Belum juga Amel buat keputusan pada Aswin, Khairan memanggil Amel dan meminta minum. rupanya pelayan datang dan membawa pesanan minuman mereka.
Amel lalu bangun dari duduknya dan mendekat ke Khairan sambil bawa gelas berisi jus apel.
"Enak?"
"Enak Mba," jawab Khairan yang minum jus nya sampai setengah.
"Mau main lagi apa mau duduk dulu, baut istirahat?"
"Khailan mau main lagi. Duduknya nanti kalau makanan nya sudah datang."
"Baiklah kalau gitu. main nya hati hati ya," Amel sambil mengusap keringat yang ada di kening Khairan dengan tisu.
Setelah itu Amel kembali lagi ke kursi. Pelayan mengantarkan makanan pesanan Aswin. Aswin memesan banyak makanan.
"Silakan di nikmati," kata Pelayan.
"Iya Terimakasih," jawab Aswin.
Setelah pelayan pergi, Aswin mengulurkan tangannya lagi ke depan Amel.
Amel melihat ke tangan Aswin cukup lama, ada sekitar 3 menit.
"Saya serius dan tidak main main," kata Aswin sambil menunggu jawaban Amel.
Amel dengan pelan meletakan tangannya di atas tangan Aswin. Aswin tersenyum dan langsung menggenggam tangan Amel.
"Kamu tidak akan saya lepaskan. Kamu sekarang sudah menjadi milik saya. Akan saya perjuangkan kamu untuk menjadi istri saya," setelah bicara Aswin mencium punggung tangan Amel. Amel langsung merasa ada sengatan listrik di dalam tubuhnya. Amel langsung tarik nafas dengan pelan agar Aswin tidak tau kalau dirinya sedang merasakan perasaan yang tidak bisa di katakan dengan kata kata.
Amel lalu menarik tangannya yang di genggam Aswin. Tapi Aswin masih saja menggenggamnya.
"Pak lepas. Saya mau menyuapi Khairan makan."
"Nanti saja. Khairan juga belum kesini."
"Tapi ini sudah waktunya makan siang. Jangan seperti ini Pak, malu di lihat orang," Amel sambil terus menarik tangannya.
Aswin lalu melepaskannya. Aswin tau kalau Amel memang merasa malu beneran.
"Ya sudah sana panggil Khairan. biar kita makan bersama."
Amel bangun dari duduknya dan memanggil Khairan suruh makan.
Khairan tadinya ngga mau makan, masih mau main. tapi Amel merayu Khairan, dan Khairan akhirnya mau makan.
Amel menyuapi Khairan makan. Aswin belum mau makan sebelum Amel selesai menyuapi Khairan.
Khairan sudah selesai makan dan langsung minta main lagi.
"Khairan boleh main, tapi jangan lari lari ya. Khairan habis makan takut nanti muntah."
"Iya Mba."
Kaitan lanjut main. Baru Aswin dan Amel yang makan.
"Ambilkan saya makan. Saya ingin di siapkan makan sama kamu."
Amel tidak menjawab tapi langsung mengambilkan makanan untuk Aswin.
"Nasinya jangan banyak banyak."
"Segini cukup?"
"Ya sudah segitu aja."
Keduanya pun makan bersama. Aswin mengambilkan daging untuk Amel dan meletakan di piringnya.
"Makan yang banyak, biar jangan terlalu kurus."
Amel tidak menjawab tapi memainkan daging yang Aswin kasih. Amel jarang makan enak jadi Amel makan habis banyak.
"Apa maknanya enak?" Amel hanya mengangguk.
"Syukurlah kalau kamu suka."
Selesai makan, Aswin mengajak Khairan dan Amel beli es krim. Aswin membeli untuk Amel yang cap besar karena niat Aswin biar makanya berdua dengan dirinya.
Setelah beli es krim, mereka memaksanya di dalam mobil. Karena mereka akan langsung pulang.
Khairan karena mau makan es krim jadi minta duduk di belakang. Sedang Amel duduk di depan bersama Aswin. Amel mau ikut duduk di belakang tapi Aswin melarangnya.
Mobil pun melaju menuju meninggalkan parkiran mall.
Di jalan, Aswin minta Amel menyuapi es krimnya.
"Aaa... Saya juga mau," Aswin membuka mulutnya.
"Bapak mau es krim ini."
"Iya. Kenapa?"
"Ini kan bekas mulut saya Pak. jorok dong."
"Ngga papa. aaa..."
Amel lalu menyuapi Aswin es krim dengan sendok yang bekas dari mulutnya.
"Em... Enaknya. Manis."
"Oh Papah udah gede kok di suapi sih."
"Kan Papah lagi nyetir, jadi tangannya ngga bisa ambil sendok sayang," jawab Aswin sambil membuka mulutnya lagi.
Amel melihat ada es krim di pinggir bibir Aswin. Amel mengambil tisu lalu memberikan pada Aswin.
"Itu Pak, ada es krim di pinggir bibir Bapak."
"Masa. Tolong kamu aja yang lap. Saya susah sedang menyetir."
"Kan bisa satu tangan Pak."
"Saya mau kamu aja yang lap. Ayo sayang, lapin dong," sambil Aswin sedikit manja.
Amel lalu mau mengusapkannya. Aswin makin berani ke Amel agar Amel tidak canggung lagi padanya.
Sampai rumah, Aswin turun dari mobil dan langsung menggendong Khairan yang tidur.
Amel membawa dua boneka dan juga manan Khairan. Rumah terlihat sepi, Aswin tanya ke Mba sebelum naik ke atas menuju kamar.
"Mamah sama Papah mana Mba?"
"Ibu sama Bapak sedang pergi Den."
"Oh, sudah lama?"
"Baru setengah jam."
Setelah itu Aswin naik ke atas di ikuti Amel. Mba mau bantu Amel bawakan barang, tapi Amel bilang ngga usah di bantu karena Amel masih bisa bawa.
Sampai di kamar, Aswin menidurkan Khairan. Amel meletakan boneka dan mainan nya di sofa.
Aswin lalu mendekati Amel. setelah dekat Aswin merangkul pinggang Amel membuat badan Amel menempel dengan badan Aswin. Amel terlihat kaget dengan perlakuan Aswin. Bandan Amel langsung tegang dan kaget.
"Di rumah ngga ada orang. Kita bisa bebas."
"Jangan gini Pak. kita ngga boleh macam macam. Kita belum muhrim," Amel sambil mendorong badan Aswin agar melepaskan pelukan tangannya di pinggang nya.
Aswin langsung melepaskannya. Rupanya Amel bukan wanita yang gampang di dekati.
Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Asmarni Marni
ngk di novel ngk di dunia nyata ternyata laki" banyak modus yh thorr😌😌
2025-04-02
0
Mrs.Riozelino Fernandez
cinta atau nafsu pak Aswin???
2024-07-26
1
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑨𝒔𝒘𝒊𝒏 𝒋𝒏𝒈𝒏 𝒔𝒂𝒎𝒂𝒌𝒂𝒏 𝑨𝒎𝒆𝒍 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒘𝒂𝒏𝒊𝒕𝒂 𝒍𝒂𝒊𝒏 𝒌𝒂𝒓𝒏𝒂 𝑨𝒎𝒆𝒍 𝒃𝒌𝒏 𝒘𝒂𝒏𝒊𝒕𝒂 𝒈𝒂𝒎𝒑𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏
2024-07-26
1