Mata Beyza melotot, ia berteriak keras. Telapak tangan orang tersebut digigitnya dengan keras.
"Aaaw dasar bocil, aaargh sakit tau." Ia mengibas-ngibaskan tangannya. Dengan cepat ia berusaha menenangkan Beyza.
"Ssstttt diam bocil!" Telunjuknya ditempel tepat di tengah bibirnya yang ungu. Matanya menatap pintu yang sedang digedor dari luar.
"Kamu diam di sini, kalau kamu ingin selamat!" Gadis itu mengangkat Beyza lalu meletakkannya ke dalam mesin cuci yang sudah tak terpakai. Agar tidak ketahuan di atasnya diletakkan beberapa baju bekas dan pakaian dalam yang diambil dari lemari usang.
Tok
Tok
Tok
"Mbeee buka pintunya, cepat!" Panggil preman sambil menggedor-gedor pintu rumah.
Gadis yang dipanggil Mbee itu menyibakkan tirai kamar. Terlihat preman berperawakan tinggi kerempeng sedang menunggunya membukakan pintu. Satu lagi preman bertubuh gempal. Mereka bertemu kembali tepat di depan rumah tersebut setelah mereka terpisah arah demi mencari si bocil.
Begitu pintu dibuka, preman tersebut langsung masuk mencari keberadaan bocah printil yang menurutnya lari di sekitar rumah tersebut.
Preman bertubuh gempal melirik mesin cuci dan hendak membukanya.
"Hei jangan dibuka!" Sargah Mbee.
"Emang kenapa, pasti ada anak kecil itu, kan?" Matanya melirik penuh selidik.
"Engga ada, cuma aku malu di situ ada pakaian dalamku, haram bagi kalian melihatnya!" Ujar Mbee beralasan.
Preman itu bergeming sepertinya mereka mulai mendengar omongan Mbee, sehingga ia enggan untuk membuka mesin cuci tersebut.
"Mana dia?" Tanya preman bernama Ucrit.
Ucrit membuka pintu kamar lalu mencarinya di dalam lemari, preman yang satu lagi mencarinya di kamar mandi namun hasilnya zonk.
"Sebenarnya kalian cari siapa? Keluar dari kamarku, kalian sangat tidak sopan!" Begitu melihat ada 2 preman yang masuk kamar tersebut.
Mereka keluar kamar sambil berkacak pinggang dengan mata menyisir ke seluruh ruangan.
"Lagian ini bukan rumahmu Mbee. Kamu cuma numpang di sini!" Jelas Ucrit kesal.
"Iya, heran kamu betah amat numpang tidur di sini!" Ujar preman bertubuh gempal yang sering dipanggil Embul, sambil berkacak pinggang.
"Mbee dengar kalau kamu bertemu bocah kecil kira-kira tingginya segini kasih tahu aku. Nanti kamu bakalan dapat upah dari si bos, paham!" Ujar si Ucrit menatap Mbee dengan serius. Mbee tertawa sumbang.
"Bilang sama bosmu itu berhentilah menculik anak-anak di bawah umur! Mereka punya masa depan cerah, kayak ga ada yang lain aja yang kalian culik. Culik tuh nenek-nenek biar kalian diserbu mereka karena kalian bikin ulah." Tantang Mbee tidak mau kalah.
"Kurang asem kamu, Bee. Dengar kalau sampai ucapanmu kedengaran sama si bos. Habis riwayatmu." Ucrit masih menatap Mbee dengan tajam.
"Bilang sama bos kalian. Mbee ga takut. Aku biasa jadi korban tiap bulan haji. Jadi ngapain takut sama kalian yang ga beradab!" Ujar Mbee penuh keberanian.
"Dasar Mbee ga pernah mandi, berani sama kita. Kita lihat kamu pasti akan menyesal sudah nantangin si bos. Bul, ayo kita pergi! Awas kamu!" Telunjuknya menunjuk muka Mbee.
Kedua preman tersebut keluar rumah dengan rasa kesal karena tidak berhasil menemukan bocah tengil itu.
Segera Mbee menutup pintu depan lalu menguncinya. Mbee bisa bernafas lega. Setelah yakin kedua preman itu menjauh, Mbee langsung menuju mesin cuci.
"Duh maaf dek kelamaan. Kamu masih hidup kan?" Mbee merasa khawatir bocah kecil itu tidak kuat menahan nafas.
Bocah kecil nan lucu dan menggemaskan itu mendongak, lalu berdiri dan mengangkat kedua tangannya agar gadis itu membantu mengeluarkannya dari mesin cuci.
"Makasih Tante udah nolongin Bebey." Ujar Bebey dengan suara parau. Ada rasa takut yang menyelimutinya.
"Hah apa kamu bilang Tante? Yang benar saja masih imut gini dibilang Tante. Panggil kakak saja. Kakak Beena." Gadis yang bernama Arully Beena itu mengibaskan tangannya sambil tertawa hambar.
"Dek kamu ga usah takut sama kakak. Ini kamu minum dulu! Kamu pasti haus dan lapar. Kamu mau makan?" Tanyanya lembut. Ia menyusut air mata Beyza dengan lembut.
Beyza hanya diam. Dia tidak berani mengakui kalau perutnya lapar. Ia hanya memegangi perutnya yang mulai terasa sakit karena belum terisi apa pun sejak tadi pagi.
Gadis yang mengaku bernama Arully Beena itu berpenampilan serba hitam berbaju ketat dengan celana levis sobek-sobek, memakai anting-anting di telinga dan hidungnya. Sementara wajahnya terlukis bunga mawar, bibirnya dipoles lipstik berwarna ungu dan pergelangan tangannya pun terlukis seekor lebah bermuka panda. Rambutnya ditutup dengan topi hitam hanya terlihat dari belakang rambut panjang yang dikuncir.
Wajar saja kalau Beyza merasa takut melihat penampilan gadis yang diperkirakan berumur 22 tahun itu. Gadis itu terlihat mirip preman juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Jkiraina💙
seketika aku teringat kambing😂😂
2024-10-19
2
🍒⃞⃟🦅🥑⃟uyulpuyosibocah
ohh ni si gdiss punkk it ya/Chuckle/
2024-09-21
3
Yunia Afida
mbee namanya kayak si putih punya tetangga ku,kalo haji biasanya dibawa ke mushola
2024-09-20
8