Bab 11

"Kau sangat lama. Sampai membuat Princess kita sedari tadi mengeluh!"

Steven melirik sekilas kearah Aliesha, menyambut pria dengan rambut dark brown yang sedikit berantakan menambah kesan keren pada penampilannya. Keduanya saling beradu jabat tangan dan berpelukan sekilas.

Dalziel Alden Thompson sahabat kecil Aliesha, bisa dikatakan juga Steven dan Dalziel bersahabat dari keduanya memasuki Senior High School. Dari Dalziel juga Steven bisa mengenal Aliesha. Semenjak itu ketiganya berteman baik sampai sekarang atau lebih tepatnya bersahabat.

Dalziel, seorang pria menawan dengan wajah tampannya. Iris honey yang menyorot hangat tapi terkesan misterius. Visualnya memang sudah tidak diragukan lagi, keren dan menawan.

"Maaf manis. Aku mampir ke toko sebentar untuk membeli keperluan projek ku."

Dalziel menatap Aliesha setelah selesai berpelukan dengan Steven. Beralih mengacak pelan rambut Aliesha.

"Hm."

Menepis dengan pelan Aliesha menyingkirkan tangan Dalziel, dirinya kembali duduk dengan raut wajah kesal.

"What's wrong!"

"Kau membuatnya kesal karena harus menunggu terlalu lama."

Steven dan Dalziel duduk berdampingan sedangkan Aliesha duduk di seberang tepat berhadapan dengan Dalziel.

"Hi. ada apa?"

Suara yang terdengar lembut Dalziel menatap teduh pada Aliesha yang ada dihadapannya.

Dalziel dan Steven memang berbeda saat bersama Aliesha. Jika Steven selalu mengganggu dan suka menggoda Aliesha, Dalziel lebih peka dan pengertian terhadap sahabat kecilnya.

"Tidak apa-apa."

"Sepertinya bimbingannya gagal lagi!"

Steven menatap Aliesha dengan senyum simpul yang dibalas Aliesha dengan menatap kesal kearahnya.

"Lagi!!"

Kata Dalziel dengan raut wajah heran menatap Steven sekilas dan kembali menatap Aliesha lekat.

"Semua itu gara-gara Steven."

Kesal Aliesha pada akhirnya menatap Steven marah, Steven sendiri terlihat santai dan bersikap biasa saja.

"Apa salahku? Katamu Miss Briela sudah tidak menjadi Dosen pembimbingmu!"

"Tadi pagi Kamu mengatakan 'semoga gagal bimbingannya' begitu. Dan lihat sekarang!"

"Oh astaga. Hahaha."

Tawa Steven kembali menggema, tidak habis pikir dengan Aliesha yang menganggap serius candaannya pagi tadi.

"Tertawa saja terus."

Aliesha memalingkan wajah dengan raut kesal kearah lain, melipat kedua tangan di depan dada.

"Kenapa bisa gagal?"

Dalziel menatap Aliesha dengan raut wajah serius.

"Hhhh. Ketahuan skripsiku bukan Aku sendiri yang mengerjakan."

Aliesha terkulai lemas dalam duduknya. Menenggelamkan wajah pada lipatan tangan di atas meja.

Steven dan Dalziel saling melempar tatapan dengan kening mengernyit bingung dan kembali menatap Aliesha.

"Maaf, pesanannya!"

Kata seorang pelayan pria dengan nampan di tangannya berdiri di sisi meja.

"Ya letakkan saja."

Kata Dalziel pada pelayan yang terlihat kebingungan meletakkan pesanan karena sebagian sisi meja terhalang oleh Aliesha. Sebelum pelayan pergi Dalziel sudah lebih dulu memesan menu tambahan untuk dirinya.

"Sebaiknya Kamu makan dulu. Membahas skripsimu nanti setelah makan!!"

Kata Steven mencoba membujuk Aliesha yang enggan beranjak dari posisinya.

"Ada ice cream dan cake kesukaanmu juga!"

Dalziel juga mencoba membujuk Aliesha. Tapi hanya keheningan yang keduanya dapatkan karena Aliesha masih setia berada diposisi mengabaikan keduanya.

Dalziel dan Steven sangat tahu masalah Aliesha, dua kali mengerjakan tugas skripsi yang berbeda tema tapi berakhir tidak diterima tidak tahu karena alasan apa. Yang jelas Miss Briela selalu menolak tugas Aliesha di bab bagian akhir saat skripsinya sudah hampir selesai yang dibuat Aliesha sendiri dengan berbagai usaha.

Mungkin karena sudah lelah dengan situasi yang ada akhirnya Aliesha meminta bantuan Xavier untuk membuatkan tugas yang ketiga kali bagi Aliesha mengerjakan ulang tugas skripsinya dan berakhir tidak diterima lagi.

...***...

Terlihat perempuan muda dengan makeup tebal berjalan dengan berlenggak lenggok membuat tubuh idealnya meliuk-liuk sempurna mengiringi setiap langkah dari high heels yang beradu dengan lantai marmer. Berjalan seperti seorang model profesional menyusuri koridor dalam sebuah gedung.

Tok! Tok! Tok!

CKLEK!

Meraih kenop pintu dengan jemari lentiknya yang berhiaskan kuteks merah pada setiap kukunya. Mendorong secara perlahan sampai pintu terbuka menampilkan sebuah ruangan yang sangat besar. Melangkah untuk menghampiri meja kerja yang berada di ujung ruangan dengan dinding kaca besar disetiap sisi bangunan yang mengarah keluar menampilkan pemandangan indah Kota London.

"Ekhm!"

"Aku sudah datang."

Suara yang terdengar manja mengusik keheningan yang menyelimuti dalam ruangan. Wanita itu berdiri tepat didepan meja yang terdapat kursi yang membelakanginya.

Detik berikutnya kursi berputar menampilkan pria paruh baya dengan setelan jas kantornya, dengan wajah yang bisa di katakan cukup tampan. Duduk dengan angkuh pada kursi kebesarannya dengan senyum menggoda menatap perempuan yang ada di hadapan hanya terhalang oleh meja.

"Come here baby!"

Puk! Puk!

Pria paruh baya itu menepuk pahanya sendiri, meminta wanita itu untuk mendekat padanya. Dengan senyum menggoda wanita itu mulai melangkahkan kaki, dengan sengaja meliuk-liukkan tubuh sambil kedua tangan melepas mantel yang dikenakan dan menjatuhkannya begitu saja di lantai. Menampilkan tubuh seksi yang dibalut dengan pakaian ketat yang membuat setiap lekuk tubuhnya terlihat.

GREP!!

"KYAA-Emhhpp!!"

Dengan cepat pria itu menarik tangan sang wanita saat sudah berdiri di hadapan. Menyambar dengan terburu bibir tebal sang perempuan yang terlihat merah menyala karena lipstik. Melumat dengan rakus untuk mencari kenikmatan, merapatkan diri untuk saling merengkuh untuk memperdalam ciuman. Cukup lama mereka hanyut dalam ciuman keduanya yang agresif.

Sang pria dengan sigap mengangkat sang perempuan dalam gendongan. Kembali melakukan ciuman panas yang keduanya lakukan dalam setiap langkah kaki pria itu menuju sofa panjang yang ada di sudut ruangan. Beralih mencumbu leher sang wanita membuatnya semakin erat mengalungkan tangan pada leher sang pria, semakin mendongak memberi kemudahan pada sang pria untuk melancarkan kegiatannya.

"Aah. Louis!!"

"Pintunya belum di kunci!"

"Tenang saja. Aku sudah menguncinya secara otomatis."

Louis duduk di sofa dengan sang wanita yang duduk di atas pangkuannya. Tangannya dengan lihai meremas buah dada sang wanita. Membuat desahan manja mengalun dengan sempurna memenuhi ruang kerja Louis.

"Aahhh. Ughh!!"

"Suaramu sangat indah Jessica."

Keduanya kembali beradu ciuman panas sampai terbaring di sofa tanpa melepaskan tautan bibir. Menghabiskan waktu siang hari di musim dingin dengan kegiatan panas.

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!