Bab 4

Gadis itu sudah sejak tadi terus memeriksa seluruh sudut rumahnya, ia menatap lekat kebawah lemari kemudian berpindah ke dapur mengintip ke belakang kulkas serta kolong meja, ia sedang mencari anak kucingnya yang hilang.

"Mel!!" Sultan memanggil dari luar, ia menghentikan kegiatannya dan setengah berlari ke pintu depan. Alisnya terangkat sebelah mendapati Sultan yang datang bertamu, pasalnya hari sudah hampir maghrib dan ia hanya sendiri dirumah. Di desanya hal tabu berduaan dengan lawan jenis didalam rumah.

"Ada apa, tan? Aku lagi sibuk banget nih, anak kucingku hilang satu. " Kata Melati dengan wajah ditekuk. Gadis pecinta kucing itu khawatir sekali sama anak kucingnya yang tiba-tiba menghilang. Ia tak melihat keberadaan makhluk mungil berusia tiga bulan itu sejak tadi malam.

"Lah, sejak kapan si miko kehilangan anaknya? " Miko adalah nama kucing Melati. Barangkali karena ia tomboi makanya memberi nama kucing betina pakai nama kucing jantan.

" Aku enggak tahu. Sejak tadi malam aku gak ada lihat dia, " jawab Melati lesu.

" Dibawa orang mungkin, gimana kalau kita cari disekitar Desa. Siapa tahu emang ada yang bawa dia dengan sengaja."

Melati langsung menyetujui usulan Sultan.Keduanya mulai menyusuri jalan, sesekali melirik kerumah warga berharap menemukan keberadaan anak kucing itu secepatnya. Mendekati senja kebanyakan warga sudah berada didalam rumah, menghangatkan diri dari udara dingin karena hujan yang turun sejak tadi. Sebagian lainnya melindungi diri dari makhluk berbahaya yang mungkin saja bisa mencelakai mereka.

" Sejak Rosiana meninggal, desa ini menjadi sangat sepi." Celetuk Sultan.

" Yaa..." Melati sibuk melihat kesana kemari.

Lalu, saat jalan setapak kearah pemakaman terlihat, ia melihat seseorang berjalan cepat kearah pemakaman. Segera, Melati melangkah gontai kesana.

"Mel, ngapain kesini? " Tanya Sultan dari belakang, ia mengeluarkan suara sepelan mungkin. Bulu kuduk nya berdiri, meskipun ia seorang pria jika sudah menuju kesini tentu Sultan merasa takut. Di ujung jalan setapak itu, sebentar lagi, hamparan kuburan warga akan terlihat.

"Aku melihat orang datang kesini," Jawab Melati.

" Masa sih? aku enggak lihat. "

"Iyaa.. Dia memakai baju serba hitam pakai penutup kepala. Orang itu pasti ingin ziarah ke makam sodaranya, dia sendirian. Kita harus memastikan dia tidak dibunuh oleh hantu itu, apalagi sekarang sudah maghrib. "

Langit memang sudah mulai gelap, Azan maghrib sudah selesai berkumandang beberapa menit yang lalu. Lalu, diantara senja yang belum sepenuhnya gelap Melati sempat melihat seseorang berjalan tergesa-gesa kearah pemakaman. Dari pakaian serba hitam yang ia kenakan orang itu pasti ingin berziarah. Desa sedang tidak aman, kalau orang itu tiba-tiba diserang setidaknya Melati dan Sultan bisa menolongnya, setidaknya itulah yang dipikirkan oleh Melati.

Ya... Hanya itu yang terlintas didalam kepalanya sebelum melihat pemandangan ganjil yang sekarang sedang ia lihat begitu lekat dari balik semak belukar yang lumayan tinggi. Kakinya seolah dipaku ke tanah, hampir saja Sultan menabrak punggungnya karena berhenti dan bersembunyi dengan tiba-tiba.

" Ada apa, Mel? "

Melati menarik tangan Sultan untuk berdiri disebelah nya. Sekarang mereka bisa melihat satu pemandangan aneh, pada makam paling baru disana orang yang tadi dilihat melati sedang menggali tanah merah yang masih basah.

"Kenapa dia membongkar makam dewi? " Gumam Sultan, punggungnya berkeringat dingin, tanpa sadar ia menggenggam tangan melati yang sama dinginnya.

Orang itu berhenti menggali, dia mengulurkan tangan sejenak kedalam liang makam, kemudian duduk disisi kanan makam. lalu...

Sebuah tangan pucat bercampur dengan tanah dan sobekan kafan nampak menggapai-gapai dari dalam liang makam, sebentar ditarik kembali tangannya kedalam. Lalu,

Brett....

brettt....

Terdengar sobekan kain dari dalam makam. Tak lama Sepasang tangan pucat nan kotor memegang erat sisi sebelah kiri liang,

"Di-dia akan keluar, Mel. D-dewi-"

"Ssstt.. " Melati membekap mulut Sultan menggunakan tangannya yang gemetaran, ia juga takut tapi juga penasaran. Apa yang sebenarnya terjadi pada mayat Dewi?

Sementara itu sebuah seringaian lebar terbit diwajah orang yang menggali makam.

Mayat Dewi melompat keluar, kafan yang membungkus tubuhnya sudah robek disana sini menyingkapkan sebagian besar tubuh polosnya yang sudah membiru keunguan. Orang disisi kanan makam melemparkan sepasang pakaian dan langsung diambil oleh dewi.

Gadis yang tadi pagi sudah dinyatakan meninggal memakai pakaian dengan cekatan, seperti orang yang belum pernah mati sebelumnya.

Lalu, tanpa di duga dia memandang ganas kearah semak belukar dimana Melati dan Sultan bersembunyi. Dia melangkah lebar kearah mereka.

"HUAAAA... LARIII!! " Melati menjerit keras dan berlari sekencang mungkin. Dari belakang Sultan juga berlari sambil sesekali menoleh ke belakang, sekarang Dewi tidak beda dengan manusia hidup kecuali wajahnya yang pucat. Dia bahkan ikut berlari mengejar mereka.

Tanpa sadar keduanya berlari kearah ujung desa, saat melihat rumah nek ijah tanpa berpikir mereka langsung menerobos masuk, untung saja pintunya belum di kunci.

Melati menjatuhkan badannya ke lantai dengan nafas memburu, Sultan mengunci pintu terlebih dahulu.

" Ada apa? kalian kenapa? " Kaget Tina, siapa yang tidak kaget ketika sedang berkumpul dengan keluarga lalu tiba-tiba ada ada orang yang menerobos masuk.

Ibu Tina menghampiri mereka, dia membantu Melati untuk duduk, tubuh gadis itu bergetar hebat, wajahnya seputih kertas, kondisi Sultan juga tidak jauh berbeda.

"Bawa air putih kesini, tin. " Kata ibu Tina, dia paham kedua remaja itu sedang ketakutan.

Tina membawa dua gelas air lalu menyodorkan pada melati dan Sultan.

"Ter-terimakasih kak. " Ucap Melati agak terbata.

"Kalian kenapa? " Tanya Tina.

" A-ada ma-mayat hidup, maksudku, kam-kami melihat Dewi keluar dari kuburnya. " Sultan menjelaskan.

"Astagfirullahaladzim." Semua orang syok dan kaget. Hanya Nek ijah yang terlihat lebih tenang, tanpa berkata apapun Nek ijah pergi ke belakang, entah apa yang dia lakukan.

"Dia mengejar kami, " Melati sudah lebih tenang meski jantungnya masih berdegup kencang. Selama hidupnya baru kali ini ia teramat takut, cara Dewi menatapnya seperti tengah mengulitinya.

" Kalian istirahat dulu disini," Saran ibu Tina.

Melati dan Sultan duduk diruang keluarga ditemani Tina, sementara ibunya sudah pergi ke belakang.

"Kak, apakah Dewi ada sangkut pautnya dengan mitos itu?" Tanya Melati setelah lebih tenang.

" Jangan membicarakan itu sekarang. Aku ingin bertanya apa yang kalian lakukan di kuburan saat seharusnya berdiam diri dirumah? " Tina menatap keduanya dengan curiga.

" Kami sedang mencari anak kucing melati yang hilang," Sultan yang menjawabnya.

Saat mereka sedang mengobrol tanpa disadari sepasang mata mengintip lewat lubang pintu. Dia menjilat bibirnya yang kering beberapa kali, pandangannya berpindah-pindah dari Melati ke Tina.

"Tidak sekarang. " Satu suara berbisik dari belakang, lantas orang itu membawa Dewi pergi menjauhi rumah tersebut. Keduanya pergi kearah barat desa, malam semakin gelap meniadakan keberadaan mereka yang sedang mengintip desa Agrosari dari kejauhan.

...***...

Jangan lupa vote, komen dan subscribe ya😉

Follow IG @aca_0325

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟ❤️⃟Wᵃf 𝐊𝐢𝐤𝐲𝐀⃝🥀

☠ᵏᵋᶜᶟ❤️⃟Wᵃf 𝐊𝐢𝐤𝐲𝐀⃝🥀

ya ampun! deg-degan bacanya. mati? dan hidup lagi? makanya dia minum darah tuh, astaga

2024-07-08

0

☠ᵏᵋᶜᶟ❤️⃟Wᵃf 𝐊𝐢𝐤𝐲𝐀⃝🥀

☠ᵏᵋᶜᶟ❤️⃟Wᵃf 𝐊𝐢𝐤𝐲𝐀⃝🥀

percuma cari kucingmu itu, udh gak ada lagi juga, kan udh dimakan sama makhluk bertaring

2024-07-08

0

Husein

Husein

mbayanginnya serem sumpah, ikut merinding...

2024-07-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!