Chapter 7.Di usir

Amira hendak memarahi Senja karena membuat Mama Ratih menangis, namun Amira harus meredamkan kemarahannya karena Mama Ratih sudah menyahut.

"Duit Mama di kamar hilang satu juta, apa di antara kalian ada yang mengambil?" tanya Mama Ratih pada kedua Putrinya masih dengan air mata yang membasahi pipinya.

Mama Ratih menatap kedua Putrinya satu persatu dengan selidik. Mama Ratih memang tidak curiga pada kedua Anaknya itu, karena selama ini kedua Putrinya itu tidak pernah mencuri.

"Memangnya Mama taruh di mana itu duit?" tanya Senja karena dia benar-benar tidak tau soal uang Mamanya.

"Mama simpan di dalam dompet, dan Mama taruh di dalam lemari, tapi tadi saat Mama mau ambil, duitnya sudah tidak ada." Jelas Mama Ratih pada Senja.

Amira yang berambisi agar Senja di usir dia langsung memanasi Mama Ratih agar Mamanya itu marah pada Senja.

"Alah, kamu tidak usah bersandiwara, sebaiknya kamu ngaku aja, kamu 'kan yang mengambil uang Mama, kamu pasti di suruh oleh suami kamu 'kan?" Amira sengaja menekan Senja agar Mamanya marah pada adiknya itu.

Senja yang mendapat tuduhan seperti itu melongo tidak percaya dengan tuduhan Mbaknya ini.

"Apa maksud Mbak, apa Mbak menuduh aku yang mengambil uang Mama?" Senja tidak habis pikir kok bisa-bisanya Mbaknya itu menuduh dirinya.

"Lebih baik kamu ngaku aja, dan cepat kamu kembalikan uang Mama sebelum aku kasih tau Kak Arsen. Ancam Mira meraih ponselnya dan ingin menelpon Arsen.

Senja tentu saja tidak mau mengakui, karena dia benar-benar tidak mengambil uang Mamanya.

"Tapi aku beneran tidak mengambilnya, jangankan mengambil, malah kalau aku gajian selalu aku kasih untuk Mama sedikit, Mama percayakan sama aku, aku benar-benar tidak mengambil uang Mama." Senja tidak akan pernah mau mengakui apa yang tidak dia lakukan.

Mama Ratih tidak menjawab, dia hanya diam, sebenarnya dia tidak mau membuat kedua Putrinya saling menuduh, namun uang itu sangat penting baginya, apa lagi hanya itu uang yang dia miliki sekarang.

Amira langsung menekan nomor Arsen, dia ingin memberitahu Arsen biar Senja di adili karena dia punya bukti kalau Senja yang masuk ke kamar Mamanya tadi.

"Ada apa Mira?" tanya Arsen setelah telpon tersambung.

"Kak, mending Kakak ke rumah , Mama menangis dan berteriak-teriak tidak tau kenapa," ujar Amir dengan nada di buat khawatir.

 Arsen yang mendengar Amira seperti sangat khawatir, dia langsung mematikan sambungan telponnya tanpa berkata apa- apa lagi. Arsen yang mengira terjadi sesuatu pada Mamanya dia langsung  melajukan mobil ke rumah Mamanya. kebetulan saat Amira menelpon dirinya, Arsen sudah berada di dalam mobil hendak pulang menjemput Desi istrinya.

"Nanti kamu tidak bisa mengelak lagi, aku punya buktinya, tapi kita tunggu Kak Arsen datang dulu." Amira akan menunjukkan rekaman itu saat Arsen sudah ada di rumah ini.

Tidak butuh waktu lama, Arsen sudah sampai di rumah, Arsen turun dari mobilnya dan berjalan menghampiri Papanya yang juga baru pulang dari sekolah tempat dia mengajar.

"Pa." Sapa Arsen, dia langsung menyalami Papanya. Kemudian berjalan berdampingan hingga tiba di depan pintu. Pak Handoko terperanjat kaget karena mendengar suara seperti orang yang lagi berantem di dalam rumah.

Pak Handoko menoleh pada Arsen seperti melempar pertanyaan. Arsen yang paham tatapan Papanya, dia mengangkat bahunya tidak tau.

Kemudian kedua lelaki beda usia itu buru-buru masuk kedalam rumah. Tiba di dalam Keduanya melihat Mama Ratih sedang menangis, sedangkan Amira sedang mengintrogasi Senja.

"Ma, apa yang terjadi, kenapa Mama menangis?" tanya Arsen pada Mamanya sembari menatap Amira dan Senja secara bergantian. Mama Ratih hendak menjawab, namun Amira lebih cepat buka suara.

"Mama menangis karena kehilangan uang, dan aku yakin Senja lah yang mengambilnya." Adu Amira pada Arsen.

Arsen menatap Senja dengan tajam, wajah Arsen memerah, dia sepertinya sangat marah pada Senja.

Senja segera menggeleng kepala, seakan memberitahu kalau itu semua tidak benar.

"Itu tidak benar, aku tidak mengambil uang Mama, walaupun aku tidak ada uang, aku tidak akan mungkin mengambil uang Mama." Senja tetap membela dirinya. Senja tidak terima kalau dia di tuduh mencuri uang Mamanya sendiri.

"Sudah-sudah, tidak usah di perdebatkan lagi," cegah Pak Handoko, dia tidak mau Anak-anak nya bertengkar dan saling menyalahkan. Jujur Pak Handoko sendiri tidak yakin kalau Senja mengambil uang Mamanya.

"Tidak bisa Pa. Ini tidak bisa di biarkan. Yang salah tetap lah salah." Sanggah Arsen tidak mau nanti salah satu adiknya mengambil milik orang lain.

"Kamu Mira, dari mana kamu tau kalau Senja yang mengambil uang Mama, kamu jangan asal menuduh kalau tidak ada buktinya." Arsen ingin tau kenapa Amira menuduh Senja.

Amira langsung menyodorkan ponselnya kepada Arsen dan memperlihatkan video Senja yang memasuki kamar Mamanya.

Melihat video itu, Sekarang Arsen jadi yakin kalau Senja lah yang mengambil uang Mamanya, rekaman video itu sudah sangat jelas kalau Senja yang mengambil uang Mamanya.

"Kenapa kamu tega mengambil uang Mama, Kakak tidak percaya kamu tega melakukan itu." Arsen sangat kecewa dan marah pada adik bungsunya itu.

Senja menghela nafas, jujur dia juga sangat kecewa dan sedih, dia tidak percaya kalau Kakak nya itu percaya pada video itu.

"Sekarang kamu masih tidak mau mengaku juga, Apa video itu tidak cukup untuk membuktikannya?" tanya Amira yang sudah mulai senang karena Arsen percaya padanya.

"Tapi Kak," Senja tidak bisa melanjutkan kata-katanya lagi karena Amira sudah menyahut.

"Usir aja Kak, aku malu punya adik seorang pencuri, bagai mana kalau tetangga tau, uang Mama saja dia curi apa lagi uang orang lain, aku juga tidak mau nanti kehilangan uang seperti Mama. Uang ku banyak, itu hasil kerja mas Firman, kami simpan untuk membeli mobil. Jadi aku tidak mau itu sampai terjadi.kalau dia masih tinggal di rumah ini." Amira betul-betul ingin Senja di usir.

Senja yang sudah tak tahan lagi dengan tuduhan dan hinaan akhirnya air matanya luruh juga, dia menangis, sedih tentu saja dia rasakan saat ini.

 Sedangkan Arsen berfikir sesaat, dia membenarkan apa yang Amira katakan.

"Benar kata Amira lebih baik kamu dan suami mu pergi dari sini. Aku tidak mau menanggung malu nanti karena ulah mu." walau sebenarnya Arsen tidak tega mengusir adiknya, tapi dia juga tidak mau nanti malu sama tetangga.

Amira menyunggingkan senyum kemenangan, hatinya sangat senang dan bahagia, seperti baru saja memenangkan lotre, Amira sudah tidak sabar menunggu suaminya untuk mengatakan kalau Senja di usir.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Lala lala

Lala lala

heran baru nikah seminggu mama udh ga ada uang..pdhl pesta dikasi 50 juta

trus uang amplop dr tamu gak ada kah smpe isi dompet hanya sejuta

2024-12-02

1

HNF G

HNF G

justru bikin curiga, ngapain km vidio senja pas masuk kmr mama, kl gak ada maksud dibalik vidio itu😤😡

2024-12-12

1

Nailott

Nailott

kalian adek kkk amira dn arsen akan menyesal nantinya

2025-01-28

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1.Hinaan
2 Chapter 2.Kesedihan Senja
3 Chapter 3.Sah
4 Chapter 4.Curiga
5 Chapter 5.Rencana Firman
6 Chapter 6. Di Jebak
7 Chapter 7.Di usir
8 Chapter 8. Menyesal
9 Chapter 9. Mobil Mewah
10 Chapter 10. Rumah Arkan
11 Chapter 11. Kebenaran Arkan
12 Chapter 12. Kenyataan
13 Chapter 13. Penyesalan.
14 Chapter 14. Senja Di Pecat
15 Chapter 15.Menangis
16 Chapter 16.Amira
17 Chapter 17. Kecelakaan
18 Chapter 18. Di Rumah Sakit
19 Chapter 19. Bertemu Arsen
20 Chapter 20. Pertemuan
21 Chapter 21. Posesif
22 Chapter 22.Arsen Mulai Curiga
23 Chapter 23. Keterkejutan Arsen
24 Chapter 24. Rumah Sakit
25 Chapter 25. Ingat Mbak Mira
26 Chapter 26. Firman Dan Melly
27 Chapter 27. Rencana Senja
28 Chapter 28. Rencana Jalan-jalan
29 Chapter 29. Tamparan
30 Chapter 30. Sintia
31 Chapter 31. Di Pecat
32 Chapter 32. Rumah Senja
33 Chapter 33. Cerita
34 Chapter 34. Di Rumah Sakit
35 Chapter 35. Kembali Akur
36 Chapter 36. Pengakuan Amira
37 Chapter 37. Rencana Lina
38 Chapter 38. Posisi untuk Amira
39 Chapter 39. Amira Pergi Dengan Ferdy
40 Chapter 40. Ingin Ice Cream
41 Chapter 41.Sandiwara
42 Chapter 42. Pulang
43 Chapter 43. Drama Di Pagi Hari
44 Chapter 44. Ketakutan Senja
45 Chapter 45. Arkan Khawatir
46 Chapter 46. Liontin
47 Chapter 47. Senja Menangis
48 Chapter 48. Arkan Emosi
49 Chapter 49.Lina Dan Sintia
50 Chapter 50. Senja Baik-baik Saja
51 Chapter 51. Humaira
52 Chapter 52. Ungkapan Ferdy
53 Chapter 53. Diterima
54 Chapter 54. Om Heri
55 Chapter 55. Kekecewaan Firman
56 Chapter 56. Kedatangan Vika
57 Chapter 57. Hinaan dari Firman.
58 Chapter 58. Firman Di Tangkap.
59 Chapter 59. Senja Ke Perusahaan Arkan.
60 Chapter 60. Senja Pingsan
61 Chapter 61. Mila Di Pecat
62 Chapter 62. Bahagia
63 Chapter 63. Pernikahan
64 Chapter 64. Berkelahi
65 Chapter 65. Kemarahan Ferdy
66 Chapter 66.Menyelamatkan Amira
67 Chapter 67. Tertembak
68 Chapter 68. Menarik Laporan
69 Chapter 69. NADIA PUTRI ARGANTARA
70 Bab Pengemuma.
71 Pengemuman
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Chapter 1.Hinaan
2
Chapter 2.Kesedihan Senja
3
Chapter 3.Sah
4
Chapter 4.Curiga
5
Chapter 5.Rencana Firman
6
Chapter 6. Di Jebak
7
Chapter 7.Di usir
8
Chapter 8. Menyesal
9
Chapter 9. Mobil Mewah
10
Chapter 10. Rumah Arkan
11
Chapter 11. Kebenaran Arkan
12
Chapter 12. Kenyataan
13
Chapter 13. Penyesalan.
14
Chapter 14. Senja Di Pecat
15
Chapter 15.Menangis
16
Chapter 16.Amira
17
Chapter 17. Kecelakaan
18
Chapter 18. Di Rumah Sakit
19
Chapter 19. Bertemu Arsen
20
Chapter 20. Pertemuan
21
Chapter 21. Posesif
22
Chapter 22.Arsen Mulai Curiga
23
Chapter 23. Keterkejutan Arsen
24
Chapter 24. Rumah Sakit
25
Chapter 25. Ingat Mbak Mira
26
Chapter 26. Firman Dan Melly
27
Chapter 27. Rencana Senja
28
Chapter 28. Rencana Jalan-jalan
29
Chapter 29. Tamparan
30
Chapter 30. Sintia
31
Chapter 31. Di Pecat
32
Chapter 32. Rumah Senja
33
Chapter 33. Cerita
34
Chapter 34. Di Rumah Sakit
35
Chapter 35. Kembali Akur
36
Chapter 36. Pengakuan Amira
37
Chapter 37. Rencana Lina
38
Chapter 38. Posisi untuk Amira
39
Chapter 39. Amira Pergi Dengan Ferdy
40
Chapter 40. Ingin Ice Cream
41
Chapter 41.Sandiwara
42
Chapter 42. Pulang
43
Chapter 43. Drama Di Pagi Hari
44
Chapter 44. Ketakutan Senja
45
Chapter 45. Arkan Khawatir
46
Chapter 46. Liontin
47
Chapter 47. Senja Menangis
48
Chapter 48. Arkan Emosi
49
Chapter 49.Lina Dan Sintia
50
Chapter 50. Senja Baik-baik Saja
51
Chapter 51. Humaira
52
Chapter 52. Ungkapan Ferdy
53
Chapter 53. Diterima
54
Chapter 54. Om Heri
55
Chapter 55. Kekecewaan Firman
56
Chapter 56. Kedatangan Vika
57
Chapter 57. Hinaan dari Firman.
58
Chapter 58. Firman Di Tangkap.
59
Chapter 59. Senja Ke Perusahaan Arkan.
60
Chapter 60. Senja Pingsan
61
Chapter 61. Mila Di Pecat
62
Chapter 62. Bahagia
63
Chapter 63. Pernikahan
64
Chapter 64. Berkelahi
65
Chapter 65. Kemarahan Ferdy
66
Chapter 66.Menyelamatkan Amira
67
Chapter 67. Tertembak
68
Chapter 68. Menarik Laporan
69
Chapter 69. NADIA PUTRI ARGANTARA
70
Bab Pengemuma.
71
Pengemuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!