Bab 5 - Bunda Dokter

Seusai acara, Aya berniat akan duduk di halaman belakang sekolahnya sambil membawa bekal buatan Mbok Jum. Saat melangkah dengan riang seperti biasa, langkah kakinya mendadak berhenti kala melihat ternyata Dokter Heni duduk di tempat biasa dirinya menghabiskan waktu saat jam istirahat.

Sedangkan Dokter Heni yang memang tengah bersantai duduk di sana, seketika terkejut mendapati Aya yang sepertinya akan menuju ke arahnya. Ia juga melihat Aya membawa sebuah tas bekal di tangan kanannya. Dirinya langsung bisa menyimpulkan bahwa gadis kecil cantik ini hendak makan.

"Sini sayang," panggil Dokter Heni pada Aya seraya melambaikan tangan dan memberikan senyuman manisnya.

Aya yang terhipnotis, langsung membalas senyuman Dokter Heni dan berjalan menghampiri. Area tersebut memang sering sepi. Sebab banyak murid yang menghabiskan waktu di kantin maupun di kelas ketika jam istirahat berlangsung.

"Ayo duduk sini, sayang. Kamu mau makan bekal ya?"

Aya pun menganggukkan kepalanya dan langsung mendaratkan b0kongnya di kursi taman tepatnya di sebelah Dokter Heni.

"Ayo segera dimakan bekal dari Mama kamu. Keburu jam istirahatnya habis, sayang."

Deg...

Hati Aya seketika mencelos mendengar ucapan Dokter Heni. Pandangan yang awalnya menunduk pada kotak bekalnya, Aya langsung mendongak dan menatap pada hamparan rumput serta pohon-pohon yang tinggi menjulang di hadapan mereka. Tiba-tiba matanya mulai berembun. Tangannya terdiam dan tak jadi membuka kotak bekalnya.

Sontak hal itu membuat Dokter Heni terkejut.

"Apa aku salah bicara?" batin Dokter Heni merasa bersalah.

"Aya, maafkan Bu Dokter ya kalau ibu salah bicara. Ayo makan, Nak. Nanti keburu dingin bekalnya. Atau mau ibu suapin?"

"Aya kangen Mama," ucap Aya tiba-tiba.

Tes...

Tes...

Tes...

Buliran air mata seketika menetes di pipi gadis mungil berambut hitam pekat dalam kondisi dikuncir kuda dan keriting di bagian ujungnya.

"Aya kenapa nangis, sayang?" tanya Dokter Heni dengan nada yang penuh kelembutan. Bahkan saat ini ia sudah memeluk Aya serta mengelus punggung bocah malang ini yang tengah bergetar hebat karena menangis.

"Aya kangen Mama. Hiks...hiks...hiks..." cicitnya seraya terisak pilu.

"Mama Aya memangnya ke mana?"

"Mama pergi jauh. Kata Kak Aldo kalau Aya sayang Papa, maka jangan cari atau bahas tentang Mama."

"Mama Aya meninggal?" tanya Dokter Heni.

Aya pun langsung menggelengkan kepalanya.

"Mama masih hidup. Kata Kak Aldo, Mama pergi karena sudah enggak sayang sama kita. Mama jahat! Huhu..."

Air mata Aya semakin mengalir deras. Bahkan tanpa sadar ini pertama kalinya Aya meluapkan isi hatinya. Sebelumnya, gadis kecil ini hanya mampu memendam semua rasa yang bercokol di hatinya sendirian.

Ia tak berani mengatakan keinginannya mengenai rindunya pada ibu kandungnya. Ia tak mau sang Papa bersedih. Ia juga tak mau mengganggu kesibukan Papanya. Seorang anak kecil yang usianya belum genap delapan tahun berusaha sendiri mati-matian untuk menata hatinya diantara cemoohan maupun suara sumbang yang selalu ia dengar dari teman-temannya di sekolah.

Aya memilih bungkam seribu bahasa. Ia tak pernah menceritakan hal-hal yang tidak menyenangkan terhadap sang Papa. Ia selalu menceritakan hal-hal bahagianya di sekolah pada Mayor Seno, selaku ayahnya.

Dokter Heni membiarkan Aya meluapkan segala emosi dan perasannya yang selama ini terkubur dalam hatinya. Dari sepintas keluh kesah Aya barusan, ia bisa menarik kesimpulan secara cepat bahwa kedua orang tua Aya bercerai secara tidak baik.

Namun penyebabnya apa, ia belum tahu pasti. Akan tetapi, berdasarkan pengalamannya sebagai dokter spesialis kejiwaan mengatakan retaknya rumah tangga orang tua Aya hingga berujung pada perpisahan ada beberapa faktor penyebabnya. Faktor ekonomi, komunikasi yang buruk antara suami istri dan hadirnya pihak ketiga alias perselingkuhan.

☘️☘️

Setelah Aya cukup tenang. Ia pun menyuapi secara telaten hingga bekal Aya tandas dan tak bersisa. Dokter Heni tak terlalu membahas kembali mengenai rumah tangga orang tua Aya. Ia lebih fokus menenangkan hati dan berusaha menghibur Aya.

"Anak pinter. Bekalnya habis deh. Horeee..." ucap Dokter Heni seraya memuji dan memberikan tepuk tangan pada Aya.

Senyum manis otomatis terbit di wajah Aya. Terlebih ia merasakan nyaman dan kasih sayang tulus dari Dokter Heni.

"Makasih, Bu Dokter."

"Iya, sama-sama cantik."

"Pasti anak Bu Dokter bahagia ya di rumah. Punya ibu yang sayang banget," ucap Aya.

Jlebb...

Ucapan spontan Aya, seketika membuat hati Dokter Heni mencelos. Karena hingga kini Tuhan belum memberikan rezeki berupa anak padanya. Bahkan merasakan sebuah kehamilan saja belum pernah hingga usianya yang sudah kepala empat. Namun ia tak marah pada Aya. Ia sangat memakluminya.

"Bu Dokter sayangnya belum punya anak," jawab Dokter Heni.

"Hah," respon Aya terkejut.

"Bu Dokter apa sudah menikah?" tanya Aya. Ia termasuk anak yang cerdas di sekolah.

"Sudah. Tetapi untuk anak, Tuhan belum memberinya."

"Jadi di rumah, Bu Dokter tinggal berdua saja dong dengan Pak Dokter. Hehe..."

"Suami Bu Dokter sudah meninggal dunia, sayang. Jadi di rumah, Bu Dokter cuma sendirian saja."

Aya tengah berpikir dan tak lama ia menampilkan senyum bahagianya di depan Dokter Heni.

"Aya boleh enggak, panggil Bunda Dokter? Aya pengin banget punya ibu kayak Bunda Dokter,"

"Bunda Dokter?" tanya Dokter Heni terkejut.

"Iya. Boleh ya kalau Aya panggil Bunda Dokter?" desaknya.

"Iya, boleh kok. Asal Aya bahagia maka Bunda Dokter juga pasti ikut bahagia," jawab Dokter Heni seraya mengelus pipi serta memeluk Aya.

"Asyik... sekarang Aya punya Bunda. Papa Aya tampan loh, Bunda Dokter. Pokoknya paling tampan se-kecamatan di sini. Nanti kapan-kapan Aya kenalin ke Papa. Cuma Papa memang agak galak, tapi hatinya baik kok. Pokoknya Bunda Dokter tenang saja, kalau Papa sampai marahin atau bikin Bunda Dokter nangis, kasih tahu Aya. Nanti aku yang hukum Papa. Biar enggak galak lagi ke Bunda Dokter," ucap Aya penuh semangat dan bahagia.

Itulah pertemuan perdana Dokter Heni dan Aya yang meninggalkan kesan mendalam terutama di hati putri bungsu Mayor Seno. Dan sekitar seminggu yang lalu saat Papanya bertugas di luar kota, dirinya hampir saja terserempet motor saat terlalu lama menunggu ajudan Papanya yakni Fatih menjemputnya di sekolah. Ia pun memutuskan berjalan kaki.

Beruntung ada Dokter Heni yang saat itu sedang berjalan di area yang sama. Dokter Heni tengah membawa peralatan medis menuju puskesmas terdekat. Ia segera menolong Aya saat melihat bocah tersebut akan terserempet. Aya tak terluka sama sekali. Namun lengan dan kaki Dokter Heni justru yang mengalami lecet. Tak lama, Fatih datang dan akhirnya Dokter Heni dibonceng menuju puskesmas bersama Aya.

Kala itu, Aya berpesan pada Fatih bahwa jangan sampai hal ini diketahui oleh Papanya. Sebab, ia tak mau membuat Papanya khawatir. Fatih pun menutup mulutnya. Sebab, ia juga khawatir akan nasibnya jika sampai komandannya tahu gara-gara dia terlambat menjemput, berakhir putri sang komandan hampir diserempet motor.

Fatih sangat tahu karakter Seno. Ia begitu menyayangi Aya. Satu lecet di tubuh Aya, bisa-bisa berdampak sekujur tubuhnya akan penuh luka.

☘️☘️

"Jadi, Papa sama Bunda Dokter sudah saling kenal toh. Horee..." teriak Aya kegirangan seraya memeluk Dokter Heni di depan sang Papa.

"Bunda Dokter dan Papa kenal di mana?" tanya Aya yang didera rasa penasaran.

Deg...

Seketika dua orang dewasa ini saling pandang dengan perasaan dan pemikiran yang berbeda. Tentu saja mereka bingung ingin menjawab dan menjelaskan status mereka berdua saat ini pada Aya. Bimbang mulai bercerita dari mana pada bocah SD yang cantik ini.

Bersambung...

🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

Sulis Tyawati

Sulis Tyawati

papa dan bunda dokter kenal d gubug,trs d grebek warga aya.. hehehehehheee

2025-01-16

1

guntur 1609

guntur 1609

tanpa dusarai mereka ternyata mereka berdua berjodoh

2025-01-30

1

Neno Arya

Neno Arya

apakah seno dan heni akan berkata jujur ke aya ttg status mereka

2025-01-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Niat Menolong Jadi Petaka
2 Bab 2 - Luka Masa Lalu (Selingkuh)
3 Bab 3 - Siapkan Dirimu
4 Bab 4 - Puisi Untuk Ibu
5 Bab 5 - Bunda Dokter
6 Bab 6 - Kuasa Putri Mahkota Menyala
7 Bab 7 - Tamu di Larut Malam
8 Bab 8 - Anak Yang Menjadi Korban
9 Bab 9 - Bunda, Kenapa Nangis ?
10 Bab 10 - Pikiran Masing-Masing
11 Bab 11 - Empat Sehat Lima Sempurna
12 Bab 12 - Dunia Terasa Sempit
13 Bab 13 - Semakin Penasaran
14 Bab 14 - Cinta Pertama Dokter Heni
15 Bab 15 - Pertemuan Pertama
16 Bab 16 - Sebuah Penjelasan
17 Bab 17 - Foto Bersama
18 Bab 18 - Mengeluarkan Unek-unek
19 Bab 19 - Awal Mula
20 Bab 20 - Rekaman Rahasia
21 Bab 21 - Hak dan Kewajiban
22 Bab 22 - Pillow Talk
23 Bab 23 - Panas Hati dan Kedengkian
24 Bab 24 - Riuh di Pagi Hari
25 Bab 25 - Bertukar Pesan
26 Bab 26 - Perkara Jodoh
27 Bab 27 - Tentang Adik Bayi
28 Bab 28 - Tidur Bertiga
29 Bab 29 - Tersesat
30 Bab 30 - Cinta Luar Biasa
31 Bab 31 - Kejar Setoran
32 Bab 32 - Sebutan "Mandul"
33 Bab 33 - Penolakan
34 Bab 34 - Kecewa dan Amarah
35 Bab 35 - Pelantikan
36 Bab 36 - Mendadak Aneh
37 Bab 37 - Kedatangan Tamu
38 Bab 38 - Mantan Istri
39 Bab 39 - Terus Menyudutkan
40 Bab 40 - Pesona Mantan Suami
41 Bab 41 - Pamer Kemesraan
42 Bab 42 - Bunda Sakit ?
43 Bab 43 - Suara Isi Hati Aya
44 Bab 44 - Istri vs Mantan Istri
45 Bab 45 - Pingsan
46 Bab 46 - Rencana Manda
47 Bab 47 - Status Pernikahan ?
48 Bab 48 - Pentingnya Komunikasi Dalam Sebuah Pernikahan
49 Bab 49 - Test Pack
50 Bab 50 - Adik Bayi Pesanan Aya
51 Bab 51 - Keceplosan
52 Bab 52 - Hasil Pemeriksaan
53 Bab 53 - Rencana Kejutan
54 Bab 54 - Akhir Pekan Tiba
55 Bab 55 - Trauma Masa Lalu Hadir Kembali
56 Bab 56 - Hitam Pekat Luka
57 Bab 57 - Kecelakaan
58 Bab 58 - Bunda Ke Mana ?
59 Bab 59 - Sepucuk Surat
60 Bab 60 - Penyesalan
61 Bab 61 - Aku Yang Salah (Seno)
62 Bab 62 - Kepergian Aldo
63 Bab 63 - Gelayut Mendung
64 Bab 64 - Aku mencintai Istriku (Seno)
65 Bab 65 - Pergi Dari Tapal Batas
66 Bab 66 - Perusak Kesenangan
67 Bab 67 - Tilik Bayi
68 Bab 68 - Putraku
69 Bab 69 - Bicara Dari Hati Ke Hati
70 Bab 70 - Jogja "Kota Penuh Kenangan"
71 Bab 71 - Makasih Bunda (Aldo)
72 Bab 72 - Berkat Doa dan Ketulusan Cinta
73 Bab 73 - Kenyataan Pahit
74 Bab 74 - Meminta Cerai
75 Bab 75 - Di Ujung Tanduk Perceraian
76 Bab 76 - Menangis Bersama
77 Bab 77 - Adu Mulut
78 Bab 78 - Perjuangan Sang Komandan
79 Bab 79 - Pelukan Hangat
80 Bab 80 - Mas Mau Ke Mana ?
81 Bab 81 - Membersihkan Aroma Mantan
82 Bab 82 - Cemburu Mode On
83 Bab 83 - Sudah Dimaafkan
84 Bab 84 - Wujud Cinta Sang Komandan
85 Bab 85 - Temani Aku Sehari Lagi (Dokter Heni)
86 Bab 86 - Pergi Ke Rumah Sakit
87 Bab 87 - Hasil Pemeriksaan Yang Mengejutkan (Manda)
88 Bab 88 - Benar-Benar Terpuruk
89 Bab 89 - Sebuah Firasat
90 Bab 90 - Karma
91 Bab 91 - Bersimbah Darah
92 Bab 92 - Bertemu Di Rutan
93 Bab 93 - Permohonan Maaf
94 Bab 94 - Bundanya Aya Is The Best
95 Bab 95 - Kunjungan Seseorang
96 Bab 96 - Hanya Cinta Yang Bisa
97 Bab 97 - Romantis Manis (Jatuh Cinta Itu Indah)
98 Bab 98 - Kejutan Manis
99 Bab 99 - Menuju Penghujung Kisah
100 Bab 100 - Takdir Cinta
101 Bonus Chapter (TAMAT)
102 JUST INFO
103 PROMO KARYA BARU
104 PROMO KARYA BARU
105 PROMO KARYA BARU
106 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Bab 1 - Niat Menolong Jadi Petaka
2
Bab 2 - Luka Masa Lalu (Selingkuh)
3
Bab 3 - Siapkan Dirimu
4
Bab 4 - Puisi Untuk Ibu
5
Bab 5 - Bunda Dokter
6
Bab 6 - Kuasa Putri Mahkota Menyala
7
Bab 7 - Tamu di Larut Malam
8
Bab 8 - Anak Yang Menjadi Korban
9
Bab 9 - Bunda, Kenapa Nangis ?
10
Bab 10 - Pikiran Masing-Masing
11
Bab 11 - Empat Sehat Lima Sempurna
12
Bab 12 - Dunia Terasa Sempit
13
Bab 13 - Semakin Penasaran
14
Bab 14 - Cinta Pertama Dokter Heni
15
Bab 15 - Pertemuan Pertama
16
Bab 16 - Sebuah Penjelasan
17
Bab 17 - Foto Bersama
18
Bab 18 - Mengeluarkan Unek-unek
19
Bab 19 - Awal Mula
20
Bab 20 - Rekaman Rahasia
21
Bab 21 - Hak dan Kewajiban
22
Bab 22 - Pillow Talk
23
Bab 23 - Panas Hati dan Kedengkian
24
Bab 24 - Riuh di Pagi Hari
25
Bab 25 - Bertukar Pesan
26
Bab 26 - Perkara Jodoh
27
Bab 27 - Tentang Adik Bayi
28
Bab 28 - Tidur Bertiga
29
Bab 29 - Tersesat
30
Bab 30 - Cinta Luar Biasa
31
Bab 31 - Kejar Setoran
32
Bab 32 - Sebutan "Mandul"
33
Bab 33 - Penolakan
34
Bab 34 - Kecewa dan Amarah
35
Bab 35 - Pelantikan
36
Bab 36 - Mendadak Aneh
37
Bab 37 - Kedatangan Tamu
38
Bab 38 - Mantan Istri
39
Bab 39 - Terus Menyudutkan
40
Bab 40 - Pesona Mantan Suami
41
Bab 41 - Pamer Kemesraan
42
Bab 42 - Bunda Sakit ?
43
Bab 43 - Suara Isi Hati Aya
44
Bab 44 - Istri vs Mantan Istri
45
Bab 45 - Pingsan
46
Bab 46 - Rencana Manda
47
Bab 47 - Status Pernikahan ?
48
Bab 48 - Pentingnya Komunikasi Dalam Sebuah Pernikahan
49
Bab 49 - Test Pack
50
Bab 50 - Adik Bayi Pesanan Aya
51
Bab 51 - Keceplosan
52
Bab 52 - Hasil Pemeriksaan
53
Bab 53 - Rencana Kejutan
54
Bab 54 - Akhir Pekan Tiba
55
Bab 55 - Trauma Masa Lalu Hadir Kembali
56
Bab 56 - Hitam Pekat Luka
57
Bab 57 - Kecelakaan
58
Bab 58 - Bunda Ke Mana ?
59
Bab 59 - Sepucuk Surat
60
Bab 60 - Penyesalan
61
Bab 61 - Aku Yang Salah (Seno)
62
Bab 62 - Kepergian Aldo
63
Bab 63 - Gelayut Mendung
64
Bab 64 - Aku mencintai Istriku (Seno)
65
Bab 65 - Pergi Dari Tapal Batas
66
Bab 66 - Perusak Kesenangan
67
Bab 67 - Tilik Bayi
68
Bab 68 - Putraku
69
Bab 69 - Bicara Dari Hati Ke Hati
70
Bab 70 - Jogja "Kota Penuh Kenangan"
71
Bab 71 - Makasih Bunda (Aldo)
72
Bab 72 - Berkat Doa dan Ketulusan Cinta
73
Bab 73 - Kenyataan Pahit
74
Bab 74 - Meminta Cerai
75
Bab 75 - Di Ujung Tanduk Perceraian
76
Bab 76 - Menangis Bersama
77
Bab 77 - Adu Mulut
78
Bab 78 - Perjuangan Sang Komandan
79
Bab 79 - Pelukan Hangat
80
Bab 80 - Mas Mau Ke Mana ?
81
Bab 81 - Membersihkan Aroma Mantan
82
Bab 82 - Cemburu Mode On
83
Bab 83 - Sudah Dimaafkan
84
Bab 84 - Wujud Cinta Sang Komandan
85
Bab 85 - Temani Aku Sehari Lagi (Dokter Heni)
86
Bab 86 - Pergi Ke Rumah Sakit
87
Bab 87 - Hasil Pemeriksaan Yang Mengejutkan (Manda)
88
Bab 88 - Benar-Benar Terpuruk
89
Bab 89 - Sebuah Firasat
90
Bab 90 - Karma
91
Bab 91 - Bersimbah Darah
92
Bab 92 - Bertemu Di Rutan
93
Bab 93 - Permohonan Maaf
94
Bab 94 - Bundanya Aya Is The Best
95
Bab 95 - Kunjungan Seseorang
96
Bab 96 - Hanya Cinta Yang Bisa
97
Bab 97 - Romantis Manis (Jatuh Cinta Itu Indah)
98
Bab 98 - Kejutan Manis
99
Bab 99 - Menuju Penghujung Kisah
100
Bab 100 - Takdir Cinta
101
Bonus Chapter (TAMAT)
102
JUST INFO
103
PROMO KARYA BARU
104
PROMO KARYA BARU
105
PROMO KARYA BARU
106
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!