Bab 10

Di kamar hotel

Daniella tak henti-hentinya menangis setelah Lisa keluar dari kamarnya. Ia merasa Sean benar-benar mengibarkan bendera dendam dan permusuhan kepadanya.

"Sean, mengapa sikapmu berubah drastis seperti ini. Kau bukanlah Sean yang aku kenal. Sean yang aku kenal memiliki sifat yang hangat dan romantis. Meskipun sikapnya sedikit cuek dan pendiam." gumam Daniella meringkuk memeluk kedua lututnya di atas tempat tidur.

"Aku benar-benar menyesal datang ke acara reunian ini." lanjutnya dengan bibir bergetar.

Hari sudah semakin larut. Acara reunian di aula hotel kembali berjalan dengan lancar setelah kepergian Daniella.

Sementara di dalam kamar mandi hotel Daniella memperhatikan raut wajahnya selama beberapa saat di depan cermin hotel sebelum membasuh wajahnya dengan air.

"Lebih baik aku kembali malam ini juga." ujar Daniella berjalan keluar dari kamar mandi.

Tak beberapa lama. Daniella sudah siap dengan kopernya. Ia memutuskan kembali ke Milan ketimbang bertahan disana menunggu hari esok.

Saat keluar dari kamar hotel. Dava melihat Daniella menarik kopernya menuju lift. Ia dengan cepat pergi ke kamar Sean dan memberitahu hal itu.

Ceklek

"Sean! Baru saja aku melihat Daniella keluar dari kamarnya sembari membawa koper miliknya." ujar Dava membuat raut wajah Sean berubah datar.

"Aku tidak peduli." jawab Sean dengan wajah acuh tak acuh.

"Sean! Meskipun Daniella pernah membuat kesalahan besar dan menyulut api dendam di hatimu. Namun, dia tidak mungkin dibiarkan pergi begitu saja. Sekarang sudah larut malam. Dia tidak mungkin kembali seorang diri. Apa lagi dia seorang perempuan. Aku takut dia kenapa-kenapa." ujar Dava membuat Sean termenung memikirkan perkataan pria itu. Namun, Sean berusaha membuang perasaan empatinya terhadap Daniella.

"Jika kau khawatir kepadanya. Maka lebih baik kau sendiri yang menghentikan tingkah konyolnya." jawab Sean naik ke atas tempat tidur.

Dava keluar begitu saja setelah mendengar jawaban sahabatnya.

#

#

Di luar hotel

"Nona, Anda tidak bisa keluar dari pulau ini tanpa transportasi udara atau laut. Apa lagi hari sudah sangat larut. Tidak ada kapal ataupun transportasi lain yang beroperasi." ujar satpam hotel menghampiri Daniella yang baru saja keluar dari hotel.

"Jangan mencari petaka. Karena mungkin saja keluarga Anda sedang menyambut kepulangan Anda ke rumah dengan wajah bahagia." lanjut satpam itu lagi menyakinkan Daniella.

"Apa yang dikatakan satpam itu benar, Ella. Lebih baik kau kembali ke kamarmu. Kita masih memiliki waktu selama 2 hari untuk menikmati semua fasilitas yang ada disini." celetuk Dava menghampiri mereka.

"Aku tahu kau tidak ingin berlama-lama di pulau ini bersama Sean. Apa lagi saat Sean menatap mu dengan tatapan permusuhan dan dendam membara. Aku takut hatimu terluka melihat itu." lanjut Dava membuat hati Daniella sedih.

Bukan hanya dia yang merasakan tatapan itu. Namun, orang lain juga bisa melihat tatapan dendam dan kebencian di kedua mata Sean untuknya.

"Ternyata kau juga menyadarinya." lirih Daniella berusaha menahan air matanya agar tidak terjatuh.

"Meskipun Sean sahabatku. Namun, aku cukup sadar jika apa yang dia lakukan hari ini cukup keterlaluan. Namun, aku juga tahu seberapa besar rasa sakit yang tumbuh di hatinya sejak lima tahun lalu." kata Dava membuat hati Daniella kembali sedih mengingat perbuatannya lima tahun lalu.

"Maaf tidak akan mengobati lukanya. Namun, aku yakin seiring berjalannya waktu. Kau bisa menyembuhkan luka di hatinya." lanjut Dava saat melihat Daniella hanya diam membisu tanpa menanggapi ucapannya.

"Aku yakin kau bisa mengembalikan Sean yang dulu. Gunakan waktu 2 hari ini dengan sebaik-baiknya untuk meluluhkan hatinya. Namun, jika kau tidak bisa melakukannya. Aku minta menjauh lah dari kehidupannya. Karena diluar sana masih ada wanita yang tulus mencintainya." tambah Dava sebelum berlalu dari sana.

Dava yakin Daniella pasti akan mempertimbangkan ucapannya hari ini. Lagian hari sudah malam. Daniella tidak akan bisa keluar dari pulau Maldives. Hal itulah yang terbesit di pikiran Dava.

Benar saja perkiraan pria itu. Tak beberapa lama Daniella membalikkan tubuhnya kembali masuk ke dalam hotel. Entah mengapa perkataan Dava barusan benar-benar mengusir pikirannya.

Keesokan harinya

Beberapa pemandu wisata sudah menunggu para alumni di depan hotel. Mereka akan mengelilingi pulau Maldives menggunakan pesawat amfibi, kapal Ferry dan juga speedboat fasilitas hotel.

Di dalam kamarnya. Daniella sudah selesai mandi untuk bersiap-siap pergi. Ia menggenakan rok pantai pendek dan baju kaos putih membalut tubuh langsingnya. Ia memiliki tujuan yang berbeda dengan alumni yang lainnya.

Tok

Tok

Tok

"Daniella! Ini aku Lisa."

Lisa mengetuk pintu Daniella sebelum masuk ke dalam kamar inapnya.

"Apa kau berniat berenang?" tanya Lisa dengan wajah bingung.

"Ya. Kau benar. Aku tidak akan ikut dengan kalian. Karena aku memiliki tujuan lain." jawab Daniella sembari memoles wajah putihnya dengan sun screen.

"Padahal aku ingin mengajakmu keliling pulau Maldives menggunakan pesawat amfibi." kata Lisa dengan wajah sedih.

"Kau bisa pergi bersamaku." ujar Dava sudah berdiri di belakang Lisa.

"Senior." celetuk Lisa dengan wajah terkejut.

"Ayo. Semua orang sudah menunggu kita di luar hotel." ujar Dava menyadarkan Lisa dari keterkejutannya.

"Pergilah. Aku sudah memiliki tujuan lain." kata Daniella dengan wajah serius dan penuh keyakinan.

"Baiklah." jawab Lisa berlalu dari sana.

"Aku yakin kau akan berhasil melakukannya. Aku sudah meminta salah satu staf hotel menyiapkan sebuah perahu untuk kalian."ujar Dava sebelum menutup pintu kamar Daniella dengan rapat.

Daniella menghela napas panjang setelah kepergian Dava. Ia belum tahu harus bertindak seperti apa setelah ini.

#

#

#

Di sisi lain

Saat terbangun dari tidurnya. Sean melihat matahari sudah semakin terik dan panas. Sean memutuskan mandi pagi sebelum keluar hotel.

Sean keluar dari kamar mandi menggunakan kimono menutupi tubuhnya.

Tiba-tiba pintu kamarnya di ketuk seseorang dari luar.

Tok

Tok

Tok

Dengan rambut basah. Sean membuka pintu kamarnya dan seketika terdiam saat melihat Daniella sudah berdiri di depan kamarnya.

Sean berniat menurut pintu kamarnya. Namun, Daniella dengan cepat mendorong pintu kamar Sean hingga terbuka dengan lebar. Ia menyelonong masuk begitu saja tanpa memperhatikan raut wajah kesal Sean.

"Keluar sekarang juga dari kamarku!" tegas Sean dengan nada ketus.

"Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat." ujar Daniella to the point.

Dengan marah Sean menutup pintu dengan kasar dan menghampiri Daniella dengan wajah merah padam.

"Daniella! Berhenti bermain-main denganku!" teriak Sean dengan tatapan bengis.

"Aku memang ingin mengajakmu ke suatu tempat." ujar Daniella berusaha meredam perasaan takut di dalam hatinya.

"Aku tidak akan keluar sebelum kau ikut denganku ke suatu tempat." lanjut Daniella tidak peduli dengan tatapan tajam Sean yang mampu menembus jantungnya.

Sean melangkah melewati Daniella begitu saja dan kembali masuk ke kamar mandi. Tak beberapa lama pintu kamar mandi terbuka. Sean keluar dengan mengenakan pakaian kasual membalut tubuh tingginya.

Daniella menarik tangan Sean keluar dari kamar hotel dan membawanya ke suatu tempat.

"Tuan, Nona." sapa seorang pegawai hotel menyapa Daniella dan Sean.

"Bukankah pulau sebelah memiliki Atol yang indah. Kami ingin pergi kesana." ujar Daniella kembali menarik tangan Sean naik ke atas perahu.

"Sebenarnya terik apa yang sedang kau mainkan, Daniella?" tanya Sean dengan wajah datar.

"Aku hanya ingin mengajak mu pergi ke pulau sebelah menikmati keindahan Atol pulau Maldives." jawab Daniella dengan wajah polos.

"Berhenti berbohong!" bentak Sean mencengkram dagu Daniella.

"Aku hanya ingin mengajakmu pergi ke suatu tempat. Aku hanya ingin menebus kesalahanku padamu agar kau berhenti membenciku." ujar Daniella dengan mata berkaca-kaca.

Entah dari mana datangnya keberanian Daniella. Tiba-tiba wanita itu memeluk Sean dengan perasaan yang sama seperti lima tahun yang lalu.

"Sean. Jika maaf tidak bisa mengobati lukamu. Ijinkan aku menyembuhkan luka itu. Meskipun kita tidak mungkin bersama seperti dulu lagi."

Sean berusaha menahan gemuruh di hatinya. Sean ingin melepaskan pelukan Daniella. Namun, hatinya berkata lain.

Mereka belum sadar kalau perahu yang mereka tumpangi semakin berlayar menjauh dari pantai sekitar hotel.

Terpopuler

Comments

Salma Suku

Salma Suku

Semoga mereka berdua bisa kembali bersama dan hidup bahagia...

2024-08-24

0

Uthie

Uthie

hmmm... menarik 👍😁

2024-07-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!