EPISODE •14•
--------------------------------------------------------------
Satu suara dengan suara lain saling bersahutan diiringi dengan senda tawa. Mereka berkumpul dalam satu ruangan, menceritakan banyak hal, walaupun bagi yang tertua ceritanya hanya sebatas mimpi. Karena tidak ada cerita lain di realita nya.
Brian Cole
Di mimpi itu saya sedang menunggu kamu didepan gerbang. Tiba-tiba ada suara ting! ting! ting! ting! khas penjual bakso. Langsung saja saya menghampiri nya. Beli dua puluh ribu sudah dapat banyak, tapi tidak tahu kenapa bau baksonya seperti nyata. Seperti bukan mimpi.
Brian Cole
[tertawa renyah sambi mengusap perut]
Brian Cole
Aduh, kapan ya bisa makan bakso lagi?
Alexander Faith
[menepuk punggung Brian]
Alexander Faith
Sabar, Pak. Sebentar lagi pasti bisa makan bakso.
Brian Cole
[kembali tertawa]
Brian Cole
Sebentar itu sampai kapan? Saya keluar dari sini masih sepuluh tahun lagi.
Tujuh orang disana tertawa hambar, sangat mengenaskan menjadi Brian. Beliau bisa masuk penjara karena di jebak. Dengan kondisi ekonomi yang rendah dan memiliki kewajiban menafkahi enam anak dan seorang istri. Beliau menerima tawaran seseorang yang tidak dia kenal untuk mengantarkan narkoba kepada konsumen.
Brian yang sudah buta karena uang menyetujui nya setelah melihat berapa gaji yang dia Terima untuk sekali mengantar barang.
Hari pertama berjalan dengan lancar, namun saat hari kedua dia di tangkap polisi yang ternyata menyamar menjadi konsumen. Di pengadilan dirinya pun kalah telak karena tidak bisa menyewa pengacara.
Lebih menyedihkan lagi istri dan anak-anak nya yang sudah berusia dewasa tidak ada yang datang untuk sekedar memberinya kekuatan. Mereka menghilang bagai kan di telan bumi
Polisi
[mendekati jeruji besi]
Polisi
Saudara Alex, ada pihak keluarga yang ingin bertemu.
Brian Cole
Alex lagi, kami sangat beruntung, Nak.
Brian Cole
[menepuk pelan puncak kepala Alex]
Alexander Faith
[tersenyum]
Polisi
Oh iya, saya lupa. Pak Brian juga dapat tamu.
Semua orang disana tertegun, kecuali Alex. Mereka merasa bahagia akhirnya ada yang berkunjung untuk Brian.
Pemuda
Setelah ini cerita Pak Brian tidak melulu soal mimpi, Pak.
Paruh baya
Salam buat yang menengok ya, Pak.
Brian Cole
[mengangguk semangat]
Polisi
[membuka pintu jeruji besi]
Mereka melewati tiga pintu besar untuk sampai ke tempat tujuan. Wajah berseri-seri Brian tak sekalipun sirna. Hanya melewati tempat baru sudah membuat dirinya senang.
???
[berhambur ke pelukan Alex]
Alexander Faith
[membalas]
Alexander Faith
[mengusap lembut rambut sang adik]
Brian Cole
Ini adik kamu? Cantik sekali.
Brian Cole
[celingukan mencari seseorang]
Alessandra Eve Faith
Tamu Pak Brian itu juga saya, Pak.
Brian Cole
[menatap Alessa]
Alessandra Eve Faith
[mengangguk]
Alexander Faith
Kamu bawa barang yang Kakak pesan?
Alessandra Eve Faith
Tentu, ayo! Kita cari tempat dulu.
Alessandra Eve Faith
[menggandeng tangan Brian]
Alessa mengeluarkan tiga mangkok kosong dan sendok garpu dari dalam tas belanja
Alessandra Eve Faith
[memukul mangkuk dengan sendok]
Alessandra Eve Faith
Bakso! Bakso!
Brian Cole
[senyum mengembang]
Brian Cole
[merangkul Alex terharu]
Alessandra Eve Faith
Ini, Pak. Sesuai mimpi Bapak. Sekarang semangkok bakso tersaji di depan bapak.
Alessandra Eve Faith
[menuang ke dalam mangkuk]
Alessandra Eve Faith
Dan ini es teh nya.
Alessandra Eve Faith
[mengeluarkan tiga cup es teh dan sedotan]
Alessandra Eve Faith
Oh iya, satu lagi
Alessandra Eve Faith
[menunduk]
Alessandra Eve Faith
[rambut menghalangi pandangan]
Alexander Faith
[melepas gelang]
Alexander Faith
[mengikat rambut Alessa]
Alessandra Eve Faith
Ini dia, kerupuk!
Brian Cole
[air mata lolos seketika]
Alexander Faith
Bakso untuk bapak, Bapak senang, kan?
Brian Cole
Senang, terimakasih anak-anak ku.
Brian Cole
[mengusap kepala Alessa dan Alex bersamaan]
Alessandra Eve Faith
Mulai sekarang, kami anak Bapak, keluarga bapak. Jadi bapak tidak boleh merasa tidak mempunyai siapa-siapa.
Alexander Faith
Ayo kita makan.
Setelah acara makan selesai, Brian berpamitan ingin masuk ke dalam cell kembali. Selain mengantuk karena kekenyangan, dia melakukan nya karena ingin memberikan waktu kepada Kakak beradik itu.
Alexander Faith
Ada cerita apa hari ini?
Alessandra Eve Faith
Arthur.
Alexander Faith
Arthur lagi?
Alessandra Eve Faith
Dia menyebalkan, Kak. Masa Alessa tidak boleh berdekatan dengan lelaki lain.
Alessandra Eve Faith
[menekuk wajah]
Alessandra Eve Faith
Setiap ada yang dekati, pasti di buat babak belur olehnya.
Alexander Faith
[tersenyum]
Alexander Faith
Kakak merestui hubungan kalian.
Alessandra Eve Faith
Hubungan apa?! Alessa sama Arthur tidak ada hubungan apa-apa
Alexander Faith
Ada, dari sikapnya sudah terlihat kalau dia menyukaimu. Dan dia mengklaim dirimu sebagai milik nya.
Alessandra Eve Faith
Tidak! Tidak!
Alessandra Eve Faith
[menggeleng keras]
Alessandra Eve Faith
Dia tidak bilang apa-apa sama Alessa.
Alexander Faith
Maunya di bilang langsung?
Alessandra Eve Faith
[terdiam]
Alexander Faith
Apa kamu menyukai nya?
Alessandra Eve Faith
[menggigit bibir dalam]
Alessandra Eve Faith
Tidak.
Alexander Faith
Belum, belum suka. Tapi kalau Arthur tidak menyerah untuk mendekati mu. Lama kelamaan kamu pasti menyukai nya.
Alessandra Eve Faith
Ih! Kakak bicara apa?!
Alexander Faith
[bersandar pada sandaran kursi]
Alexander Faith
Atau mungkin sebenarnya kamu sudah menyukai Arthur, tapi belum menyadari nya. Kamu akan sadar setelah dia menjauh.
Alessandra Eve Faith
[menggaruk kepala yang tidak gatal]
Alessandra Eve Faith
Alessa mengadu pada Kakak agar Kakak memberi nya pelajaran saat bertemu. Bukan ada maksud terselubung meminta restu Kakak.
Alexander Faith
Oke, kapan-kapan bawa Arthur kemari. Biar Kakak beri dia pelajaran.
Alessandra Eve Faith
Nah begitu! Alessa tidak suka di paksa-paksa terus oleh dia.
Alexander Faith
[membawa Alessa mendekat]
Alexander Faith
[mencium keningnya]
--------------------------------------------------------------
Nathan lee Christopher
[berjalan sambil membawa dua piring cemilan]
Nathan lee Christopher
[memasuki kamar Arthur]
Nathan lee Christopher
Diam terus kau dari tadi! Galau?
Arthur De Luca
[melirik sekilas]
Arthur De Luca
[kembali fokus pada ponsel]
Delon Blake
Gara-gara kena skors? Biasanya juga senang kalau di suruh libur.
Arthur terkena skors tiga hari karena menghancurkan panggung teater. Kekuatan nya bertambah besar jika itu berkaitan dengan Alessa. Bukan hanya panggung yang dia hancurkan, dia juga berkelahi dengan anak-anak teater yang memiliki peran menyentuh Alessa.
Nathan lee Christopher
[meletakan piring di tengah-tengah]
Darren Smith
[mengambil satu makanan]
Nathan lee Christopher
3in
Darren Smith
Itu ponsel Alessa masih saja ada si tangan mu.
Arthur De Luca
Aku belum selesai.
Delon Blake
[mengangkat sebelah kaki]
Delon Blake
Memangnya apa yang kau cari?
Arthur De Luca
[menghela napas)
Arthur De Luca
Tadinya ingin mencari orang-orang yang menghina Alessa, aku ingin memberi mereka pelajaran.
Arthur De Luca
[mengambil satu cemilan]
Arthur De Luca
Tapi gara-gara foto sialan itu aku jadi oleng.
Nathan lee Christopher
[mengernyit]
Nathan lee Christopher
Foto apa?
Arthur De Luca
Di meja belajar Alessa ada foto dia bersama seoarang lelaki. Mereka tampak mesra, bagaimana aku tidak emosi?!
Arthur De Luca
[bersandar di sofa]
Arthur De Luca
[menatap langit-langit kamar]
Nathan lee Christopher
Itu Kakaknya.
Arthur De Luca
[menegakan tubuh]
Arthur De Luca
[menatap tajam Nathan]
Arthur De Luca
Dari mana kau tahu kalau itu Kakaknya?
Nathan lee Christopher
Waktu itu saat aku bolos sekolah, aku bertemu Alessa di kafe. Ya kita ngobrol-ngobrol sebentar.
Nathan lee Christopher
[memundurkan tubuh]
Nathan lee Christopher
Tenang, Bro. Kita teman, Aku tidak suka makan teman. Enak makan ini.
Nathan lee Christopher
[kembali memasukan satu cemilan penuh ke dalam mulut]
Darren Smith
Terus? Lanjutkan yang tadi.
Nathan lee Christopher
[tidak bisa bicara karena mulut penuh]
Delon Blake
Kau duduk bersanding dengan Alessa, mengusap lembut tangannya, saling menatap penuh cinta, dan terakhir mengatakan I love you.
Delon Blake
[memanas-manasi]
Nathan lee Christopher
[menatap tajam Delon sambil menunjuknya]
Nathan lee Christopher
[Buru-buru minum]
Nathan lee Christopher
Anj*ng kau!
Delon Blake
[tertawa terpingkal-pingkal]
Arthur De Luca
[menatap Nathan]
Nathan lee Christopher
Apa yang di ucapkan Delon salah semua. Jangan percaya padanya.
Nathan lee Christopher
Aku tidak sengaja bertemu dengannya saat minum kopi di kafe. Dia memesan makanan untuk di bungkus, sambil menunggu, dia menghampiri ku. Dan kami mengobrol sebentar.
Darren Smith
[melirik Arthur]
Arthur De Luca
[wajah merah padam]
Nathan lee Christopher
Aku tanya kenapa dia tidak masuk sekolah, jawaban nya ingin berkunjung ke tempat Kakaknya.
Arthur De Luca
Saat itu aku bertanya dia tidak mau jawab.
Delon Blake
Mungkin yang dia sukai Nathan.
Darren Smith
[mengapit kepala Delon di ketiak]
Delon Blake
Shhh! kepalaku, anjir!
Nathan lee Christopher
Mungkin dia sedang lelah, jadinya malas untuk menjawab. Kau kalau kepo kan sudah seperti wartawan, bertanya sampai ke akar-akarnya. Bisa jadi yang kau tanyakan hubungan orang tuanya saat masih pacaran, sampai bagaimana gaya berhubungan agar mendapat anak laki-laki.
Arthur De Luca
[melengos tidak suka]
Arthur De Luca
Tapi saat aku ke rumah Alessa kenapa sepi? Katanya ada Kakak, terus kemana orang tuanya?
Arthur De Luca
[mengusap dagu]
Darren Smith
Kenapa tidak kau tanyakan sendiri pada Alessa?
Arthur De Luca
[menggeleng]
Arthur De Luca
Belum sempat.
Darren Smith
Ck! Belum sempat bagaimana? Kau setiap hari bersamanya, sebenarnya apa yang kalian bicarakan?
Arthur De Luca
[menggaruk kepala yang tidak gatal]
Nathan lee Christopher
Orang tuanya sudah meninggal, sedangkan Kakaknya sudah menikah. Jadi Kakaknya ada di rumah sendiri bersama istrinya.
Delon Blake
Lihat itu! Malah Nathan yang tahu segalanya.
Delon Blake
Aku sarankan rubah caramu untuk mendapatkan Alessa. Sebelum dia jatuh cinta kepada Nathan dan kau tinggal kenangan.
Nathan lee Christopher
[menendang Delon]
Nathan lee Christopher
Makin ke sini, makin menjadi kau!
Darren Smith
[membuka ponsel]
Darren Smith
[melihat pesan dari Hazel]
Darren Smith
[menutup kembali ponsel]
Darren Smith
Ar, kalau aku lihat, seperti nya Alessa masih bingung dengan sikapmu. Suka usil, Tiba-tiba marah tidak jelas, memaksa ini itu, banyak pantangan yang wajib dia turuti. Itu membuat nya pusing sendiri.
Nathan lee Christopher
[mengangguk setuju]
Nathan lee Christopher
Kalau kau menyukai nya, kau harus tembak dia. Bukan asal klaim anak orang.
Arthur De Luca
[menggaruk pipi]
Arthur De Luca
Kalau dia menolak? Gengsi lah aku, malunya sampai ke ubun-ubun.
Delon Blake
Kodrat lelaki itu bermuka tebal, di tolak ribuan kali masih punya muka untuk mengulang hal yang sama.
Delon Blake
Kalu lupa kalau Darren menembak gadis sudah berapa kali dan di tolak berapa kali? Nathan juga menembak satu gadis yang sama sampai sepuluh kali di tolak semua.
Nathan lee Christopher
[terkekeh]
Nathan lee Christopher
Dan sekarang aku masih berjuang untuk mendapatkan gadis yang sama.
Arthur De Luca
[kembali diam]
Darren Smith
[menghela nafas]
Darren Smith
Ar, dengan kau menembak Alessa pakai cara yang benar. Dia akan sadar dengan sendirinya kalai ada hatimu yang harus dia jaga.
Darren Smith
Tanpa kau paksa jangan begini jangan begitu, dia akan tahu sendiri. Dia harus meminimalisir obrolan dengan lelaki lain, harus tetap jaga jarak, mengabarimu kalau ada apa-apa, kan enak di lihatnya.
--------------------------------------------------------------
Comments
Arum Sekar
lanjut kak
2024-06-30
0
UhAhShit💩
lanjuuut cepeeet thor
2024-06-30
0
UhAhShit💩
deloooon ,, wkwkwwk
2024-06-30
0