"Ternyata kau masih belum melupakan ku." gumam Daniella dalam hati.
"Sean. Terima kasih untuk kebaikan mu lima tahun lalu." ujar Daniella melepas pelukannya.
Sean berdehem pelan mendengar perkataan Daniella. "Mengapa jantungku masih berdetak kencang saat berdekatan dengannya. Aku sudah menghapus namanya dari dalam hatiku sejak lima tahun lalu. Lalu, mengapa sekarang hatiku kembali bergetar saat bersamanya." gumam Sean dalam hati mengalihkan pandanganya ke sembarang arah agar tidak bertatapan dengan Daniella.
"Jika tidak ada kau. Mungkin saja Papa ku akan meninggal lima tahun lalu. Mungkin saja aku tidak akan berdiri di depan mu seperti sekarang ini. Mungkin saja aku tidak akan hidup berkecukupan seperti hari ini." lanjut Daniella tersenyum tipis menatap wajah Sean dari samping.
"Dan sejak saat hati perasaan ku mati untukmu." jawab Sean membuat senyuman manis di wajah Daniella memudar.
"Benarkah? Apa kau yakin?" tanya Daniella menggenggam kedua tangan Sean.
"Aku sangat yakin. Bahkan, Aku tidak akan pernah lelah mengutuk mu agar menderita seumur hidupmu." balas Sean dengan tatapan membunuh.
"Dulu, aku mencintaimu dengan sangat tulus. Sampai-sampai aku berandai-andai memiliki anak-anak yang cantik dan tampan bersama mu. Namun, apa yang kudapatkan? Aku hanya menerima kebohongan dan kepalsuan." lanjut Sean dengan rahang mengeras.
Sean mencengkram bahu Daniella dengan kuat dan berkata dengan rahang mengeras.
"Kau mencampakkan ku, Daniella! Kau menyakitiku dengan begitu dalam! Bahkan kau mempermalukan keluarga besar ku. Dan dengan tidak tahu dirinya kau meminta maaf tanpa rasa bersalah sedikitpun."
"Aku tidak tahu lagi harus bersikap seperti apa, Sean. Aku tidak tahu dengan cara apa menebus kesalahanku."
Hiks
Hiks
Hiks
"Hatiku sakit saat melihatmu menatapku dengan tatapan dendam dan permusuhan yang begitu dalam. Aku tidak kuat melihat kebencian itu." lanjut Daniella menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"Nikmatilah kesakitan itu. Karena semua itu berasal dari kesalahan mu. Berhentilah mendekatiku ataupun bertingkah menyedihkan di hadapanku. Karena aku sudah tidak peduli padamu." ujar Sean melangkah menjauh dari Daniella.
Dari kejauhan Sean mulai melihat sebuah pulau tanpa berpenghuni di seberang sana.
Daniella hanya diam di tempatnya sembari menatap punggung lebar Sean. Daniella berharap satu hari bersama Sean di pulau ini akan mengubah sikap Sean terhadapnya.
"Nona, kita sudah sampai. Sebelum hari gelap. Saya akan menjemput kalian lagi. Semua perlengkapan piknik kalian akan saya keluarkan dari dalam kapal." kata staf hotel yang mengantar mereka menyeberang.
"Terima kasih." jawab Daniella melangkah turun dari kapal.
"Sean! Ayo turun. Kita sudah sampai ditujuan." ujar Daniella memanggil Sean agar segera turun dari kapal.
Sean menghela napas berat sebelum turun dari kapal. Ia mengitari pulau tersebut selama beberapa menit untuk memastikan apakah pulau tersebut aman atau tidak untuk dikunjungi.
Setelah menurunkan barang keperluan mereka. Staf hotel itu kembali ke perahu dan berlayar meninggalkan pulau itu.
Sean memperhatikan kegiatan Daniella dari kejauhan dengan perasaan campur aduk.
"Sean! Kemari lah." panggil Daniella dengan tatapan lembut.
"Aku ingin membuat ayunan dan juga tenda untuk kita berteduh." lanjut Daniella mengeluarkan semua peralatan camping yang sudah disiapkan oleh Dava dan staf hotel tadi pagi.
"Jangan diam saja. Ayo bantu aku." kata Daniella membuyarkan lamunan Sean.
"Daniella! lebih baik kita kembali ke hotel sekarang juga. Aku rasa pulau ini tidak aman dijadikan tempat camping." kata Sean dengan perasaan cemas. Namun, Daniella tidak bisa melihat perasaan cemas dan khawatir di wajah tampan pria itu.
"Sean, jangan khawatir. Staf hotel sudah bilang kalau pulau ini tidak ada penghuninya. Pulau ini juga hanya 30 menit dari hotel." jawab Daniella tidak terlalu peduli dengan kekhawatiran Sean.
"Apa kau sangat tidak nyaman berlama-lama bersamaku?" tanya Daniella menghentikan aktivitasnya.
"Mengapa sikap keras kepala mu tidak pernah berubah!" ketus Sean dengan wajah kesal.
"Aku hanya ingin berbaikan denganmu, Sean. Aku tidak memiliki maksud lain membawamu ke pulau ini!" balas Daniella dengan wajah sedih.
"Terserah." jawab Sean berlalu dari sana.
Sean melangkah kearah pantai. Tiba-tiba terdengar suara tembakan beruntun dari arah dalam hutan.
Dengan wajah panik, Sean kembali kearah hutan memastikan keadaan Daniella. Setibanya disana, Sean tidak lagi melihat keberadaan Daniella.
"Shit!" umpat Sean berlari semakin masuk ke dalam hutan mencari keberadaan Daniella.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Salma Suku
Kalau 5 thn lalu Daniella berterus terang tentang statusnya yg sebenarnya,mungkin tidak akan terjadi hal yg seperti ini...tapi yaa author yg lebih tau jln ceritanya😁
2024-08-24
0
Nadiyah1511
benci dan cinta itu beda tipis,setipis tisu d bagi 2🤭💜
2024-07-02
0
Ade Syafira
Lanjut thor,kalo bisa update nya jangan lama Napa Thor 🤣😁
2024-07-02
0