Hari itu bagai medan bagi Laura. Di perusahaan pertama dia melakukan interview, responnya pun kurang menjanjikan. Alasan utamanya Laura belum pernah terjun langsung di dunia kesekretariatan. Kemampuan Laura diragukan. Begitu pun juga di dua perusahaan yang lainnya, yang paling parah dia langsung ditolak saat melihat bagaimana penampilan Laura yang dianggap 'lusuh.'
"Gini amat nyari kerja di negeri sendiri," keluh Laura setelah dia berjalan lebih jauh dari perusahaan terakhir yang dia kunjungi.
Laura melihat jam dipergelangan tangan kanannya, sudah menunjukkan pukul dua siang. Pantas saja perutnya lapar. Laura pun berjalan ke arah pedagang kaki lima yang tidak jauh dari tempatnya, dia memesan lima buah gorengan dan es teh dari pedagang di sebelahnya.
"Duduk, Neng," ucap penjual gorengan sambil menawarkan kursi plastik untuk Laura.
"Terima kasih, Pak."
Gorengan dan es teh yang Laura pesan telah dia terima, sambil menikmati makan siang yang telah berlalu lama itu. Laura mengobrol dengan penjual gorengan. Lebih tepatnya dia hanya menjawab apa yang ditanyakan padanya.
"Ya, zaman sekarang emang begini, Neng. Anak Bapak saja sekarang jadi kuli bangunan, apa lagi ijazah SMP gak bisa dipakai, Neng."
Laura hanya mengangguk dan sesekali menimpali curhatan penjual gorengan tersebut, di saat dirinya tengah sibuk dengan celotehan penjual gorengan dari arah berlawanan terdengar suara teriakan jambret.
"Wah, si Eneng lagi susah nyari kerja. Eh, ada saja yang malah lakuin hal buruk itu," keluh si penjual gorengan.
Laura tidak menyahut kali ini, dia tidak tahu apa benar si penjambret benar-benar melakukannya dengan sengaja atau karena terpaksa.
Apa yang Laura pelajari dari kerasnya hidup tanpa orang tua, di saat tidak mempunyai uang dan makanan terkadang Laura terbesit untuk mencuri. Dia hanya beruntung imannya bisa mengalahkan hasutan setan itu.
"Jambret!"
"Tolong!"
Teriakan meminta tolong itu terus mengusik pikiran Laura, akhirnya dia langsung berlari mengejar si penjambret tanpa mendengar larangan dari penjual gorengan.
"Duh! Si Eneng, harusnya biarin saja. Anak perempuan nanti kenapa-kenapa!"
Namun, sangkaan banyak orang yang menyaksikan aksi kejar-kejaran antara Laura dan si penjambret itu berbalik memuji Laura ketika dia berhasil melumpuhkan penjambret tersebut. Laura mengunci tubuh si penjambret dengan kakinya, ya meski dia harus merelakan rok kerjanya robek. Laura bahkan harus melupakan sejenak rasa malu karena pahanya sedikit terdedah.
Si pemilik tas langsung berlari ke arah Laura disusul oleh beberapa orang yang membantu Laura menangani si penjambret.
"Kita laporkan saja ke polisi. Takutnya nanti akan lakuin hal ini terus!"
"Iya benar!"
Si penjambret langsung pucat pasi, bayangan buruk akan mendekam di penjara pun terlintas di benaknya.
Amarah orang-orang itu segera dihentikan oleh si pemilik tas, "Biarkan saja dia pergi. Mungkin dia terpaksa."
"Huuu!!"
Sorakan kekecewaan dari mereka yang menolong tadi pun bersahutan, hingga satu per satu mereka meninggalkan ketiganya.
"T-terima kasih, Pak. Maafkan saya. Saya sungguh menyesal. Ibu saya sakit dan saya tidak punya uang untuk membawa ibu saya ke puskesmas atau rumah sakit," ujar si penjambret.
Pemilik tas itu kemudian mengeluarkan beberapa lembar uang kertas merah padanya dan meminta si penjambret untuk pergi membawa sang ibu berobat. Berkali-kali si penjambret mengucap syukur dan akhirnya berlalu dari tempat tersebut.
Kini, tinggal Laura dan si pemilik tas saja yang tersisa. Laura membenarkan posisi roknya agar tidak terlalu malu dia saat berjalan nanti. Mana itu roknya yang dia punya, kini Laura pusing memikirkan harus mengeluarkan uang lain untuk membeli setelan baru.
"Terima kasih atas bantuan, Mba. Di dalam tas ini banyak dokumen berharga. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi jika tas ini hilang," ucapnya.
"Iya, sama-sama. Kalau begitu, saya permisi dulu, Mas." Laura yakin usia orang yang berdiri di depannya ini tidak beda jauh dengannya.
"Ini buat, Mba. Untuk membeli setelan baru. Rok Mba rusak, saya rasa Mba harus membeli yang baru." Laki-laki itu kembali mengeluarkan sejumlah uang untuk Laura. Namun, langsung ditolak Laura.
"Tidak apa-apa, Mas. Lagi pula saya menolong bukan untuk meminta imbalan. Kalau begitu, saya permisi. Saya masih ada keperluan lain," ujar Laura.
Laura bergegas meninggalkan laki-laki tersebut, dia tidak mau dipaksa menerima uangnya. Jika menolong orang lain hanya untuk mengambil untung, maka dia akan malu terhadap keluarga Indra yang sudah banyak menolongnya.
Tanpa Laura sadari, laki-laki yang dijambret itu masih memperhatikannya. Hingga penjual gorengan yang tadi mengobrol dengan Laura menghampirinya.
"Anu, Aa, si Eneng tadi teh sedang mencari kerja. Sepertinya dia baru saja melamar di perusahaan itu, tapi ditolak karena pakaiannya lusuh," ujarnya sambil menunjuk perusahaan yang dimaksud.
"Oh, begitu? Baik, Pak. Terima kasih untuk informasinya."
Ketika si laki-laki itu melihat ke mana Laura pergi, sayangnya Laura sudah tidak terlihat. Dia pun berjalan ke arah gedung perusahaan yang sebelumnya Laura kunjungi.
***
"Pak Direktur, Anda sudah datang?" tanya seseorang yang menyambut kedatangan laki-laki tadi.
Ternyata laki-laki yang kejambret itu merupakan direktur di perusahaan yang Laura ajukan lamaran kerja.
"Berikan aku daftar pelamar kerja hari ini," pintanya setelah meletakan tas di kursi kerjanya.
"Daftar pelamar, ada apa memangnya Pak Direktur?"
"Sudah, jangan banyak tanya. Berikan saja!" titahnya lagi.
"B-baik, Pak Direktur. Akan saya bawakan segera."
Orang itu pun langsung keluar dari ruang kerja Direktur Utama KTH COMPANY, Alvaro Tan.
Alvaro menghempaskan dirinya di kursi kerjanya yang empuk, wajah perempuan yang telah menolongnya masih terngiang-ngiang di pelupuk matanya.
"Sebenarnya dia siapa? Baru kali ini ada yang menolak pemberianku. Biasanya mereka berebut untuk menarik perhatianku agar bisa mengambil keuntungan dariku," gumamnya.
"Pak Direktur, ini berkas-berkas para pelamar hari ini," ucap Seno. Sekretaris Alvaro.
"Letakkan saja di situ. Oh iya, batalkan janji makan siang dengan Handoko. Ada hal yang ingin aku urus sekarang."
"Baik, Pak."
Seno pun kembali keluar dari ruangan bosnya, dia tidak suka berlama-lama menghadapi bos yang suka angin-anginan tersebut.
Alvaro kemudian membuka lembar demi lembar berkas yang diberikan Seno, hingga di lembar terakhir dia menemukan apa yang dia cari.
"Laura Kiehl ...." Alvaro membaca dengan seksama semua berkas yang dilampirkan Laura.
"Kinerjanya bagus, meski dia sempat tidak berkerja beberapa tahun. Orang sekompeten ini ditolak hanya karena 'lusuh'?"
Alvaro meradang ketika teringat apa yang dikatakan oleh si penjual gorengan, hingga akhirnya dia meraih gagang teleponnya dan menekan nomor yang terhubung ke bagian HRD.
"Datang ke ruangan saya sekarang!" seru Alvaro.
Alvaro tidak memandang lulusan dari si pelamar, maupun seperti apa tampilannya. Jika orang jtu mempunyai kemampuan, maka Alvaro akan merekrutnya. Pemilihan sekretaris baru ini, belum dia pantau.
Apa lagi aksi heroik Laura dan sikap Laura yang menolak niatnya, memberikan nilai plus di mata Alvaro yang selalu dikelilingi oleh parasit dan manusia-manusia bermuka dua.
Menejer HRD pun tiba di ruangan Alvaro dan langsung mendapat teguran keras atas sikapnya yang sudah seenaknya.
"Sejak kapan kamu merubah moto perusahaanku, yang mengutamakan kualitas bukan tampilan luar!" teriak Alvaro.
"M-maafkan saya, Pak Direktur. S-saya tidak mengerti apa yang Anda maksud."
"Aku tidak mau tahu, urus masalah yang kamu buat! Panggil pelamar yang bernama Laura. Dia secara resmi aku terima dan kamu harus minta maaf padanya!"
Menejer HRD itu bungkam, dia tidak menyangka bosnya tahu apa yang telah dia lakukan.
"Paham tidak! Kalau sudah paham, kerjakan sekarang!" teriak Alvaro.
"B-baik, Pak Direktur. S-saya mengerti," ucapnya gugup. Di pun tergopoh-gopoh keluar dari ruangan sebelum bosnya makin mengamuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Soraya
kirain ibu ibu yg dicopet gak taunya direktur masih muda lagi aneh aja ya kok bisa kecopetan
2024-09-02
0
Tati st🍒🍒🍒
duh pak dokter ganteng pak menejer juga ganteng😅
2024-08-17
0
Tati st🍒🍒🍒
akhirnya laura akan kerja di situ,biar karyawa2 di situ pada kicep tuh,mamdang orang dari luarnya saja
2024-08-17
0