Bab 11 - Empat Sehat Lima Sempurna

Pagi hari suasana di kediaman Mayor Seno tampak biasa-biasa saja. Seolah semalam tak terjadi ketegangan apa pun. Mereka bertiga yakni Mayor Seno, Aldo dan Aya telah duduk manis di meja makan bersiap untuk sarapan. Sedangkan Dokter Heni masih berkutat di dapur. Membereskan sisa yang ada bersama Mbok Jum.

Lidah ketiganya begitu menggiurkan ketika melihat tampilan meja makan yang berubah seratus delapan puluh derajat berbeda antara sebelum kedatangan Dokter Heni di rumah ini jika dibandingkan setelahnya. Bahkan sangat jauh kondisinya ketika Manda masih menjadi istri Mayor Seno. Sebab, Manda tak bisa memasak.

Sebelumnya, pagi-pagi sekali saat Aya baru selesai mandi dan Dokter Heni belum pulang dari pasar bersama Mbok Jum, Aldo langsung beralasan pada Papanya untuk mengajak Aya jalan-jalan naik motor sejenak. Karena nanti sore, Aldo sudah harus pulang ke asrama Akmil. Ia mengatakan rindu bermain sama Aya. Mayor Seno pun mengizinkannya.

Aldo membonceng Aya untuk pergi ke mini market bernama Suka-Suka. Jika memakai motor dari rumah dinas, sekitar 20 menit untuk sampai di sana. Sebab, minimarket ternama yakni Indoapril belum menjamur di sana. Sehingga paling terdekat dari rumah dinas hanya minimarket Suka-Suka.

"Kenapa Kak Aldo bawa Aya ke sini? Padahal Aya mau siap-siap bantu Bunda buat masak sarapan,"

"Kakak mau belikan kamu es krim," jawab Aldo sengaja beralasan. Ia tak mau secara langsung mencecar adiknya.

"Ah, di kulkas sudah banyak es krim. Kemarin Bunda sudah belikan aku banyak sama buatin puding rasa coklat dan stroberi juga. Masih ada sisanya kok di kulkas. Kak Aldo wajib coba. Dijamin ketagihan," jawab Aya.

"Kenapa kamu setuju Papa menikah sama dia?" tanya Aldo terdengar ketus seraya kedua tangannya bersedekap di depan dadanya.

"Aku sayang, Bunda. Soalnya Bunda itu orangnya baik, cantik terus rela berkorban buat aku," jawab Aya dengan riang gembira dan senyum terpancar di wajahnya.

"Rela berkorban bagaimana? Tipuan kali,"

"Ih, Kak Aldo. Aya tahu mana orang yang baik sama enggak. Bunda tulus kok sayang sama Aya, Papa dan juga Kak Aldo." Aya terus membela Dokter Heni di depan Aldo sesuai kenyataan yang sudah dirasakan oleh gadis mungil ini sejak mengenal sosok bundanya tersebut.

Lalu mengalir lah cerita Aya tentang pertemuannya dengan Dokter Heni baik di acara sekolahnya saat membaca puisi serta Dokter Heni yang menolongnya di jalanan ketika akan terserempet motor.

"Kalau Bunda bukan orang baik, ngapain baca puisi di kertas kosong milikku. Teman-teman pasti mengejekku karena enggak bisa buat puisi tentang ibu kalau Bunda enggak membantuku saat itu. Aya enggak tahu gimana rasanya disayang sama Mama," ucap Aya lirih di ujung kalimatnya dan terdengar sendu. Kepalanya langsung tertunduk lesu dan matanya sudah berembun.

Aldo seketika bangkit lalu duduk di samping Aya dan memeluk adiknya. Ia mengelus lengan Aya penuh kelembutan khas seorang kakak pada adiknya. Ia merasa bersalah pada Aya karena tanpa sengaja membangkitkan kenangan pahit menjadi anak broken home dan ibu kandung mereka kurang memberikan kasih sayang yang layak dengan banyak menorehkan luka.

"Sudah, jangan nangis. Nanti Kak Aldo dimarahin Papa kalau Aya sampai nangis. Maafin Kak Aldo ya," ucap Aldo yang merasa bersalah karenanya Aya jadi teringat Manda, ibu kandung mereka.

Keduanya pun pulang ke rumah dinas. Aldo meminta Aya merahasiakan perihal pembicaraan empat mata mereka di mini market Suka-Suka dari siapa pun termasuk Papanya. Aya paham dan menganggukkan kepalanya. Kedua anak malang ini seakan dipaksa oleh keadaan untuk dewasa sebelum waktunya. Tanpa banyak membantah atau pun protes. Semua mereka lakukan demi rasa cinta dan sayangnya pada Mayor Seno selaku ayah kandung mereka.

☘️☘️

"Wah, sarapan kita empat sehat lima sempurna ya Bun." Aya begitu antusias.

"Iya, sayang. Biar nilai gizinya cukup. Apalagi Papa dan Kak Aldo punya tugas cukup banyak dan berat. Biar staminanya tetap kuat dan sehat," jawab Dokter Heni seraya mengelus rambut Aya lalu mendaratkan b0kongnya pada salah satu kursi di meja makan.

"Asyik..." teriak Aya.

"Setiap hari aku bakalan seneng banget dibuatin bekal sekolah sama Bunda. Aku mau pamer sama teman-temanku kalau sekarang aku punya Bunda yang jago banget di dapur," ucap Aya yang sangat terlihat bahagia.

"Ayo berdoa dulu sebelum makan," titah Mayor Seno.

Ia pun akhirnya memimpin untuk doa bersama. Lalu mereka berempat makan dengan lahap. Meja makan tak akan sepi karena Aya selalu berceloteh dengan riang.

"Bunda tahu banget sih kalau ayam kecap sama udang balado itu favorit Papa dan Kak Aldo. Kalau Aya favoritnya ini, hehe..."

Aya pun mencomot jamur dan telur dadar krispi lalu ia masukkan ke dalam mulutnya sambil tersenyum.

"Mbok Jum yang kasih tahu. Jadi Bunda masakin semua favoritnya Papa, Kak Aldo dan Aya yang cantik." Mendengar ucapan Dokter Heni barusan, Mayor Seno dan Aldo seketika menatapnya. Dokter Heni hanya melirik sekilas keduanya. Lalu ia memalingkan pandangannya dan lebih banyak berfokus pada Aya.

Soal rasa jangan ditanya. Sangat pas dan enak di lidah mereka berdua. Namun bapak dan anak ini jangan harap akan mengatakan makanan tersebut enak atau mengucapkan terima kasih pada Dokter Heni. Mereka tetap bersikap diam dan datar seraya tetap menyantap makanan tersebut hingga tandas.

☘️☘️

Hari ini kebetulan hari Minggu jadi mereka semua sedang bersantai di rumah. Mayor Seno, Aldo dan Aya tengah asyik bermain PS di ruang tamu. Dokter Heni sedang membereskan meja makan.

Tok...tok...tok...

Terdengar suara ketukan pintu dan juga bel rumah berbunyi. Mbok Jum berniat membuka pintu namun Dokter Heni mencegahnya.

"Biar aku saja, Mbok. Tolong ini bawakan ke dapur," ucap Dokter Heni seraya memberikan beberapa piring kotor pada Mbok Jum.

"Baik, Bu."

"Makasih, Mbok."

Lalu Dokter Heni berjalan menuju pintu utama dan ia pun segera membukanya.

Ceklek...

Dokter Heni melihat sosok laki-laki berseragam dinas kepolisian berdiri di depan pintu. Namun ia hanya melihat punggungnya karena laki-laki ini tengah menghadap ke jalan sambil mengutak-atik ponsel di tangannya. Dokter Heni belum melihat jelas wajahnya.

"Ehem,"

"Mau cari siapa ya, Pak?"

Seketika laki-laki itu pun membalikkan badannya. Keduanya akhirnya saling bertatap muka dan tampak jelas raut wajah mereka terkejut.

Bersambung...

🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

Neno Arya

Neno Arya

so po maneh sg bertamu
penuh dgn kejutan2

2025-01-02

1

Lita Pujiastuti

Lita Pujiastuti

jangan² Bayu ....🤭

2025-02-18

1

Ita Mariyanti

Ita Mariyanti

trauma mendalam Seno dan Aldo

2024-10-03

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Niat Menolong Jadi Petaka
2 Bab 2 - Luka Masa Lalu (Selingkuh)
3 Bab 3 - Siapkan Dirimu
4 Bab 4 - Puisi Untuk Ibu
5 Bab 5 - Bunda Dokter
6 Bab 6 - Kuasa Putri Mahkota Menyala
7 Bab 7 - Tamu di Larut Malam
8 Bab 8 - Anak Yang Menjadi Korban
9 Bab 9 - Bunda, Kenapa Nangis ?
10 Bab 10 - Pikiran Masing-Masing
11 Bab 11 - Empat Sehat Lima Sempurna
12 Bab 12 - Dunia Terasa Sempit
13 Bab 13 - Semakin Penasaran
14 Bab 14 - Cinta Pertama Dokter Heni
15 Bab 15 - Pertemuan Pertama
16 Bab 16 - Sebuah Penjelasan
17 Bab 17 - Foto Bersama
18 Bab 18 - Mengeluarkan Unek-unek
19 Bab 19 - Awal Mula
20 Bab 20 - Rekaman Rahasia
21 Bab 21 - Hak dan Kewajiban
22 Bab 22 - Pillow Talk
23 Bab 23 - Panas Hati dan Kedengkian
24 Bab 24 - Riuh di Pagi Hari
25 Bab 25 - Bertukar Pesan
26 Bab 26 - Perkara Jodoh
27 Bab 27 - Tentang Adik Bayi
28 Bab 28 - Tidur Bertiga
29 Bab 29 - Tersesat
30 Bab 30 - Cinta Luar Biasa
31 Bab 31 - Kejar Setoran
32 Bab 32 - Sebutan "Mandul"
33 Bab 33 - Penolakan
34 Bab 34 - Kecewa dan Amarah
35 Bab 35 - Pelantikan
36 Bab 36 - Mendadak Aneh
37 Bab 37 - Kedatangan Tamu
38 Bab 38 - Mantan Istri
39 Bab 39 - Terus Menyudutkan
40 Bab 40 - Pesona Mantan Suami
41 Bab 41 - Pamer Kemesraan
42 Bab 42 - Bunda Sakit ?
43 Bab 43 - Suara Isi Hati Aya
44 Bab 44 - Istri vs Mantan Istri
45 Bab 45 - Pingsan
46 Bab 46 - Rencana Manda
47 Bab 47 - Status Pernikahan ?
48 Bab 48 - Pentingnya Komunikasi Dalam Sebuah Pernikahan
49 Bab 49 - Test Pack
50 Bab 50 - Adik Bayi Pesanan Aya
51 Bab 51 - Keceplosan
52 Bab 52 - Hasil Pemeriksaan
53 Bab 53 - Rencana Kejutan
54 Bab 54 - Akhir Pekan Tiba
55 Bab 55 - Trauma Masa Lalu Hadir Kembali
56 Bab 56 - Hitam Pekat Luka
57 Bab 57 - Kecelakaan
58 Bab 58 - Bunda Ke Mana ?
59 Bab 59 - Sepucuk Surat
60 Bab 60 - Penyesalan
61 Bab 61 - Aku Yang Salah (Seno)
62 Bab 62 - Kepergian Aldo
63 Bab 63 - Gelayut Mendung
64 Bab 64 - Aku mencintai Istriku (Seno)
65 Bab 65 - Pergi Dari Tapal Batas
66 Bab 66 - Perusak Kesenangan
67 Bab 67 - Tilik Bayi
68 Bab 68 - Putraku
69 Bab 69 - Bicara Dari Hati Ke Hati
70 Bab 70 - Jogja "Kota Penuh Kenangan"
71 Bab 71 - Makasih Bunda (Aldo)
72 Bab 72 - Berkat Doa dan Ketulusan Cinta
73 Bab 73 - Kenyataan Pahit
74 Bab 74 - Meminta Cerai
75 Bab 75 - Di Ujung Tanduk Perceraian
76 Bab 76 - Menangis Bersama
77 Bab 77 - Adu Mulut
78 Bab 78 - Perjuangan Sang Komandan
79 Bab 79 - Pelukan Hangat
80 Bab 80 - Mas Mau Ke Mana ?
81 Bab 81 - Membersihkan Aroma Mantan
82 Bab 82 - Cemburu Mode On
83 Bab 83 - Sudah Dimaafkan
84 Bab 84 - Wujud Cinta Sang Komandan
85 Bab 85 - Temani Aku Sehari Lagi (Dokter Heni)
86 Bab 86 - Pergi Ke Rumah Sakit
87 Bab 87 - Hasil Pemeriksaan Yang Mengejutkan (Manda)
88 Bab 88 - Benar-Benar Terpuruk
89 Bab 89 - Sebuah Firasat
90 Bab 90 - Karma
91 Bab 91 - Bersimbah Darah
92 Bab 92 - Bertemu Di Rutan
93 Bab 93 - Permohonan Maaf
94 Bab 94 - Bundanya Aya Is The Best
95 Bab 95 - Kunjungan Seseorang
96 Bab 96 - Hanya Cinta Yang Bisa
97 Bab 97 - Romantis Manis (Jatuh Cinta Itu Indah)
98 Bab 98 - Kejutan Manis
99 Bab 99 - Menuju Penghujung Kisah
100 Bab 100 - Takdir Cinta
101 Bonus Chapter (TAMAT)
102 JUST INFO
103 PROMO KARYA BARU
104 PROMO KARYA BARU
105 PROMO KARYA BARU
106 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Bab 1 - Niat Menolong Jadi Petaka
2
Bab 2 - Luka Masa Lalu (Selingkuh)
3
Bab 3 - Siapkan Dirimu
4
Bab 4 - Puisi Untuk Ibu
5
Bab 5 - Bunda Dokter
6
Bab 6 - Kuasa Putri Mahkota Menyala
7
Bab 7 - Tamu di Larut Malam
8
Bab 8 - Anak Yang Menjadi Korban
9
Bab 9 - Bunda, Kenapa Nangis ?
10
Bab 10 - Pikiran Masing-Masing
11
Bab 11 - Empat Sehat Lima Sempurna
12
Bab 12 - Dunia Terasa Sempit
13
Bab 13 - Semakin Penasaran
14
Bab 14 - Cinta Pertama Dokter Heni
15
Bab 15 - Pertemuan Pertama
16
Bab 16 - Sebuah Penjelasan
17
Bab 17 - Foto Bersama
18
Bab 18 - Mengeluarkan Unek-unek
19
Bab 19 - Awal Mula
20
Bab 20 - Rekaman Rahasia
21
Bab 21 - Hak dan Kewajiban
22
Bab 22 - Pillow Talk
23
Bab 23 - Panas Hati dan Kedengkian
24
Bab 24 - Riuh di Pagi Hari
25
Bab 25 - Bertukar Pesan
26
Bab 26 - Perkara Jodoh
27
Bab 27 - Tentang Adik Bayi
28
Bab 28 - Tidur Bertiga
29
Bab 29 - Tersesat
30
Bab 30 - Cinta Luar Biasa
31
Bab 31 - Kejar Setoran
32
Bab 32 - Sebutan "Mandul"
33
Bab 33 - Penolakan
34
Bab 34 - Kecewa dan Amarah
35
Bab 35 - Pelantikan
36
Bab 36 - Mendadak Aneh
37
Bab 37 - Kedatangan Tamu
38
Bab 38 - Mantan Istri
39
Bab 39 - Terus Menyudutkan
40
Bab 40 - Pesona Mantan Suami
41
Bab 41 - Pamer Kemesraan
42
Bab 42 - Bunda Sakit ?
43
Bab 43 - Suara Isi Hati Aya
44
Bab 44 - Istri vs Mantan Istri
45
Bab 45 - Pingsan
46
Bab 46 - Rencana Manda
47
Bab 47 - Status Pernikahan ?
48
Bab 48 - Pentingnya Komunikasi Dalam Sebuah Pernikahan
49
Bab 49 - Test Pack
50
Bab 50 - Adik Bayi Pesanan Aya
51
Bab 51 - Keceplosan
52
Bab 52 - Hasil Pemeriksaan
53
Bab 53 - Rencana Kejutan
54
Bab 54 - Akhir Pekan Tiba
55
Bab 55 - Trauma Masa Lalu Hadir Kembali
56
Bab 56 - Hitam Pekat Luka
57
Bab 57 - Kecelakaan
58
Bab 58 - Bunda Ke Mana ?
59
Bab 59 - Sepucuk Surat
60
Bab 60 - Penyesalan
61
Bab 61 - Aku Yang Salah (Seno)
62
Bab 62 - Kepergian Aldo
63
Bab 63 - Gelayut Mendung
64
Bab 64 - Aku mencintai Istriku (Seno)
65
Bab 65 - Pergi Dari Tapal Batas
66
Bab 66 - Perusak Kesenangan
67
Bab 67 - Tilik Bayi
68
Bab 68 - Putraku
69
Bab 69 - Bicara Dari Hati Ke Hati
70
Bab 70 - Jogja "Kota Penuh Kenangan"
71
Bab 71 - Makasih Bunda (Aldo)
72
Bab 72 - Berkat Doa dan Ketulusan Cinta
73
Bab 73 - Kenyataan Pahit
74
Bab 74 - Meminta Cerai
75
Bab 75 - Di Ujung Tanduk Perceraian
76
Bab 76 - Menangis Bersama
77
Bab 77 - Adu Mulut
78
Bab 78 - Perjuangan Sang Komandan
79
Bab 79 - Pelukan Hangat
80
Bab 80 - Mas Mau Ke Mana ?
81
Bab 81 - Membersihkan Aroma Mantan
82
Bab 82 - Cemburu Mode On
83
Bab 83 - Sudah Dimaafkan
84
Bab 84 - Wujud Cinta Sang Komandan
85
Bab 85 - Temani Aku Sehari Lagi (Dokter Heni)
86
Bab 86 - Pergi Ke Rumah Sakit
87
Bab 87 - Hasil Pemeriksaan Yang Mengejutkan (Manda)
88
Bab 88 - Benar-Benar Terpuruk
89
Bab 89 - Sebuah Firasat
90
Bab 90 - Karma
91
Bab 91 - Bersimbah Darah
92
Bab 92 - Bertemu Di Rutan
93
Bab 93 - Permohonan Maaf
94
Bab 94 - Bundanya Aya Is The Best
95
Bab 95 - Kunjungan Seseorang
96
Bab 96 - Hanya Cinta Yang Bisa
97
Bab 97 - Romantis Manis (Jatuh Cinta Itu Indah)
98
Bab 98 - Kejutan Manis
99
Bab 99 - Menuju Penghujung Kisah
100
Bab 100 - Takdir Cinta
101
Bonus Chapter (TAMAT)
102
JUST INFO
103
PROMO KARYA BARU
104
PROMO KARYA BARU
105
PROMO KARYA BARU
106
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!