Eps 17

"Arvin maaf ya, aku gak bisa nganterin kamu pulang." Ucap Shaka menepuk bahu Arvin.

"Tak apa, aku bisa naik taksi atau minta jemput supir nanti." jawab Arvin. Shaka, dan Hannah berjalan ke luar restoran.

"Arvin, mohon maaf, Danira, Om bawa pulang. Terima kasih sudah menemani Danira tadi." Hajun menatap Arvin yang tampak kebingungan dengan sikap Hajun.

Hajun menoleh ke arah Dona yang sudah berdiri di sampingnya

"Maaf Dona aku pulang duluan ya." Ucap Hajun, tangannya memeluk pinggang Dona lalu cipika cipiki.

"Ganjen!" Omel Danira di dalam hatinya.

Danira mendekati Arvin. "Maaf ya, Vin. Aku pulang duluan. Nanti ketemu lagi di kampus ya." Danira sengaja mengeraskan suara agar Hajun bisa mendengar ucapannya.

Arvin tersenyum. "Iya tak apa, malam ini cukup menyenangkan, awal yang baik untuk sebuah hubungan... Pertemanan." Jawab Arvin, tangannya ingin menggapai jari Danira, tapi Hajun sudah lebih dulu meraih jari itu.

"Kita pulang sekarang!" Ucap Hajun tajam.

Setelah Danira dan Hajun pergi. Arvin dan Dona duduk berhadapan.

"Menurut Tante, kenapa Om Hajun bersikap seperti tadi. Sangat over protektif terhadap Danira, bahkan lebih dari pada sama Hannah?" tanya Arvin.

Dona mengangkat bahunya. "Itu pertanyaan yang ada di kepalaku juga. Ini keempat kalinya, aku melihat kilatan cemburu di mata Hajun, saat melihat Danira bersama lelaki lain."

"Maksud Tante... Om Hajun cemburu sama Danira? Tidak! Itu tidak mungkin, Tante!"

Dona mengangkat bahunya lagi. "Saat pertama melihatnya, aku berpikir mungkin aku salah, tapi ini sudah keempat kalinya."

"Tapi Danira itu anak angkat Om Hajun. Dan Om Hajun sepertinya bukan jenis Om-Om yang suka gadis muda."

"Hajun memang bukan lelaki seperti itu. Dia lelaki yang sangat tahan godaan. Lima tahun aku mendekatinya, menggodanya, tapi dia biasa saja."

"Lalu menurut Tante, jenis hubungan macam apa, yang terjalin antara Danira sama Om Hajun? Kalau bukan sekedar hubungan ayah dan anak angkatnya?" tanya Arvin penasaran.

"Itu yang harus kita cari tahu jawabnya, Vin. Kamu bisa cari tahu lewat Shaka sama Hannah." Ucapan Dona membuat Arvin menganggukan kepalanya.

***

Di dalam mobil menuju pulang. Mata Hajun tetap fokus ke jalan, saat mulutnya memarahi Danira.

"Aku sudah bilang Danira, jangan dekat-dekat sama lelaki lain!"

"Om nggak adil! Om boleh dekat-dekat cewek lain, kenapa aku nggak boleh?" Sahut Danira.

"Kamu itu masih terlalu polos, Danira! Kamu belum bisa membedakan mana yang tulus mana yang pura-pura."

"Aku itu cuma berteman dengan Arvin, Om. Nggak peduli dia tulus atau enggak." Jawab Danira, sambil menyandarkan punggung, dan kepalanya ke belakang.

Hajun terus saja mengomelinya. Karena Danira tidak menjawab lagi omelannya, Hajun menoleh ke arah Danira dan Hajun menarik nafas panjang.

"Dasar bocah kecil dekil! Diomelin malah tidur. Dia pikir omelanku nyanyian nina bobo!" Gerutu hati Hajun.

Tiba di rumah, Hajun langsung memasukan mobil ke dalam garasi. Saat Hajun membuka sabuk pengaman Danira. Danira tiba-tiba saja membuka matanya.

"Sudah sam... hmmmppp...." Hajun menyambar bibir Danira dengan bibirnya.

Tangannya menekan kepala Danira. Danira pun akhirnya membalas ciuman Hajun.

Tangannya masuk ke dalam kemeja Hajun. Ia tarik punggung Hajun hingga tubuh mereka merapat.

Tangan Hajun mengelus-elus paha Danira. Ciumannya pindah ke leher Danira.

Danira berusaha menahan suara yang ke luar dari mulutnya dengan mengisap bahu Hajun yang sudah terbuka.

Tok... tok... tok....

Seseorang mengetuk kaca pintu mobil. Cepat Danira melepaskan pelukannya.

Tapi Hajun yang membuka kaca mobil tidak mau melepaskannya.

Saat kaca mobil terbuka, terlihat Hannah menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ya ampun, Mam, Pa. Apa gak bisa bikin adiknya di kamar saja. Jangan di sini, nanti kepergok orang kan malu." Ucap Hannah sambil berkacak pinggang.

Sungguh Danira malu sekali, sampai tidak berani mengangkat kepalanya dari bahu Hajun. Apa lagi tangan Hajun masih melekat di pahanya yang terbuka.

"Berisik! Sana, Han.Kamu lihat tuh, Danira jadi malukan! Kamu kenapa sudah pulang?" Hajun melotot ke arah Hannah.

Hannah tertawa kecil. "Jalan-jalannya nggak jadi. Bikin dedeknya lanjut di kamar saja sana. Hay, Mam. Mama Danira, ingat ya janjimu, bikinin aku adik yang banyak!" Hannah tertawa menggoda.

"Hannah!" teriak Hajun jengkel.

***

Hajun sudah selesai mandi, Ia merasa tidak nyaman, kalau tidak mandi setelah dari luar, meski sudah malam ia tetap selalu mandi.

Hajun berjalan ke kamar Danira, niatnya ingin menuntaskan yang tertunda di mobil tadi.

Hajun membuka pintu kamar Danira yang ternyata tidak terkunci. Dilihatnya Danira sudah nyenyak tidur di bawah selimutnya.

"Hhhhh.... Gagal lagi.... Tak apalah, toh aku sudah bertahan puasa sampai hampir 19 tahun. Sejak ibu Hannah meninggal seminggu setelah melahirkan Hannah."

Hajun mendekati Danira lalu mengecup rambut, kening, hidung dan bibir Danira.

Danira tidak bergerak sedikitpun, mungkin tidurnya nyenyak sekali. Saat Hajun ke luar dari kamar Danira, ia kepergok oleh Hannah

"Papa?!" Hannah menatap ayahnya dengan penuh tanya.

"Ssstt... Daniranya sudah tidur." Jawab Hajun.

"Yaaahhh... bagaimana bisa cepat punya adik, kalau nggak ada usahanya, tidur saja pisah kamar." gerutu Hannah.

Hajun menjentik kening Hannah. "Ngomong apa kamu, Han." tegurnya

"Aduuh... sakit, Pa. Tapi aku senang, Papa sudah baikan sama Danira. Papa sudah membatalkan niat Papa untuk menceraikan Danira?" tanya Hannah

"Memang Papa pernah bilang begitu?" tanya Hajun. Kedua matanya menatap Hannah.

"Jadi Papa lupa?" tanya Hannah tak percaya.

Hajun mengangguk. "Apa Papa sudah pikun ya, Han?"

"Nggak... nggak, mana bisa Papa pikun. Anggap saja Papa emang nggak pernah punya niat, apalagi sampai bilang mau menceraikan Danira. Oke, selamat tidur, Pa."

Dikecup pipi Hajun sebelum masuk ke kamarnya. Hajun terseyum, sebenarnya bukannya tidak ingat, tapi hanya pura-pura tidak ingat saja.

Hajun sendiri tidak mengerti, apa istimewanya bocah kecil dekil itu, hingga mampu menyita perhatiannya. Membangkitkan rasa cemburu yang sudah sekian lama tak dirasakannya.

Memporak porandakan pertahanan yang dibangunnya dan berdiri kokoh selama belasan tahun di hatinya.

"Bahkan Dona yang sangat intens mengejarku saja, tak mampu meruntuhkan hatiku. Tapi bocah kecil dekil itu, dengan matanya yang kadang menyiratkan ketakutan. Dengan wajah mungilnya yang kekanakan. Dengan kulitnya yang sawo matang. Justru membuat aku selalu hilang kendali." Batin Hajun.

***

Hannah menerima telpon dari Shaka.

"Han, malam ini ke rumah ya. Kakak aku bikin syukuran akikah anaknya." pinta Shaka lewat telpon

"Aku ijin Papa dulu ya."

"Sekalian ajak Danira, aku mau mengundang Arvin juga."

"Kalo Danira mungkin nggak akan dikasih ijin deh sama Papa."

"Kenapa?"

"Karena Danira itu is... eeh maksudku. Danira itu mudah sakit, jadi Papa agak over protektif sama dia."

"Oooh... jadi itu alasan Om Hajun lebih over protektif ke Danira dibanding sama kamu, Hhhhh Arvin ada-ada saja, masa katanya Papamu cemburu sama dia."

"Arvin bilang gitu? Masa sih!?" tanya Hannah.

"Iya, itu menurut pandangan Arvin."

"Ada-ada saja deh. Ehmm... sudah dulu ya, aku telpon Papa dulu minta ijin."

"Ya ... ya ... bye, Sayang"

"Bye."

Hannah tersenyum, sebentar lagi dia yakin rahasia ini akan terbongkar dan Tante Dona pasti akan menangis darah mendengarnya

"Iihh... jahatnya aku" Batin Hannah.

Malam harinya Shaka menjemput Hannah pukul tujuh.

"Danira benar gak bisa ikut ya?"tanya Shaka.

Hannah hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

"Kasihan Arvin, padahal dia berharap sekali." ucap Shaka.

"Ya mau gimana lagi."

"Pamit dulu sama Papamu." ucap Shaka.

"Papa belum pulang kerja, nanti aku pulangnya ke rumah Nenek aja. Nenek minta aku menginap di rumahnya." pinta Hannah.

Kali ini giliran Shaka yang menganggukan kepalanya dan keduanya segera berangkat kerumah Shaka.

***********

***********

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!