EPISODE •5•
--------------------------------------------------------------
Sherly Johnson
[menggebrak meja]
Chintya Martinez
[tetkekeh]
Chintya Martinez
[meneguk vodka]
Chintya Martinez
Arthur lagi?
Sherly Johnson
Aku tidak menyangka dia lebih memilih gadis kampungan itu dari pada aku.
Sherly Johnson
[menggenggam erat gelas kaca]
Chintya Martinez
Kau sendiri yang setuju dengan kerja sama itu. Lagi pula sudah untung banyak, kan? Sekarang kau memiliki mobil keluaran terbaru.
Chintya Martinez
Sudahlah, Sher. Masih banyak lelaki yang mau dengan mu. Kaya-kaya juga, kenapa harus Arthur?
Sherly Johnson
[bersandar di sofa]
Sherly Johnson
[menyesap nikotin]
Sherly Johnson
Memang awalnya aku mengincar Arthur karena hartanya. Tapi semakin lama....
Chintya Martinez
[mengulum senyum]
Chintya Martinez
Aku tahu, kau tertarik dengan nya kan?
Sherly Johnson
[tertawa kecil]
Sherly Johnson
Kalau aku bisa membeli lelaki itu, aku akan membelinya.
Sherly Johnson
[mulai membayangkan Arthur]
Sherly Johnson
[tertawa sendiri]
Saaat itu di club yang sama persis di tempat duduk Sherly saat ini, Arthur tiba-tiba menghampiri nya dan membisikkan sesuatu yang mampu membuat Sherly tersenyum tulus.
"Jangan banyak minum, anj*ng! Kau bisa mati nanti "
Katanya saat itu sambil memecahkan gelas Sherly yang berisi penuh minuma keras.
Entah apa arti nya, tapi Sherly merasa senang karena diperhatikan. Walau hanya sebatas itu, karena setelahnya dan sampai sekarang Arthur bersikap acuh padanya.
Pria hidung belang
Hai, manis. Kosong tidak?
Pria hidung belang
[meraba punggung polos Sherly]
Sherly Johnson
[menepis kasar]
Sherly Johnson
Sedang penuh! Ada timun di bawah!
Pria hidung belang
[merapat pada Sherly dan meraba pahanya]
Pria hidung belang
[tertampar]
Pria hidung belang
[memegang pipi]
Pria hidung belang
[menatap nyalang Sherly]
Pria hidung belang
Sialan!
Pria hidung belang
[menindih tubuh Sherly]
Sherly Johnson
[tidak bisa bergerak]
Karena mereka bukan berada didalam bilik tertentu, hal itu menjadi pusat perhatian banyak orang
Chintya Martinez
DASAR LELAKI BTENGSEK! BANTU WOI!
Chintya Martinez
[memukuk-mukul punggung pria]
Security
[datang dan menarik tubuh pria hidung belang]
Sherly Johnson
[bernafas lega]
Pria hidung belang
Cuih! Barang murahan seperti mu bisa aku beli di manapun, b*tch!
Pria hidung belang
[meludahi Sherly]
Sherly Johnson
[hendak menyerang]
Chintya Martinez
[menahan Sherly]
Chintya Martinez
Sudah, Sher. Sudah.
Security
[menarik si pria keluar Club]
Sherly Johnson
KAU AKAN MATI! BRENGSEK!
Sherly Johnson
Anj*ng memang
Sherly Johnson
[menata kembali rambut]
Chintya Martinez
Pulang, ya? Aku antar. Mood mu sedang tidak baik soalnya.
Sherly Johnson
[menyambar tas dan pergi begitu saja]
Chintya Martinez
[menyusul]
Sherly Johnson
Mood ku tidak akan pernah baik sebelum hubungan Arthur dan Alessa berakhir!
Chintya Martinez
[membuka pintu mobil untuk Sherly]
Chintya Martinez
Tenang, kau seperti tidak mengenal Arthur saja. Dia mudah bosan jika berurusan dengan perempuan. Paling sebulan lagi akan di tinggal kan.
Sherly Johnson
[masuk ke mobil]
Sherly Johnson
Tatapan Arthur pada Alessa berbeda.
Chintya Martinez
[memakai sabuk pengaman]
Sherly Johnson
Aku takut kalau Arthur benar-benar menyukai gadis itu.
Sherly Johnson
Mungkin kalau orang lain, aku masih sabar menunggu. Tapi kali ini potensi Arthur menyukai gadis itu hampir delapan puluh persen. Aku tidak mau mereka bersama selama nya.
Chintya Martinez
[mulai melajukan mobil]
Chintya Martinez
Kalau kau tidak tahan, nanti kita labrak Alessa, bagaimana?
Chintya Martinez
Gadis lemah seperti dia kalau kau sendiri yang melawan sudah pasti menang.
Sherly Johnson
Tapi kalau ramai-ramai, bukan kah akan membuatnya takut dan memutuskan keluar sekolah?
--------------------------------------------------------------
Arthur De Luca
[bermain gitar]
Arthur De Luca
[menghentikan gerakan jari]
Arthur De Luca
[menghela napas]
Arthur De Luca
[meletakan gitar di lantai]
Arthur De Luca
Darren, Alessa menyukai apa?
Darren Smith
Ck! Aku sudah bilang kalau aku bukan Kakaknya. Aku juga bukan sepupunya, apa lagi ayahnya. Jadi berhenti menginterogasi aku.
Nathan lee Christopher
[tertawa terpingkal-pingkal]
Nathan lee Christopher
[mata terfokus pada game di televisi]
Arthur De Luca
Tertawa lagi, kau?!
Arthur De Luca
[melempar satu toples keripik ke arah Nathan]
Darren Smith
Untung toples nya berbahan plastik. Kalau toples kaca siap-siap kau menyediakan makanan untuk semua penghuni sekolah kita.
Arthur De Luca
Kunyuk satu itu selalu membuatku emosi.
Nathan lee Christopher
[menoleh sekilas]
Nathan lee Christopher
Yee, aku tadi menertawakan Delon yang kalah bermain denganku.
Delon Blake
[menyenggol lengan Nathan]
Delon Blake
Tidak usah membuat Arthur emosi.
Nathan lee Christopher
[mengangkat kedua bahu]
Nathan lee Christopher
Ah! Masa begitu saja emosi?
Delon Blake
Eee, kau berteman dengan nya sudah berapa lama? Belum paham-paham juga kau.
Arthur De Luca
Kalian membicarakan aku, kan?
Permainan selesai dengan pemenang di raih oleh Nathan. Mereka meletakan stick game masing-masing ke lantai.
Nathan lee Christopher
[memutar tubuh menghadap Arthur dan Darren]
Delon Blake
Tidak usah berburuk sangka dengan teman sendiri. Hati kita bersih, iyakan?
Nathan lee Christopher
[mengangguk setuju]
Arthur De Luca
Haah! Berak!
Delon Blake
[memutar bola mata malas]
Delon Blake
Dari pada kau berkata seenak jidat, lebih baik dengarkan saran dari kita.
Delon Blake
[menatap Nathan dan Darren bergantian]
Delon Blake
Tembak Alessa, jangan asal klaim, bilang padanya kalau kau suka.
Arthur De Luca
Saran apa itu? Tidak bermutu sekali.
Arthur De Luca
[mengambil sebatang rokok]
Darren Smith
Eh! Mau apa kau?! Khusus kamarku, anti smoking, oke?
Arthur De Luca
[membuang rokok sembarangan]
Arthur De Luca
Seoarang Arthur sangat anti di tolak.
Darren Smith
Memang nya kau tahu bagaimana tanggapan Alessa nanti? Bisa jadi dia menerima mu.
Arthur De Luca
Aku sudah sadar diri duluan.
Arthur De Luca
[memakan snack]
Darren Smith
Nathan, itu wafer lempar kesini.
Nathan lee Christopher
[melempar]
Darren Smith
[membuka bungkus nya dan makan]
Darren Smith
Sebagai teman sekelas Alessa, aku ingin mengatakan... dia itu berbeda, apapun yang kau pikirkan tentang dia bisa jadi salah semua.
Arthur De Luca
[merebahkan diri di atas karpet]
Arthur De Luca
[menatap langit-langit kamar]
Arthur De Luca
Kau yakin aku salah menilai Alessa?
Darren Smith
[merubah posisi duduk]
Darren Smith
Begini saja, kirim kan pesan pada Alessa. Kita lihat reaksi nya.
Arthur De Luca
Sudah pernah, pesanku tidak dibalas.
Nathan lee Christopher
[menghela nafas]
Nathan lee Christopher
Aku mau keluar, merokok.
Nathan lee Christopher
[beranjak pergi]
Darren dan Delon tahu kalau perkataan Nathan hanya bualan belaka. Yang sebenarnya terjadi dia tidak bisa menahan tawa.
Nathan lee Christopher
[kepala menimbul dibalik pintu]
Nathan lee Christopher
Ya jelas pesanmu tidak dibalas. Dari pertama saja kau sudah membuat kesan buruk untuknya.
Nathan lee Christopher
[kembali masuk tanpa rasa malu]
Delon Blake
[menatap Arthur]
Delon Blake
Tapi yang kemarin saat kau memberinya makanan, itu sudah termasuk kategori kesan baik. Mungkin Alessa akan berpikir kalau kau tidak seburuk yang dikatakan orang-orang.
Arthur De Luca
Bodo amat lah!
Arthur De Luca
[memejamkan mata]
Nathan lee Christopher
[menyerobot ponsel Arthur]
Arthur De Luca
[membuka mata dan terduduk]
Nathan lee Christopher
Kelamaan.
Nathan lee Christopher
[mengetik sesuatu]
Arthur De Luca
[menyambar ponsel]
Arthur De Luca
[menatap layar ponsel]
Arthur De Luca
💬: Selamat malam, Sayang.
Arthur De Luca
[tidak peduli]
Darren Smith
Makan spageti seperti nya enak.
Darren Smith
[merebahkan diri di atas sofa]
Nathan lee Christopher
Wah, boleh. Ar, pesankan ya. Suruh antar ke sini.
Arthur De Luca
[mengangkat sebelah alis]
Arthur De Luca
Kenapa harus aku?
Nathan lee Christopher
Ck! Karena kau yang punya kontaknya!
Arthur De Luca
Tidak ada! Aku hanya menyimpan nomor Bapak sate.
Arthur De Luca
[sibuk mengamati kontak Alessa]
Delon Blake
Sudahlah, Ar. Tidak usah pusing. Kau tinggalkan memesan sate tiga puluh tiga puluh tusuk, sekalian minta tolong pesankan spageti empat porsi.
Arthur De Luca
[menatap Delon]
Arthur De Luca
Jadi bercabang ya mintanya, yang bayar siapa?
Nathan lee Christopher
Kau lah! Anggap saja sebagai rasa terimakasih mu kepada kita karena membantu mu selama ini.
Arthur De Luca
[memutar bola mata malas]
Arthur De Luca
[kembali membuka ponsel]
Arthur De Luca
[nafas tercekat]
Alessandra Eve Faith
💬: Malam.
Arthur De Luca
[menakan panggilan video]
Alessandra Eve Faith
🎥: I-iya, Ar. Ada apa? [gugup]
Arthur De Luca
Tiba-tiba teringat ciuman pertama kita.
Alessandra Eve Faith
🎥: [terdiam]
Alessandra Eve Faith
🎥: Ekhm!
Alessandra Eve Faith
🎥: Aku sedang belajar.
Arthur De Luca
[tersenyum miring]
Arthur De Luca
Kode agar aku mematikan sambungan telepon?
Alessandra Eve Faith
🎥: [menggeleng keras]
Alessandra Eve Faith
🎥: Bukan begitu!
Arthur De Luca
Ya sudah, sandarkan saja ponselnya. aku mau melihat mu belajar.
Alessandra Eve Faith
🎥: [menyandarkan ponsel pada tumpukan buku]
Konsentrasi Alessa jadi pecah, dia tidak mampu berpikir jernih. Soal-soal yang seharusnya mudah baginya justru menjadi sangat sulit dikerjakan. Apa lagi Arthur tengah melihat nya, tentu hal itu membuatnya gugup setengah mati.
Alessandra Eve Faith
🎥: [menutup buku dan kembali menatap Arthur]
Arthur De Luca
Sudah selesai?
Alessandra Eve Faith
🎥: [mengangguk kecil]
Alessandra Eve Faith
🎥: Kau... sedang dimana?
Arthur De Luca
Kenapa? Kau mau menyusul?
Alessandra Eve Faith
🎥: [menggeleng]
Alessandra Eve Faith
🎥: Aku mau tidur, sudah jam sembilan.
Arthur De Luca
Tapi aku tidak mau kalau kau tidur.
Alessandra Eve Faith
🎥: [melangkah menuju ranjang]
Alessandra Eve Faith
🎥: [menyandarkan ponsel pada boneka]
Alessandra Eve Faith
🎥: Kau ingin mengatakan sesuatu? [menguap]
Arthur De Luca
[tersenyum]
Arthur De Luca
Kau boleh tidur, tapi telepon harus tetap terhubung
Alessandra Eve Faith
🎥: [mengangguk]
Alessandra Eve Faith
🎥: Kau jangan sering-sering begadang, ya.
Alessandra Eve Faith
🎥: [membenarkan selimut]
Alessandra Eve Faith
🎥: Selamat malam, Arthur. Sampai jumpa besok.
Alessandra Eve Faith
🎥: [memejamkan mata]
Nathan lee Christopher
[perut meronta-ronta]
Nathan lee Christopher
Njing! Kau jadi pesan Spageti tidak?! Lama sekali!
Arthur De Luca
[tidak menggubris]
Arthur De Luca
[fokus menatap wajah tenang Alessa]
Delon Blake
[menatap Darren]
Delon Blake
Darren, itu Arthur kalau tidak di senggol tidak akan sadar. Coba kau senggol.
Darren Smith
[melempar keras bantal sofa ke Arthur]
Arthur De Luca
[terperanjat]
Darren Smith
Spageti nya sudah kau pesan atau belum?
Arthur De Luca
Ck! Lupa! Dapat telepon dari Alessa tadi.
Darren Smith
Aku tidak yakin kalau Alessa yang mulai, sembarangan kau.
Arthur De Luca
Jadi aku pesankan tidak?
Arthur De Luca
[mematikan telepon dengan Alessa dengan tidak rela]
Nathan lee Christopher
Ada denda tidak, ya? Dia munafik soalnya. Sudah di percayai malah seenaknya sendiri.
Arthur De Luca
[bangkit berdiri]
Arthur De Luca
Aku pulang saja lah! Sudah minta geratis, malah di denda juga.
Arthur De Luca
[melangkah pergi)
Nathan lee Christopher
[melotot]
Tiga lelaki itu lantas berlari mengejar Arthur yang benar-benar pergi.
Nathan lee Christopher
Al, kita hanya bercanda. Jangan baper lah!
Arthur De Luca
[terus melangkah menuruni tangga]
Darren Smith
Kau tidak mau traktir, aku doakan tidak langgeng dengan Sherly.
Arthur De Luca
Tidak peduli!
Delon Blake
[menjitak kepala Darren]
Delon Blake
Kau salah sebut gadis, goblok!
Delon Blake
[menatap Arthur)
Delon Blake
Aku doakan kau langgeng dengan Alessa, mana bayaran nya?
Arthur De Luca
[menaiki motor dan menyalakan mesin]
Arthur De Luca
[menepuk jidat]
Arthur De Luca
Astaga! Dompetku ketinggalan dikamar.
Nathan lee Christopher
[langsung lari masuk]
Arthur De Luca
[tersenyum miring]
--------------------------------------------------------------
Comments
Nabilla Adiliana_putri
btengsek?
2025-03-04
0
keanna zahira aprillia
ngakak wooyyy... asiknih genk nya arthur. bloon semua🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2024-09-03
1
+86
al pikir tadi ka riri yang bikin karya.. ternyata otor lain karna sama nama
2024-06-26
3