Jam kelima dikelas IPA 3 adalah jadwal mengajar pak Somad, guru matematika yang terkenal killer. Sial sekali, Melati lupa mengerjakan tugas yang diberikan minggu lalu jadilah ia di usir keluar.
" Memang nyebelin tuh guru. "Gerutu melati menghentakkan kaki di Koridor sekolah. Setelah berjalan cukup lama di koridor kelas sebelas, ia membawa langkah kakinya menuju laboratorium sekolah. Ia mengintip lewat kaca apakah sedang ada kelas yang belajar didalam atau tidak, setelah melihat bahwa ruangan tersebut kosong Melati dengan cepat masuk kedalam.
Ia mengedarkan pandangan keseluruh penjuru ruangan, kala melihat benda yang ia cari diletakkan diatas meja didekat jendela ia langsung mengambilnya.
" Buku yang ditemukan kak Tina hilang, tapi, aku masih bisa meminjam buku bang asep." Gumam melati seraya menyembunyikan kaca pembesar tersebut ke dalam seragamnya.
"Eh, tapi, kalau bang asep nggak mau gimana ya? " Melati terdiam sejenak didekat pintu, " ah, aku bisa mengambilnya diam-diam. " Ucapnya lalu terkikik pelan.
" Melati? kamu ngapain disini? nggak belajar? " Buk Shinta, guru kimia membuka pintu lab dari luar, wanita paruh baya itu melemparkan tatapan heran pada Melati membuat si empunya menutup rapat bibirnya.
"Eh, Bu, Saya-saya"
"Apa? kamu mau mencuri peralatan yang ada disini? "
"Anu-" Melati menggaruk kepalanya, matanya bergulir kesana-kemari sedang berpikir dan mencari alasan yang masuk akal.
" Oh itu tadi Pak Bandi meminta saya mengambil kaca pembesar, bu. Tapi, sepertinya ngga ada disini deh. " Kata melati sembari tersenyum lebar agar tampak meyakinkan, " kalau begitu saya permisi, bu, Ntar saya dimarahi lagi sama pak Bandi. " Pamit melati dengan cepat melewati gurunya itu.
Melati hanya berharap Bu shinta tidak mencari pak Bandi lalu menanyakan perihal kaca pembesar yang dikatakan secara asal oleh melati.
"Akh... sial, "
Melati menghentikan langkahnya saat mendengar suara erangan yang berasal dari toilet siswi yang ada disebelah lab. Ia melangkah sepelan mungkin, tangannya menarik pelan gagang pintu, ia mengintip kedalam.
" Huk... huk..." Seorang siswi terbatuk-batuk di wastafel, dari mulutnya keluar darah lumayan banyak.
"Dia batuk darah? " Batin Melati, ia segera membuka pintu dan menghampiri siswi tersebut.
"Kamu sakit? biar aku antar ke UKS, " Ucap Melati memperhatikan wajah gadis itu yang agak pucat.
"Aku gak apa-apa, " Jawabnya lemah, dia menguncir asal rambut panjangnya. Saat itulah tanpa sengaja melati melihat bekas gigitan samar dilehernya berwarna ungu kehitaman, jika dilihat dari jauh akan terlihat seperti tanda lahir. Dari jarak yang lumayan dekat terlihat jelas bekas gigitan. Melati melirik name tag diseragam sekolah siswi itu, Alisa S.
Melati masih terus memperhatikan wajah dan leher Alisa dari samping, ia belum pernah mendengar nama itu sebelum nya. Sepertinya dia adik kelas.
" Hukk...." Siswi itu terbatuk lagi mengeluarkan satu suap darah.
"Mari aku antarkan ke UKS, " Ajak Melati khawatir. Segera dia memegang tangan siswi tersebut, panas. "kamu demam,"
"AKU GAK APA-APA. KAN SUDAH KUBILANG AKU TIDAK MAU KE UKS, " Bentaknya mendorong kasar melati sampai membentur dinding lalu dia segera meninggalkan toilet.
" Shit... padahal niatku cuma mau menolong. " Gerutu Melati seraya membersihkan seragamnya yang kotor. Setelah itu ia juga keluar, ia memandang sekitar koridor mencari keberadaan Alisa, namun tidak ditemukan sama sekali. Cepat sekali dia menghilang.
Melati melangkah gontai ke taman sekolah, ia memilih berbaring dibawah pohon cemara. Kedua tangannya digunakan sebagai bantalan, masih ada satu jam lagi sebelum pelajaran matematika berakhir, ia baru bisa kembali kedalam kelas setelah satu jam.
"Kak Melati bolos ya? "
Gadis itu menoleh kesamping dan mendapati Arya sedang duduk sambil bersandar dibatang pohon, kapan adik kelasnya itu datang? Barangkali karena terlalu sibuk dengan pikirannya sehingga tidak mendengar apapun. Arya juga tinggal di desa Agrosari, dia adalah anak bungsu kepala desa. Mereka hanya selisih usia satu tahun, Arya duduk dikelas sebelas, dia berada dikelas Ips 1.
" Eh, Arya, kamu kenal sama Alisa S nggak? " Tanya Melati mengubah posisi menjadi duduk.
" Alisa S?" Arya nampak berpikir sebentar, " Oh, Maksudnya Alisa Selina Vannera? "
"Nggak tahu juga sih, kamu kenal? " Melati memang tidak tahu nama lengkap Alisa, lagipula ia baru melihat siswi itu hari ini, sebelumnya mereka tidak pernah bertemu atau hanya sekedar selisih jalan.
" Tapi, btw Alisa itu siapa? aku baru lihat dia," Melati kembali bertanya.
" Alisa itu murid baru kak. Kebetulan kami sekelas, dia juga tinggal di desa kita, kemaren keluarganya baru mengantarkan barang-barang mereka. Mungkin hari ini sudah mulai menetap di desa Agrosari." Jawab Arya.
" Dia tinggal dirumah yang mana? "
"Itu lho kak, rumah kosong yang ada disebelah rumah bang asep."
Melati mengangguk-anggukan kepalanya, pantasan ia merasa asing dengan wajah siswi itu ternyata anak pindahan. Namun, bekas gigitan yang ada dileher Alisa masih menyisakan tanda tanya bagi melati.
"Aku ke lapangan dulu kak, pelajaran olahraga kayaknya udah mau dimulai. " Kata Arya lalu dia setengah berlari kearah teman satu kelasnya yang sudah selesai mengganti baju untuk kemudian sama-sama kelapangan.
"Alisa... Kira-kira dia pindahan dari mana ya? Bekas gigitan itu, "
"Astaga.. Jangan-jangan dia sama seperti Dewi? " Melati menekap mulutnya, syok dengan pikiran nya sendiri.
Brukk....
Melati menoleh cepat kearah belakang perpustakaan yang terlihat jelas dari tempat duduknya sekarang. Matanya membola melihat seseorang baru saja terjatuh disana, karena penasaran melati mendekat.
Orang itu berdiri lalu kembali berjalan mengabaikan roknya yang kotor. Dia memutari perpustakaan sebelum akhirnya tiba di pintu masuk.
"Kok aku sepertinya pernah lihat ya? " Monolog Melati terus mengikuti siswi itu. Dia berjalan sangat terburu-buru kedalam perpustakaan.
Dia berjalan menyusuri rak buku sambil sesekali tangannya memeriksa buku-buku yang tersimpan rapi didalam rak.
Rambut ikal sebahu, tubuh tinggi ramping, dia menoleh sebentar kearah melati yang ada di sisi rak yang berlainan, dia tidak berhasil melihat melati karena gadis itu dengan cepat mundur kebelakang.
"Dewi?"
Siswi itu memiliki wajah yang persis sama dengan Dewi. Tapi, bagaimana mungkin dia ada disini sekarang? Apa yang dia cari disekolah? apa dia memang masih sama seperti sebelum dibangkitkan?
Ketika Melati akan menghampiri siswi yang mirip Dewi itu, dia sudah menghilang, sepertinya dia sudah keluar dari perpustakaan.
Tidak lama kemudian bel berbunyi tanda pergantian jam pelajaran, Melati segera kembali ke kelas. Hanya beberapa detik Melati pergi, siswi yang tadi diikutinya keluar dari dalam perpustakaan menatap punggung melati yang sudah menjauh. Dia hanya berdiri diam didepan perpus sampai Melati sudah tidak kelihatan, setelah itu dia dengan santai meninggalkan sekolah tanpa diketahui oleh seorang pun.
...***...
Jangan lupa vote, komen dan subscribe yaa😃
follow juga ig @aca_0325
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ❤️⃟Wᵃf 𝐊𝐢𝐤𝐲𝐀⃝🥀
apakah buku itu ada di perpustakaan?
2024-07-14
0
☠ᵏᵋᶜᶟ❤️⃟Wᵃf 𝐊𝐢𝐤𝐲𝐀⃝🥀
kayanya para pucat sengaja berkeliaran di dekat melati, agar dia makin penasaran dan mencari tau tentang mereka
2024-07-14
0
Husein
waa kyknya banyak banget mayat hidup berkeliaran di sekitar melati,.
2024-07-09
0