Chapter 9. Mobil Mewah

"Sayang, kamu tunggu di sini dulu ya, Mas mau menitip motor mas dulu pada teman mas!" tanpa menunggu jawaban dari Senja Arkan langsung melajukan motornya keluar dari halaman rumah itu.

Senja hanya bisa menghela nafas, hendak menjawab suaminya sudah pergi, jadi Senja hanya bisa mengangguk saja, walau Arkan tidak melihatnya lagi.

Arkan menitipkan motornya di warung dekat rumah Saja, sebenarnya Arkan hanya ingin menghubungi asistennya saja untuk datang menjemputnya dan keluarga istrinya.

"Halo tuan," Sapa asisten Arkan yang bernama Ferdy setelah telpon tersambung.

"Ferdy, sekarang kamu ke rumah mertua ku, jangan lupa bawa mobil yang muat enam orang, jangan buat aku menunggu lama!" titah Arkan, kemudian menutup telponnya secara sepihak.

Setelah mengakhiri teleponnya Arkan langsung kembali ke rumah dengan berjalan kaki.

Sedangkan Ferdy hanya menarik nafas dalam-dalam, kemudian menghembuskannya. Tuannya itu memang selalu seperti itu. Ferdy langsung secepatnya pergi menjemput tuannya itu, Arkan sudah me wanti-wanti Ferdy agar tidak membuka rahasianya nanti.

Saat tiba di rumah, Arkan melihat Mama mertuanya sudah siap dengan koper di tangannya. Arkan menghampiri ketiga orang berbeda usia itu.

"Tunggu sebentar lagi ya, jemputan sudah di perjalanan!" ucap Arkan pada istri dan kedua mertuanya. Semua hanya mengangguk saja tanpa ada yang mengeluarkan suara.

Tidak membutuhkan waktu lama, nampak satu unit mobil mewah sudah berhenti di depan pintu pagar. Arkan yang melihat mobil jemputan sudah datang, dia langsung mengajak istri dan kedua mertuanya.

Namun Pak Handoko belum juga melangkahkan kakinya, dia nampak seperti berat untuk pergi, Mama Ratih, Senja dan Arkan menoleh menatap bingung pada Pak Handoko.

"Pa, kenapa melamun, ayo pergi." Ajak Mama Ratih karena melihat suaminya hanya berdiri seperti orang bingung.

"Tapi bagai mana dengan motor papa?" Pak Handoko akhirnya buka suara, dia bingung dengan motornya. Ternyata yang membuat Pak Handoko berat untuk pergi adalah motor bututnya.

"Biarkan saja dulu disini Pa." Arkan yang menjawab.

"Nanti kalau Papa mau pergi mengajar gimana?" tanya Pak Handoko lagi.

"Papa jangan risaukan soal motor, nanti ada orang yang akan mengambil dan mengantar ke rumah yang kita tinggal." Ujar Arkan pada lagi agar mertuanya tidak memikirkan motornya lagi.

Setelah Arkan berkat begitu, akhirnya Pak Handoko melangkah kan kakinya menuju mobil mewah yang sudah menunggu mereka. Senja, Mama Ratih dan Pak Handoko sempat bingung karena melihat mobil mewah di depannya, karena tidak mungkin mobil Alphard di jadikan taksi online pikirnya. Namun mereka tidak mau memikirkan yang tidak penting.

Semuanya terus berjalan ke depan menghampiri mobil mewah tersebut.

Ferdy yang melihat bosnya sudah mendekat, dia langsung turun menghampiri Bosnya itu.

"tuan," sapa Ferdy pada bosnya.

Arkan hanya mengangguk pelan saja agar tidak ada orang yang curiga. Namun Senja yang mendengar Ferdy menyapa suami nya dengan sebutan tuan, dia mengernyitkan alisnya.

"Kenapa sopir taksi ini menyebut Mas Arkan tuan, dan pakaian yang di pakai pakaian formal, mahal dan rapi, mana ada sopir taksi berpakaian begitu." Gumam Senja dalam hatinya, namun dia juga tidak mau ambil pusing.

Pakaian yang di gunakan Ferdy saat ini adalah pakaian kantor, Arkan lupa menyuruh Ferdy mengganti pakaian, jadi Ferdy pulang dari kantor langsung menjemput bosnya itu.

"Ferdi, urus koper mertua ku!" titah Arkan pada asistennya.

"Baik tuan." Jawab Ferdy. Kemudian dia segera memasukkan koper mertua  dan istri tuan nya itu ke dalam mobil.

Senja yang mendengar Ferdy menyebut tuan lagi pada suaminya dan patuh pada perintah suaminya, Senja merasa curiga apa lagi dia melihat mobil di hadapannya sekarang, Senja menjadi bingung dan heran.

Senja melamun sesaat, Senja ingat, di kamar dia melihat Hp suaminya bukan Hp kaleng-kaleng, dokumen ke uangan restoran dan lainya juga, dan sekarang, orang yang berjasa rapi dan mahal menyebutnya tuan, mobil juga bukan taksi biasa, Senja semakin curiga.

"Sebenarnya siapa mas Arkan, apa dia menyembunyikan sesuatu pada ku?" tanya Senja pada hatinya. Senja melihat Arkan, namun tingkah suaminya itu tidak ada yang mencurigakan, tingkah suaminya itu seperti biasa saja, tidak ada janggal.

Namun Senja tidak mau pusing memikirkan hal itu, yang lebih Penting sekarang tempat tinggal, dimana dia harus tinggal. Tadi di rumah dia tidak berpikir sejauh itu, dia hanya mau pergi secepatnya dari rumah, tapi dia tidak berpikir harus tinggal dimana, sekarang lah dia baru pusing memikirkannya.

Arkan yang melihat wajah istri cantiknya murung dan melamun, dia mengusap pundak istrinya. "Sayang, kamu kenapa, kenapa melamun, ayo masuk, Mama sama Papa sudah di dalam mobil." Arkan membuyarkan lamunan istrinya.

Arkan tau, istrinya itu pasti sedang memikirkan dan mengkhawatirkan tempat tinggal. "Ayo masuk, sudah tidak usah mengkhawatirkan tempat tinggal, itu sudah menjadi urusan mas." Arkan tersenyum manis pada istrinya itu.

Senja tersentak, dia heran dengan suaminya ini. "Kok mas tau kalau aku sedang memikirkan itu?" tanya Senja nyengir, malu karena ketahuan memikirkan tempat tinggal.

"Tau lah, kita kan sudah sehati," goda Arkan sembari membuka pintu mobil untuk istrinya. Senja hanya memanyunkan bibirnya, lalu masuk kedalam mobil.

Setelah semua masuk ke mobil, Ferdy langsung menjalankan mobilnya. Didalam mobil suasana begitu hening, tidak ada yang berbicara, semua terhanyut dengan pikirannya masing-masing.

Mobil yang di kemudian oleh Ferdy berjalan lurus hingga sampai di persimpangan.

"Tuan kita mau kemana?" tanya Ferdy karena tidak tau kemana tujuan bosnya itu.

"Ke rumah ku aja, kalau ke rumah Kakek jauh," jawab Arkan.

"Baik tuan." Sahut Ferdy. Kemudian Ferdy segera membelokkan mobilnya menuju rumah yang tadi Arkan katakan.

Senja, Mama Ratih dan pak Handoko melirik ke arah Arkan, jujur mereka terkejut saat Menantunya berkata kerumahnya, sejak kapan menantunya itu punya rumah, begitu pikirnya. Namun Mama Ratih dan Pak Handoko tidak mau bertanya, keduanya hanya diam saja, pertanyaan demi pertanyaan cukup di dalam hatinya masing-masing.

Sedangkan Senja lagi -lagi di buat bingung, dia terus berpikir siapa suaminya ini?

Senja sudah sangat curiga pada suaminya. Sudah sangat banyak pertanyaan yang Senja simpan untuk suaminya, namun dia juga sama sama kedua orang tuanya tidak mau bertanya lebih lanjut pada Arkan. Senja sudah ada rencana kalau nanti sampai di rumah dia akan menanyakan banyak pertanyaan pada suaminya ini.

Mama Ratih yang sejak tadi diam, kini dia mulai bertanya pada arak Menantunya ini.

"Nak Arkan, sebenarnya kita mau kemana?" tanya Mama Ratih yang sejak tadi sudah menyimpan banyak pertanyaan.

"Kita ke rumah ku aja Ma, Semoga Mama dan Papa betah di sana nanti." jawab Arkan berharap Kedua mertuanya mau dan betah tinggal di rumahnya.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Nailott

Nailott

ibu dn papa mertua arkan akn terkejut nanti

2025-01-28

0

Minartie

Minartie

wouw ternyata🤩🤩🤩🤩

2025-01-05

1

Sandisalbiah

Sandisalbiah

bakal shock si Senja dan orang tuanya... semoga Senja bisa menerima dan memaklumi semua kebohongan suaminya yg menyembunyikan identitas aslinya

2024-12-01

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1.Hinaan
2 Chapter 2.Kesedihan Senja
3 Chapter 3.Sah
4 Chapter 4.Curiga
5 Chapter 5.Rencana Firman
6 Chapter 6. Di Jebak
7 Chapter 7.Di usir
8 Chapter 8. Menyesal
9 Chapter 9. Mobil Mewah
10 Chapter 10. Rumah Arkan
11 Chapter 11. Kebenaran Arkan
12 Chapter 12. Kenyataan
13 Chapter 13. Penyesalan.
14 Chapter 14. Senja Di Pecat
15 Chapter 15.Menangis
16 Chapter 16.Amira
17 Chapter 17. Kecelakaan
18 Chapter 18. Di Rumah Sakit
19 Chapter 19. Bertemu Arsen
20 Chapter 20. Pertemuan
21 Chapter 21. Posesif
22 Chapter 22.Arsen Mulai Curiga
23 Chapter 23. Keterkejutan Arsen
24 Chapter 24. Rumah Sakit
25 Chapter 25. Ingat Mbak Mira
26 Chapter 26. Firman Dan Melly
27 Chapter 27. Rencana Senja
28 Chapter 28. Rencana Jalan-jalan
29 Chapter 29. Tamparan
30 Chapter 30. Sintia
31 Chapter 31. Di Pecat
32 Chapter 32. Rumah Senja
33 Chapter 33. Cerita
34 Chapter 34. Di Rumah Sakit
35 Chapter 35. Kembali Akur
36 Chapter 36. Pengakuan Amira
37 Chapter 37. Rencana Lina
38 Chapter 38. Posisi untuk Amira
39 Chapter 39. Amira Pergi Dengan Ferdy
40 Chapter 40. Ingin Ice Cream
41 Chapter 41.Sandiwara
42 Chapter 42. Pulang
43 Chapter 43. Drama Di Pagi Hari
44 Chapter 44. Ketakutan Senja
45 Chapter 45. Arkan Khawatir
46 Chapter 46. Liontin
47 Chapter 47. Senja Menangis
48 Chapter 48. Arkan Emosi
49 Chapter 49.Lina Dan Sintia
50 Chapter 50. Senja Baik-baik Saja
51 Chapter 51. Humaira
52 Chapter 52. Ungkapan Ferdy
53 Chapter 53. Diterima
54 Chapter 54. Om Heri
55 Chapter 55. Kekecewaan Firman
56 Chapter 56. Kedatangan Vika
57 Chapter 57. Hinaan dari Firman.
58 Chapter 58. Firman Di Tangkap.
59 Chapter 59. Senja Ke Perusahaan Arkan.
60 Chapter 60. Senja Pingsan
61 Chapter 61. Mila Di Pecat
62 Chapter 62. Bahagia
63 Chapter 63. Pernikahan
64 Chapter 64. Berkelahi
65 Chapter 65. Kemarahan Ferdy
66 Chapter 66.Menyelamatkan Amira
67 Chapter 67. Tertembak
68 Chapter 68. Menarik Laporan
69 Chapter 69. NADIA PUTRI ARGANTARA
70 Bab Pengemuma.
71 Pengemuman
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Chapter 1.Hinaan
2
Chapter 2.Kesedihan Senja
3
Chapter 3.Sah
4
Chapter 4.Curiga
5
Chapter 5.Rencana Firman
6
Chapter 6. Di Jebak
7
Chapter 7.Di usir
8
Chapter 8. Menyesal
9
Chapter 9. Mobil Mewah
10
Chapter 10. Rumah Arkan
11
Chapter 11. Kebenaran Arkan
12
Chapter 12. Kenyataan
13
Chapter 13. Penyesalan.
14
Chapter 14. Senja Di Pecat
15
Chapter 15.Menangis
16
Chapter 16.Amira
17
Chapter 17. Kecelakaan
18
Chapter 18. Di Rumah Sakit
19
Chapter 19. Bertemu Arsen
20
Chapter 20. Pertemuan
21
Chapter 21. Posesif
22
Chapter 22.Arsen Mulai Curiga
23
Chapter 23. Keterkejutan Arsen
24
Chapter 24. Rumah Sakit
25
Chapter 25. Ingat Mbak Mira
26
Chapter 26. Firman Dan Melly
27
Chapter 27. Rencana Senja
28
Chapter 28. Rencana Jalan-jalan
29
Chapter 29. Tamparan
30
Chapter 30. Sintia
31
Chapter 31. Di Pecat
32
Chapter 32. Rumah Senja
33
Chapter 33. Cerita
34
Chapter 34. Di Rumah Sakit
35
Chapter 35. Kembali Akur
36
Chapter 36. Pengakuan Amira
37
Chapter 37. Rencana Lina
38
Chapter 38. Posisi untuk Amira
39
Chapter 39. Amira Pergi Dengan Ferdy
40
Chapter 40. Ingin Ice Cream
41
Chapter 41.Sandiwara
42
Chapter 42. Pulang
43
Chapter 43. Drama Di Pagi Hari
44
Chapter 44. Ketakutan Senja
45
Chapter 45. Arkan Khawatir
46
Chapter 46. Liontin
47
Chapter 47. Senja Menangis
48
Chapter 48. Arkan Emosi
49
Chapter 49.Lina Dan Sintia
50
Chapter 50. Senja Baik-baik Saja
51
Chapter 51. Humaira
52
Chapter 52. Ungkapan Ferdy
53
Chapter 53. Diterima
54
Chapter 54. Om Heri
55
Chapter 55. Kekecewaan Firman
56
Chapter 56. Kedatangan Vika
57
Chapter 57. Hinaan dari Firman.
58
Chapter 58. Firman Di Tangkap.
59
Chapter 59. Senja Ke Perusahaan Arkan.
60
Chapter 60. Senja Pingsan
61
Chapter 61. Mila Di Pecat
62
Chapter 62. Bahagia
63
Chapter 63. Pernikahan
64
Chapter 64. Berkelahi
65
Chapter 65. Kemarahan Ferdy
66
Chapter 66.Menyelamatkan Amira
67
Chapter 67. Tertembak
68
Chapter 68. Menarik Laporan
69
Chapter 69. NADIA PUTRI ARGANTARA
70
Bab Pengemuma.
71
Pengemuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!