Bab 4

"Akhirnya yang ditunggu turun juga."

Ashana tersenyum saat melihat keduanya berjalan mendekat. Sepertinya Ashana sudah tahu apa yang terjadi dengan Aliesha. Lebih tepatnya Ashana mengetahui dari Gaillard yang mendengar semua yang Xavier dan Aliesha bicarakan. Sebenarnya Gaillard memutuskan menyusul setelah Xavier pergi untuk memastikan keadaan Aliesha.

Tangan Xavier menarik kursi disebelah Ashana. Mendudukkan Aliesha yang masih menundukkan kepala. Setelahnya Xavier menarik kursi disebelah Aliesha untuk dirinya sendiri.

"Aliesha mau makan dengan apa?"

"Apa saja."

Suara Ashana terdengar lembut, tersenyum tipis menatap Aliesha. Setelah selesai dengan sang putri Ashana beralih menyajikan makanan untuk Gaillard.

"Xavier!"

"Tidak perlu Bunda, aku bisa mengambil sendiri."

Keempatnya mulai menikmati hidangan yang tersaji, makan malam yang berlangsung dengan hening hanya peralatan makan yang saling beradu.

"Xavier akan menginap atau pulang ke Apartment?"

"Setelah ini Aku akan pulang."

"Aku hanya ingin memberi tahu. Beberapa minggu ini mungkin Aku tidak bisa berkunjung karena ada tugas."

Seketika Aliesha menatap Xavier yang tersenyum tipis padanya. Mereka baru saja menyelesaikan makan malam.

"Hati-hati saat menjalankan tugas. Jangan sampai lupa makan."

"Iya Bunda."

"Utamakan keselamatan diri."

Sedari tadi Gaillard yang hanya diam mendengarkan akhirnya membuka suara.

"Iya Ayah."

Bekerja di kepolisian yang bertanggung jawab menangani kasus tindakan kriminal yang tidak menutup kemungkinan bisa membahayakan untuk keselamatan diri sendiri, membuat kedua orang tua terkadang merasa khawatir.

"Kakak hati-hati."

"Iya."

"Kalau begitu aku pulang dulu Ayah, Bunda."

Xavier beranjak dari tempatnya, yang mendapat senyuman tipis dari Ashana dan Gaillard. Aliesha ikut beranjak berdiri.

"Jangan terlalu dipikirkan."

Xavier mengingatkan Aliesha yang hanya mendapat anggukan kepala singkat dari sang adik.

"Aku ke kamar dulu."

"Mau Bunda buatkan chocolat panas?"

Tanya Ashana karena Aliesha hanya makan sedikit dari yang Ashana sajikan. Pasti Aliesha tidak berselera untuk makan, kebiasaan sang putri jika sedang ada masalah.

"Tidak perlu Bunda."

"Langsung istirahat. Jangan begadang."

"Iya Ayah."

"Jangan terlalu dipikirkan. Bukankah masih ada waktu."

Ashana mencoba menghibur Aliesha yang hanya terdiam, setelahnya pergi menuju kamar menyisakan Ashana dan Gaillard di ruang makan. Menghela nafas panjang Ashana memikirkan Aliesha yang pasti terbebani dengan perkataan Gaillard yang akan mengirimnya ke rumah Kakek dan Neneknya selaku kedua orang tua Gaillard jika tahun ini Aliesha tidak kunjung menyelesaikan studinya.

...***...

Westminster, London. February 08, Tuesday.

Seminggu sudah berlalu. Yang Aliesha lakukan hanya berada di dalam rumah. Menghabiskan sebagian besar waktu di kamar entah itu mempelajari materi tugas skripsi atau hanya menonton film dari laptop untuk sebatas mengisi waktu. Sembari menunggu jadwal bimbingan selanjutnya.

Tidak ada kegiatan yang penting yang bisa Aliesha lakukan. Ingin keluar untuk jalan-jalan merasa tidak ada teman, karena kedua sahabatnya pasti sibuk dengan urusan masing-masing. Alhasil Aliesha hanya mengurung diri di rumah. Sebenarnya Aliesha sedikit takut jika ingin keluar, takut jika Gaillard akan marah. Aliesha merasa lega karena Gaillard tidak pernah membahas masalahnya.

Pagi ini keluarga Martinez sedang melakukan sarapan pagi.

"Kamu tidak jenuh hanya di rumah?"

"Emph!!"

Aliesha menatap Ashana dengan masih menyantap roti selainya.

"Mau ikut Bunda ke Butik? Dari pada di rumah."

"Memangnya boleh?"

"Tentu saja boleh. Siapa yang melarang?"

"Ayah."

Dengan polosnya Aliesha menatap Gaillard yang masih menikmati sarapan paginya. Ashana tersenyum mendengar penuturan Aliesha, pantas saja selama seminggu ini Aliesha tidak keluar rumah ternyata takut dengan Gaillard.

"Kapan Ayah mengatakannya?"

"Ayah tidak pernah mengatakan apapun."

Suara yang selalu terdengar tegas, Gaillard menatap Aliesha seolah mengintimidasi.

Sebenarnya memang semenjak kejadian waktu itu Gaillard bersikap seperti biasanya. Mungkin hanya pemikiran Aliesha saja yang berlebihan mengira bahwa Gaillard marah dan sebagainya.

"Aku pikir Ayah marah dan tidak mengizinkanku keluar."

Aliesha menjawab dengan suara sangat pelan. Yang masih terdengar oleh Gaillard.

"Itu hanya pemikiranmu saja. Ayah sudah selesai."

Chup!

Beranjak berdiri Gaillard mendekati Ashana dan mengecup singkat keningnya.

"Ayah berangkat dulu."

Ashana tersenyum dan mengangguk. Sebelum benar-benar meninggalkan ruang makan Gaillard menghampiri Aliesha.

Chup!

Mengecup sekilas puncak kepala Aliesha yang membuat gadis itu menegang atas tindakan Gaillard.

"Jangan membuat masalah."

Tangan Gaillard mengusap pelan kepala Aliesha. Mungkin bagi Aliesha itu seperti sebuah perintah karena Gaillard mengatakan dengan suara tegas juga raut wajah serius, lebih tepatnya wajah Gaillard memang selalu seperti itu.

"Iya Ayah. Ayah hati-hati."

Setelahnya Gaillard melangkah pergi meninggalkan ruang makan.

Sedangkan Ashana sedari tadi hanya diam memperhatikan dengan senyum menghiasi wajahnya.

"Siap-siap dulu, Bunda tunggu di depan."

"Iya bunda."

Aliesha melangkah pergi menuju kamar untuk berganti pakaian menyisakan Ashana yang mulai membereskan meja makan dengan di bantu Bi Frida.

...*...

Dengan penampilan casual di musim dingin mengenakan celana jeans blue longgar dan atasan sweater putih dan tas selempang berukuran kecil Aliesha menghampiri Ashana.

Berjalan beriringan dengan Aliesha merangkul tangan Ashana menuju Mercedes-Benz AMG A35 Yellow yang terparkir di pekarangan rumah.

"Waah! Nona Aliesha juga ikut?"

Tanya pria paruh baya berkumis yang tak lain adalah supir pribadi keluarga Martinez, Pak Silas. Yang sudah siap berdiri di samping mobil.

Cklek!

"Iya Pak Silas."

Aliesha menjawab dengan tersenyum tipis. Masuk ke dalam mobil yang diikuti Ashana.

...***...

Hanya duduk-duduk santai di sofa tunggu Aliesha mengamati segelintir orang yang berlalu lalang di dalam Butik. Sedari pagi tadi hingga menjelang sore ini Aliesha hanya sibuk bersantai dengan ditemani cemilan dan minuman kesukaannya, sembari bermain ponsel berselancar di sosial media atau bermain game.

Melihat Ashana dan tiga pegawainya yang sibuk melayani jika ada pembeli datang. Butik yang dikelola Ashana terbilang cukup besar dan sudah memiliki cukup banyak pelanggan tetap. Memulai usaha Butik dari Aliesha memasuki junior high school.

Memiliki eman pegawai yang terbagi menjadi dua shift karena Butik yang dibuka dari pukul 09.00 A.M. sampai pukul 10.00 P.M., salah satu pegawai di masing-masing shift menjadi penanggung jawab jika Ashana tidak ada.

Kondisi Butik dari siang terbilang cukup ramai pembeli. Terbukti dari Ashana dan tiga pegawainya yang terlihat sibuk.

Sebenarnya Aliesha ingin membantu tapi dirinya tidak tahu apa yang harus dilakukan, merasa tidak pandai melayani atau sebatas memberi saran. Alhasil Aliesha hanya duduk santai dan sesekali bertugas menjadi kasir saat ada pelanggan yang ingin membayar.

Ting!

Ting! Ting!

Dengan sedikit malas Aliesha meraih ponsel  yang tergeletak di meja. Menghidupkan layar ponsel, seketika Aliesha duduk dengan tegap melihat notifikasi pemberitahuan dari grup bimbingan.

'February 09, Wednesday. Akan dilakukan sesi bimbingan 09.20 A.M. sampai pukul 11.00 A.M. Diharapkan mahasiswa datang ke gedung Fakultas Hukum ruangan Dr. Reynard Rexton R.'

"Akhirnya!"

"Ada apa, Kamu terlihat senang?"

Tanya Ashana yang berjalan menghampiri Aliesha, keadaan dalam butik sudah mulai lenggang.

"Tidak apa-apa. Besok ada jadwal bimbingan."

Aliesha tersenyum manis, Ashana yang sudah duduk di sampingnya juga ikut tersenyum.

"Baguslah. Semoga tidak gagal lagi!"

"Ish, Bunda."

Ashana terkekeh pelan mendapati Aliesha yang terlihat kesal dengan raut wajah cemberut.

"Mau pulang sekarang? Tapi kita ke Mall dulu untuk belanja."

"Iya."

...***...

Berjalan disamping Ashana Aliesha mengikuti dalam diam. Mengamati setiap Ashana yang sibuk memilih bahan makanan. Dalam troli sudah terdapat berbagai barang juga bahan makanan.

Keduanya sedang berada di antara sayur dan buah-buahan yang tertata rapi.

"Kamu mau buah strawberry?"

Tanya Ashana yang masih sibuk memilih-milih buah.

"Ya. Strawberry and cherry."

Aliesha menghampiri Ashana. Dirinya memang suka dengan kedua buah itu.

"Bunda pilih yang bagaimana? Semuanya terlihat sama."

"Pilih yang terlihat masih segar."

Kata Ashana Yang masih sibuk memilih buah cherry.

"Kalau mau yang segar harus dari pohonnya."

"Kamu ini."

Ashana mencubit pelan hidung mancung Aliesha. Setelah selesai memilih, Ashana meletakkan  pilihannya kedalam troli.

"Bunda mau pilih sayur dulu."

Ashana berjalan kearah yang terdapat berbagai macam sayur-sayuran.

"Bunda aku ingin makan steak."

Aliesha mengikuti sang Bunda di belakang sambil mendorong troli.

"Setelah ini kita menuju beli daging."

"Aku saja dan Bunda disini supaya cepat selesai!!"

"Ya sudah, Bunda tunggu di sini."

Meninggalkan Ashana sendiri Aliesha menuju tempat yang menyediakan daging. Melangkah pelan sembari melihat sekeliling. Pandangan Aliesha berhenti saat melihat anak kecil laki-laki yang berlari tanpa melihat jalan dari lawan arahnya, tambah terkejut saat mendapati tidak jauh didepannya ada sebuah troli.

Aliesha setengah berlari berusaha mendekati troli dan anak kecil itu. Saat sudah dekat tangan Aliesha meraih pegangan troli dan mendorongnya ke sisi kiri.

BRAK!

Suara troli yang menabrak rak berisi bahan perlengkapan bumbu dapur. Beruntungnya Aliesha tidak terlalu keras saat mendorong trolinya.

"Sayang!"

Suara teriakan seorang wanita yang entah siapa.

BRUK!

Anak kecil itu menabrak tubuh Aliesha, karena tidak siap mendapat terjangan alhasil keduanya jatuh ke lantai.

Seorang wanita menghampiri keduanya dan bergegas membangunkan anak kecil itu.

"Ada yang sakit? Jangan begitu lagi, bahaya!!"

Kata wanita itu dengan raut wajah khawatir, memeluk putranya erat. Anak kecil itu hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Apa Kamu terluka? Terima kasih sudah menolong anak saya."

"Iya. Saya tidak apa-apa."

Aliesha tersenyum tipis yang sudah berdiri tidak jauh dari wanita itu dan putranya.

Derap langkah kaki mendekat mengalihkan perhatian keduanya. Aliesha memalingkan wajah ke sumber suara dan detik berikutnya dirinya terdiam terpaku menatap seorang pria yang berdiri di belakangnya.

"Maaf. Ada yang melihat troli disini?"

Tanya pria penampilan rapi dengan setelan jas.

Wanita yang masih memeluk putranya melangkah kearah belakang menuju ke sebuah troli. Mendorongnya mendekat dengan sebelah tangan menggandeng tangan putranya.

"Apa ini milik Tuan? Tadi putra Saya berlari dan hampir menabraknya. Beruntungnya Nona ini cepat menolong."

Wanita itu menyerahkan troli ke hadapan pria itu.

"Iya. Ini milik Saya."

"Sekali lagi Saya minta maaf."

"Saya juga salah karena meninggalkan trolinya."

Dengan wajah datar pria itu meneliti kearah troli.

Wanita itu beralih menatap Aliesha. Kembali mengatakan rasa terima kasih karena sudah menolong sebelum pergi menyisakan Aliesha dan seorang pria yang entah siapa. Aliesha yang sedari tadi terdiam hanya tersenyum tipis sebagai respon.

"Maaf karena Aku mendorong trolinya. Apa barangnya ada yang rusak?"

Aliesha bertanya untuk memecah keheningan menatap pria yang berdiri di sampingnya.

"Tidak."

"Mungkin bisa dilihat dulu. Jika ada, Aku akan menggantinya."

"Tidak perlu."

Tegas pria itu melangkah pergi tidak lupa mendorong trolinya.

Aliesha menatap kepergian pria itu sampai hilang di belokan ujung.

'Dingin sekali. Tapi kenapa wajahnya sangat tampan!'

Aliesha kembali melangkah pergi menuju tujuan awalnya.

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!