Melangkah dengan tidak bersemangat Aliesha menyusuri koridor untuk keluar dari gedung Fakultas Hukum. Menghela nafas di setiap kakinya melangkah. Berjalan pelan di trotoar depan Universitas menuju parkiran hanya untuk memastikan apakah Steven benar-benar menunggunya.
Aliesha berdecak pelan melihat pemandangan dari arah tujuannya.
"Dasar Steven!"
Gumam Aliesha melihat kearah Steven yang ternyata sedang duduk di kap depan Lamborghini Huracan Evo Red miliknya.
Yang membuat Aliesha tidak habis pikir siapa yang mau menunggu di luar disaat sedang musim dingin.
Apalagi penampilan Steven yang sudah berubah. Tidak tahu sudah hilang kemana dasi yang sedari pagi masih rapi dipakainya dan yang tersisa hanya kemeja dengan dua kancing atasnya dibiarkan terbuka, dilengkapi jas warna hitam yang senada dengan celananya.
"Apa Kamu ingin menjadi patung ice. Atau sedang berperan menjadi model!!"
Aliesha sudah berdiri dihadapan Steven yang hanya terkekeh pelan menanggapi perkataanya. Steven memang selalu memukau apapun yang dipakainya dari penampilan formal maupun casual, Aliesha sendiri juga mengakuinya.
"Sudah selesai?"
"Hm."
Steven mengernyit heran, tidak biasanya Aliesha merespon seperti itu.
"Are you ok?"
"Yeah."
"Hm, atau mungkin bimbinganmu gagal lagi?"
Kata Steven dengan senyum menggoda, menelisik menatap Aliesha yang balas menatapnya dengan kesal. Tidak ingin menanggapi Steven Aliesha bergegas menuju pintu mobil.
"Benar ternyata."
Gumam Steven dengan raut wajah yang terlihat serius. Beranjak berdiri Steven melangkah menuju pintu mobil bagian jok pengemudi.
Cklek!
Cklek!
"Kita pergi ke Cafe."
"Mau apa?"
"Kita sudah lama tidak bertemu. Apa Kamu tidak merindukanku!!"
Steven mengangkat sebelah alisnya, tidak lupa dengan senyum menggoda yang menurut Aliesha sangat menyebalkan. Keduanya saling berdiri berhadapan berseberangan didepan pintu mobil yang masing-masing terbuka.
"Tidak."
Blam!
Tegas Aliesha bergegas masuk ke dalam mobil yang tidak ingin menjadi pusat perhatian setiap mahasiswa yang berlalu lalang. Karena sedari mereka berbicara setiap mahasiswa yang lewat pasti memperhatikan keduanya, tidak tahu apa yang mereka perhatikan.
Steven hanya tersenyum simpul menanggapi Aliesha, ingin segera masuk kedalam mobil tapi gerakannya terhenti.
"STEVEN!"
Panggil wanita berpenampilan formal dengan makeup cukup tebal menghiasi wajah dewasanya.
Steven yang masih berdiri di samping pintu mobil yang masih terbuka maupun Aliesha yang sudah duduk di jok penumpang menatap ke arah sumber suara yang ternyata adalah salah satu Dosen Fakultas Hukum di Universitas, Miss Briela.
"Ternyata benar itu Kamu. Apa yang Kamu lakukan disini?"
Menatap Steven dengan senyum yang semakin mengembang, Briela berbicara dengan nada ramah saat sudah berdiri dihadapan Steven.
"Ada urusan. Saya pergi dulu."
Dengan raut wajah dingin Steven menatap malas pada Briela, dirinya sudah bersiap akan masuk ke dalam mobil.
"Apa Kamu ada waktu?"
Perkataan Briela berhasil membuat gerakan Steven kembali terhenti.
Menunggu dalam diam Aliesha memperhatikan keduanya dari dalam mobil.
"Tidak."
Blam!
Steven masuk kedalam mobil begitu saja meninggalkan Briela. Terlihat dari raut wajah Briela seperti sedang menahan rasa kesal dan tidak suka atas tindakan Steven yang secara terang-terangan mengabaikannya.
Deru knalpot berbunyi, Steven melajukan mobil miliknya meninggalkan area parkir Universitas menyisakan Briela yang masih berdiri mematung menatap kepergian Lamborghini Huracan Evo Red yang melaju membelah jalanan.
Menyadari bahwa Steven sedang menahan rasa kesal di sampingnya Aliesha terkekeh pelan mendapati sikap Steven, melupakan sejenak tentang masalahnya.
"Apa yang lucu?"
Menatap Aliesha sekilas, Steven kembali terfokus pada jalanan di depan, melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Tidak ada."
"Hhhh. Membuat mood jadi hancur saja."
Aliesha mengernyit heran menatap Steven, menyadari Aliesha yang menatapnya Steven balas menatap Aliesha sekilas.
"Siapa lagi! Dosenmu itu."
"Sepertinya Miss Briela masih mengharapkan...Kamu?"
Kata Aliesha dengan nada sedikit menggoda, akhirnya dirinya mempunyai alasan untuk membalas Steven.
"Yang benar saja!"
Terlihat jelas bahwa Steven sangat kesal bercampur putus asa.
"Maaf. Tapi Aku tidak suka wanita dewasa."
"Kenapa? Bukankah Miss Briela cantik!"
"Oh ayolah Aliesha. Umurnya sudah 30 lebih."
Kali ini Steven benar-benar terlihat kesal, terbukti dari wajahnya yang sudah merah padam.
Sebenarnya Aliesha merasa bingung pada Steven. Padahal banyak dekat dengan para gadis, selalu menggoda dan tebar pesona menurut pemikiran Aliesha. Tapi tidak tahu kenapa Steven sangat tidak suka jika yang berusaha mendekati atau mencari perhatian darinya adalah perempuan yang di atas umurnya.
"Tapi masih terlihat muda!"
Aliesha melontarkan kata-kata yang membuat Steven kalah telak. Menghela nafas panjang Steven berusaha untuk tidak terpengaruh oleh perkataan Aliesha.
"Kamu sedang menyindirku?"
"Hahaha."
Tawa pelan Aliesha bergema dalam mobil. Steven hanya fokus mengemudi, pandangannya lurus ke depan.
"Miss Briela masih menjadi Dosen pembimbingmu?"
Mendengar perkataan Steven seketika Aliesha terdiam.
"Yeah sudah tidak. Jika Aku masih mengikuti bimbingan dari Miss Briela. Rasanya Aku tidak akan pernah bisa lulus!!"
Aliesha duduk menyandarkan punggung menatap kearah depan. Tidak tahu bermula bagaimana, dulu saat Steven akan melakukan semacam kencan dengan salah satu teman dari sosial media miliknya yang ternyata adalah Briela sendiri.
Lebih parahnya lagi pada saat itu Steven membawa Aliesha dengan alasan minta di temani dan mengatakan ingin bertemu teman. Berujung acaranya menjadi berantakan karena Steven pergi begitu saja saat sudah mengetahui siapa yang menjadi teman kencannya.
Karena kejadian itulah setiap kali Briela selalu mencari-cari kesalahan Aliesha dan tidak menyukai dirinya. Aliesha sendiri harus selalu dibuat bersabar menghadapi sikap Briela apalagi saat mengikuti kelasnya.
"Baguslah."
Steven menatap Aliesha sekilas. Terdiam tidak menanggapi Aliesha mengalihkan pandangan menatap bahu jalan. Keheningan menyelimuti suasana dalam mobil, keduanya memilih untuk tetap diam dalam pemikiran masing-masing.
...***...
"Kenapa harus kesini!"
Menatap dengan malas Aliesha menyandarkan kepala pada lipatan tangan di atas meja Cafe. Keduanya berada di salah satu Cafe yang terletak tidak jauh dari Universitas. Masih menunggu pesanan yang baru saja keduanya pesan, saling duduk berseberangan.
"Aku lapar. Sedari pagi belum makan. Kamu tidak kasian padaku?"
"Salah sendiri menungguku."
"Ada apa denganmu hari ini?"
Steven bingung dengan sikap Aliesha yang terlihat tidak bersemangat dan aneh, merasa aneh karena tidak biasanya Aliesha menggoda dirinya. Kejadian di mobil tadi adalah yang pertama kalinya bagi Steven.
"Kita sudah lama tidak bertemu. Aku juga tidak sibuk."
"Aku sudah menghubungi Dalziel untuk datang. Jadi nikmati saja."
Mencoba meyakinkan Aliesha, Steven menjelaskan dengan tersenyum tipis. Memang semenjak ketiganya memasuki semester akhir studi, mereka sudah tidak memiliki waktu hanya untuk sebatas bertemu. Apalagi saat ini Steven yang sudah lulus studi juga resmi bekerja di perusahaan milik keluarganya.
"Kamu menghubungi Dalziel?"
Aliesha mengangkat pandangan menatap Steven dengan dirinya masih menyandarkan kepala pada lipatan tangan, dengan dagu sebagai tumpuan.
"Tadi saat menunggumu."
"Apa Kamu menunggu diluar? Kenapa tidak didalam mobil saja!"
"Kenapa? Kamu khawatir Aku kedinginan!"
Dengan senyum menggoda Steven menatap Aliesha. Menghela nafas malas Aliesha menyandarkan kepala miring kesisi lain enggan menanggapi Steven.
"Tidak. Aku juga baru keluar dan duduk sebentar. Setelah itu Kamu datang."
Menjelaskan dengan tersenyum simpul Steven menatap lekat Aliesha. Masih dalam posisi Aliesha hanya mengangguk sekilas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments