Waktu begitu cepat berlalu, 1 bulan sudah Beyza berada di samping Beena. Hari-hari bersama tidaklah sia-sia. Beena mendapatkan pelajaran dari seorang anak kecil yang luar biasa membimbingnya dalam ibadah ritual. Mereka melakukannya tanpa sepengetahuan tante Rena dan om Radit.
"Kakak Beena kapan mau antar Bebey pulang? Nanti Bebey kenalin kakak dengan umi dan abi juga omnya Bebey. Mereka orang baik."
Beena tersenyum, seraya mendekap Beyza dengan kasih sayang. Beena merasa enggan untuk mengembalikan Beyza dalam waktu dekat. Beyza sudah memberikan pengaruh positip buat kehidupannya.
"Bey maukah kamu tinggal bersama kakak saja selamanya?"
Beyza mengurai dekapannya. Anak kecil itu menatap tajam seorang gadis yang sudah menolongnya. Beyza bukannya tidak mau hidup bersama Beena, namun dia masih punya orang tua yang pasti tengah menunggunya selama ini.
"Kakak kan sudah janji mau antar Bebey pulang? Janji itu hutang kakak. Kakak engga boleh bohong. Kata umi kalau bohong temannya setan. Kan kakak temannya Bebey dan Bebey bukan setan. Jadi kakak jangan bohong lagi ya!" Celoteh Beyza cukup menampar rasa egois Beena selama ini.
Sebenarnya Om Radit sudah menasehatinya agar secepatnya Beyza dipulangkan ke rumah orang tuanya agar kelak dia tidak mendapatkan masalah dari siapa pun. Lagi-lagi Beena menolak. Apalagi Radit menyuruhnya untuk menyerahkan Beyza ke kantor polisi, biar polisi saja yang mengantar Beyza pulang demi keamanan dan kenyamanan.
"Iya secepatnya kakak akan cari tahu alamatmu. Kamu sama tante Rena dulu ya Bey, kakak ada perlu. Kakak akan minta bang Berry mengantarmu pulang."
"Kakak mau pergi ke mana?"
"Kakak mau ke suatu tempat bertemu bang Berry. Kakak diundang abang menghadiri konsernya. Kamu tahu Bey, bang Berry punya mimpi besar untuk jadi musisi. Makanya begitu ada peluang buat tampil, dia ada di garda paling depan." Ujar Beena merangkul Beyza yang mengangguk paham.
Beena mengemas baju kebanggaan anak punk yang akan diselipkan di dalam tasnya. Tidak lupa aksesoris nyentrik yang akan ia kenakan saat konser berlangsung. Suatu kebanggaan tersendiri Beena bisa hadir di acara konser besar yang akan dihadiri grup band ternama Indonesia.
"Tante...Beena nitip Beyza ya, aku mau ada urusan dulu."
Rena menelisik penampilan Beena penuh selidik. Sejak ia sering diberi uang dari Berry sikapnya berubah. Tidak lagi arogan. Tidak ada larangan buat Beena pergi kemana pun yang penting izin padanya.
Saat ini Beena memakai cardigan warna hitam dengan celana panjang abu-abu. Di kepalanya memakai pashmina warna hitam. Terlihat lebih anggun dengan penampilan seperti itu. Hal ini untuk menyakinkan tantenya agar lebih mudah mendapatkan izin untuk keluar dari rumah tersebut.
Beena menyetop angkot menuju kota. Hanya sekitar 30 menit ia sampai di sebuah gedung yang sudah terlihat ramai dengan penonton. Beena melihat waktu di pergelangan tangan kirinya, sudah menunjukkan pukul 16.30 WIB. Sekitar 30 menit lagi acaranya akan dimulai.
Banyak orang yang menatap heran pada penampilan Beena saat ini. Hampir semuanya tidak mengenal Beena. Ada rasa risih dengan pandangan mereka. Ia mencari toilet untuk mengganti pakaiannya dengan seragam anak punk. Baju yang tadi ia kenakan disimpannya ke dalam tas.
"Beena ini yang terakhir kalinya kamu memakai pakaian punk. Esok dan seterusnya kamu harus berubah. Ingat komitmenmu. Bukankah kamu sudah bertobat?" Monolognya dalam hati.
Beena hanya ingin melihat Berry bahagia dengan kehadirannya. Setidaknya Beena memiliki tekad untuk bisa mengundurkan diri dari kelompok punk, pelan namun pasti.
Riuh terdengar sorak sorai penonton menyambut artis ibu kota yang dikagumi anak-anak punk.
Berry pun terlihat berada di tengah-tengah artis tersebut. Berry melemparkan senyum pada gadis pujaannya, Beena membalasnya dengan senyuman dan lambaian tangannya.
"Berry semangat!" Teriak Beena antusias. Tepuk tangan riuh terdengar manakala musik mulai menggema.
"Lagu ini kupersembahkan buat seorang gadis yang belum membuka hatinya untukku. Dialah Arully Beena" Pandangannya menatap lurus pada gadis pujaannya yang tengah berdiri sambil tersenyum bangga.
...****************...
Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 20.00 WIB, Beena harus segera pulang dari gedung tersebut, kalau telat dari jam 9 malam akan ada ceramah panjang dari om Radit. Apalagi ia hanya izin pada tantenya saja.
"Beena maaf ya kali ini aku engga bisa antar kamu pulang. Aku masih ada urusan dengan personil grup band Slenk akan ada kolaborasi dengan mereka. Tidak apa-apa kan?"
"Ya engga apa-apa. Aku bisa naik angkot."
"Jangan. Kamu naik taksi aja ya, biar cepat sampai. Nanti aku yang kasih ongkos. Oiya ini uangnya. Cukupkan?" Berry mengeluarkan uang dari dompetnya.
"Waah ini sih lebih dari cukup. Aku cabut dulu kalau gitu!" Beena menerima uang berwarna merah sebanyak 5 lembar.
"Hati-hati ya!" Berry menatap gadisnya sampai tak terlihat.
Dengan pakaian anak punk, Beena menyusuri jalanan sambil sesekali melihat ke belakang berharap taksi lewat di depannya.
Sebuah taksi berhenti tepat di depan Beena. Tanpa rasa curiga, Beena menaiki taksi tersebut.
"Antar ke Ujung Berang, Bang!" Titah Beena setelah duduk manis di jok penumpang.
"Baik Neng. Neng silakan diminum! Habis nonton konser ya, Neng?"
"Iya Bang. Eh Abang tau aja kalau aku haus. Ini bayar apa gratis?"
"Buat Neng gratis aja."
"Wah makasih Bang. Aku ambil satu ya Bang! Kebeneran amat tadi ga sempet beli minum. Abang baik deh!" Puji Beena sambil membuka segel tutup botol air mineral.
Sopir itu tersenyum sambil menggigit bibir bawahnya. Seraya melihat Beena dari kaca spion. Beena terlihat bahagia sekali. Ia berharap kali ini mangsanya tidak akan terlepas lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Bebey pinter 🤭👍
2024-09-19
2
🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
sedih rasanya, seharusnya kamu sadar juga Elzan, kamu kan tau waktu itu Beena kena obat perangsang. Wes lah kalau jodoh pasti kalian bertemu lagi
2024-08-29
2
⍣⃝ꉣꉣ❤️⃟Wᵃf◌ᷟ⑅⃝ͩ●diahps94●⑅⃝ᷟ◌ͩ
wkwkw sampe nyebut nggk tuh si elzan sangking beena grasak grusuk
2024-08-28
1