Pagi ini Aliesha sudah sibuk merapikan bawaannya setelah selesai bersiap dari mulai mandi dan lain sebagainya. Beruntungnya tadi malam Aliesha sudah berpesan pada Ashana jika ingin dibangunkan pagi hari.
Menuruni setiap anak tangga dengan langkah cepat Aliesha menuju ruang makan yang sudah ada Gaillard yang sudah rapi dengan setelan jas begitu pula dengan Ashana yang sedang menyajikan makanan.
"Sudah siap?"
Ashana mengalihkan pandangan mendapati Aliesha yang duduk di kursi tepat di sebelahnya.
Aliesha mengangguk. Meraih segelas susu hangat yang ada di depannya, meneguknya hingga tersisa setengah. Meraih sepotong roti lapis isi daging yang menjadi menu sarapan pagi ini.
"Aku berangkat sekarang."
Kata Aliesha saat sudah menghabiskan sepotong roti lapis dan susu hangatnya.
"Tumben rajin! Ini masih 08.00 A.M.!"
Gaillard melihat arloji ditangannya, seolah tidak percaya.
Tidak menanggapi perkataan Gaillard, Aliesha beranjak dari duduknya menghampiri Ashana untuk berpamitan setelahnya menghampiri Gaillard.
"Hati-hati sayang. Nanti Bunda akan berangkat dengan Ayah."
Mengangguk sekilas sebelum Aliesha melangkah keluar menuju pekarangan rumah untuk menghampiri Pak Silas yang sudah siap di samping Mercedes-Benz AMG A35 Yellow.
"Masih pagi Nona Aliesha sudah rapi mau pergi kemana?"
Tanya Pak Silas yang melihat Aliesha berjalan menuju ke arahnya.
"Tolong antar ke Universitas Pak Silas!"
Cklek!
Aliesha membuka pintu mobil bagian belakang.
"Siap. Berangkat sekarang?"
"Iya."
"Tidak menunggu Nyonya dulu?"
Tanya Pak Silas karena biasanya Aliesha dan Ashana akan berangkat bersama.
"Tidak. Bunda berangkat dengan Ayah."
Mengangguk mantap pak Silas memasuki bagian jok pengemudi disusul Aliesha yang berada di jok belakang.
Deru knalpot berbunyi menandakan mesin mobil sudah menyala dan siap membelah jalanan yang masih cukup sepi. Beberapa menit sudah berlalu setelah mobil meninggalkan pekarangan rumah keluarga Martinez. Keheningan menyelimuti suasana di dalam mobil.
Aliesha menurunkan kaca pintu mobil untuk menikmati pemandangan di sekitar kawasan perumahan. Rumah yang terbilang cukup besar dan mewah yang tertata rapi menghiasai di setiap sisi jalan yang dilalui.
Merasakan hawa dingin yang menerpa wajah cantiknya. Angin dingin yang berhembus tidak membuat Aliesha merasa terusik, justru dirinya menikmati setiap hembusan yang seperti menusuk disetiap kulit wajahnya.
"Nona Aliesha tidak kedinginan? Jangan terlalu lama nanti sakit."
Kata Pak Silas yang sekilas melihat Aliesha dari kaca spion dalam mobil.
"Iya Pak Silas."
Masih menikmati hawa dingin yang berhembus, bahkan wajah putih alami Aliesha mulai memerah dikarenakan suhu yang sangat dingin.
Dirasa sudah mulai kedinginan Aliesha menutup kembali kaca pintu mobil. Menggosok kedua telapak tangan kemudian ditempelkan di kedua pipinya yang memerah.
"Mau dinaikkan pemanas ruangnya?"
Pak Silas kembali melihat kearah Aliesha melalui kaca spion dalam mobil.
"Tidak perlu Pak."
"Yakin! Nona Aliesha tidak kedinginan?"
"Dingin. Tapi tidak apa-apa."
Aliesha tersenyum tipis meyakinkan Pak Silas. Keheningan kembali menyelimuti suasana dalam mobil. Beberapa waktu lalu Mercedes-Benz AMG A35 Yellow sudah meninggalkan kawasan perumahan. Melaju di jalan raya yang masih terbilang cukup sepi, mungkin dikarenakan hari yang masih pagi dan musim dingin yang memasuki puncaknya.
Dikarenakan kondisi jalan yang cukup licin Pak Silas mengendarai mobil dengan sedikit mengurangi kecepatan diatas rata-rata. Aliesha yang duduk bersandar di jok bagian belakang merasa terusik saat merasakan mobil yang tiba-tiba hilang keseimbangan.
"Pak Silas ada apa?"
"Sepertinya ada masalah dengan mobilnya Nona!!"
Saat mobil sudah berhenti di tepi jalan Aliesha dan Pak Silas bergegas keluar. Saat Pak Silas sedang memeriksa kap bagian depan Aliesha meneliti di kedua sisi mobil.
"Pak Silas. Ban mobilnya pecah!!"
Kata Aliesha yang melihat ban mobil dibagian belakang. Mendengar hal itu Pak Silas bergegas menghampiri Aliesha.
"Sepertinya harus di ganti!"
"Iya Nona. Tapi di bagasi tidak ada ban pengganti. Jadi harus menghubungi bengkel."
"Pasti lama!!"
Aliesha melihat arloji yang menunjukkan pukul 08.11 A.M., Aliesha beralih melihat kearah jalan yang tidak terlalu ramai.
"Nona sedang buru-buru?"
"Iya Pak."
Pak Silas terlihat bingung dengan situasi yang ada sementara Aliesha terlihat berpikir untuk mencari solusi.
"Pak Silas tolong perhatikan jalan. Jika ada taxi yang lewat segera dihentikan. Aku ingin menghubungi seseorang dulu."
"Siap Nona."
Cklek!
Aliesha membuka pintu mobil bagian belakang untuk mengambil tas ransel. Mencari ke dalam tas untuk mengambil ponsel. Menyalakan ponsel tapi gerakan tangan Aliesha terhenti, merasa bingung siapa yang harus hubungi. Karena Xavier pasti tidak bisa mengingat sang kakak sedang menjalankan tugas.
'Aah. Ziel!'
Senyum tipis Aliesha menghiasi wajahnya, segera mencari nama sesuai yang dipikirkannya.
Calling, Ziel.
Tidak juga mendapat jawaban dari seseorang yang dihubungi Aliesha masih terus mencoba.
"Padahal tersambung, tapi kenapa belum dijawab juga. Jangan-jangan masih tidur!!"
Gumam Aliesha yang masih mencoba menghubungi seseorang.
^^^"Hello!"^^^
"Dalziel bisa antar Aku ke kampus. Aku buru-buru. Ban mobilnya pecah. Aku tunggu di jalan XXX!"
^^^"Hoamhh, bicaranya satu-satu."^^^
"Kamu baru bangun tidur?"
^^^"Iya ada apa?"^^^
TIN! TIN!
Suara klakson mobil mengalihkan perhatian Aliesha. Sebuah Lamborghini Huracan Evo Red terlihat melaju mendekat. Aliesha menyipitkan mata seperti mengenali mobil tersebut.
^^^"Hello!!"^^^
^^^"XAVIERA! HELLO!!"^^^
"Aah, iya-iya. Jangan berteriak Aku masih mendengar."
^^^"Jadi bagaimana?"^^^
"Tunggu sebentar."
Aliesha kembali melihat kearah Lamborghini Huracan Evo Red yang sudah berhenti didepan Mercedes-Benz AMG A35 Yellow miliknya.
Keluar seorang pria dari Lamborghini Huracan Evo Red dengan penampilan rapi menuju kearah Aliesha berada, pria dengan rambut grey yang sedikit berantakan serta terdapat tindikan di telinga kiri.
"Steven!!"
Gumam Aliesha menatap kearah Steven dengan raut wajah bingung.
"Hi sayang. Lama tidak bertemu."
Kata Steven yang sudah berdiri didepan Aliesha dengan senyum menawan.
"Kamu mau kemana?"
"Ke Universitas. Jangan memanggilku sayang."
Kesal Aliesha dengan raut wajah cemberut menatap Steven yang hanya terkekeh pelan mendapati kekesalan gadis itu.
"Tuan Steven."
Sapa pak Silas menghampiri keduanya.
"Pak Silas apa kabar?"
"Baik. Tuan Steven sendiri?"
"Baik. Sangat baik saat bertemu Aliesha."
Kembali menatap Aliesha, Steven mengerlingkan sebelah mata untuk menggoda gadis itu. Pak Silas hanya tersenyum mendengar perkataan Steven.
"Berhenti tebar pesona. Kamu sudah rapi mau kemana?"
Aliesha memperhatikan penampilan Steven yang terbilang cukup rapi dari biasanya.
"Hanya jalan-jalan."
Masih dengan senyum menawan Steven tidak pernah melepaskan tatapan matanya dari Aliesha.
Menatap dengan heran Aliesha merasa tidak percaya dengan jawaban Steven. Masalahnya ini masih pagi juga sedang musim dingin. Jika dipikirkan lagi siapa juga yang akan jalan-jalan dalam keadaan seperti sekarang jika tidak ada kepentingan.
"Luang sekali waktumu. Pasti tidak sibuk! bisa mengantarku ke Universitas?"
"Dengan senang hati Aku akan mengantarmu sayang!"
Steven mengatakannya dengan mengedipkan sebelah mata. Aliesha hanya bisa menghela nafas panjang, percuma saja memperingati Steven karena nyatanya temannya itu pasti akan semakin menjadi untuk menggodanya.
Aliesha beralih menatap kearah Pak Silas berada.
"Pak Silas tidak apa-apa menunggu orang bengkel sendiri?"
"Tidak apa-apa Nona. Nanti kalau sudah sampai tolong beritahu Saya."
Aliesha mengangguk, melangkah pergi menuju Lamborghini Huracan Evo Red milik Steven tidak lupa membawa tas ranselnya. Menyisakan Steven dan Pak Silas yang masih berbicara.
"Tuan Steven, tolong jaga Nona Aliesha."
"Pak Silas tidak perlu khawatir, Aliesha aman bersamaku."
"STEVEN AYO!"
Teriak Aliesha yang sudah berada di jok penumpang dengan pintu mobil yang masih terbuka memunculkan kepala menghadap arah Steven dan Pak Silas berada.
"Gadis itu!"
'Sifatnya dari dulu tidak pernah berubah.'
Steven tidak habis pikir dengan sikap Aliesha, tapi nyatanya senyum tipis menghiasi wajah tampannya.
"Pak, Aku pergi dulu."
"Iya. Tuan Steven hati-hati."
Steven mengangguk sekilas sebelum benar-benar melangkah pergi menuju mobilnya yang sudah ada Aliesha.
Cklek!
Blam! Blam!
Bersamaan keduanya menutup pintu mobil. Steven menyalakan mesin mobil bersiap melajukan kendaraan roda empatnya membelah jalanan yang mulai ramai.
"Astaga Dalziel!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments