Bab 14

Sean mengelus kepala Zayan dengan lembut dan menatap Zayn dengan wajah datar. "Bawa dia kembali. Aku yang akan menyelesaikan masalah disini." tukas Sean menatap adik mantan tunangannya.

"Harry! cepat beli tripod dan pencahayaan yang baru dan bawa kesini sekarang juga!" kata Sean kepada sekertaris nya.

"Baik, Tuan."

Harry langsung berlalu dari sana menjalankan perintah Sean.

"Tapi bagaimana dengan masalah yang dibuat Zayan? Apa masalah ini tidak akan menghambat pekerjaan kalian?" kata Zayn dengan perasaan bersalah.

"Ya tentu saja menghambat pekerjaan kami! Semua kru dan karyawan sudah susah payah menyiapkan semuanya dari jauh-jauh hari. Namun, dengan seenaknya keponakan mu merusak peralatan syuting perusahaan!" ketus Celine tiba-tiba sudah berdiri di belakang mereka.

"Kulitku bisa saja gosong karena terlalu lama dibawah terik matahari. Apa kau pikir perawatan kulit tubuhku tidak mahal!" lanjut Celine melipat tangannya di depan dada dan menatap Zayn dengan wajah angkuh.

Sean memijit pelipisnya mendengar ucapan Celine.

"Sudahlah. Jangan berdebat di depanku. Lebih baik kau berdiam diri di dalam mobil sembari menunggu Harry kembali."

Sean menggendong Zayan dan membawanya menjauh dari lokasi syuting. Setelah tiba di tempat sepi. Sean menurunkan Zayan di atas rumput.

"Jangan khawatir. Paman bisa menyelesaikan masalah hari ini." kata Sean tersenyum tipis menatap wajah lesu Zayan.

"Paman! Kau tersenyum padaku!" celetuk Zayan menatap wajah tampan Sean dengan mata berbinar.

Sean berdehem pelan mendengar perkataan Zayan. Ia juga tidak tahu mengapa tiba-tiba bersikap lembut kepada Zayan. Mungkin karena usia Zayan tidak jauh berbeda dengan usia keenam keponakan kembarnya.

Tak beberapa lama Zayn melangkah kearah mereka sembari membawa sepeda yang sudah mereka sewa sebelumnya.

"Mohon maaf atas kejadian sebelumnya. Anda bisa meninggalkan nomor telepon Anda untuk mengganti biaya ganti rugi atas kerusakan alat syuting perusahaan kalian." kata Zayn menatap wajah Sean dengan seksama.

"Mengapa warna mata dan bentuk wajah pria ini sangat familiar dengan seseorang." gumam Zayn memperhatikan Sean dari ujung kaki hingga ujung kepala.

"Tidak apa-apa. Lagian dia masih kecil dan belum tahu apa-apa." balas Sean sebelum pergi dari sana.

"Paman!" panggil Zayan menghentikan langkah Sean.

"Terima kasih."

Sean tersenyum hangat mendengar ucapan terima kasih Zayan. Ia kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan keduanya.

"Uncle! Apa paman itu sudah menikah?" tanya Zayan mengikuti langkah Zayn dari belakang.

"Mana Uncle tahu."

"Jika saja paman itu belum menikah. Zayan ingin menjodohkannya dengan Mommy." celetuk Zayan membuat Zayn terkejut.

"Jangan berkata seperti itu. Mungkin saja dia sudah punya kekasih ataupun tunangan. Bukankah dia kaya dan tampan. Wanita mana yang tidak tertarik dengan pria sepertinya." kata Zayn menasehati keponakannya.

"Uncle benar. Wanita mana yang tidak suka dengan pria tampan seperti paman itu." balas Zayan dengan wajah cemberut.

Dari kejauhan Daniella memperhatikan putrinya dan adiknya.

"Apa kalian sudah lelah bersepeda?" tanya Daniella memberikan sebotol air mineral kepada adiknya.

"Zayan merasa lelah setelah satu jam lebih mengelilingi Parco Sempione." jawab Zayn meneguk air mineral yang diberikan kakaknya.

"Mommy...." panggil Zayan dengan suara lirih.

"Kenapa, Hem? Apa kamu baru saja membuat sebuah masalah?" tanya Daniella dengan tatapan lembut.

"Bukankah paman itu berkata akan menyelesaikan masalahnya secepatnya. Kita tidak perlu ganti rugi." potong Zayn membuat Daniella bingung maksud perkataan adiknya.

"Ganti rugi apa? Apa kalian menyembunyikan sesuatu dari Mommy?" tanya Daniella kepada putrinya.

"Jangan memperbesar masalah. Mereka tidak akan menuntut ganti rugi." kata Zayn kepada kakaknya.

"Hal besar apa yang kalian sembunyikan dari kakak?" tanya Daniella menuntut penjelasan kepada adiknya.

"Saat kami sedang bersepeda di taman. Kami tidak tahu kalau lokasi bagian timur dekat danau digunakan sebagai lokasi syuting iklan sebuah perusahaan besar. Zayan tanpa sengaja merusak tripod dan pencahayaan mereka. Kakak tidak usah khawatir. Mereka tidak akan menuntut ganti rugi. Karena atasan mereka sudah menyelesaikan masalah tersebut." kata Zayn panjang lebar.

"Apa atasannya masih ada disana? Mommy akan meminta maaf secara langsung. Bagaimanapun kita harus bertanggung jawab atas apa yang kamu lakukan." tanya Daniella kepada putrinya setelah mendengar penjelasan adiknya.

Zayan menganggukkan kepalanya mendengar pertanyaan ibunya.

"Tunggu kakak disini bersama Xavi." kata Daniella langsung berdiri dari duduknya dan mengandeng tangan putrinya menuju lokasi syuting yang dimaksud adiknya.

Setibanya disana. Daniella melihat beberapa kru mulai sibuk mengambil beberapa gambar dan video.

"Yang mana atasan mereka?" tanya Daniella kepada putrinya.

"Paman yang duduk disana." tunjuk Zayan kearah seorang pria dan wanita yang sedang duduk dibawah payung sembari mengawasi beberapa kru yang sedang bekerja.

"Permisi, Tuan. Saya adalah orang tua anak perempuan yang tadi merusak peralatan syuting kalian. Bisakah kita bicara sebentar." kata Daniella berdiri dibelakang Sean.

Celine dengan cepat berdiri dan mengalihkan pandanganya kebelakang setelah mendengar suara familiar Daniella. Ia terkejut melihat Daniella sudah berdiri di belakang Sean bersama Zayan.

Celine menatap Daniella dengan wajah angkuh.

"Apa dia putrimu?" tanya Celine cukup kepo dengan kedatangan Daniella dan Zayan.

"Ya." jawab singkat itu membuat Celine tersenyum menyeringai. Ia sangat ingin mempermalukan Daniella di depan Sean.

"Apa kau tahu masalah apa yang baru saja dibuat oleh putrimu!" kata Celine dengan wajah sinis.

"Aku tidak yakin anak pembantu seperti mu mampu membayar biaya ganti rugi atas kerusakan tripod dan pencahayaan perusahaan." lanjut Celine dengan wajah penuh percaya diri. Ia yakin Daniella tidak akan mampu membayar biaya ganti rugi yang diakibatkan putrinya.

Sean langsung berdiri dan membalikkan tubuhnya menatap Celine dengan wajah penuh peringatan.

"Sean...." lirih Daniella dengan perasaan campur aduk. Ia tidak menyangka kalau paman yang dimaksud putrinya adalah Sean.

"Apa anak ini putri Daniella dan suaminya?" gumam Sean dalam hati memperhatikan Daniella dan putrinya beberapa kali.

"Mereka memiliki terlalu banyak kemiripan." timpal Sean dalam hati.

"Aku sudah menyelesaikan masalah yang diperbuat oleh putrimu. Kalian tidak perlu ganti rugi." kata Sean dengan wajah datar.

"Tapi aku harus mendidik putra-putriku bertanggung jawab atas apa yang mereka perbuat."jawab Daniella dengan tegas.

"Aku akan mengganti biaya kerugian yang diperbuat putriku." lanjutnya mengeluarkan ponselnya.

"Apa kau yakin bisa membayar biaya ganti rugi yang diperbuat putrimu? 20 ribu dolar. Apa kau mampu membayar biaya ganti rugi sebanyak itu."celetuk Celine tersenyum menyeringai menatap raut wajah pucat Daniella.

"Sudahlah. Aku sudah membereskan masalah ini. Kau tidak perlu ganti rugi." kata Sean sebelum berlalu dari sana. Ia tahu bagaimana sikap keras kepala Daniella. Sean merasa lebih baik menghindar daripada berdebat dengan Daniella. Karena Daniella akan tetap kekeuh pada pendiriannya membayar biaya ganti rugi.

"Kau beruntung karena Sean masih mau berbelas kasih kepadamu. Jika tidak, kurasa kau harus mengeluarkan gaji 2 bulan untuk membayar biaya ganti rugi yang diperbuat putrimu." sindir Celine sebelum pergi dari sana.

Daniella menghela napas kasar melepas kepergian keduanya.

Terpopuler

Comments

Lily

Lily

sungguh ya celine, mulutmu bau busuk 🙄

2024-07-09

0

Uthie

Uthie

lanjut 💪

2024-07-04

0

Nadiyah1511

Nadiyah1511

astaga sombong x tu orang berasa d atas angin.....lihat Sean akibat k'egoisanmu Daniella akan selalu d randahkan

2024-07-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!