XAVIERA: Bitter And Sweet Love

XAVIERA: Bitter And Sweet Love

Bab 1

Seorang pria berpenampilan rapi yang dibalut setelan kemeja berwarna hitam memasuki rumah dengan langkah cepat. Menuju ruang makan yang terdapat seorang wanita paruh baya yang sedang membersihkan meja makan.

"Bibi!"

Panggilnya mendekati wanita paruh baya itu yang tak lain adalah pekerja di rumah tersebut.

"Tuan Xavier. Ada yang bisa Bibi bantu?"

Tanyanya ramah saat melihat Xavier menuju kearahnya, seketika menghentikan aktivitasnya.

"Aliesha sudah berangkat ke kampus?"

"Nona Aliesha masih di kamarnya. Sampai sekarang belum keluar. Bahkan Nona melewatkan sarapan paginya."

Katanya menjelaskan, karena pagi tadi hanya ada Tuan dan Nyonya rumah yang berada di ruang makan.

"Anak ini!"

Gumam Xavier yang masih terdengar Bi Frida selaku asisten rumah tangga keluarga Martinez.

"Kalau begitu aku keatas dulu Bi."

Bi Frida tersenyum seraya menganggukkan kepala dan melanjutkan kembali pekerjaan yang sempat terhenti.

Tanpa membuang banyak waktu Xavier mengambil langkah cepat menuju lantai dua tepat dimana letak kamar seorang gadis bernama Xaviera Aliesha Martinez selaku putri bungsu keluarga Martinez.

Kaki jenjang Xavier melangkah dengan mantap menapaki setiap anak tangga bergegas menuju ke kamar sang adik.

Xavier Dariel Martinez, anak sulung keluarga Martinez. Memiliki wajah yang tampan dengan warna rambut dark blonde dilengkapi iris satin grey yang menyorot dingin menambah kesan misterius namun sama sekali tidak mengurangi tingkat ketampanannya. Langkah Xavier terhenti tepat di depan pintu dengan warna purple. Tangannya terulur untuk meraih kenop pintu dan mendorongnya secara perlahan.

Cklek!

Pintu terbuka menampilkan ruangan yang didominasi dengan warna lilac dan seorang gadis yang masih terlelap dalam tidurnya. Xavier melangkah mendekati ranjang mengamati sang adik yang masih tertidur dengan kondisi ranjang yang berantakan. Dengan berbagai buku, kertas-kertas yang berserakan dan laptop yang ternyata masih menyala menayangkan sebuah film di sisi sang adik.

Xavier menghela nafas panjang, menggeleng pelan tidak habis pikir dengan kebiasaan sang adik. Melangkah mendekat menghampiri tempat tidur mendudukkan diri di tepian ranjang yang terdapat Aliesha dengan tertidur menyamping membelakangi kekacauan yang dibuat diri sendiri. Tangan Xavier terulur untuk mengusap puncak kepala sang adik.

"Sayang bangun."

Panggil Xavier lembut berusaha membangunkan Aliesha tapi tidak ada pergerakan dari sang adik. Mungkin bagi Aliesha usapan tangan Xavier seperti pengantar tidur baginya membuat gadis itu semakin terlelap lebih dalam tidurnya. Tidak mendapat respon dari sang adik Xavier beralih mengusap pipi dan sesekali menarik pelan hidung Aliesha.

"Sayang cepat bangun!"

Berharap sang adik akan segera bangun Xavier masih terus mengusap pipi Aliesha. Mendapatkan gangguan dalam tidurnya membuat Aliesha menarik selimut sampai menutupi seluruh wajah masih enggan untuk meninggalkan dunia mimpinya. Melihat hal itu lantas Xavier menyingkap selimut yang menutupi wajah Aliesha.

"Emhh. Kakak jangan menggangguku. Ini masih pagi!"

Rengek Aliesha dengan kesal, alasannya karena dirinya baru saja bisa tidur pukul empat dini hari. Rasanya baru sebentar Aliesha memejamkan mata dan sang kakak sudah mengganggunya.

"Ini sudah lewat 08.00 A.M. sayang. Nanti kamu bisa terlambat bimbingan."

Seperti sebuah alarm tanda bahaya Aliesha dalam sekejap langsung terduduk dengan mata yang terbuka lebar. Menampilkan iris jade green yang terlihat terkejut.

"Gawat. Aku ketiduran!"

Racau Aliesha, masalahnya hari ini adalah jadwal bimbingan juga hampir semalaman dirinya mempelajari materi dan berakhir ketiduran.

Sebenarnya sang ibu sudah membangunkannya pagi tadi tapi entah bagaimana dirinya bisa tertidur kembali. Entah apa yang harus dirinya lakukan, Aliesha bergegas merapikan semua kertas-kertas yang berserakan di sampingnya. Merapikan dengan terburu membuat gerakan tangannya terlihat serampangan.

Xavier yang melihatnya menyentuh tangan sang adik guna menghentikan dari aktivitasnya.

"Kakak saja yang bereskan. Sekarang kamu bersiap."

Mendengar hal itu lantas Aliesha tersenyum, memang sang kakak bagaikan malaikat penolong baginya.

Dengan gerakan cepat Aliesha beranjak dari tempat tidur menuju ke kamar mandi yang ada di sudut ruangan. Melenggang masuk sebelum menutup pintu Aliesha menyempatkan diri untuk berbalik menatap sang kakak.

"Kakak yang terbaik."

Senyum Aliesha menghiasai wajah cantiknya sebelum benar-benar masuk kedalam dan menutup pintu kamar mandi.

Xavier hanya menggeleng pelan seraya tersenyum tipis. Senyum yang memang tidak banyak di perlihatkan ke orang lain terkecuali jika itu adalah adiknya, Aliesha juga keluarga Xavier sendiri. Tangan Xavier dengan cepat merapikan kekacauan yang ditinggalkan sang adik. Tangan Xavier begitu cekatan merapikan berbagai kertas yang di butuhkan Aliesha untuk data bimbingan hari ini.

Bagaimana Xavier bisa tahu apa saja yang dibutuhkan oleh Aliesha karena sudah jelas yang membuat data bimbingan pembahasan adalah Xavier sendiri. Dimulai dari mencari tema data yang akan menjadi topik data untuk skripsi, merangkum hingga pembahasan serta hasil akhir dari tugas itu sendiri. Semua yang mengerjakan adalah Xavier dan tentu saja didampingi oleh Aliesha. Harus diperjelas bahwa Aliesha hanya menemani sang kakak saat mengerjakan tugasnya. Karena bagaimanapun Aliesha harus mengetahui sebagian besar dari apa yang menjadi tema data dalam pembahasan tugas studi skripsinya.

Tidak membutuhkan waktu yang lama bagi Xavier untuk membereskan semua kekacauan Aliesha. Nyatanya Xavier sudah memisahkan mana yang akan dibawa dan menyimpannya.

Xavier beranjak berdiri untuk mengambil tas di atas meja belajar Aliesha yang ada di seberang ranjang tidak jauh dari pintu. Memasukkan semua yang dibutuhkan sang adik termasuk laptop juga ponsel. Setelah dirasa semua sudah lengkap Xavier berjalan kearah pintu tidak lupa membawa tas sang adik sebelum keluar dirinya berhenti sejenak menatap kamar mandi.

"Sayang Kakak tunggu di bawah!"

"Iya. sebentar lagi aku selesai."

Mendapat jawaban dari sang adik, Xavier mulai melangkah pergi meninggalkan kamar tidak lupa menutup kembali pintunya.

Aliesha baru saja menyelesaikan acara mandinya. Tidak membutuhkan waktu yang lama bagi Aliesha untuk mandi dikarenakan memang sedang musim dingin dan juga karena mengejar waktu.

Cklek!

Pintu kamar mandi terbuka, melangkah keluar mengenakan jubah mandi Aliesha terlihat lebih segar dari sebelumnya. Melangkah cepat menuju lemari pakaian untuk mencari pakaian yang akan dikenakan hari ini. Pilihannya jatuh pada celana jeans navy panjang dan atasan sweater dengan warna senada untuk melindungi diri dari cuaca disaat musim dingin. Kembali melangkah masuk ke kamar mandi untuk berganti pakaian. Aliesha tipikal perempuan yang memang lebih suka berpenampilan casual dibanding kearah feminim untuk gadis seusianya.

Keluar dengan pakaian casual Aliesha menuju meja rias yang ada disisi lemari pakaian untuk merapikan rambut dan sedikit merias wajah. Membiarkan rambut panjang sewarna caramel ikal bagian bawah yang dibiarkan tergerai. Memoles bibir dengan pelembab tidak lupa memakaikan cream wajah sebagai pelengkap juga menyemprotkan parfum sebagai penutup.

Walaupun tidak berdandan nyatanya Aliesha memang sudah terlihat cantik juga manis. Dengan bibir tipis bagian atas dan sedikit tebal di bagian bawah yang merah alami, hidung mancung juga bulu mata lentik dibingkai wajah tipikal kecil membuatnya terlihat cantik terkesan manis ditambah dengan binar iris jade green Aliesha yang membuatnya terlihat seperti boneka hidup. Hanya saja Aliesha tidak suka menonjolkan penampilannya karena lebih suka berpenampilan biasa.

Dirasa penampilannya sudah sempurna Aliesha bergegas turun untuk menghampiri sang kakak yang sedang menunggunya. Melangkah dengan cepat menuruni setiap anak tangga menuju ruang makan.

Terlihat Xavier yang sedang duduk terfokus menatap layar ponsel dalam genggaman. Mendengar derap langkah mendekat Xavier beralih menfokuskan pandangan ke sumber suara. Tersenyum menatap Aliesha yang semakin mendekat.

"Sudah siap! Duduklah. Kakak meminta Bibi untuk membuatkan sarapan untukmu."

Di meja makan terdapat segelas susu hangat dan sepiring sandwich di hadapan Xavier. Aliesha tersenyum manis menghampiri Xavier. Menarik kursi disebelah sang kakak dan mendudukkan diri dengan tangan kanan terulur meraih segelas susu hangat. Xavier hanya memperhatikan sang adik dalam diam.

Aliesha meminum segelas susu itu dalam beberapa kali tegukan hingga habis, diletakkan kembali saat gelasnya sudah kosong. Tangannya beralih mengambil sepotong sandwich yang tersedia dengan dirinya yang beranjak berdiri.

"Kakak ayo berangkat sekarang."

Beranjak dari tempat duduk seraya memakan sarapan pagi Aliesha melangkah menuju keluar rumah. Xavier yang sudah terbiasa dengan perilaku sang adik hanya mengikuti dari belakang dalam diam tidak lupa membawa tas Aliesha. Menasehati sepertinya akan percuma karena Aliesha pasti akan mengulangi hal yang sama. Sifatnya memang sedikit sulit untuk diatur dan sering membuat masalah.

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!