Bab 8

"Tuan, anda mendapatkan sebuah kartu undangan dari kampus Anda. Apa Anda akan menghadiri acara ini?" tanya asisten Sean dengan suara pelan.

"Tidak. Aku sudah memiliki urusan lain di hari itu." jawab Sean dengan raut wajah cuek. Dia akan selalu cuek jika menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan masa lalu.

"Baiklah." asisten Sean lalu keluar dari ruangan Sean.

Sean memutar kursi kerjanya dan menatap lurus ke luar kaca ruangannya. Entah mengapa kebencian di dalam hatinya semakin hari semakin menumpuk saja.

"Aku benci dengan perasaan sesak ini hanya karena seorang wanita." gumam Sean sembari mencengkram ponselnya dengan sedikit kuat.

Ting

Dava

[Apa kau tidak akan hadir dalam acara reunian tahun ini? Aku dengar Daniella akan hadir dalam acara kali ini.]

Tiba-tiba Sean tersenyum menyeringai membaca pesan itu.

Sean memutuskan keluar dari perusahaan tanpa membalas pesan dari Dava.

"Tuan! Anda mau kemana? Sebentar lagi kita akan meeting." ujar asisten Sean. Namun, Sean berlalu begitu saja tanpa menjawab pertanyaan asistennya

2 hari kemudian. Tepatnya di Maldives. Sebuah acara besar sedang diadakan di sebuah hotel mewah. Hotel itu sudah di booking khusus untuk semua tamu undangan yang akan hadir.

"Acara kali ini diadakan untuk para alumni universitas bergengsi di Amerika. Mereka adalah sekumpulan para anak sultan dan pengusaha kaya." gosip seorang karyawan yang masih bisa didengar oleh Daniella yang baru saja masuk ke dalam hotel.

Daniella tetap melanjutkan langkahnya menuju kamar hotel miliknya. Karena masing-masing tamu undangan sudah di fasilitasi dengan satu kamar untuk satu tamu undangan. Acara kali ini tentu saja lebih mewah dari acara-acara sebelumnya. Apa lagi sponsor dari acara ini tidak kaleng-kaleng.

Daniella masuk ke dalam kamar yang sesuai dengan nomor di kartu undangannya dan beristirahat sebentar. Sejam, dua jam dan tiga jam pun berlalu. Hari sudah mulai gelap. Namun, Daniella masih asik dengan dunia mimpinya.

Drettt

Drettt

Drettt

Suara getaran ponselnya mengusik atensi Daniella. Dengan mata masih mengantuk Daniella mengangkat panggilan masuk itu.

"Halo?"

[Ella! Ini aku Lisa! Kamu ada dimana? Sejam lagi acara akan dimulai.]

Daniella langsung terbangun dari tidurnya dan terkejut melihat suasana di kamarnya ternyata sudah gelap.

"Maafkan aku, Lisa. Aku ketiduran dan baru terbangun saat mendengar suara dering ponselku." ujar Daniella dengan wajah setengah mengantuk.

[Cepatlah berdandan. Aku menunggu mu di aula hotel.] balas Lisa sebelum mengakhiri panggilannya.

Daniella bergegas membersihkan diri dan memoles wajahnya dengan make up tipis.

Daniella kemudian mengenakan sebuah dress tali spaghetti berwarna hitam dengan punggung terbuka. Penampilannya terlihat lebih seksi dan berkelas.

Tidak lupa sebuah kalung dan sepasang anting berbentuk bintang menghiasi leher dan telinganya.

Daniella mengambil tasnya dan keluar dari kamar hotel sebelum jam 8 kurang 10 menit.

Banyak pasang mata yang terpukau dengan penampilannya. Namun, tidak dengan seorang pria yang sedari tadi menatapnya dengan kebencian dan dendam membara.

"Aku tidak menyangka kalau mantan tunangan mu itu akan berani berpenampilan seseksi itu" bisik Dava membuat raut wajah Sean berubah merah padam.

"Mungkin kali ini dia ingin menjual tubuhnya kepada pria kaya lain lagi." jawab Sean berusaha menahan rasa amarah di dalam hatinya yang hampir meledak.

Daniella tiba-tiba merasa merinding saat tanpa sengaja bertemu pandang dengan Sean. Tidak ada tatapan kerinduan ataupun cinta di kedua bola mata itu. Daniella hanya bisa melihat tatapan kebencian dan amarah yang menggebu-gebu di kedua bola matanya.

Kedatangan Lisa membuat tatapan mereka terputus.

"Daniella. Aku menyukai seorang pria sejak lama. Kebetulan dia adalah anak didik ayahku di kantor. Menurut mu apa salah jika seorang wanita mengungkapkan perasaannya terlebih dahulu kepada pria yang dikaguminya?" bisik Lisa.

"Tidak salah. Selagi pria itu juga menyukai mu." balas Daniella sembari mengambil segelas wine yang ada di atas napan seorang waiters.

"Siapa pria yang kau sukai?" tanya Daniella dengan wajah penasaran.

"Apa kau melihat dua pria yang berdiri di seberang yang berdiri di depan kita." tanya Lisa.

"Aku menyukai pria yang berdiri sebelah kiri." lanjut Lisa membuat Daniella terdiam.

Tak beberapa suara MC terdengar dari depan aula. Para tamu undangan mengalihkan agensi mereka ke depan.

"Ternyata Lisa menyukai Sean." gumam Daniella dengan perasaan nyeri.

"Daniella! Kau tidak pantas bersikap seperti ini! Kau yang sudah menghancurkan hubungan kalian! Lalu untuk apa menyesal!" lanjut Daniella menolak lupa dengan kejadian dimasa lalu.

Setelah acara pembukaan selesai. Semua tamu undangan diminta mengenakan sebuah topeng berkarakter. Para wanita dan pria diminta MC mencari pasangan dan membawa mereka berdansa bersama di lantai dansa. Sementara bagi wanita dan pria yang tidak menemukan pasangan dansa. Bisa beralih ke kolam renang menikmati pertunjukan DJ dan makanan yang sudah disediakan oleh karyawan hotel.

Tiba-tiba seorang pria sudah berdiri di samping Daniella dan mengajaknya berdansa bersama. Daniella tentu saja tidak enak hati menolak tawaran pria itu. Ia menerima uluran tangan pria itu dan berdansa bersama.

"Kenapa sentuhan ini terasa tidak asing." gumam Daniella dalam hati saat mulai berdansa dengan pria di hadapannya.

"Lama tidak bertemu Daniella." bisik pria itu membuat tubuh Daniella menegang.

"Apa tahun ini kau ingin mencari mangsa baru untuk diajak menikah dan membatalkannya ditengah jalan?" lanjut Sean mencengkram tangan Daniella dengan begitu kuat.

Daniella bisa merasakan aura kemarahan yang sangat mendalam dari suara dan tubuh Sean.

"Sean! Sakit! Lepaskan tanganku!" ketus Daniella berniat menyudahi acara dansa itu.

Bukannya melepaskan Daniella. Sean malam mempersempit jarak diantara mereka hingga tubuh mereka bersentuhan.

"Pria mana yang mau dengan wanita tidak tahu diri seperti mu. Apa lagi kau hanyalah anak seorang mantan pembantu yang diangkat derajatnya oleh seorang pengusaha kaya. Namun, dengan tak tahu dirinya kau pergi begitu saja setelah sudah dewasa."

"Oh iya. Aku dengar kau sudah memiliki dua anak haram yang tidak jelas asal-usulnya." lanjut Sean dengan tersenyum mengejek.

Perkataan Sean tentu saja menyakiti hati Daniella hingga tanpa sadar Daniella kelepasan control.

"Cukup! Jangan mengungkit masa lalu! Dan kau tidak tahu apa-apa tentang kedua anakku!" bentak Daniella melepaskan topeng berkarakter miliknya dan membuat musik dansa berhenti karena suara bentakannya yang cukup nyaring.

Tanpa memperdulikan tatapan semua orang. Daniella keluar dari aula hotel begitu saja. Namun, dua orang penjaga tidak membiarkan Daniella keluar begitu saja.

Mereka menghentikan Daniella dan mendorong Daniella hingga tersungkur di lantai.

"Kali ini aku tidak akan melepaskan mu Daniella! Hari ini dendam diantara kita baru saja dimulai." gumam Sean melepaskan topeng yang menutupi wajah tampannya.

Terpopuler

Comments

Salma Suku

Salma Suku

Dendam sih dendam Sean tapi jgn kayak begitu...

2024-08-23

0

Nadiyah1511

Nadiyah1511

jgn sampe kamu nyesel memperlakukan Daniella kaya gtu sean

2024-06-25

0

Ade Syafira

Ade Syafira

huhh Sean coba nyari tau dulu deh asal usul masalahnya gimana,atau jgn" anak nya Daniela anak si Sean🤔

2024-06-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!