Bab 19

"Danira kenapa, Han?" tanya Arvin.

"Sakit, nggak bisa kuliah." Jawab Hannah.

"Boleh ditengok nggak Han?" Arvin seperti sangat berharap bisa bertemu Danira.

"Kata Papa, dia perlu istirahat, nggak bisa ditengok." jawab Hannah.

"Ya sudah, salam saja, semoga cepet sembuh. Sampaikan ya, Han." pinta Arvin.

"Oke, nanti aku sampaikan."

***

Sementara itu di rumah Hajun. Hajun mulai fokus ke laptopnya lagi. Danira menggeliat dan mulutnya terdengar meringis.

Hajun yang memperhatikannya, lalu ia mendekat menghampiri Danira dan naik ke atas ranjang.

"Danira, kenapa?"

"Sakit ...."jawab Danira manja.

"Di mana sakitnya?"

Danira menggelengkan kepalanya karena malu menunjukan bagian mana yang sakit.

Hajun memeluk Danira lalu mengecup kening istrinya.

"Maafkan aku ya, sudah membuat kamu kesakitan." Ucap Hajun penuh penyesalan.

Danira menggeleng pelan. "Nggak papa, Om."

"Hannah tadi telpon, salam buat kamu, i love u so much, katanya."

"Terima kasih."

Danira terdengar menghela napas berat, Hajun merenggangkan pelukannya. Ia merasa bingung dengan helaan napas Danira.

"Kenapa?"

"Nggak papa." jawab Danira, tapi matanya tak mau balas memandang Hajun.

"Coba kalo i love u nya Om yang bilang, pasti berlipat ganda senengnya aku. Om bilang sayang saja pelit apa lagi cinta. Jangan-jangan memang nggak sayang apa lagi cinta sama aku." Batin Danira

Pikiran itu membuat mata Danira berkaca-kaca. Danira melepas pelukan Hajun lalu memasukan kepalanya ke dalam selimut.

"Aku mau tidur lagi, Om. Kalau Om mau ke mesjid sholat Jumat, bangunin aku ya." ucap Danira sambil menahan tangis.

Hajun merasa ada yang tidak beres dengan sikap Danira. Apa lagi suara Danira terdengar bergetar, seperti menahan tangis.

Hajun pun menyibak selimut Danira.

"Kamu menangis Danira? Aku salah apa?" tanya Hajun bingung.

Ia melihat Danira menggigit bibir untuk menahan suara tangis. Air matanya meleleh di pipinya.

"Nggak apa, cuma mau nangis aja." jawab Danira.

Tangannya berusaha meraih tepi selimut dari tangan Hajun, untuk menutupi dadanya yang terbuka.

"Sini selimutnya, Om, aku malu!" pekik Danira jengkel.

"Katakan dulu, kenapa kamu menangis?" Hajun semakin tinggi menarik selimutnya.

Sekarang bukan cuma dada Danira yang terbuka, tapi sudah sampai ke perutnya.

"Om... sini selimutnya!" Danira meraih bantal untuk menutupi dadanya.

"Tidak, bilang dulu kenapa menangis. Apa kamu menyesal sudah jadi istri aku? Apa kamu menyesal, udah tidur sama aku?" tanya Hajun.

Danira menggelengkan kepalanya. "Nggak, aku cuma kesel aja, soalnya Om nggak pernah bilang sayang, apa lagi i love u sama aku." Danira langsung menutup mulutnya yang keceplosan.

"Aduh... kenapa pakai keceplosan segala... Aduh jadi malu kan." batin Danira

Danira menjitak kepalanya sendiri lalu memukul bibirnya.

Hajun menangkap tangan Danira yang memukuli mulutnya sendiri. Lalu diciumnya bibir Danira lembut.

"I love you, Sayang!" Hajun mengangkat kepalanya.

Danira mengerjapkan matanya tidak percaya, tapi wajahnya cemberut.

"Nggak dengar." Ucap Danira manja.

Hajun tersenyum, ia menenggelamkan wajahnya di dada Danira.

"I love you."

Hajun menciumi leher Danira.

"I love you."

Lalu ia mengecup bibir Danira.

"I love you."

Hajun menatap wajah Danira.

"Sudah puas?" tanya Hajun menggoda.

Danira meraih wajah Hajun dengan kedua telapak tangannya.

"I love you too, Oppa Korea ku." Dikecupnya bibir Hajun.

Tapi, Hajun tidak mau melepaskan bibir Danira. Danira seperti lupa dengan sakitnya, tangannya memeluk punggung Hajun dengan kuat.

Hajun juga sudah lupa dengan janjinya. Tangan, dan bibirnya terus bergerak agresif di atas tubuh Danira

"I love you." ucap Hajun dalam setiap kecupannya.

Melambungkan hati Danira ke atas awan.

***

Hannah hampir terjengkang saat tiba-tiba pintu kamar Danira terbuka, pada saat dia menempelkan kupingnya di daun pintu.

"Ngapain, Han?" Hajun menjentik kening Hannah.

Hannah tersenyum malu, ia mengamati Papanya yang sudah rapi, dengan baju koko, sarung, dan peci, tidak lupa sajadah di atas bahunya.

"Papaku.... Gantengnya luar biasa kalau begini." batin Hannah

"Han?"

"Eeeh, Papa mau sholat jumat Daniranya mana, Pa?"

"Daniranya lagi mandi, kamu tunggu dia, kalau lewat tiga puluh menit, kamu tengok ke kamar mandi, takutnya dia ketiduran di bathtub." Ucap Hajun.

"Siap, Pa." jawab Hannah tersenyum nakal.

"Papa pergi dulu, awas jangan menggoda Danira, Assalamualaikum."

Hannah tertawa, Papanya tahu saja dengan niat hatinya.

"Walaikum salam, Pa, hati-hati di jalan."

Hannah masuk ke dalam kamar, lalu duduk ditepi ranjang. Hannah yakin, pasti Papanya yang sudah membereskan ranjang.

Keliatan dari cara menumpuk bantal, dan guling yang dijadikan satu.

Danira keluar dari kamar mandi dengan hanya berlilitkan handuk. Ia terkejut melihat Hannah yang duduk di tepi ranjangnya.

Danira langsung masuk kembali ke dalam kamar mandi.

"Han... keluar sebentar dong, aku mau pakai baju." pinta Danira dari balik pintu kamar mandi.

"Sejak kapan kamu malu ganti baju di depanku, Ra?" goda Hannah.

"Sejak hari ini."

Hannah teringat kata-kata Papanya tadi, supaya jangan menggoda Danira.

Hannah lalu mengambil daster kaos tanpa lengan dengan dalaman Danira dari dalam lemari.

"Nih... kalau malu pakai di dalam kamar mandi saja." Hannah menyerahkan baju ke Danira lewat pintu kamar mandi yang Danira buka sedikit.

Danira yang asal pakai saja, tak memperhatikan kalau bajunya tidak menutupi bagian dada, bahu, dan lehernya yang penuh dengan tanda kepemilikan Hajun.

Begitu Danira ke luar dari kamar mandi. Hannah seketika terbelalak menatapnya.

"Ya ampun ... Papa ternyata ganas juga.." Hannah terkikik sambil memutari badan Danira.

Danira baru sadar baju yang dipakai mengekspos bagian atas tubuhnya.

"Iiih... Han, kamu sengaja ya tadi ambilin baju ini?" Danira mencubit lengan Hannah. Membuat Hannah terkekeh.

"Berapa ronde, Mam? Hmmm... kayanya lebih dari dua deh. Waah bakalan cepat jadi nih adikku." goda Hannah.

"Ngomong apa sih kamu, Han?" Danira menjentik kening Hannah,

"Nah loh... Danira sudah ketularan Papa nih." Gumam Hannah.

"Tahu nggak, Ra, begitu Papa bilang kamu sakit karena menuruti kemauanku yang mau punya adik. Itu rasanya... senengnya, nggak bisa diungkapkan dengan kata-kata."

"Lebay!"

"Suer!"

"Kamu yang minta... aku yang sakit tahu?"

"Sakit... orang sakit mukanya nggak sumringah kaya begini, Ra! Pasti enakkan?" goda Hannah.

"Iiih ngomong apaan sih, Han." lagi Danira menjentik kening Hannah pelan.

***

Akhir-akhir ini, Dona merasa Hajun menghindarinya. Sikap Hajun sudah tidak seperti dulu, yang selalu manis terhadapnya.

"Apa ini semua karena Danira?"

Dona rasanya tidak percaya, bocah ingusan itu sudah menjadi saingannya.

Tapi, tatapan Hajun pada Danira adalah tatapan yang tidak pernah diberikan Hajun padanya.

Dona meraih ponselnya dan menghubungi Arvin.

"Vin... gimana pembicaraan kita kemarin, apa kamu sudah dapat info dari Shaka sama Hannah?"

"Iya, Tan ... Hannah bilang Danira itu mudah sakit, makanya Om Hajun lebih over protektif sama dia." jawab Arvin.

"Itu saja? Kamu percaya?" tanya Dona.

"Iya, Tante, sekarang saja Danira sudah beberapa hari sakit dan ini sudah ke dua kalinya."

"Tapi aku gak percaya. Aku akan cari tahu."

Arvin terdengar menghela napas.

"Terserah Tante saja." Arvin memutus pembicaraan mereka, dengan mematikan ponselnya.

"Hajun harus jadi milikku. Tidak akan kubiarkan orang lain memilikinya. Aku gak mau perjuanganku selama lima tahun ini menjadi sia-sia. Meski sejak awal Hajun sudah meminta padaku jangan berharap lebih darinya. Hajun bilang tidak akan menikahi wanita yang tidak direstui keluarganya. Meski begitu, Hajun tetap perhatian padaku, sampai gadis kampung itu muncul di hadapannya. Gadis kampung itu! Hajun selalu menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan, tapi pandangan seperti itu rasanya belum pernah diberikan Hajun kepadaku. Aku harus mencari tahu siapa sebenarnya gadis itu." Batin Dona

***********

***********

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!