Eps 12

Danira melirik jam di atas meja di dekat ranjang yang menunjukan pukul 02,15.

Dan kini Danira merasa lapar, Danira malas makan malam beberapa hari ini, tidak enak makan sendirian.

Disingkirkan selimut dari tubuhnya. Ia turun dari atas ranjang, lalu ke luar dari dalam kamarnya.

Ditatap pintu kamar yang ada di seberang kamarnya.

Rasanya, Danira ingin menembus pintu itu dengan matanya. Ingin melihat orang yang ada di dalamnya, sedang apa dia di dalam sana.

Tanpa sadar, Danira meletakan telapak tangan di daun pintu, seakan ia ingin mengatakan.

"RINDU? ya Tuhan apa yang kupikirkan"

Cepat Danira menjauh dari depan kamar Hajun. Ia menuju dapur. Dibukanya kulkas, ada cake coklat yang dibelinya kemarin.

Dipotong cake menjadi beberapa irisan. Sambil memakan sepotong dicuci pisau bekasnya ia memotong.

Tidak sengaja, jari Danira teriris pisau yang ia cuci. Danira terpekik kecil, ia menutup mata, melihat darah yang keluar dari luka di tangannya.

Namun, Danira tiba-tiba merasa ada yang mengisap darah di jarinya.

"Tidak apa, bukalah matamu...." suara seseorang yang tak asing membuat Danira cepat membuka mata. Suara yang beberapa hari ini sangat ia rindukan.

"Om!"

Danira terbelalak melihat Hajun yang berdiri di depannya. Hajun mencuci tangan Danira yang terluka.

Tanpa sadar, Danira menubruk tubuh Hajun. Air mata tak terasa mengalir. Danira merasa hatinya sudah hampir meledak karena rindu.

Hajun ingin sekali melepaskan pelukan Danira, tapi justru pelukan erat yang diberikan. Dibiarkan Danira menangis di dadanya.

Tiba-tiba, Danira tersadar dengan apa yang dilakukannya, dijauhkan tubuhnya dari Hajun, Hajun melepaskan pelukannya.

"Maaf, Om... maaf!" ucap Danira terbata sambil menyeka air mata.

"Lupakan." jawab Hajun yang tengah berusaha keras agar hatinya tak tergoda untuk menyentuh Danira.

"Hmm... kelihatanya enak, boleh aku cicipi?" ucap Hajun saat melihat cake di dalam piring yang ada di atas meja.

Danira mengangguk lalu ia tersenyum. Mereka duduk di ruang makan, menikmati cake berdua.

"Bagaimana kuliahmu?"tanya Hajun

"Alhamdulillah, lancar."

"Hubunganmu dengan Arvin?"

"Maksud, Om?"

"Bukannya kalian sudah jadian waktu dimalam pesta itu?" tanya Hajun.

Suaranya diusahakan sedatar mungkin.

"Kenapa Om berpikir seperti itu?" tanya Danira terkejut.

"Jadi karena itu Om Hajun terkesan menjauhiku? Ya ampun, Om. Aku lebih suka Om memarahiku, menghukumku, dari pada Om menjauhiku, itu menyakitkan. RINDU ITU MENYAKITKAN" Gumam hati Danira

"Orang tua Arvin sudah setuju dengan hubungan kalian. Kalian memang serasi, dan kalian SEUMURAN." Hajun menekankan kata seumuran pada kalimatnya.

Satu kata yang selalu terngiang di telinganya, menenggelamkan kepercayaan dirinya di depan Danira.

Danira masih termangu mencerna ucapan Hajun barusan. Sementara Hajun kini berdiri dari duduknya.

"Aku takkan melarangmu lagi untuk dekat dengan Arvin, kalau kamu sudah merasa yakin dengan Arvin, kita akan selesaikan urusan kita. Soal Hannah, biar aku nanti yang akan memberitahunya. Aku kembali ke kamar dulu, selamat malam." pamit Hajun.

Danira masih termangu di tempatnya.

"Apa maksud ucapannya? Apa dia ingin mengakhiri pernikahan ini?" Air mata Danira mengalir tanpa terasa

***

Danira memperhatikan ujang yang tengah menyiram tanaman. Setelah sarapan tadi, Danira hanya termangu saja di teras samping rumah.

Ujang tidak berani mengganggu, hanya matanya sesekali melirik wajah Danira yang tidak seperti biasanya.

Danira mendengar suara bibi berbicara dengan seseorang di dalam.

Danira mengira Hannah yang pulang, bergegas ia masuk ke dalam, ternyata Tante Dona yang datang dengan pakaiannya yang sangat seksi.

Blus tanpa lengan dengan celana yang menurut Danira terlalu kependekan.

"Eh... Danira, aku mau bertemu Hajun, aku ke atas dulu ya!" Ucap Dona.

Danira hanya mengangguk tak bersuara. Ia beranjak menuju dapur. Ia pikir, mungkin dengan membantu bibi di dapur bisa menghilangkan kegelisahannya.

Selesai menyelesaikan memasak makan siang. Bibi menyiapkan makanan di atas nampan.

"Buat siapa, Bi?" tanya Danira

"Tadi Tuan bilang, makan siangnya antar ke kamar saja." jawab bibi.

"Sini biar aku yang antar."

Danira mengambil nampan dari tangan bibi. Rasa penasarannya terhadap apa yang dilakukan kedua orang itu di kamar, mengalahkan rasa takut dan juga sakit hatinya.

Danira memberanikan diri untuk mengetuk pintu.

"Masuk!" Terdengar suara Dona.

Danira menguatkan hati, diletakan nampan di atas meja dekat pintu. Dibukanya pintu kamar, Danira masuk membawa nampan.

Hajun terlihat berbaring tengkurap di atas ranjang tanpa baju, hanya bercelana pendek. Mata pria itu terpejam seperti tertidur

"Mungkin pura-pura tidur karena tak ingin melihatku" batin Danira.

Dona duduk di tepi ranjang dekat kepala Hajun. Paha putih mulusnya terekspos dengan sempurna.

Danira berusaha untuk tidak goyah langkah dan tangannya yang memegang nampan. Ia berusaha menahan air mata.

"Makan siangnya, Tante." ucap Danira yang berusaha menekan gemetar disuaranya agar tak terdengar

"Terima kasih ya, Danira." Jawab Dona.

Danira mengangguk, diletakan nampan di atas meja, lalu ia ke luar dan ditutupnya kembali pintu kamar.

Danira masuk ke dalam kamarnya lalu mengunci pintu kamar. Ia masuk ke dalam kamar mandi lalu memutar kran shower. Ia menangis sejadinya di bawah guyuran air yang jatuh dari shower.

"Mungkin ini alasan Om Hajun sebenarnya dengan mengijinkan aku dekat dengan Arvin. Agar dia juga bebas berhubungan dengan Tante Dona. Pasti Om Hajun akan menjadikan alasan kedekatanku dengan Arvin sebagai senjata untuk bisa lepas dari ikatan pernikahan ini. Tak pernah kubayangkan. Betapa menyakitkan akibat dari cinta. Mungkin inilah hukuman akibat dari mempermainkan sebuah pernikahan."

Danira sudah lupa, berapa lama dia menangis di kamar mandi. Dengan sekuat tenaga ia berusaha ke luar dari kamar mandi.

Danira mengganti bajunya lalu merebahkan tubuh penatnya di atas ranjang. Kepalanya terasa berat, matanya terasa pedih.

Danira berusaha untuk tidur, ia berharap ini hanya mimpi, dan saat bangun semuanya akan baik-baik saja.

***

Danira membuka mata, ia melihat jam di atas meja sudah menunjukan pukul 18.10. Danira bangun dari berbaring, lalu ia turun dari atas ranjang.

Ia berjalan tertatih ke arah pintu. Didengarnya suara pertengkaran dari kamar Hannah. Pintu kamar Hannah terbuka sedikit, Danira mendengar suara Hajun dengan nada tinggi.

"Cukup, Han! Papa mohon, jangan korbankan kebahagiaan Danira dengan menuruti kemauanmu terus. Dia berhak bahagia, dia berhak mendapat kan yang lebih dari Papa. Dia masih muda, Papamu ini sudah terlalu tua untuknya. Papa mohon, Han. Ijinkan Papa sama Danira berpisah."

Danira tak bisa lagi menahan sesak di dalam hatinya, kakinya lemas, pandangannya berkunang-kunang. Perlahan dilangkahkan kaki, kembali ke dalam kamar tidurnya. Ia lupa menutup pintu kamar.

"Aku harus kuat" batin Danira.

Tapi sayang, tubuhnya tak bekerjasama dengan otaknya. Tubuh Danira limbung, tangannya menyentuh jam di atas meja.

Danira jatuh pingsan. Hannah dan Hajun yang mendengar benda jatuh dari kamar Danira bergegas masuk ke dalam kamar Danira.

"Danira! Danira ... Han! Suruh Pak Asep siapkan mobil, kita ke rumah sakit sekarang!" teriak Hajun panik.

Hajun mengangkat tubuh Danira, ia membawa tubuh Danira menuruni anak tangga. Badan Danira terasa sangat panas dengan muka yang pucat pasi.

Danira membuka matanya perlahan. Ia masih merasakan pusing di kepalanya lalu ia pejamkan lagi matanya.

Dikumpulkan ingatannya akan apa yang sudah terjadi. Sungguh itu membuatnya bingung.

"Om Hajun bilang aku berhak bahagia. Berhak mendapatkan yang lebih dari dirinya. Tapi aku tidak ingin yang lebih. Dia sudah cukup bagiku, sangat cukup. Aku tidak perlu pria seumuran. Aku cuma menginginkan dia, meskipun dia lelaki tua. Orang mungkin akan menganggap aku gila. Lebih memilih lelaki tua dari pada pria muda sesempurna Arvin. Tapi, hatiku yang memilih di mana cinta harus kuletakkan. Aku akan berusaha meyakinkan dia. Dialah yang kuinginkan."

********

********

Terpopuler

Comments

N Wage

N Wage

lanjut baca

2024-10-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!