Bab 5

Pagi ini Aliesha sudah sibuk merapikan bawaannya setelah selesai bersiap dari mulai mandi dan lain sebagainya. Beruntungnya tadi malam Aliesha sudah berpesan pada Ashana jika ingin dibangunkan pagi hari.

Menuruni setiap anak tangga dengan langkah cepat Aliesha menuju ruang makan yang sudah ada Gaillard yang sudah rapi dengan setelan jas begitu pula dengan Ashana yang sedang menyajikan makanan.

"Sudah siap?"

Ashana mengalihkan pandangan mendapati Aliesha yang duduk di kursi tepat di sebelahnya.

Aliesha mengangguk. Meraih segelas susu hangat yang ada di depannya, meneguknya hingga tersisa setengah. Meraih sepotong roti lapis isi daging yang menjadi menu sarapan pagi ini.

"Aku berangkat sekarang."

Kata Aliesha saat sudah menghabiskan sepotong roti lapis dan susu hangatnya.

"Tumben rajin! Ini masih 08.00 A.M.!"

Gaillard melihat arloji ditangannya, seolah tidak percaya.

Tidak menanggapi perkataan Gaillard, Aliesha beranjak dari duduknya menghampiri Ashana untuk berpamitan setelahnya menghampiri Gaillard.

"Hati-hati sayang. Nanti Bunda akan berangkat dengan Ayah."

Mengangguk sekilas sebelum Aliesha melangkah keluar menuju pekarangan rumah untuk menghampiri Pak Silas yang sudah siap di samping Mercedes-Benz AMG A35 Yellow.

"Masih pagi Nona Aliesha sudah rapi mau pergi kemana?"

Tanya Pak Silas yang melihat Aliesha berjalan menuju ke arahnya.

"Tolong antar ke Universitas Pak Silas!"

Cklek!

Aliesha membuka pintu mobil bagian belakang.

"Siap. Berangkat sekarang?"

"Iya."

"Tidak menunggu Nyonya dulu?"

Tanya Pak Silas karena biasanya Aliesha dan Ashana akan berangkat bersama.

"Tidak. Bunda berangkat dengan Ayah."

Mengangguk mantap pak Silas memasuki bagian jok pengemudi disusul Aliesha yang berada di jok belakang.

Deru knalpot berbunyi menandakan mesin mobil sudah menyala dan siap membelah jalanan yang masih cukup sepi. Beberapa menit sudah berlalu setelah mobil meninggalkan pekarangan rumah keluarga Martinez. Keheningan menyelimuti suasana di dalam mobil.

Aliesha menurunkan kaca pintu mobil untuk menikmati pemandangan di sekitar kawasan perumahan. Rumah yang terbilang cukup besar dan mewah yang tertata rapi menghiasai di setiap sisi jalan yang dilalui.

Merasakan hawa dingin yang menerpa wajah cantiknya. Angin dingin yang berhembus tidak membuat Aliesha merasa terusik, justru dirinya menikmati setiap hembusan yang seperti menusuk disetiap kulit wajahnya.

"Nona Aliesha tidak kedinginan? Jangan terlalu lama nanti sakit."

Kata Pak Silas yang sekilas melihat Aliesha dari kaca spion dalam mobil.

"Iya Pak Silas."

Masih menikmati hawa dingin yang berhembus, bahkan wajah putih alami Aliesha mulai memerah dikarenakan suhu yang sangat dingin.

Dirasa sudah mulai kedinginan Aliesha menutup kembali kaca pintu mobil. Menggosok kedua telapak tangan kemudian ditempelkan di kedua pipinya yang memerah.

"Mau dinaikkan pemanas ruangnya?"

Pak Silas kembali melihat kearah Aliesha melalui kaca spion dalam mobil.

"Tidak perlu Pak."

"Yakin! Nona Aliesha tidak kedinginan?"

"Dingin. Tapi tidak apa-apa."

Aliesha tersenyum tipis meyakinkan Pak Silas. Keheningan kembali menyelimuti suasana dalam mobil. Beberapa waktu lalu Mercedes-Benz AMG A35 Yellow sudah meninggalkan kawasan perumahan. Melaju di jalan raya yang masih terbilang cukup sepi, mungkin dikarenakan hari yang masih pagi dan musim dingin yang memasuki puncaknya.

Dikarenakan kondisi jalan yang cukup licin Pak Silas mengendarai mobil dengan sedikit mengurangi kecepatan diatas rata-rata. Aliesha yang duduk bersandar di jok bagian belakang merasa terusik saat merasakan mobil yang tiba-tiba hilang keseimbangan.

"Pak Silas ada apa?"

"Sepertinya ada masalah dengan mobilnya Nona!!"

Saat mobil sudah berhenti di tepi jalan Aliesha dan Pak Silas bergegas keluar. Saat Pak Silas sedang memeriksa kap bagian depan Aliesha meneliti di kedua sisi mobil.

"Pak Silas. Ban mobilnya pecah!!"

Kata Aliesha yang melihat ban mobil dibagian belakang. Mendengar hal itu Pak Silas bergegas menghampiri Aliesha.

"Sepertinya harus di ganti!"

"Iya Nona. Tapi di bagasi tidak ada ban pengganti. Jadi harus menghubungi bengkel."

"Pasti lama!!"

Aliesha melihat arloji yang menunjukkan pukul 08.11 A.M., Aliesha beralih melihat kearah jalan yang tidak terlalu ramai.

"Nona sedang buru-buru?"

"Iya Pak."

Pak Silas terlihat bingung dengan situasi yang ada sementara Aliesha terlihat berpikir untuk mencari solusi.

"Pak Silas tolong perhatikan jalan. Jika ada taxi yang lewat segera dihentikan. Aku ingin menghubungi seseorang dulu."

"Siap Nona."

Cklek!

Aliesha membuka pintu mobil bagian belakang untuk mengambil tas ransel. Mencari ke dalam tas untuk mengambil ponsel. Menyalakan ponsel tapi gerakan tangan Aliesha terhenti, merasa bingung siapa yang harus hubungi. Karena Xavier pasti tidak bisa mengingat sang kakak sedang menjalankan tugas.

'Aah. Ziel!'

Senyum tipis Aliesha menghiasi wajahnya, segera mencari nama sesuai yang dipikirkannya.

Calling, Ziel.

Tidak juga mendapat jawaban dari seseorang yang dihubungi Aliesha masih terus mencoba.

"Padahal tersambung, tapi kenapa belum dijawab juga. Jangan-jangan masih tidur!!"

Gumam Aliesha yang masih mencoba menghubungi seseorang.

^^^"Hello!"^^^

"Dalziel bisa antar Aku ke kampus. Aku buru-buru. Ban mobilnya pecah. Aku tunggu di jalan XXX!"

^^^"Hoamhh, bicaranya satu-satu."^^^

"Kamu baru bangun tidur?"

^^^"Iya ada apa?"^^^

TIN! TIN!

Suara klakson mobil mengalihkan perhatian Aliesha. Sebuah Lamborghini Huracan Evo Red terlihat melaju mendekat. Aliesha menyipitkan mata seperti mengenali mobil tersebut.

^^^"Hello!!"^^^

^^^"XAVIERA! HELLO!!"^^^

"Aah, iya-iya. Jangan berteriak Aku masih mendengar."

^^^"Jadi bagaimana?"^^^

"Tunggu sebentar."

Aliesha kembali melihat kearah Lamborghini Huracan Evo Red yang sudah berhenti didepan Mercedes-Benz AMG A35 Yellow miliknya.

Keluar seorang pria dari Lamborghini Huracan Evo Red dengan penampilan rapi menuju kearah Aliesha berada, pria dengan rambut grey yang sedikit berantakan serta terdapat tindikan di telinga kiri.

"Steven!!"

Gumam Aliesha menatap kearah Steven dengan raut wajah bingung.

"Hi sayang. Lama tidak bertemu."

Kata Steven yang sudah berdiri didepan Aliesha dengan senyum menawan.

"Kamu mau kemana?"

"Ke Universitas. Jangan memanggilku sayang."

Kesal Aliesha dengan raut wajah cemberut menatap Steven yang hanya terkekeh pelan mendapati kekesalan gadis itu.

"Tuan Steven."

Sapa pak Silas menghampiri keduanya.

"Pak Silas apa kabar?"

"Baik. Tuan Steven sendiri?"

"Baik. Sangat baik saat bertemu Aliesha."

Kembali menatap Aliesha, Steven mengerlingkan sebelah mata untuk menggoda gadis itu. Pak Silas hanya tersenyum mendengar perkataan Steven.

"Berhenti tebar pesona. Kamu sudah rapi mau kemana?"

Aliesha memperhatikan penampilan Steven yang terbilang cukup rapi dari biasanya.

"Hanya jalan-jalan."

Masih dengan senyum menawan Steven tidak pernah melepaskan tatapan matanya dari Aliesha.

Menatap dengan heran Aliesha merasa tidak percaya dengan jawaban Steven. Masalahnya ini masih pagi juga sedang musim dingin. Jika dipikirkan lagi siapa juga yang akan jalan-jalan dalam keadaan seperti sekarang jika tidak ada kepentingan.

"Luang sekali waktumu. Pasti tidak sibuk! bisa mengantarku ke Universitas?"

"Dengan senang hati Aku akan mengantarmu sayang!"

Steven mengatakannya dengan mengedipkan sebelah mata. Aliesha hanya bisa menghela nafas panjang, percuma saja memperingati Steven karena nyatanya temannya itu pasti akan semakin menjadi untuk menggodanya.

Aliesha beralih menatap kearah Pak Silas berada.

"Pak Silas tidak apa-apa menunggu orang bengkel sendiri?"

"Tidak apa-apa Nona. Nanti kalau sudah sampai tolong beritahu Saya."

Aliesha mengangguk, melangkah pergi menuju Lamborghini Huracan Evo Red milik Steven tidak lupa membawa tas ranselnya. Menyisakan Steven dan Pak Silas yang masih berbicara.

"Tuan Steven, tolong jaga Nona Aliesha."

"Pak Silas tidak perlu khawatir, Aliesha aman bersamaku."

"STEVEN AYO!"

Teriak Aliesha yang sudah berada di jok penumpang dengan pintu mobil yang masih terbuka memunculkan kepala menghadap arah Steven dan Pak Silas berada.

"Gadis itu!"

'Sifatnya dari dulu tidak pernah berubah.'

Steven tidak habis pikir dengan sikap Aliesha, tapi nyatanya senyum tipis menghiasi wajah tampannya.

"Pak, Aku pergi dulu."

"Iya. Tuan Steven hati-hati."

Steven mengangguk sekilas sebelum benar-benar melangkah pergi menuju mobilnya yang sudah ada Aliesha.

Cklek!

Blam! Blam!

Bersamaan keduanya menutup pintu mobil. Steven menyalakan mesin mobil bersiap melajukan kendaraan roda empatnya membelah jalanan yang mulai ramai.

"Astaga Dalziel!"

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!