Bab 12

Dalziel dan Steven dibuat kebingungan sendiri saat harus menghadapi Aliesha jika dalam keadaan sedang ada masalah, gadis itu pasti akan menjadi keras kepala dan sulit diatur. Nyatanya sedari tadi Dalziel maupun Steven sudah berusaha membujuk Aliesha tapi gadis itu seperti enggan menanggapi dan tidak ada respon sama sekali.

Makanan yang sudah Steven pesan untuk Aliesha saja tidak di sentuh sama sekali padahal Dalziel sudah menghabiskan makanannya karena dirinya juga belum sarapan sedari pagi. Steven juga sudah membayar semua pesanan saat pelayan mengantar makanan untuk Rafael.

Aliesha sendiri masih setia dalam posisinya menenggelamkan wajah pada lipatan tangan di atas meja, ketiganya masih berada di dalam Cafe.

"Xaviera!"

Kata Dalziel putus asa, tapi nyatanya berhasil mengusik ketenangan Aliesha. Mengangkat pandangan Aliesha menatap Dalziel dengan cemberut bercampur kesal.

"Ah, Alright. Aliesha. Manis."

Dalziel tersenyum hangat menatap Aliesha. Sahabat kecilnya ini memang tidak suka jika dipanggil dengan nama depan, padahal saat masih kecil panggilannya adalah 'Xaviera'. Bahkan sampai sekarang Dalziel tidak tahu pasti alasan kenapa Aliesha merubah nama panggilannya.

"Makan dulu Aliesha. Setelah itu kita pikirkan tentang skripsimu."

Mengatakan dengan raut wajah serius Steven menatap Aliesha lekat. Dalziel mengangguk setuju menanggapi perkataan Steven. Aliesha hanya mampu menatap keduanya dengan malas.

"Aku...!"

"Lapar atau tidak harus tetap makan."

Tegas Dalziel mengetahui apa yang akan Aliesha katakan.

"Apa Kamu sangat tidak suka tinggal dengan Nenek dan Kakekmu?"

Kata Steven yang semakin membuat Aliesha bertambah lesu bercampur sedih.

"Upss! Sepertinya Aku salah bicara!"

"Bukan begitu. Kalian tidak mengerti."

Steven menutup mulutnya sendiri dengan tangan, mengalihkan pandangan ke arah lain mencoba untuk menghindari tatapan marah Aliesha yang tertuju pada dirinya.

Dalziel menghela nafas panjang menghadapi keduanya. Terkadang Steven memang tidak bisa membaca situasi yang ada. Sudah tahu Aliesha akan menjadi sensitif jika membahas tentang masalah ancaman Gaillard yang akan mengirim Aliesha ke tempat Nenek dan Kakeknya jika tahun ini skripsinya tidak juga selesai.

Sebenarnya bukan Aliesha tidak suka tinggal dengan Nenek dan Kakeknya. Tapi menurut pemikiran Aliesha, Kakeknya adalah seseorang yang sangat tegas dalam segala hal. Dirinya saja selalu dibuat tidak bisa berkutik atau membantah jika sudah berhadapan dengan Gaillard, apalagi harus berhadapan langsung dengan sang Kakek yang menurutnya lebih tegas lagi dari sang Ayah.

Keluarga dari sang Ayah memang sangat ketat jika menyangkut soal tata krama ataupun peraturan. Mungkin karena hal itu juga yang membuat Gaillard menjadi seperti sekarang.

"Kamu makan saja dulu. Kita yang akan memikirkan solusinya. Benarkan Stev!"

Menepuk bahu Steven pelan Dalziel memberi kode dari tatapan matanya supaya Steven mengiyakan. Steven hanya melirik sekilas pada Dalziel.

"Benar sayang. Kamu masih punya kita. Kita pasti akan membantu."

Keduanya menatap Aliesha dengan raut wajah serius berusaha meyakinkan gadis itu. Aliesha menghela nafas panjang berusaha untuk tidak terlalu larut dalam kegundahan yang ada walaupun pikirannya saat ini sangat kacau, bukankah dirinya masih memiliki batas waktu untuk membuat yang baru tugas skripsinya.

Steven maupun Dalziel tersenyum saat melihat Aliesha meraih cheese cake yang sedari tadi belum tersentuh sama sekali.

"Sekarang apa yang akan Kamu lakukan?"

"Tentu saja membuat yang baru. Lagi."

Kata Aliesha lesu, sesekali memotong cheese cake dan memakannya tanpa selera.

"Ingin kasus seperti apa untuk menjadi tema datamu? Atau mau Aku bantu mengerjakan!!"

Steven menatap Aliesha lekat, kali ini tidak ada senyum menggoda dari raut wajah Steven yang ada hanya senyum hangat yang menghiasi wajah tampannya.

"Jangan. Aku akan membuatnya sendiri. Emh, Bantu Aku mencari sumber datanya saja."

"Kenapa tidak meminta salah satu dari kasus Uncle Gaillard?"

Tanya Dalziel sambil meminum orange juice miliknya yang masih tersisa setengah.

"Benar. Bukankah Paman Gaillard menangani banyak kasus?"

"Kasus yang Ayah tangani terlalu berat."

"Benar juga. Mengingat reputasi Paman Gaillard sekarang."

Kata Steven yang mendapat anggukkan kepala singkat dari Dalziel, setuju atas perkataan Steven.

"Bagaimana jika salah satu kasus yang diberitakan oleh perusahaan mediaku!"

Steven mengangkat sebelah alisnya yang masih menatap Aliesha.

"Memangnya tidak apa-apa?"

Aliesha menatap Steven dengan raut wajah berpikir.

"Tidak masalah sayang. Aku sendiri yang akan mencari datanya. Aku pastikan itu valid."

"Sekarang kita hanya perlu memikirkan kasus apa yang ingin Kamu jadikan tema data."

Kata Dalziel menatap Aliesha yang masih memakan cheese cake miliknya. Menghentikan kegiatannya Aliesha mendorong cheese cake yang masih tersisa setengah ketengah meja, dirinya memang sedang tidak berselera untuk makan.

"Kalian ada ide? Kalau bisa jangan yang terlalu berat kasusnya."

"Pencurian, perampokan!"

Kata Steven yang mendapat penolakan dari Aliesha.

"Yang lain."

"Penculikan. Aah, korupsi!"

"Dalziel, waktunya tidak akan cukup. Kasusnya terlalu berat."

Kesal Aliesha menatap Dalziel dengan raut wajah serius.

"Haha. Aku hanya mencoba membantu."

Dalziel tertawa canggung, jujur saja dirinya menang kurang tahu masalah tentang kasus atau berita pidana yang terkait tentang hukum.

"Ada salah satu kasus yang cukup ramai diberitakan. Perusahaan mediaku juga meliputnya."

Steven terlihat serius saat mengatakannya membuat Aliesha dan Dalziel bersamaan menatap Steven dengan pandangan penuh tanda tanya.

"Tentang apa?"

Menatap Steven dengan penuh harap iris jade green Aliesha berbinar dengan rasa ingin tahu yang kentara. Steven tersenyum simpul membalas menatap lekat Aliesha, seperti tersihir oleh binar mata Aliesha yang sedang menatapnya. Tatapan mata yang selalu Steven suka dari Aliesha. Selalu membuat Steven terpesona saat melihatnya.

"Tentang seorang model bunuh diri. Atau meninggal karena berhubungan badan. Mungkin. Entahlah, aku juga tidak begitu tahu!!"

Tatapan mata Steven tidak pernah lepas menatap Aliesha, seperti enggan mengalihkan perhatian dari gadis yang saat ini terlihat kebingungan.

Bahkan Steven tidak mengedipkan mata walau hanya untuk sekejap saja, takut jika pemandangan indah di hadapannya terlewatkan oleh iris blue miliknya.

"Maksudmu berpelukan?"

Aliesha terlihat sedang berfikir, memikirkan perkataan yang baru saja Steven katakan. Setelahnya Tidak hanya Aliesha sendiri yang terlihat kebingungan.

Steven yang sedari tadi menatap Aliesha bahkan Dalziel yang sedari tadi diam mendengarkan ikut mengernyit bingung. Steven dan Dalziel saling melempar tatapan satu sama lain, merasa kebingungan dengan perkataan Aliesha.

"Manis, apa maksudmu?"

Dalziel beralih menatap Aliesha begitu juga dengan Steven.

"Bukankah Steven mengatakan meninggal karena berhubungan badan! Apa berpelukan bisa membuat seseorang meninggal?"

1 detik.

2 detik.

3 detik.

"Astaga Hahaha."

Menggema dengan begitu santainya suara tawa Steven yang kesekian kali memenuhi ruangan Cafe yang cukup ramai pengunjung.

"Pfftt. Ekhm."

Dalziel sendiri berusaha menahan diri supaya tidak ikut tertawa menyadari maksud dari perkataan Aliesha. Ketiganya menjadi pusat perhatian, setiap pengunjung menatap kearah meja yang mereka tempati karena tawa Steven yang cukup keras.

"Apa yang lucu?"

Aliesha menatap bergantian antara Steven dan Dalziel. Tidak memperdulikan pasang mata yang memperhatikan mereka. Kenyataannya memang sejak awal Aliesha dan Steven berada di cafe pasti ada saja yang melihat kearah keduanya.

"Aliesha berapa umurmu sekarang?"

Tanya Steven disela-sela tawa yang masih terdengar.

"Sudah, jangan menggodanya."

"Bukan begitu, tapi!! Hahaha."

Tawa Steven kembali menggema saat mengingat kembali perkataan Aliesha. Dalziel hanya menghela nafas panjang sambil menggeleng pelan melihat Steven.

"Ish. Tertawa saja terus."

Kesal Aliesha memalingkan wajah kearah lain, dirinya tidak tahu apa yang sedang Steven tertawakan.

Dalziel dengan sengaja menyikut lengan Steven memberi peringatan untuk berhenti tertawa sebelum Aliesha bertambah kesal.

"Ekhm. Jadi Kamu tidak tahu maksud dari ucapanku?"

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!