Setelah berbicara empat mata dengan suaminya, Beena izin untuk kembali ke rumah orang tuanya, ia menolak tinggal serumah dengan Elzan karena statusnya belum diketahui pihak keluarga.
Elzan memahami keputusan Beena. Ia pun harus mengurus pembatalan acara pernikahannya dengan Azizah. Hatinya sudah mantap dan yakin, masa depannya sudah ditentukan Allah untuk hidup bersama Beena bukan Azizah yang memiliki banyak kelebihan secara kasat mata.
Dreet
Dreet
Dreet
Elzan merogoh celananya mengambil ponsel yang berdering, tertera di sana sang ibu yang menelepon.
"Ya bu. Oh begitu. Baik bu aku ke sana sekarang!"
"Oh iya Rully, aku engga bisa mengantarmu pulang. Aku ada urusan dengan ibu. Ini peganglah untuk membayar taksi." Elzan mengeluarkan enam lembar uang berwarna mereh.
"Maaf Mas ini kebanyakan. Aku ambil lima puluh ribu saja ya buat ongkos ojek. Aku ada trauma kalau pake taksi." Beena tidak bisa melupakan kejadian semalam. Karena sopir taksi itu ia harus menderita dengan obat perang**ng.
"Tidak apa-apa, Arully pegang aja. Anggap ini nafkah pertama dariku. Aku pergi ya!" Elzan menempelkan dua jari kemudian ia tempelkan ke bibir Beena, ia lalu tersenyum.
Beena melangkahkan kakinya setelah keluar dari gerbang rumah Elzan. Tidak disengaja dalam perjalanan ia bertemu dengan Berry. Sehingga Berry mengantarnya pulang ke rumah.
Tidak lama kemudian Beena pun sampai di kampung orang tuanya.
Beena menyisir sekeliling. Banyak warga berkumpul di sana. Mobil fortuner yang seperti tidak asing lagi ia lihat sebelumnya pun terparkir di sana. Ada mobil polisi juga. Ada apa sebenarnya? Perasaan Beena menjadi tidak menentu.
"Ber aku turun ya!" Beena membuka pintu mobil.
"Aku temani" Ujar Berry pengertian.
"Enggak usah. Kalau kita ke sana bersamaan akan terjadi fitnah. Aku tidak mau om dan tanteku berpikir macam-macam tentang kita karena semalam aku enggak pulang."
"Oiya kamu benar. Tapi kamu enggak apa-apa sendirian ke sana?" Berry membenarkan keputusan Beena.
"Iya, aku biasa sendiri. Kamu tenang saja, bantu doa ya!" Beena berusaha tersenyum di tengah hati yang tidak baik-baik saja.
Beena menghampiri kerumunan banyak orang, ia tergugu begitu melihat seorang laki-laki sedang menggendong dan memeluk Beyza. Anak kecil itu begitu nyaman.
"Mas Elzan memeluk Beyza? Jangan-jangan Mas Elzan..." Gumam Beena ada rasa bahagia bisa bertemu lagi dengan sosok yang sudah menyelamatkannya semalam.
"Beyza tenang ya!" Ujar laki-laki itu penuh perhatian sambil mengusap punggung Beyza yang sedang menangis.
"Beyza..." Beena menyebut nama anak itu dengan lirih namun langsung terdengar dengan jelas di telinganya.
Beyza menoleh meminta digendong Beena. Ada rasa kangen di raut wajahnya yang polos, padahal baru kemarin ditinggal pergi seharian.
"Kak Beena Bebey takut ada polisi. Kak Beena mau gendong..." Isak tangis Beyza menyentuh relung hati Beena. Beena tersenyum terharu.
Laki-laki itu menatap Beena tak percaya. Ia tidak menduga pada akhirnya bisa bertemu istrinya kembali.
Beena mengulurkan kedua tangannya menyambut uluran tangan Beyza namun ditepis oleh seorang ibu-ibu yang berumur sekitar 56 tahun. Dialah Retno neneknya Beyza, ibu kandung Elzan.
"Oooh jadi kamu yang bernama Beena, si penculik itu? Dasar perempuan tidak berperi kemanusiaan gara-gara kamu menculik cucuku anakku terkapar di rumah sakit. Kamu dengar kalau terjadi apa-apa pada anakku aku tidak akan segan-segan meminta polisi untuk memberi hukuman yang berlipat padamu. Pak Polisi tangkap dia!" Ujarnya penuh kebencian.
"Pak tolong Beena tidak bersalah jangan tangkap keponakanku, Pak. Aku mohon beri kesempatan kami menjelaskan kebenarannya, Pak." Mohon Radit pada Polisi yang sedang memborgol kedua tangan Beena.
"Pak kakakku benar, Beena tidak bersalah. Beena hanya menampung dan menyelamatkan anak itu dari penculik yang sebenarnya!" Rena berusaha menyakinkan polisi.
Bagaimanapun Beena tetaplah keponakannya yang harus dilindungi dan dibela, apalagi ini menyangkut harga diri yang sudah tercoreng di hadapan masyarakat. Mereka tahu kalau keponakannya itu hanya menolong anak kecil dari genggaman penculik. Hanya karena musibah yang menimpanya niat untuk mengembalikan anak itu ditunda sehingga tidak menduga kalau ternyata masalahnya bisa berbuntut panjang.
Beena merasa terharu keluarganya masih mau melindunginya dan berusaha membela dirinya.
"Kalian bisa menjelaskannya di kantor." Ujar polisi itu sambil mendorong Beena dengan perlahan.
Beena hanya diam tidak kuasa untuk menolak dan bicara. Mulutnya seolah terkunci tanpa perlawanan.
Matanya menatap nanar laki-laki yang sedang menggendong Beyza. Sedangkan Beyza menangis melihat Beena dibawa polisi.
Laki-laki itu pun menatapnya dengan rasa yang berkecamuk dalam dada. Beena menunduk. Rasa malu, bahagia, tercampur dengan rasa perih dalam hati ketika melihat orang yang sudah menghalalkannya hanya diam melihatnya ditangkap polisi.
"Ya Allah ujian apalagi ini? Disaat aku mau berubah di jalanmu banyak sekali duri yang menghalanginya. Bahkan laki-laki yang menggendong Beyza hanya diam tidak berusaha melarang polisi saat menangkapku. Padahal dia Elzan, suamiku? Padahal tadi pagi dia bilang akan berjuang untukku. Ah aku terlalu berharap mendapatkan cintanya. Aku memang tidak pantas menjadi pendampingnya. Belum apa-apa sudah membuat malu banyak orang." Monolognya dalam hati.
"Kak Beena jangan pergi, Kak Beena janji mau antar Bebey pulang. Bebey mau pulang sama Kak Beena!" Teriak Beyza mengamuk dalam gendongan Elzan.
Beena menghentikan langkahnya. Ia memohon pada polisi dan Neneknya Beyza untuk diizinkan menenangkan Beyza.
"Terima kasih." Suara Beena tercekat di tenggorokan.
Beena menghampiri Beyza dengan mata mengembun. Ditatapnya bocah cilik itu dengan sendu.
"Beyza sayang, Beyza tenang ya! Pak polisi ini baik mau ajak Kakak ke kantornya, mau minta kakak ngasih tahu keberadaan penculik itu. Beyza ga boleh nangis ya!"
"Tapi Kak Beena janji mau antar Bebey pulang." Beyza sesegukan.
"Iya Kakak janji sepulang dari kantor polisi kakak mau ke rumah Beyza. Sekalian kakak mau tinggal di sana!" Ujar Beena ambigu. Beena tersenyum di atas luka sambil melirik suaminya yang tidak lepas menatapnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Sabar Bee 😭
2024-09-19
2
𝖉𝔬𝓶✅
pasti ada org yg laporin,,JD kan beena ketangkep
2024-09-10
1
🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
siapa sih dalang nya sebenarnya kok bisa Beena ketangkep begitu aja. Pasti ada orang yang lapor kan
2024-08-29
1