BAB 4 Membawa Beyza Pergi

Malam kian larut. Suara jangkrik terdengar merdu di suasana yang sunyi. Semilir angin dari celah jendela menyeruak masuk menerpa kulit wajahnya yang sendu.

Beena duduk termenung di samping seorang bocah yang tengah tertidur pulas sambil mendekap Juz Amma. Beena merasa bersyukur telah menemukan sosok bocah yang luar biasa. Ia seperti sedang mendapatkan berlian yang bernilai ratusan juta rupiah.

Terlihat sekali wajah Beyza yang lelah karena berusaha meloloskan diri dari cengkraman para preman. Sungguh Beena sangat kasihan pada bocah berhijab yang memiliki kemampuan luar biasa sehingga Beena hanya bisa berdecak kagum.

Suara mesin mobil terdengar berhenti tepat di depan rumah tua. Suara tersebut membangunkan Beena yang hampir saja tertidur.

"Beena ini aku Berry buka pintunya!" Berry mengetuk pintu dengan pelan.

Beena dengan cepat menghampiri pintu depan untuk membukanya. Ia menyisir sekeliling halaman untuk memastikan tidak ada orang lain yang mengikuti Berry.

Halaman tampak sepi. Para tetangga yang biasanya masih berada di luar juga sudah masuk rumah. Jarak rumah tua dengan rumah tetangga sekitar 50 meter. Di depan rumah tua tersebut terdapat kebon pisang dan pepaya.

"Kamu kenapa sih?" Tanya Berry bingung.

Berry yang saat itu berpenampilan sama seperti halnya Beena, terlihat mengerutkan keningnya. Berry seorang ketua punk memiliki rambut gondrong, hidung bangir, penampilannya yang nyentrik tidak mengurangi ketampanannya.

"Aku khawatir bang Baron mengikutimu." Ujar Beena beralasan.

"Loh emang kamu ada masalah sama dia?" Tanya Berry khawatir.

"Iya."

"Ck....Kan aku sudah bilang jangan pernah cari masalah lagi sama si Baron. Dibilangin kok ngeyel."

"Habis gimana, aku menemukan anak kecil itu di sini, sedang sembunyi. Dia korban penculikan. Apa kamu pikir aku harus diam anak itu tertangkap? Setelah anak itu ada digenggamanku, aku harus menyerahkan anak itu ke mereka, gitu? Ogah banget. Yang ada aku nyesel seumur hidup kalau sampe nyerahin tuh bocah." Dagunya menunjuk Beyza yang sedang terlelap tidur di atas dipan.

"Ya ampun Bee kamu bikin ulah lagi? Setahun yang lalu kamu menyelamatkan anak remaja hasil tangkapan si Baron sekarang kamu menyelamatkan anak kecil itu ck...ck...ck." Ujar Berry mengingatkan, dia tidak habis pikir dengan pola pikir Beena.

"Kalau kamu engga mau kerjasama ya sudah mending kamu pergi aja. Jangan ingetin aku tentang penyelamatan anak-anak. Kalau aku mampu aku engga akan berhenti menyelamatkan mereka. Dengar anak-anak butuh kebebasan. Kalau tindakan Baron dibiarkan ini akan menjadi ancaman bagi anak-anak." Ucapnya dengan tatapan tajam.

"Oke kamu sendiri mau bawa dia kemana?" Tanya Berry menghela nafas dalam. Ia tidak mampu melawan Beena yang keras kepala.

"Ke rumah ibuku. Di sana tempat yang paling aman buat bocah itu."

"Jadi kamu mau pulang demi anak kecil itu? Bukankah cita-citamu belum tercapai?"

Beena tertawa sumbang. Ia sudah tidak memikirkan cita-citanya lagi menjadi seorang pengusaha. Ia sudah terjebak dengan situasi yang tanpa sengaja sudah tidak bisa ia hindari.

"Oke aku tahu sebenarnya kamu orang baik yang tulus, tapi kamu harus memikirkan keluarga anak itu bukan? Apa tidak sebaiknya kamu serahkan anak itu ke kantor polisi?" Saran Berry yang tidak mau menemui masalah ke depannya.

"Engga bisa." Beena menggelengkan kepalanya tidak setuju.

"Kenapa? Ayolah Bee bawa bocah itu ke kantor polisi biar polisi yang mencari alamat rumahnya." Rayu Berry agar Beena menerima sarannya. Ini untuk kebaikan ke depannya agar Beena tidak dikambinghitamkan oleh si Baron cs.

"Tidak. Aku yang akan menyerahkan anak itu ke orang tuanya langsung!" Sargah Beena masih keras kepala.

"Kenapa, kamu pengen dapat upah?" Tuduhnya.

"Sembarangan. Aku hanya ingin kenal dengan keluarganya. Ingin nyambung silaturahmi."

"Apa kamu bilang, ingin nyambung silaturahmi? Pikir dong Bee, lihat keadaan kita! Yang ada orang tuanya kabur lihat kita. Palingan kamu nganterin tuh bocah cuma dikasih duit seratus ribu doang atau kasarnya nih cuma dikasih ucapan makasih sama orang tuanya." Berry tertawa remeh.

"Kalau kamu pengen duit tinggal bilang aja, entar aku kasih. Pokoknya kamu ga usah khawatir, kalau kamu ga mau jadi istriku ya ga apa-apa. Kamu udah kuanggap jadi adikku. Karena cuma kamu yang ngertiin aku. Tapi aku mohon kamu jangan jauh dariku." Lanjutnya serius.

Berry merasa hanya Beena lah orang yang selalu ada di dekatnya. Apalagi kedua orang tuanya lebih mementingkan pekerjaannya dari pada anak semata wayangnya. Sungguh memprihatinkan. Secara finansial Berry memiliki kelebihan karena ayahnya pemilik salah satu perusahaan ternama di kota kembang.

"Iiish apaan sih. Ga bisa gitu dong. Aku juga pengen bebas."

"Bebas nanti bisa kebablasan. Kamu itu masih labil, jadi harus ada yang ngingetin. Aku ga mau terjadi apa pun denganmu." Ucapnya khawatir.

"Iya makasih kamu selalu ada buatku. Ayo kita pergi, tunggu apalagi?" Ajak Beena.

"Oh oke biar aku yang gendong bocah itu!" Berry menghampiri Beyza.

"Ga perlu. Biar aku aja." Tolak Beena dengan yakin.

"Emang kuat?" Tanya Berry remeh.

"Eeeh kau meremehkan kekuatanku. Aku biasa angkat galon sama angkat karung beras 5 kilo."

"Ya elllah angkat 5 kilo aja bangga." Berry tertawa renyah.

"Ssttt berisik. Buka pintunya, jangan lupa bawa guling dan selimut!"

"Buat apa?" Tanya Berry bingung.

Berry mengambil guling dan selimut dari atas dipan sesuai permintaan Beena.

"Nanti kamu akan tahu." Jawab Beena, Seraya memeluk Beyza dalam gendongan.

Berry membukakan pintu rumah dengan cepat setelah itu ia langsung menuju mobil dengan setengah berlari untuk membukakan pintu mobilnya.

Suasana malam itu kian sepi. Mereka harus melewati warung kopi tongkrongan Baron Cs. Beena berharap para preman tersebut tidak melihat mereka.

Terpopuler

Comments

🔥⃞⃟ˢᶠᶻsᥲᥒ𝗍іE𝆯⃟🚀🦚⃝⃟ˢᴴ

🔥⃞⃟ˢᶠᶻsᥲᥒ𝗍іE𝆯⃟🚀🦚⃝⃟ˢᴴ

astaga berry menolong orang itu tidak ada ruginya

2024-09-21

5

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

setuju 👍

2024-09-19

3

🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

benar apa yang kamu bilang Beena ternyata kamu masih punya hati nurani yang baik ini

2024-08-29

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Lolos dari Preman
2 BAB 2 Awal Pertemuan
3 BAB 3 Doa Beyza
4 BAB 4 Membawa Beyza Pergi
5 BAB 5 Dikejar Preman
6 BAB 6 Digerebeg Warga
7 BAB 7 Mendadak Nikah
8 BAB 8 Jodoh Istimewa
9 BAB 9 Beena Memilih Pergi
10 BAB 10 Ingin Memulai
11 BAB 11 Beena Berduka
12 BAB 12 Keinginan Beyza
13 BAB 13 Nasihat Rena
14 BAB 14 Ternyata Berry
15 BAB 15 Menghadiri Konser
16 BAB 16 Terjebak Air Mineral
17 BAB 17 Malam Pertama
18 BAB 18 Penangkapan Beena
19 BAB 19 Akhirnya Ditahan
20 BAB 20 Pertemuan Berry
21 BAB 21 Gagal
22 BAB 22 Harapan Elzan
23 BAB 23 Cerita Beena
24 BAB 24 Perhatian Elzan
25 BAB 25 Dilematis
26 BAB 26 Jujur
27 Sekilas Info
28 BAB 27 Bertemu di Konser
29 BAB 28 Pertemuan Lisa & Berry
30 BAB 29 Rahasia Terbongkar
31 BAB 30 Penangkapan Baron
32 BAB 31 Perasaan Lisa
33 BAB 32 Elzan Di Keroyok
34 BAB 33 Menghirup Udara Bebas
35 BAB 34 Kecerobohan Elzan
36 BAB 35 Elzan Meminta Maaf
37 Sekilas Info
38 BAB 36 Kedatangan Orang Tua
39 BAB 37 Siapa Wanita Itu?
40 BAB 38 Akhirnya Terbongkar
41 BAB 39 Kejujuran Elzan
42 BAB 40 Penangkapan Bu Retno
43 BAB 41 Momen kebersamaan
44 BAB 42 Sebuah Pilihan
45 BAB 43 Bertemu Berry
46 BAB 44 Berry Tidak Peka
47 BAB 45 Menunggu Beena
48 BAB 46 Pengakuan Beena
49 BAB 47 Penangguhan Beena
50 BAB 48 Hampa
51 BAB 49 Tawaran Berry
52 BAB 50 Tekad Berry
53 BAB 51 Obat Rindu
54 BAB 52 Bisik-bisik Tetangga
55 BAB 53 Mulai Klarifikasi
56 BAB 54 Klarifikasi Lanjutan
57 BAB 55 Senjata Makan Tuan
58 BAB 56 Bertemu Mertua
59 BAB 57 Penolakan Retno
60 BAB 58 Kesepakatan
61 BAB 59 Dinner
62 BAB 60 Cerita Beena
63 BAB 61 Kemarahan Elzan
64 BAB 62 Sebuah penyelesaian
65 BAB 63 Penolakan Beena
66 BAB 64 Bertemu Beyza
67 BAB 65 Sarapan Bersama Mertua
68 BAB 66 Sebuah Tamparan Asik
69 BAB 67 Doa Beena
70 BAB 68 Nasihat Abah
71 BAB 69 Malu
72 BAB 70 Tamparan Keras
73 BAB 71 Menangkap Basah
74 BAB 72 Beena diusir
75 BAB 73 Kejujuran Berry
76 BAB 74 Berry melamar Lisa
77 BAB 75 Kerusuhan Bu Retno
78 BAB 76 Si Julid Beraksi
79 BAB 77 Terungkap
80 BAB 78 Sekelumit tentang Retno
81 BAB 79 Elzan Akhirnya Tahu
82 BAB 80 Pengakuan Bu Retno
83 BAB 81 Titip Retno
84 BAB 82 Pilihan Buat Retno
85 BAB 83 Demi Popularitas
86 BAB 84 Belum Bisa Memaafkan
87 BAB 85 Kecurigaan Beena
88 BAB 86 Merasa Bersalah
89 BAB 87 Belum Saatnya
90 BAB 88 Luapan Emosi Beena
91 BAB 89 Kembali Normal
92 BAB 90 Bukan Aku
93 BAB 91 Sekelumit Kisah
94 BAB 92 Menjenguk Bisma
95 BAB 93 Sulit Menerima
96 BAB 94 Sisi Lain Beena
97 BAB 95 Beena Menjenguk Bisma
98 BAB 96 Pilihan Buat Retno
99 BAB 97 Pengusiran Retno
100 BAB 98 Pilihan Sulit
101 BAB 99 Bisma Hilang?
102 BAB 100 Akhirnya Bisma sadar.
103 BAB 101 Beena Menjenguk Bisma
104 BAB 102 Sumber Kekuatan Bisma
105 BAB 103 Beena Merasa Takjub
106 BAB 104 Pertama di Rumah Bisma
107 BAB 105 Rencana Lamaran
108 BAB 106 Ternyata bukan Lisa
109 BAB 107 Lisa Sang Penolong
110 BAB 108 Perhatian Berry
111 BAB 109 Sulit Melepasmu
112 BAB 110 Menjenguk Nenek
113 BAB 111 Sekilas tentang Retno
114 BAB 112 Keputusan Abah
115 BAB 113 Retno Menyesal
116 BAB 114 Ujian Buat Retno
117 BAB 115 Keputusan Papa
118 BAB 116 Kebahagiaan Berry
119 BAB 117 Ketika Bara Diuji
120 BAB 118 Bertemu Aminati
121 BAB 119 Niat hijrah Aminati
122 BAB 120 Jatuh dari Tangga
123 BAB 121 Beena Siuman
124 BAB 122 Elzan Junior
125 BAB 123 Kedatangan Berry Lisa
126 BAB 124 Bisma Memaksa Ikut
127 BAB 125 Satu Permintaan Bisma
128 BAB 126 Menghadiri Akad Nikah
129 BAB 127 Fakta Baru
130 BAB 128 Rena Murka
131 BAB 129 Ziarah ke Makam Arumi
132 BAB 130 Ikut Sholat Berjamaah
133 BAB 131 Melepasmu (End)
134 Promosi Karya Baru
Episodes

Updated 134 Episodes

1
BAB 1 Lolos dari Preman
2
BAB 2 Awal Pertemuan
3
BAB 3 Doa Beyza
4
BAB 4 Membawa Beyza Pergi
5
BAB 5 Dikejar Preman
6
BAB 6 Digerebeg Warga
7
BAB 7 Mendadak Nikah
8
BAB 8 Jodoh Istimewa
9
BAB 9 Beena Memilih Pergi
10
BAB 10 Ingin Memulai
11
BAB 11 Beena Berduka
12
BAB 12 Keinginan Beyza
13
BAB 13 Nasihat Rena
14
BAB 14 Ternyata Berry
15
BAB 15 Menghadiri Konser
16
BAB 16 Terjebak Air Mineral
17
BAB 17 Malam Pertama
18
BAB 18 Penangkapan Beena
19
BAB 19 Akhirnya Ditahan
20
BAB 20 Pertemuan Berry
21
BAB 21 Gagal
22
BAB 22 Harapan Elzan
23
BAB 23 Cerita Beena
24
BAB 24 Perhatian Elzan
25
BAB 25 Dilematis
26
BAB 26 Jujur
27
Sekilas Info
28
BAB 27 Bertemu di Konser
29
BAB 28 Pertemuan Lisa & Berry
30
BAB 29 Rahasia Terbongkar
31
BAB 30 Penangkapan Baron
32
BAB 31 Perasaan Lisa
33
BAB 32 Elzan Di Keroyok
34
BAB 33 Menghirup Udara Bebas
35
BAB 34 Kecerobohan Elzan
36
BAB 35 Elzan Meminta Maaf
37
Sekilas Info
38
BAB 36 Kedatangan Orang Tua
39
BAB 37 Siapa Wanita Itu?
40
BAB 38 Akhirnya Terbongkar
41
BAB 39 Kejujuran Elzan
42
BAB 40 Penangkapan Bu Retno
43
BAB 41 Momen kebersamaan
44
BAB 42 Sebuah Pilihan
45
BAB 43 Bertemu Berry
46
BAB 44 Berry Tidak Peka
47
BAB 45 Menunggu Beena
48
BAB 46 Pengakuan Beena
49
BAB 47 Penangguhan Beena
50
BAB 48 Hampa
51
BAB 49 Tawaran Berry
52
BAB 50 Tekad Berry
53
BAB 51 Obat Rindu
54
BAB 52 Bisik-bisik Tetangga
55
BAB 53 Mulai Klarifikasi
56
BAB 54 Klarifikasi Lanjutan
57
BAB 55 Senjata Makan Tuan
58
BAB 56 Bertemu Mertua
59
BAB 57 Penolakan Retno
60
BAB 58 Kesepakatan
61
BAB 59 Dinner
62
BAB 60 Cerita Beena
63
BAB 61 Kemarahan Elzan
64
BAB 62 Sebuah penyelesaian
65
BAB 63 Penolakan Beena
66
BAB 64 Bertemu Beyza
67
BAB 65 Sarapan Bersama Mertua
68
BAB 66 Sebuah Tamparan Asik
69
BAB 67 Doa Beena
70
BAB 68 Nasihat Abah
71
BAB 69 Malu
72
BAB 70 Tamparan Keras
73
BAB 71 Menangkap Basah
74
BAB 72 Beena diusir
75
BAB 73 Kejujuran Berry
76
BAB 74 Berry melamar Lisa
77
BAB 75 Kerusuhan Bu Retno
78
BAB 76 Si Julid Beraksi
79
BAB 77 Terungkap
80
BAB 78 Sekelumit tentang Retno
81
BAB 79 Elzan Akhirnya Tahu
82
BAB 80 Pengakuan Bu Retno
83
BAB 81 Titip Retno
84
BAB 82 Pilihan Buat Retno
85
BAB 83 Demi Popularitas
86
BAB 84 Belum Bisa Memaafkan
87
BAB 85 Kecurigaan Beena
88
BAB 86 Merasa Bersalah
89
BAB 87 Belum Saatnya
90
BAB 88 Luapan Emosi Beena
91
BAB 89 Kembali Normal
92
BAB 90 Bukan Aku
93
BAB 91 Sekelumit Kisah
94
BAB 92 Menjenguk Bisma
95
BAB 93 Sulit Menerima
96
BAB 94 Sisi Lain Beena
97
BAB 95 Beena Menjenguk Bisma
98
BAB 96 Pilihan Buat Retno
99
BAB 97 Pengusiran Retno
100
BAB 98 Pilihan Sulit
101
BAB 99 Bisma Hilang?
102
BAB 100 Akhirnya Bisma sadar.
103
BAB 101 Beena Menjenguk Bisma
104
BAB 102 Sumber Kekuatan Bisma
105
BAB 103 Beena Merasa Takjub
106
BAB 104 Pertama di Rumah Bisma
107
BAB 105 Rencana Lamaran
108
BAB 106 Ternyata bukan Lisa
109
BAB 107 Lisa Sang Penolong
110
BAB 108 Perhatian Berry
111
BAB 109 Sulit Melepasmu
112
BAB 110 Menjenguk Nenek
113
BAB 111 Sekilas tentang Retno
114
BAB 112 Keputusan Abah
115
BAB 113 Retno Menyesal
116
BAB 114 Ujian Buat Retno
117
BAB 115 Keputusan Papa
118
BAB 116 Kebahagiaan Berry
119
BAB 117 Ketika Bara Diuji
120
BAB 118 Bertemu Aminati
121
BAB 119 Niat hijrah Aminati
122
BAB 120 Jatuh dari Tangga
123
BAB 121 Beena Siuman
124
BAB 122 Elzan Junior
125
BAB 123 Kedatangan Berry Lisa
126
BAB 124 Bisma Memaksa Ikut
127
BAB 125 Satu Permintaan Bisma
128
BAB 126 Menghadiri Akad Nikah
129
BAB 127 Fakta Baru
130
BAB 128 Rena Murka
131
BAB 129 Ziarah ke Makam Arumi
132
BAB 130 Ikut Sholat Berjamaah
133
BAB 131 Melepasmu (End)
134
Promosi Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!