21. Posesif
22 Chapter 22.Arsen Mulai Curiga
23 Chapter 23. Keterkejutan Arsen
24 Chapter 24. Rumah Sakit
25 Chapter 25. Ingat Mbak Mira
26 Chapter 26. Firman Dan Melly
27 Chapter 27. Rencana Senja
28 Chapter 28. Rencana Jalan-jalan
29 Chapter 29. Tamparan
30 Chapter 30. Sintia
31 Chapter 31. Di Pecat
32 Chapter 32. Rumah Senja
33 Chapter 33. Cerita
34 Chapter 34. Di Rumah Sakit
35 Chapter 35. Kembali Akur
36 Chapter 36. Pengakuan Amira
37 Chapter 37. Rencana Lina
38 Chapter 38. Posisi untuk Amira
39 Chapter 39. Amira Pergi Dengan Ferdy
40 Chapter 40. Ingin Ice Cream
41 Chapter 41.Sandiwara
42 Chapter 42. Pulang
43 Chapter 43. Drama Di Pagi Hari
44 Chapter 44. Ketakutan Senja
45 Chapter 45. Arkan Khawatir
46 Chapter 46. Liontin
47 Chapter 47. Senja Menangis
48 Chapter 48. Arkan Emosi
49 Chapter 49.Lina Dan Sintia
50 Chapter 50. Senja Baik-baik Saja
51 Chapter 51. Humaira
52 Chapter 52. Ungkapan Ferdy
53 Chapter 53. Diterima
54 Chapter 54. Om Heri
55 Chapter 55. Kekecewaan Firman
56 Chapter 56. Kedatangan Vika
57 Chapter 57. Hinaan dari Firman.
58 Chapter 58. Firman Di Tangkap.
59 Chapter 59. Senja Ke Perusahaan Arkan.
60 Chapter 60. Senja Pingsan
61 Chapter 61. Mila Di Pecat
62 Chapter 62. Bahagia
63 Chapter 63. Pernikahan
64 Chapter 64. Berkelahi
65 Chapter 65. Kemarahan Ferdy
66 Chapter 66.Menyelamatkan Amira
67 Chapter 67. Tertembak
68 Chapter 68. Menarik Laporan
69 Chapter 69. NADIA PUTRI ARGANTARA
70 Bab Pengemuma.
71 Pengemuman
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Chapter 1.Hinaan
2
Chapter 2.Kesedihan Senja
3
Chapter 3.Sah
4
Chapter 4.Curiga
5
Chapter 5.Rencana Firman
6
Chapter 6. Di Jebak
7
Chapter 7.Di usir
8
Chapter 8. Menyesal
9
Chapter 9. Mobil Mewah
10
Chapter 10. Rumah Arkan
11
Chapter 11. Kebenaran Arkan
12
Chapter 12. Kenyataan
13
Chapter 13. Penyesalan.
14
Chapter 14. Senja Di Pecat
15
Chapter 15.Menangis
16
Chapter 16.Amira
17
Chapter 17. Kecelakaan
18
Chapter 18. Di Rumah Sakit
19
Chapter 19. Bertemu Arsen
20
Chapter 20. Pertemuan
21
Chapter 21. Posesif
22
Chapter 22.Arsen Mulai Curiga
23
Chapter 23. Keterkejutan Arsen
24
Chapter 24. Rumah Sakit
25
Chapter 25. Ingat Mbak Mira
26
Chapter 26. Firman Dan Melly
27
Chapter 27. Rencana Senja
28
Chapter 28. Rencana Jalan-jalan
29
Chapter 29. Tamparan
30
Chapter 30. Sintia
31
Chapter 31. Di Pecat
32
Chapter 32. Rumah Senja
33
Chapter 33. Cerita
34
Chapter 34. Di Rumah Sakit
35
Chapter 35. Kembali Akur
36
Chapter 36. Pengakuan Amira
37
Chapter 37. Rencana Lina
38
Chapter 38. Posisi untuk Amira
39
Chapter 39. Amira Pergi Dengan Ferdy
40
Chapter 40. Ingin Ice Cream
41
Chapter 41.Sandiwara
42
Chapter 42. Pulang
43
Chapter 43. Drama Di Pagi Hari
44
Chapter 44. Ketakutan Senja
45
Chapter 45. Arkan Khawatir
46
Chapter 46. Liontin
47
Chapter 47. Senja Menangis
48
Chapter 48. Arkan Emosi
49
Chapter 49.Lina Dan Sintia
50
Chapter 50. Senja Baik-baik Saja
51
Chapter 51. Humaira
52
Chapter 52. Ungkapan Ferdy
53
Chapter 53. Diterima
54
Chapter 54. Om Heri
55
Chapter 55. Kekecewaan Firman
56
Chapter 56. Kedatangan Vika
57
Chapter 57. Hinaan dari Firman.
58
Chapter 58. Firman Di Tangkap.
59
Chapter 59. Senja Ke Perusahaan Arkan.
60
Chapter 60. Senja Pingsan
61
Chapter 61. Mila Di Pecat
62
Chapter 62. Bahagia
63
Chapter 63. Pernikahan
64
Chapter 64. Berkelahi
65
Chapter 65. Kemarahan Ferdy
66
Chapter 66.Menyelamatkan Amira
67
Chapter 67. Tertembak
68
Chapter 68. Menarik Laporan
69
Chapter 69. NADIA PUTRI ARGANTARA
70
Bab Pengemuma.
71
Pengemuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!