Bab 17

"Mohon diterima Mr. Reynard."

Salah seorang mahasiswa menundukkan pandangan sambil menyodorkan sebuah kado pada Reynard, gadis itu berdiri paling depan diantara yang lain.

"Sudah Saya katakan. Kalian tidak perlu selalu memberi hadiah. Sebaiknya gunakan itu untuk diri kalian sendiri."

"Saya merasa tidak keberatan Mr. Reynard. Jadi mohon diterima."

Mau tidak mau Reynard menerima bungkusan kado itu yang tidak tahu apa isinya, selalu memperingati nyatanya semua mahasiswa yang mengikuti kelasnya seolah mengabaikan dan masih saja memberi berbagi barang. Reynard sudah menolak tapi tidak pernah didengarkan sama sekali.

"Mr. Reynard mohon diterima."

Berganti salah seorang mahasiswa menyodorkan sebuah coklat dan juga sebuah surat kehadapan Reynard yang terlihat tidak berekspresi apapun.

"Semoga Mr. Reynard suka."

Berganti lagi dengan mahasiswa lain yang menyodorkan sebuah paper bag. Begitu seterusnya sampai semua mahasiswa yang berkumpul sudah memberikannya pada Reynard.

"Kalau begitu kami permisi Mr. Reynard. Semoga hari Anda menyenangkan."

Dengan bersamaan semua mahasiswa membungkuk memberi salam sebelum berhamburan pergi meninggalkan ruangan, menyisakan Reynard dengan semua hadiah yang memenuhi kedua tangannya.

Menghela nafas kasar Reynard menatap kearah semua barang yang ada di kedua tangannya. Reynard bergegas melangkah dengan cepat menuju ruangannya. Disetiap perjalanan menuju ruangannya Reynard tidak sedikit mahasiswa yang juga memberinya hadiah membuat Reynard kesulitan saat membawanya.

...*...

Membuang setumpuk surat yang masih rapi dengan bungkusannya kedalam tempat sampah Reynard tidak berniat untuk sebatas melihat isi atau membaca suratnya. Iris pure hazel Reynard menatap datar pada meja kerjanya yang sudah ada berbagai hadiah juga makanan dari mahasiswanya.

Tok! Tok! Tok!

Cklek!!

"Mr. Reynard! Apa saya mengganggu?"

Briela memunculkan kepala dibalik pintu ruangan Reynard, menatap kearah Reynard berada.

"Boleh Saya masuk?"

Reynard belum mengatakan apapun tapi Briela sudah lebih dulu masuk ke dalam ruangan. Reynard hanya terdiam karena sudah tahu dengan sikap Briela yang memang selalu seperti itu, bahkan sebelum Reynard memberi izin sekalipun.

"Waah. Mr. Reynard seperti Aktor saja setiap kali mendapat hadiah!"

Kata Briela basa-basi yang melihat kearah meja kerja Reynard, tidak lupa dirinya menampilkan senyum terbaiknya menatap  kearah Reynard berada.

"Jika Miss Briela suka. Anda bisa mengambilnya."

"Tapi bukankah ini semua dari fans Anda?"

Dengan sedikit terkekeh pelan sambil salah satu tangan Briela menutup mulutnya sendiri untuk mencairkan suasana dengan sedikit bercanda. Mencoba mencari perhatian dari Reynard yang terlihat seperti biasanya, acuh dengan raut wajah datar tanpa ekspresi.

"Miss Briela ada keperluan apa?"

"Aah. Haha. Sebenarnya tidak ada. Saya hanya ingin meminta Mr. Reynard makan siang bersama."

"Pasti Mr. Reynard belum makan. jadi kita bisa pergi berdua."

"Miss Briela duluan saja."

Melangkah pelan menuju meja Reynard merapikan semua tugas tertulis mahasiswanya, mengabaikan Briela.

"Saya tidak ada teman. Tidak menyenangkan jika makan sendiri."

"Di Cafetaria pasti sangat banyak orang. Jadi tidak mungkin Miss Briela makan sendiri."

"Yeah...!"

"Saya masih ada kelas."

Briela masih berusaha untuk tetap tersenyum menghadapi sikap Reynard yang begitu acuh padanya. Bahkan disaat keduanya berbicara Reynard tidak melihat kearah Briela sedikitpun dan lebih memilih fokus merapikan meja.

'Sial. Sulit sekali untuk bisa mendekatinya.'

"Baiklah. Saya permisi Mr. Reynard."

Briela berbalik akan melangkah pergi tapi dirinya kembali berbalik menatap Reynard.

"Boleh saya minta salah satu coklatnya?"

"Silahkan."

"Terima kasih. Oh ya. Saya sangat suka dengan coklat. Mungkin Mr. Reynard belum tahu."

"Kalau begitu saya permisi."

Briela bergegas melangkah pergi meninggalkan ruangan Reynard.

Blam!!

...***...

Aliesha menatap langit-langit kamar dengan wajah lelah. Merebahkan diri telentang di tengah tempat tidur, memijit dikedua pelipis untuk menetralisir rasa pusing pada kepalanya.

Setelah semalam sampai sore ini Aliesha sudah membaca tiga kasus yang Steven kirimkan dan mencari dari sumber lain untuk melengkapi datanya tapi dirinya masih dibuat kebingungan.

"Aarkhh!"

BRAK!!

"Nona Aliesha tidak apa-apa?"

Bi Frida mendorong pintu kamar Aliesha dengan keras membuat gadis itu terkejut sampai terduduk menghadap pintu.

"Bibi tidak sengaja mendengar Nona berteriak! Nona tidak apa-apa?"

Bi Frida terlihat panik, meneliti Aliesha dengan seksama. Tersenyum canggung Aliesha merasa tidak enak hati sudah membuat keributan.

"Aku tidak apa-apa Bi."

"Lalu kenapa Nona berteriak?"

"Aah, itu! Aku hanya melepas rasa lelah. Bibi tidak perlu khawatir."

Aliesha beranjak berdiri, melangkah menuju meja belajarnya.

"Aku akan melanjutkan belajar dan Bibi bisa melanjutkan pekerjaan. Maaf sudah membuat Bibi khawatir."

"Ya sudah. Jika Nona membutuhkan sesuatu katakan pada Bibi"

Mengangguk singkat Aliesha menatap kepergian Bi Frida setelah menutup pintu kamarnya.

Blam!!

Menghela nafas berat Aliesha duduk pada kursi, kembali menyalakan laptop.

"Tidak ada pilihan lain!"

"Kenapa juga batas waktu yang Mr. Reynard dan Ayah berikan sama!"

"Apa mereka tidak tahu, membuat skripsi tidak mudah!"

Aliesha menggerutu meratapi nasib skripsinya yang di ujung tanduk, atau lebih tepatnya meratapi nasibnya sendiri.

Menfokuskan diri pada laptop untuk memulai pembuatan skripsi barunya. Aliesha dengan berat hati mengikuti saran dari Steven untuk menjadikan kasus tersebut sebagai bahan datanya.

...*...

Aliesha menyandarkan kepala pada meja belajarnya. Sudah dua hari ini dirinya sibuk dengan laptop dihadapan.

"Kenapa kasusnya harus seperti ini!"

Dengan sisa-sisa tenaga Aliesha menatap pantulan layar laptop dengan lemas. Sudah membaca dari berbagai sumber untuk pacuan data skripsinya. Aliesha selalu kesulitan saat membaca alasan kenapa korban bisa sampai meninggal, dirinya merasa risih sendiri.

"Apa sebaiknya Aku minta salah satu dari kasus Ayah!!"

"Tidak-tidak."

Aliesha menggeleng dengan cepat memikirkan pemikiran yang baru saja terlintas dalam pikirannya.

"Bisa-bisa Aku ketahuan kalau harus mengulang skripsiku."

"Haaa. Jika Ayah sampai tahu, pupus sudah."

Aliesha menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangan di atas meja.

Ting! Ting!

Ting!

Sedikit malas tangan Aliesha meraih ponsel yang terletak di sebelah laptop. Mengangkat pandangan menyalakan ponsel hanya untuk memastikan jika ada pemberitahuan yang penting.

"Kakak!"

Gumam Aliesha yang mendapat sebuah pesan dari Xavier.

^^^Kakak❤️:^^^

^^^Maaf Kakak baru bisa memberi kabar.^^^

^^^Bagaimana bimbinganmu, lancar?^^^

^^^Jangan sampai telat makan.^^^

Menatap sendu layar ponsel Aliesha berharap andai saja ada Xavier, pasti Xavier bisa menghibur dan membantunya. Tapi masalahnya untuk saat ini Aliesha tidak bisa mengatakan apapun pada Xavier, takut jika itu bisa membuat Xavier menjadi khawatir dan bisa mengganggu pekerjaan sang kakak.

Me:

Aku mengerti, Kakak pasti sangat sibuk.

Bimbingannya lumayan lancar.

Kakak juga jangan sampai lupa makan, juga harus jaga kesehatan.

Kakak, I miss you.

Mengernyit heran saat iris jade green Aliesha mendapati sekilas pesan dari Steven.

"Mungkin sebaiknya Aku keluar sebentar untuk menjernihkan pikiran!"

Me:

Steven, apa kamu tidak sibuk?

Maaf baru bisa membalas pesanmu.

Menopang dagu dengan tangan kiri Aliesha menunggu balasan pesan dari Steven. Bukan tanpa alasan, karena setiap kali Aliesha mengirim pesan pada Steven pria itu pasti akan membalas dengan cepat tidak mengenal waktu, mau itu pagi buta atau tengah malam sekalipun.

Terkadang Aliesha merasa heran sendiri pada Steven, apa setiap saat Steven selalu bermain ponsel yang membuatnya bisa dengan cepat membalas setiap pesan. Tangan kanan Aliesha mengetuk-ngetuk meja memutuskan untuk menunggu beberapa menit lagi. Jika tidak ada balasan dari Steven Aliesha memutuskan akan keluar sendiri.

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!