Disebuah Cafe yang ada dikota Manhatan New York, Kate sedang duduk sendiri dan terlihat termenung sedari tadi.
Begitu keluar dari rumah ayahnya dia tidak tahu harus pergi kemana karena dia tidak punya tujuan sama sekali.
Di kota yang besar itu tidak ada tempat untuknya dan sekarang dia seperti seorang gelandangan.
Dimana dia harus tidur malam ini? Kemana dia harus pergi dan bagaimana kehidupan esok?
Tapi walau begitu, dia tidak menyesal sama sekali karena telah keluar dari rumah ayahnya, dia tidak akan pernah menyesalinya.
Walaupun dia sebatang kara tapi ini lebih baik dari pada harus menerima siksaan dari ayahnya terus menerus, jangan sampai dia mati dirumah itu.
Kate membuang pandangannya melihat keluar sana, salju mulai tampak terlihat turun diatas bumi.
Musim telah berganti dan sebentar lagi natal akan segera tiba, dia sungguh tidak suka dengan natal, karena pada saat itu dia akan iri pada anak-anak yang selalu mendapatkan kasih sayang dan hadiah dari orang tuanya.
Setiap natal tiba, dia akan selalu iri pada kakaknya yang selalu diberikan barang-barang bagus oleh kedua orang tuanya, kakaknya selalu mendapatkan barang-barang bagus sedangkan dia,tidak pernah mendapatkan apapun dari ayahnya bahkan sedikit perhatianpun tidak! Padahal yang sangat dia inginkan hanya cinta dari ayahnya.
Tapi sekarang tidak lagi, dia tidak akan merasa iri lagi karena dia tidak akan melihat dimana Casey dimanja oleh kedua orang tuanya, mulai sekarang dia tidak akan melihat dan merasakan hal itu lagi.
Kate menghembuskan nafasnya dan melihat orang-orang yang sedang berlalu lalang dijalanan Manhatan.
Entah kenapa dia jadi teringat saat usianya yang baru lima tahun, dimana Bart Willson mengambilnya disebuah panti asuhan dan mengatakan jika dia adalah ayahnya.
Untuk seorang anak yang ditelantarkan dan tidak memiliki orang tua tentu saja itu adalah saat paling membahagiakan dalam hidupnya.
Selama ini dia sangat ingin memiliki kedua orang tua dan merasakan kasih sayang mereka tapi sayang, wajah ibunya saja dia tidak tahu. Tapi begitu seseorang mengaku sebagai ayahnya tentu itu membuatnya sangat bahagia.
Dia kira dia akan mendapat kasih sayang berlimpah dari ayahnya tapi sayang sekali,dia dibenci oleh kakak tiri dan ibu tirinya, bahkan dia perlu berjuang untuk mendapatkan cinta dari ayah yang tidak mencintainya.
Kate mengambil gelas kopi yang berada diatas meja dan menyeruputnya,hari semakin beranjak sore tapi dia belum tahu harus pergi kemana.
Dia benar-benar tidak tahu kemana dia harus pergi, tidak mungkin bukan dia tidur dijalanan karena jalanan yang ada dikota New York sangat berbahaya untuk seorang wanita.
Kate mengambil ponselnya dari dalam tas, dia teringat dengan sahabat baiknya. Sahabatnya itu bekerja tidak jauh dadi cafe dimana dia berada sekarang.
Lebih baik dia meminta bantuan kepada sahabat baiknya dan dia harap sahabatnya mau membantunya.
Setelah mengirimkan pesan, Kate kembali termenung melihat jalan Manhatan yang sibuk.
Setengah jam kemudian, seorang pria memasuki Cafe itu, dia adalah Peter sahabat baik kate sejak dulu.
Mereka telah bersahabat sejak lama dan Peter adalah orang yang selalu menghibur Kate disaat Kate dimarahi dan dipukuli oleh ayahnya.
Kate selalu datang padanya,mencurahkan keluh kesahnya dan Peter selalu setia mendengarkan keluh kesah sahabat baiknya.
Saat mendapat pesan dari Kate,dia langsung meminta ijin kepada atasannya untuk menemui Kate, dia tahu saat ini Kate pasti sedang membutuhkannya,dia tahu pasti saat ini Kate sedang dimarahi oleh ayahnya.
Peter mengedarkan pandangannya untuk mencari sahabat baiknya, matanya melihat seorang gadis yang sedang duduk membelakanginya.
Itu pasti Kate tapi dia sangat heran,kenapa Kate membawa sebuah koper? Dia juga kaget saat melihat darah kering yang terdapat dibaju Kate, apa Kate dipukuli oleh ayahnya lagi?
Peter segera berjalan mendekati sahabat baiknya itu dan duduk didepannya.
"Kate,apa yang terjadi padamu?"
"Oh Peter, akhirnya kau datang juga. Maaf mengganggu waktumu."
"Tidak apa-apa Kate, katakan padaku apa yang terjadi padamu? Apa ayahmu memukulimu lagi?"
Kate menatap sahabatnya dan tersenyum dengan getir, tidak perlu dia katakan,Peter pasti bisa menebak apa yang terjadi padanya.
"Seperti yang kau lihat Peter, aku baru saja dipukuli oleh ayahku."
Peter mengepalkan tangannya, tega sekali Bart Willlson memukuli anak perempuannya!Dia yakin punggung Kate pasti mendapat sebuah luka karena bisa dia lihat dari darah kering yang menempel dibaju Kate.
"Kate, kenapa kau tidak pergi saja dari sana?"
Peter menatap Kate dengan lekat,sungguh dia iba dengan kehidupan yang harus dijalani oleh Kate.
Kate kembali tersenyum dengan getir dan membuang pandangannya keluar, melihat orang-orang yang berlalu lalang dijalanan Manhatan.
"Aku sudah keluar dari rumah itu Peter tapi sekarang aku tidak punya tujuan, itu sebabnya aku memanggilmu kemari dan ingin meminta bantuan darimu."
"Katakan padaku Kate, apa yang bisa aku lakukan, aku pasti akan membantumu sebisa mungkin."
"Terima kasih Peter, kau selalu baik padaku. Aku hanya ingin meminta tolong padamu, tolong carikan tempat untukku,aku sungguh tidak punya tujuan, tidak ada satu tempatpun untukku dikota ini, aku sungguh tidak tahu aku harus pergi kemana."
Peter menghembuskan nafasnya dengan berat, dia juga tidak tahu harus membawa Kate kemana dikota itu,dia tidak bisa membawa Kate pulang kerumahnya begitu saja.
Pada saat itu, Peter teringat dengan bibinya yang ada dikota lain. Mungkin Kate bisa pergi kesana, memulai hidupnya dikota itu dan dia rasa ini tidaklah buruk.
"Maaf Kate, aku juga tidak bisa mencarikan tempat untukmu dikota ini dalam waktu yang singkat tapi aku rasa aku punya tempat untukmu dikota lain."
Kate tampak senang, tidak dikota itu juga tidak apa-apa karena dia memang ingin pergi dari kota New York, menjauh dari keluarga yang tidak mencintainya.
"Dimana Peter? Aku juga tidak mau bertahan dikota ini lagi, lebih baik aku pergi yang jauh dari sini."
"Kau yakin?"
Peter melihat sahabatnya dan Kate mengangguk dengan cepat.
"Baiklah, kau bisa mencari bibiku di California, aku akan menghubunginya nanti dan dia pasti akan menerimamu."
California? Sepertinya memulai hidup baru disana tidaklah buruk.
Peter bangkit berdiri dan mengambil dompetnya, dia mengeluarkan sebuah kartu atm dari sana dan memberikannya kepada Kate.
"Disini ada sedikit uang Kate, kau bisa menggunakan uang ini untuk menginap dihotel malam ini dan untuk membeli tiket ke California."
Kate mengambil kartu yang diberikan oleh Peter dan berkata:
"Terima kasih Peter, suatu saat nanti aku pasti akan membalas kebaikanmu." tanpa terasa air matanya mulai mengalir dan dengan cepat Kate menyeka air matanya, dia sungguh bersyukur masih memiliki seorang sahabat baik seperti Peter.
"Jangan kau pikirkan Kate, tapi jika aku butuh bantuanmu maka aku akan mengatakannya padamu."
"Pasti, aku pasti akan membalas budi baikmu."
"Itu bagus tapi aku harus segera pergi karena aku banyak pekerjaan, kau segeralah mencari sebuah hotel dan obati luka dipunggungmu! Nanti aku akan mengabarimu alamat bibiku di California."
"Itu pasti Peter, terima kasih."
Setelah kepergian Peter, Kate juga bangkit berdiri,mengambil kopernya. Dia akan mencari sebuah hotel dan pastinya dia juga akan Mencari tiket untuk pergi ke Califoenia besok.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
TOKOH WANITA LAIN BRSAHABAT SSAMA WANITA, MLH KATE BRSHABAT DGN LAKI2..
2024-05-20
1
🍁K3yk3y🍁
terharu
2023-02-02
1
marlita
aku ngulang ini ceritanya
2022-03-06
8