Drrttt! Drrttt!!
Steven berdecak kesal mendapati ponsel miliknya yang kembali berdering tidak tahu yang ke berapa kalinya. Menutup kembali berkas yang baru saja selesai Steven kerjakan. Beruntungnya berkas itu adalah berkas terakhir yang harus Steven kerjakan.
Beranjak berdiri tidak lupa Steven meraih ponsel miliknya sebelum melangkah pergi.
Cklek!!
"Anna."
Steven menatap sekretarisnya, Anna yang masih terfokus pada komputer dihadapan. Bergegas beranjak berdiri saat mendapati Steven yang berdiri tidak jauh dari meja kerjanya.
"Iya Tuan Steven. Anda membutuhkan sesuatu?"
"Tidak. Aku akan keluar. Jika ada yang mendesak hubungi Aku."
"Baik Tuan Steven."
Steven melangkah pergi menyisakan Anna yang masih membungkukkan badan. Setelah Steven menghilang di balik pintu Anna kembali duduk untuk melanjutkan pekerjaannya.
...***...
Dengan langkah cepat Steven berjalan mengabaikan pasang mata yang menatap kearahnya dengan berbagai pandangan. Memasuki Cafe ternama di pusat Kota untuk bertemu dengan sang kekasih yang sudah memiliki janji dengan dirinya.
"Sayang!! Kenapa lama sekali. Kamu tahu, sudah dua jam lebih Aku menunggumu."
Suara yang terdengar manja seorang gadis dengan penampilan stylish, beranjak berdiri berniat untuk menyambut kedatangan Steven.
Melangkah melewati sang kekasih Steven lebih memilih duduk di seberang gadis itu, mengabaikan keluhan juga uluran tangan sang kekasih yang berniat memeluknya. Tidak ingin terlihat diabaikan dan berujung malu gadis itu bergegas kembali duduk di kursinya.
"Aku sangat sibuk."
"Aku tahu. Tapi apa Kamu tidak bisa meluangkan sedikit waktu untukku."
"Kenapa sekarang Kamu semakin cuek dan kita juga tidak pernah bertemu."
Gadis itu menatap Steven dengan raut wajah sedih. Yang nyatanya sama sekali tidak menyentuh hati Steven, terbukti dari wajah Steven yang balas menatap gadis itu dengan dingin.
"Hal serius apa yang ingin Kau bicarakan?"
"Soal itu...!!"
Seperti tidak terjadi apapun wajah sedih yang beberapa detik lalu gadis itu tampilkan dengan sekejap mata berubah menjadi raut wajah yang terlihat antusias. Dengan senyum mengembang menampilkan senyum terbaiknya gadis itu menatap Steven lekat.
"Brand Dior baru saja mengeluarkan tas terbaru!"
"Jadi!"
"Aku ingin membelinya. Tapi...!"
"Kau sedari pagi terus menggangguku hanya untuk ini?"
Steven mengernyit menatap sang kekasih yang terlihat sangat serius saat menjelaskan pada dirinya.
"Sayang, ini serius. Jika Aku tidak segera membelinya, pasti nanti sudah terjual!"
"Hal penting yang Kau bicarakan Adalah ini?"
"Iya. Bukankah ini adalah masalah serius?"
Steven terkekeh sinis menatap gadis dihadapan yang notabenenya adalah kekasihnya sendiri.
"Berapa harganya?"
Mendengar hal itu membuat gadis itu tersenyum lebar, walaupun semenjak resmi berpacaran dengan Steven sikap pria itu selalu acuh dan dingin tapi sebagai seorang kekasih Steven adalah orang yang sangat loyal.
"£7.250. Tasnya sangat lucu."
"Nanti Aku transfer uangnya."
"Kenapa kita tidak langsung membelinya? Setelah itu kita bisa jalan-jalan."
"Apa Kamu tahu? Aku sangat merindukanmu."
"Aku tidak ada waktu."
Steven beranjak berdiri, sebelum melangkah dirinya menatap sang kekasih dengan raut wajah dingin dengan sorot mata yang seolah sudah muak dengan keadaan.
"Mulai hari ini kita putus."
Steven berniat pergi tapi tangannya sudah lebih dulu di cengkram erat oleh sang kekasih.
"Tunggu!"
"Kenapa?"
"Aku tidak mau putus denganmu Steven."
Gadis itu dengan barani memeluk Steven dari belakang, memeluknya dengan sangat erat. Steven hanya terdiam tidak berniat menanggapi.
"Apa karena Aku meminta tas, karena itu Kamu memutuskan ku?"
"Jika seperti itu Aku tidak jadi membelinya. Tapi kita jangan putus. Kita baru saja menjalin hubungan selama satu bulan Steven!!"
"Hhhh. Kau tahu seperti apa Aku Eve?"
"Tapi...!"
Eve semakin mengeratkan pelukannya, menenggelamkan sebagian wajahnya pada punggung tegap Steven. Raut wajah Eve sudah tidak bisa dijelaskan lagi juga hatinya yang belum siap jika ditinggalkan oleh Steven begitu saja.
"Cukup. Kita putus tidak ada hubungannya dengan tas yang kau inginkan."
"Tenang saja. Aku akan tetap mentransfer uangnya sebagai hadiah perpisahan."
"Tapi Steven. Aku benar-benar sangat mencintaimu. Dan cintaku tulus."
Setetes air mata mulai mengalir membasahi wajah cantik Eve yang dihiasi dengan makeup natural yang membuat wajahnya semakin cantik.
"Lepaskan tanganmu. Jika tidak ingin Aku berbuat kasar dan berakhir membuatmu malu!!"
"Kamu tidak akan berani?"
"Kenapa tidak."
Dengan berat hati Eve secara perlahan melepaskan pelukannya menatap Steven dengan nanar, wajah cantiknya terlihat sangat sedih.
"Mulai hari ini jangan menghubungiku lagi."
"Steven."
Steven melangkah pergi begitu saja meninggalkan Eve yang terlihat sedih juga kecewa. Selama ini dirinya sudah berusaha menjadi kekasih yang pengertian dan selalu perhatikan pada Steven. Untuk menjaga supaya Steven tidak bosan padanya, Eve tahu bagaimana sikap Steven yang selalu bergonta-ganti pasangan dan mudah bosan dengan sebuah hubungan.
Karena hal itu sudah menjadi rahasia umum bagi sebagian orang yang mengenal Steven dengan baik dan sudah tidak akan heran lagi dengan sikapnya.
...*...
Cklek!!
Blam!!
Menghela nafas kasar Steven masuk kedalam Lamborghini Huracan Evo Red dengan perasaan kesal.
"Sial. Selalu membuat mood jadi hancur."
Memukul setir mobil di hadapan Steven mengabaikan rasa sakit yang mulai terasa di tangan kanannya. Menyisir kasar rambutnya dengan tangan Steven Bersandar pada punggung kursi, memejamkan mata. Steven sudah melewatkan sarapan pagi dan saat ini selera makannya sudah hilang karena Eve padahal sudah memasuki waktu makan siang.
"Aliesha!"
Gumam Steven pelan yang masih memejamkan mata. Detik berikutnya senyum tipis menghiasi wajah tampan Steven. Segera meraih ponsel yang berada dalam kantung jasnya Steven melihat room chat miliknya dengan Aliesha. Tersenyum simpul Steven seolah mendapat sebuah ide yang muncul dalam pikirannya.
Me:
Sayang. Aku dan Eve baru saja putus. Apa Kamu tidak mau menghiburku!
Bisa kita bertemu?
Steven terkekeh geli menertawakan kekonyolannya sendiri karena membuat alasan dirinya yang putus dari Eve supaya bisa bertemu dengan gadis cantiknya.
Menit sudah berlalu tapi masih belum juga ada balasan dari Aliesha. Berniat untuk menghubungi sang gadis tapi sebuah panggilan masuk dengan nama yang tertera 'Alisha' membuat senyum pada wajah Steven berganti dengan raut wajah dingin.
"Hm!"
^^^"Ternyata benar, mereka memiliki hubungan."^^^
"Terus awasi."
Steven mematikan sambungan telepon begitu saja. Menyalakan mesin mobil berniat untuk kembali ke Perusahaan.
...***...
"Sekian untuk hari ini."
Kata Reynard mengakhiri sesi mengajarnya disalah satu ruangan di gedung Fakultas Hukum. Merapikan barang bawaannya sebelum meninggalkan ruangan Reynard melangkah dengan membawa tas berniat untuk keluar dari ruangan.
"Mr. Reynard."
Menghentikan langkah kaki Reynard berbalik melihat beberapa mahasiswa perempuan sedang berkumpul dihadapannya, masing-masing ditangan mereka membawa paper bag, coklat, juga ada yang seperti sebuah kotak kado.
"Ya."
Kata Reynard dengan wajah datarnya.
"Mohon diterima Mr. Reynard."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Ran13
loh mulainya kapan? kok udah sekian 🤣🤣
2024-11-07
0