Laura sampai di rumah hampir sore hari, dia bahkan mengabaikan rasa lapar yang melandanya. Niat hati dia ingin makan siang dengan sang suami pun gagal total. Rasa sakit atas perbuatan suaminya yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya masih membekas dalam ingatan Laura.
"Ma, Laura sudah kembali," bisik Luke saat dia melihat Laura melintas di ruang tamu.
"Kenapa wajahmu ditekuk begitu?" Brenda menghampiri Laura. Bukan dia tidak tahu apa yang terjadi.
Anak pertamanya itu sudah mengirim pesan atas apa saja yang terjadi di kantornya saat Laura datang, hingga Laura pulang.
"Mama..."
Laura memeluk tubuh mertunya, tangis yang dia coba tahan sepanjang jalan itu kini tumpah tanpa bisa dia minta.
"Hei, apa yang terjadi? Bukannya kamu menemui Brian? Kenapa menangis begini?" Brenda masih berpura-pura bahwa dirinya tidak tahu menahu akan situasi yang sebenarnya.
"Ma.... B-Brian... Brian selingkuh dariku," ucap Laura setelah bersusah payah menahan isak tangisnya.
"Selingkuh?Tidak mungkin. Masa kamu masih meragukan cinta Brian untukmu? Kalian sudah menikah selama tiga tahun, Laura," sahut Brenda atas kalimat Laura.
"T-tidak, Ma. S-saya menemukan dua kond*m yang telah terpakai di tong sampah kantor Brian," sanggah Laura.
Iya, benda yang dilihat Laura saat itu adalah dua benda yang tidak asing baginya. Namun, Laura hampir tidak percaya dengan apa yang dia lihat kala itu. Bukankah kond*m digunakan saat berhubungan intim?
Tidak mungkin Brian melakukan hal tidak senonoh itu di ruang kerjanya, di kantor yang bisa saja ada orang yang memergokinya. Lalu, apakah perempuan yang baru keluar dari dalam ruangan itu lah partner se* suaminya?
Tangis Laura kembali terdengar seiring makin dalamnya pikiran yang dia miliki akan hubungan terlarang suaminya itu.
"Haish! Dasar wanita cengeng menyebalkan! Maksudmu apa menuduh Brian selingkuh? Hei! Dengar ya, wajar jika seorang pria ingin melepaskan hasratnya. Apa lagi ketika dia memiliki pasangan yang tidak mau memberikan kesenangan itu."
Luke yang dari tadi hanya menjadi pendengar maju mendekati Laura, "Laura gadis dungu. Kamu pikir kamu ini siapa sampai kakakku harus menunggu hingga kamu melahirkan untuk bercinta?"
Jantung Laura terasa berhenti melakukan tugasnya, netra Laura melebar tatkala dia mendengar apa yang Luke katakan dari tadi.
"A-apa maksudmu, Luke? Tidak mungkin Brian melakukan perbuatan-perbuatan tidak terpuji itu!"
Laura yang dari ruangan Brian berusaha menahan diri agar tidak marah itu, kini emosi yang calon ibu muda itu rasakan mulai meledak.
"Brian itu sudah bosan denganmu, j*lang!" pekik Luke di telinga Laura.
Apa yang Luke lakukan membuat Laura menjerit sejadi-jadinya. Dia tidak percaya akan apa yang dia dengar.
"Ma, katakan apa yang Luke katakan itu bohong, Ma."
Laura meraih lengan ibu mertuanya, tapi lagi dan lagi hal yang mengejutkan Laura terima.
Brenda menepis kasar tangan Laura, hingga Laura hampir jatuh membentur ujung sofa.
"M-ma.... Kenapa Mama lakukan hal yang dengan Brian." Laura tidak lagi menyangkal bahwa suaminya memang bermain hati di luar sana.
"Laura, sayang. Seharusnya kamu ini tetap seperti sebelumnya, istri yang be*o dan tidak perlu menyaksikan apa yang tidak seharusnya kamu saksikan," tutur Brenda.
Derai air mata berurai dan mengalir di pipi Laura yang berkulit putih tulang.
"T-tidak! Tidak mungkin!" pekik Laura.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Osie
aku mampir dan akunharap lautan bukan perempuan bodoh yg diperbudak cinta..kalau laura sosok lemah dahlah g jd aku terusin bacanya
2024-09-13
0
Eemlaspanohan Ohan
mampir
2024-08-22
0
Tati st🍒🍒🍒
jangan mau diinjak2 harga diri kamu kalau punya tabungan gugat suami kamu,keluarga suami kamu tuh keluarga toxic
2024-06-24
0