Lagi-lagi disebuah cafe, Kate menunggu sahabatnya Peter, sebenarnya dia merasa enggan tapi harus dia lakukan mengingat budi baik yang telah Peter berikan untuknya.
Saat itu belum jam makan siang jadi cafe belum terlalu ramai, mereka memang sengaja memilih bertemu saat cafe sedang sepi supaya tidak ada yang mendengar pembicaraan mereka nanti.
Kate memandangi orang yang masuk kedalam Cafe satu persatu, dia harap Peter cepat datang karena setelah ini dia harus pergi bekerja, dia tidak bisa berlama-lama karena dia meminta ijin pada bosnya hanya pergi sebentar saja.
Dia masih bekerja didua tempat sedangkan kedua putranya dia percayakan kepada seorang pengasuh, dia melakukan hal itu agar kebutuhannya dan kebutuhan kedua putranya dapat terpenuhi walau tidak dipungkiri terkadang dia kekurangan uang sampai membuatnya harus meminjam kepada atasannya.
Hidup dikota besar tidaklah mudah dengan tabungan yang sudah menipis, gajinya memang tidak seberapa tapi terkadang dia mendapat tip dari para tamu direstoran, tip yang dia dapat lumayan untuk menambah pendapatannya.
Selama menunggu Peter, dia mulai berpikir, apa sebaiknya dia mencari pekerjaan baru saja?
Menjadi pegawai kantoran mungkin lebih baik dari pada dia bekerja direstoran, menjadi pegawai tetap disebuah perusahaan besar mungkin lebih menjamin hidupnya dan kedua anaknya nanti.
Saat Peter tiba, dia melihat Kate sedang duduk diujung ruangan dimana orang-orang enggan duduk disana, dia segera melangkah menghampiri Kate dan duduk dihadapan sahabat baiknya itu.
"Maaf Kate membuatmu menunggu."
"Oh Peter, aku kira kau masih lama."
"Maaf, apa kau sedang terburu-buru?"
"Ya, aku tidak bisa lama jadi kita langsung saja."
"Baiklah, bagaimana aksimu semalam?"
Kate mengangkat gelas minumannya dan meneguknya dengan cepat, setelah itu dia berkata:
"Bukankah sudah aku katakan padamu Peter, aku gagal dan ketahuan dan asal kau tahu saja aku tidak mau masuk kedalam rumahnya lagi karena ini sangat berbahaya."
"Aku tahu Kate, maafkan aku karena telah membuatmu dalam bahaya."
"Peter, boleh aku menanyakan sesuatu padamu?"
"Tentu saja, apa yang ingin kau tahu? Aku akan menjawabnya."
"Terima kasih Peter." Kate tersenyum pada sahabatnya itu.
"Jadi apa yang ingin kau ketahui?"
"Peter, dulu kau selalu memintaku untuk berhenti menjadi seorang pencuri dan selalu memintaku untuk keluar dari rumah ayahku, kau tahu bukan dulu aku tidak punya pilihan lain hingga aku terpaksa menjalani profesi ini karena aku sangat ingin dicintai oleh ayahku tapi sekarang, kenapa kau memintaku kembali kejalan yang sudah lama aku tinggalkan?"
Peter diam saja, belum juga menjawab pertanyaan dari Kate sedangkan Kate menatapnya dengan penuh selidik,seperti ingin mencari jawaban dari ekspresi wajah Peter.
"Peter, kenapa kau memintaku mencuri ketiga kalung itu?" tanya Kate lagi.
Peter menghembuskan nafasnya dengan berat tapi kemudian dia tersenyum pada Kate.
"Maaf kate, aku juga terpaksa memintamu melakukan hal ini?"
"Kenapa?" Kate bertanya dengan cepat.
"Kate, aku sudah punya tunangan dan aku sangat mencintainya, aku sangat ingin melamarnya tapi dia meminta sesuatu yang tidak bisa aku berikan."
"Apa yang tunanganmu inginkan Peter dan apa hubungannya dengan ketiga kalung itu?"
Peter kembali menghembuskan nafasnya dengan berat sebelum menjawab pertanyaan dari sahabatnya.
"Dia ingin aku melamarnya dengan kalung A Heritage in Bloom Kate."
Kate tampak tidak percaya, kenapa meminta hal yang mustahil apalagi kalung A Heritage in Bloom cuma ada satu didunia.
"Jika memang begitu kenapa tidak kau temui saja Albert Smith dan beli kalung itu darinya, tawar kalung itu dengan harga tinggi dia pasti akan menjualnya padamu."
Peter menatap Kate dengan tatapan tidak percaya,membeli kalung itu? Dari mana dia bisa mendapatkan uang untuk membeli kalung itu?
"Kau gila kate, bukankah sudah aku katakan padamu harga kalung itu mencapai US$ 200 juta (Bila US$ 1 \= Rp 14.000, nilainya setara dengan Rp 2,8 triliun). Dapat dari mana aku uang sebanyak itu?"
"Peter, sebelumnya maaf jika ucapanku ini menyinggungmu tapi menurutku, seharusnya tunanganmu itu mau menerima semua kekuranganmu. Dia tahu bukan kau bukan orang kaya lalu kenapa dia meminta A Heritage in Bloom padamu? Seharusnya kau juga sadar Peter, banyak wanita yang berada diluar sana yang mau menerima semua kekuranganmu dan meringankan bebanmu tapi kenapa tunanganmu malah meminta hal yang sangat mustahil kau dapatkan?"
"Aku tahu Kate, itulah sebabnya aku meminta bantuanmu untuk mendapatkan kalung itu untukku. Aku terlalu mencintainya dan aku tidak ingin kehilangan dirinya."
Kate menarik nafasnya dengan berat, oke baiklah, Peter telah dibutakan oleh cinta tapi kenapa memintanya mencuri ketiga kalung sekaligus padahal yang Peter inginkan hanya A Heritage in Bloom.
"Tapi Peter, kenapa kau memintaku mencuri tiga kalung sekaligus padahal yang kau butuhkan cuma satu dan terus terang saja, aku tidak mau masuk kerumah Albert Smith lagi karena aku yakin, saat aku masuk kesana maka aku tidak akan bisa keluar lagi."
Lagi-lagi Peter diam saja sedangkan Kate kembali mencoba membaca ekspresi wajah Peter, entah kenapa dia merasa Peter sedang menyembunyikan sesuatu darinya.
"Kate bukankah kau bilang ingin membantuku saat aku membutuhkan bantuanmu?" Peter menatapnya dengan penuh harap.
"Ya benar, kau sudah banyak membantuku jadi aku pasti akan membalas budi baikmu Peter."
"Jika begitu bantulah aku untuk mendapatkan kalung itu dari Albert Smith." pinta Peter.
Kate menghembuskan nafasnya, apa dia bisa menolak?
"Bagaimana caranya Peter? Sudah aku katakan aku tidak mau masuk kedalam rumahnya lagi dan asal kau tahu, ketiga benda itu tidak ada disana."
Peter tampak berpikir sejenak, dia sedang memikirkan strategi baru, bagaimana caranya agar Kate bisa mendekati Albert dan mencari informasi dimana ketiga kalung itu berada.
Saat itu juga sebuah ide langsung terbesit dikepalanya, kenapa Kate tidak bekerja saja ditempat Albert Smith? Bukankah dengan begitu Kate bisa dekat dengan Albert dan mencari informasi dimana kalung itu disimpan oleh Albert?
"Kate dimana kau bekerja sekarang?"
"Restoran, kenapa?"
"Begini, kenapa kau tidak mencoba bekerja dengan Albert saja?"
Saat mendengarnya mata Kate membulat.bekerja ditempat Albert? Ini tidak sesederhana yang terlihat apalagi dia khawatir jika Albert sudah melihat wajahnya semalam.
"Aku rasa tidak bisa Peter, aku khawatir dia sudah melihat wajahku semalam."
"Oh ayolah Kate, kau bisa menyamar dan melamar pekerjaan dirumahnya."
"Kau ingin aku menjadi pembantu dirumahnya?"
"Ya, dengan begitu kau bisa mencari tahu dimana Albert menyimpan kalung itu dengan mudah."
Kate langsung menggeleng, dia tidak bisa menjadi pembantu Albert karena dia harus selalu ada untuk kedua anaknya tapi dia akan menolak ide dari Peter dan mencoba memberikan alasan lain, dia tidak mau sampai Peter tahu dia punya anak karena dia tidak mau siapapun tahu mengenai anaknya.
"Tidak Peter, aku tidak mau menjadi pembantu dirumahnya."
"Kenapa Kate? Ini kesempatan paling bagus."
"Peter, sebaiknya cari ide lain karena aku tidak akan pernah mau menjadi pembantu dirumahnya."
Peter tampak kecewa tapi dia tidak bisa memaksa sahabatnya.
"Baiklah, jika begitu bagaimana jika kau melamar pekerjaan diperusahaannya saja? Disana kau bisa mencoba mendekatinya dan mencari informasinya tentang kalung itu."
"Peter, apa kau mengenal Albert Smith?"
"Tidak, aku melihatnya dimajalah semalam dan dia begitu terkenal, apa kau tidak tahu?"
Kate menggeleng, dia terlalu sibuk dengan hidupnya jadi mana mungkin dia bisa mengenal orang hebat seperi Albert Smith? Lagi pula itu tidak penting untuknya!
"Jadi bagaimana Kate, apa kau mau melamar pekerjaan diperusahaannya?" tanya Peter lagi.
"Perusahaan?" Kate tampak berpikir sejenak, sepertinya ini bukan ide yang buruk apalagi dia memang sedang ingin mencari pekerjaan baru.
Mungkin inilah saatnya dia mencoba,bekerja disebuah perusahaan dan disana dia juga bisa mencari informasi mengenai keberadaan kalung itu.
"Baiklah Peter, aku rasa ini bukan ide yang buruk!aku akan segera mencari tahu apa perusahaan milik Albert Smith sedang membutuhkan karyawan atau tidak? Jika ada maka aku akan segera melamar pekerjaan disana dan tunggulah kabar baik dariku."
"Tentu Kate, aku yakin kau pasti berhasil mendekatinya dan mendapatkan kalung itu dan aku harap kau bisa diterima diperusahaan." Peter tampak begitu senang.
"Semoga."
Kate segera meraih tasnya dan bangkit berdiri, dia sudah terlalu lama dan harus pergi.setelah mengatakan pada sahabatnya jika dia harus kembali bekerja, Kate segera keluar dari cafe itu sedangkan Peter melihat kepergian Kate dengan senyum diwajahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Azzahra Asiah
sipeter bodoh di bohongi sama si casey
2024-07-05
2
Sulaiman Efendy
GK YAKIN BILA ITU KMAUAN TUNANGANNYA SI PETER, HRSNYA KATE GK PERCAYA BGITU SJA, KRN MRASA UTANG BUDI, SI KATE JDI BDOH & GOBLOK
2024-05-20
0
Sulaiman Efendy
GOBLOKKKKKK, APA YG AKN LO LAKUKN GK SBANDING DGN BUDI SIPETER, LO TK MIKIRKN AKIBATNYA, LO TK MIKIRKN KDUA ANAK LOO
2024-05-20
1