Bab 14 - Cinta Pertama Dokter Heni

Untuk mendukung feel dalam membaca pada part tengah chapter ini, Othor sarankan sembari memutar lagu berjudul "Love Me" by Punch (Ost. Do You Like Brahms).

Lebih cocok yang INDO-SUB dengan lirik.

Selamat Membaca💋

🍁🍁🍁

"Dokter Heni itu mantan tunangan mendiang Wakapolri," ucap Riko apa adanya. Ia tak ingin berbohong pada sahabatnya, Seno.

Riko sangat paham dari gestur Seno yang mencecarnya, dapat ia pastikan bahwa sahabatnya ini belum banyak berkomunikasi dengan Dokter Heni terkait hal pribadi atau masa lalu masing-masing secara mendalam. Dan Riko memilih berkata jujur karena ingin sahabatnya ini menyadari tentang takdir dan garis jodoh dari Tuhan. Lupakan masa lalu dan hiduplah dengan baik dengan jodoh yang diberikan Tuhan saat ini.

Terlebih ia sangat tahu bahwa Dokter Heni adalah wanita baik-baik, berpendidikan tinggi serta punya attitude yang baik pula. Bukan tipe wanita seperti Manda, mantan istri Seno. Yang hanya demi uang dan kepuasan batin sesaat lalu mencari di tempat lain yang sangat menjijikkan. Merusak rumah tangga sendiri dan juga rumah tangga wanita lain. Padahal dirinya seorang wanita dan juga seorang ibu.

"Mendiang Wakapolri yang mana?" tanya Seno mendadak linglung.

"Astaga, memangnya Wakapolri yang baru saja meninggal dunia itu ada banyak!" ketus Riko. Ia menghela napasnya sejenak sebelum berkata kembali.

"Ya, Wakapolri yang aku maksud itu mendiang komandanku yang meninggal dunia sampai beritanya viral itu. Yang pelayatnya pada datang meluber banyak dari segala penjuru padahal bukan artis. Memangnya Dokter Heni seperti mantan istrimu yang doyan aki-aki. Jelas beda kelas lah. Komandanku masih lebih muda daripada selingkuhan sianida yang satu itu. Lebih ganteng pokoknya dan lebih segala-galanya," ujar Riko menggebu-gebu. Sebab jika berbicara soal Manda dan Gani, seakan darahnya mendadak mendidih secara otomatis.

"Mereka berdua tunangan saat kapan? Bukankah mendiang Jenderal Prasetyo Pambudi sudah lama menduda sejak istrinya meninggal dunia," cecar Seno.

Lalu Riko pun bercerita bahwa sang komandan tidak jadi menikah dengan Dokter Heni di masa silam, karena mencintai Embun. Cinta bertepuk sebelah tangan.

Prasetyo Pambudi adalah cinta pertama Dokter Heni. Namun Pras hanya mencintai Embun dan menganggap Dokter Heni sebagai adik atau sekedar teman saja tidak lebih. Apalagi mereka berasal dari satu kampung yang sama. Akhirnya rencana pernikahan yang berlandaskan perjodohan antara Prasetyo Pambudi dengan Heni Widyastuti pun terpaksa dibatalkan.

"Ya, setahuku setelah beberapa tahun terjadi kegagalan rencana pernikahan mereka berdua, Dokter Heni menikah dengan laki-laki yang bernama Wisnu dijodohkan oleh ibunya. Namun usia pernikahannya hanya sebentar karena suaminya meninggal dunia akibat kecelakaan. Jadilah dia berstatus janda. Akhirnya sekarang Dokter Heni berubah status deh jadi istri Mayor Seno Pradipta Pamungkas yang dinginnya mengalahkan es di kutub,"

Seno mendengus sebal mendengar ujung kalimat dari Riko barusan. Walaupun yang diucapkan sahabatnya juga tak salah. Memang pada faktanya begitu, namun ia tak mengakui.

"Dasar manipulatif! Jadi waktu itu dia berbohong pada kami. Dasar wanita semuanya sama saja. Tukang bohong!" batin Seno menggerutu.

Sepanjang cerita Riko tentang Dokter Heni, ujungnya yang ditangkap oleh Seno bukan hal positifnya tetapi celah kesalahan istrinya yakni berbohong perihal Prasetyo Pambudi ketika pertemuan pertama mereka beberapa waktu yang lalu.

☘️☘️

Berita kematian Wakapolri Jenderal Prasetyo Pambudi begitu menggemparkan seantero negeri. Tak terkecuali bagi seorang wanita yang tengah sibuk mondar-mandir di depan counter pembelian tiket di Bandar Udara Internasional Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Wajah yang kusut, sayu dan sembab akibat berderai air mata tak membuat pesona dan kharismatiknya hilang. Dirinya begitu tercengang dan syok setelah tanpa sengaja menonton berita di televisi salah satu rumah warga, saat dirinya menangani pasien di Dusun Sukamulia, Desa Pohgading, Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur.

Berita duka untuk sebuah nama pria yang yang sejak dulu hingga saat ini masih sangat dicintai dalam hatinya. Prasetyo Pambudi.

Setelah menangani pasien di salah satu desa pelosok di Lombok Timur tersebut, ia pun meminta bantuan Pak Lurah di sana untuk membantunya bergegas ke bandara. Cuaca di Lombok sedang hujan deras sejak pagi. Alhasil waktu tempuh yang biasanya hanya sekitar dua jam perjalanan menjadi empat jam.

Banyak pohon tumbang di tengah jalan serta kemacetan saat sudah mencapai kota. Sebab, kala itu masih momen libur panjang anak sekolah dan perkuliahan serta bertepatan pula dengan akhir pekan. Sehingga banyak wisatawan baik domestik maupun turis asing yang tengah menikmati liburan di sana. Ada pula yang kembali ke kota masing-masing usai berlibur.

Sepanjang perjalanan ia terus menangis. Entah sudah berapa banyak lembar tisu yang ia habiskan. Dirinya tak menduga pria yang masih bersemayam di hatinya, kini pergi meninggalkan dunia ini begitu cepat.

"Dasar orang-orangan sawah! Kamu belum melihat Bening hamil dan melahirkan. Kenapa pergi secepat ini! Tak apa tak membalas cintaku karena aku tahu di hatimu hanya akan ada nama Embun seorang. Tidak ada tempat untuk wanita lain apalagi aku. Tapi jangan pergi seperti ini. Aku membencimu, Pras. Aku benci! Huhu..." batin Dokter Heni menangis tersedu-sedu.

Derap langkahnya langsung berlari menuju counter tiket. Namun naas seluruh tiket hari ini tak ada yang tersisa baik ke Bandung, Jogjakarta, Semarang maupun Jakarta.

"Maaf, Bu. Semua tiket yang ibu cari sudah ludes terjual sejak satu minggu yang lalu. Hanya bisa menunggu jika ada pihak calon penumpang lainnya yang membatalkan tiketnya. Maka ibu bisa membelinya," ucap petugas counter tiket

"Apa saya bisa pesan privat jet ke Jakarta?" tanya Dokter Heni.

"Maaf, Bu. Privat jet hanya bisa dipesan minimal dua hari sebelum keberangkatan. Namun saat ini berada di peak season. Slot pemesanan privat jet juga tengah full untuk satu minggu ini," ucap petugas dengan sopan.

"Lalu apa yang harus saya lakukan, Mbak? Kakak saya meninggal di Jakarta dan apa saya hanya harus duduk diam di sini tanpa melakukan sesuatu!" bentak Dokter Heni tanpa sadar.

"Maaf, Bu. Kami juga tidak bisa berbuat banyak dengan segala keterbatasan yang ada. Kami cek baru ada slot tiket kosong besok siang jam satu, kelas bisnis. Dan itu hanya tersisa satu buah saja. Apa ibu ingin mengambilnya ?" tanya petugas.

"Kakak saya dimakamkan besok pagi jam sepuluh. Kalau saya dari sini jam satu siang lalu sampai Jakarta jam tiga sore. Sudah terlambat, Mbak. Tolonglah," pinta Dokter Heni memohon dengan beberapa tetesan air mata masih membasahi pipinya.

"Maaf, Bu. Hanya itu yang bisa kami usahakan. Jika ibu ingin menunggu ada pembatalan tiket dari penumpang lain. Ibu bisa tunggu di bandara. Tetapi kami juga belum bisa memastikan hal tersebut," ucap petugas.

"Terima kasih, Mbak. Saya duduk di sana saja," ucap Dokter Heni lesu dan berjalan gontai ke tempat duduk yang tak jauh dari counter tiket.

Sudah selama hampir tiga jam dirinya berada di bandara seperti orang tidak jelas. Hanya untuk meminta belas kasihan pada penumpang lain agar memberikan tiket yang mereka miliki untuk ia beli. Bahkan Dokter Heni rela membayar tiga kali lipat dari harga tiket tersebut.

Akan tetapi, tidak ada yang mau mengiyakan permintaannya. Dikarenakan mereka juga memang telah memiliki jadwal tersendiri dan ada juga yang rombongan sehingga tak mau terpisah dari rombongannya.

"Tolong, Mbak. Saya harus ke Jakarta hari ini juga. Karena kakak saya meninggal," ucap Dokter Heni terpaksa berbohong kepada salah satu calon penumpang tujuan Jakarta. Sebab, ia tak tahu lagi harus berbuat apa. Dirinya terus memelas asih pada calon penumpang yang terbang menuju Jakarta dan sekitarnya hari ini.

Namun sepertinya nestapa mengabulkan ucapannya tempo lalu saat dirinya berbincang dengan Papa Bening tatkala acara lamaran Bening dan Arjuna di Jogjakarta.

Ucapan yang tanpa sengaja keluar dari bibirnya. Niat hati hanya ingin bercanda namun Tuhan mengabulkan semua yang terlontar dari bibirnya.

"Pras, maafkan aku. Aku menyesal. Aku ingin melihatmu untuk yang terakhir kalinya. Aku mohon ya Tuhan, beri keajaiban untukku. Aku ingin memeluk Bening dan menguatkannya. Dia pasti sekarang butuh aku," batin Dokter Heni sendu.

☘️☘️

Awalnya ia sudah pasrah untuk terbang ke Jakarta dengan tiket yang sudah dibelinya. Jadwal keberangkatannya besok pukul 13.00 WITA. Sebab, tak ada penumpang yang mau membatalkan tiketnya.

Namun keesokan harinya saat pukul sembilan pagi, ia mendapat secercah harapan saat ada rombongan T N I AU dan AD menyapa dirinya bahwa mereka akan pergi ke Jakarta. Terlebih dalam rombongan tersebut terdapat satu orang yang tengah terluka usai latihan gabungan dan sedang tak ada dokter yang berada dalam pesawat tersebut.

"Saya bersedia, Pak. Saya akan coba membantu jika di udara tenaga saya sebagai dokter memang dibutuhkan. Terima kasih banyak atas tumpangannya," ucap Dokter Heni seraya tersenyum sumringah.

Seolah dirinya tengah mendapatkan secercah harapan atau oase di padang pasir tandus yang tengah mengelilinginya.

"Baik. Silahkan ikuti saya," ucap komandan rombongan prajurit tersebut.

"Terima kasih ya Tuhan," batin Dokter Heni mengucap syukur.

Walaupun ia nantinya dipastikan tetap datang terlambat pada prosesi pemakaman Prasetyo Pambudi, setidaknya berangkat dari Lombok lebih awal lebih baik daripada menunggu keberangkatan jam satu siang yang nanti dikhawatirkan delay karena cuaca atau hal yang lain di luar kuasanya.

"Semoga kamu bisa menungguku walau hanya satu detik, Pras. Jika pun tak bisa, minimal aku bisa memeluk Bening di dekat pusaramu," batin Dokter Heni seraya memanjatkan doa.

Bersambung...

🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

Lita Pujiastuti

Lita Pujiastuti

Lombok...author asli mana ya....hapal bgt daerah lombok

2025-02-18

1

Nass Cufs

Nass Cufs

desa sukamulia sekitar 3 km. dari rumah q.dgn kec.matan sma

2024-11-02

1

Neno Arya

Neno Arya

yg sakit di pesawst itu apa seno

2025-01-02

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Niat Menolong Jadi Petaka
2 Bab 2 - Luka Masa Lalu (Selingkuh)
3 Bab 3 - Siapkan Dirimu
4 Bab 4 - Puisi Untuk Ibu
5 Bab 5 - Bunda Dokter
6 Bab 6 - Kuasa Putri Mahkota Menyala
7 Bab 7 - Tamu di Larut Malam
8 Bab 8 - Anak Yang Menjadi Korban
9 Bab 9 - Bunda, Kenapa Nangis ?
10 Bab 10 - Pikiran Masing-Masing
11 Bab 11 - Empat Sehat Lima Sempurna
12 Bab 12 - Dunia Terasa Sempit
13 Bab 13 - Semakin Penasaran
14 Bab 14 - Cinta Pertama Dokter Heni
15 Bab 15 - Pertemuan Pertama
16 Bab 16 - Sebuah Penjelasan
17 Bab 17 - Foto Bersama
18 Bab 18 - Mengeluarkan Unek-unek
19 Bab 19 - Awal Mula
20 Bab 20 - Rekaman Rahasia
21 Bab 21 - Hak dan Kewajiban
22 Bab 22 - Pillow Talk
23 Bab 23 - Panas Hati dan Kedengkian
24 Bab 24 - Riuh di Pagi Hari
25 Bab 25 - Bertukar Pesan
26 Bab 26 - Perkara Jodoh
27 Bab 27 - Tentang Adik Bayi
28 Bab 28 - Tidur Bertiga
29 Bab 29 - Tersesat
30 Bab 30 - Cinta Luar Biasa
31 Bab 31 - Kejar Setoran
32 Bab 32 - Sebutan "Mandul"
33 Bab 33 - Penolakan
34 Bab 34 - Kecewa dan Amarah
35 Bab 35 - Pelantikan
36 Bab 36 - Mendadak Aneh
37 Bab 37 - Kedatangan Tamu
38 Bab 38 - Mantan Istri
39 Bab 39 - Terus Menyudutkan
40 Bab 40 - Pesona Mantan Suami
41 Bab 41 - Pamer Kemesraan
42 Bab 42 - Bunda Sakit ?
43 Bab 43 - Suara Isi Hati Aya
44 Bab 44 - Istri vs Mantan Istri
45 Bab 45 - Pingsan
46 Bab 46 - Rencana Manda
47 Bab 47 - Status Pernikahan ?
48 Bab 48 - Pentingnya Komunikasi Dalam Sebuah Pernikahan
49 Bab 49 - Test Pack
50 Bab 50 - Adik Bayi Pesanan Aya
51 Bab 51 - Keceplosan
52 Bab 52 - Hasil Pemeriksaan
53 Bab 53 - Rencana Kejutan
54 Bab 54 - Akhir Pekan Tiba
55 Bab 55 - Trauma Masa Lalu Hadir Kembali
56 Bab 56 - Hitam Pekat Luka
57 Bab 57 - Kecelakaan
58 Bab 58 - Bunda Ke Mana ?
59 Bab 59 - Sepucuk Surat
60 Bab 60 - Penyesalan
61 Bab 61 - Aku Yang Salah (Seno)
62 Bab 62 - Kepergian Aldo
63 Bab 63 - Gelayut Mendung
64 Bab 64 - Aku mencintai Istriku (Seno)
65 Bab 65 - Pergi Dari Tapal Batas
66 Bab 66 - Perusak Kesenangan
67 Bab 67 - Tilik Bayi
68 Bab 68 - Putraku
69 Bab 69 - Bicara Dari Hati Ke Hati
70 Bab 70 - Jogja "Kota Penuh Kenangan"
71 Bab 71 - Makasih Bunda (Aldo)
72 Bab 72 - Berkat Doa dan Ketulusan Cinta
73 Bab 73 - Kenyataan Pahit
74 Bab 74 - Meminta Cerai
75 Bab 75 - Di Ujung Tanduk Perceraian
76 Bab 76 - Menangis Bersama
77 Bab 77 - Adu Mulut
78 Bab 78 - Perjuangan Sang Komandan
79 Bab 79 - Pelukan Hangat
80 Bab 80 - Mas Mau Ke Mana ?
81 Bab 81 - Membersihkan Aroma Mantan
82 Bab 82 - Cemburu Mode On
83 Bab 83 - Sudah Dimaafkan
84 Bab 84 - Wujud Cinta Sang Komandan
85 Bab 85 - Temani Aku Sehari Lagi (Dokter Heni)
86 Bab 86 - Pergi Ke Rumah Sakit
87 Bab 87 - Hasil Pemeriksaan Yang Mengejutkan (Manda)
88 Bab 88 - Benar-Benar Terpuruk
89 Bab 89 - Sebuah Firasat
90 Bab 90 - Karma
91 Bab 91 - Bersimbah Darah
92 Bab 92 - Bertemu Di Rutan
93 Bab 93 - Permohonan Maaf
94 Bab 94 - Bundanya Aya Is The Best
95 Bab 95 - Kunjungan Seseorang
96 Bab 96 - Hanya Cinta Yang Bisa
97 Bab 97 - Romantis Manis (Jatuh Cinta Itu Indah)
98 Bab 98 - Kejutan Manis
99 Bab 99 - Menuju Penghujung Kisah
100 Bab 100 - Takdir Cinta
101 Bonus Chapter (TAMAT)
102 JUST INFO
103 PROMO KARYA BARU
104 PROMO KARYA BARU
105 PROMO KARYA BARU
106 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Bab 1 - Niat Menolong Jadi Petaka
2
Bab 2 - Luka Masa Lalu (Selingkuh)
3
Bab 3 - Siapkan Dirimu
4
Bab 4 - Puisi Untuk Ibu
5
Bab 5 - Bunda Dokter
6
Bab 6 - Kuasa Putri Mahkota Menyala
7
Bab 7 - Tamu di Larut Malam
8
Bab 8 - Anak Yang Menjadi Korban
9
Bab 9 - Bunda, Kenapa Nangis ?
10
Bab 10 - Pikiran Masing-Masing
11
Bab 11 - Empat Sehat Lima Sempurna
12
Bab 12 - Dunia Terasa Sempit
13
Bab 13 - Semakin Penasaran
14
Bab 14 - Cinta Pertama Dokter Heni
15
Bab 15 - Pertemuan Pertama
16
Bab 16 - Sebuah Penjelasan
17
Bab 17 - Foto Bersama
18
Bab 18 - Mengeluarkan Unek-unek
19
Bab 19 - Awal Mula
20
Bab 20 - Rekaman Rahasia
21
Bab 21 - Hak dan Kewajiban
22
Bab 22 - Pillow Talk
23
Bab 23 - Panas Hati dan Kedengkian
24
Bab 24 - Riuh di Pagi Hari
25
Bab 25 - Bertukar Pesan
26
Bab 26 - Perkara Jodoh
27
Bab 27 - Tentang Adik Bayi
28
Bab 28 - Tidur Bertiga
29
Bab 29 - Tersesat
30
Bab 30 - Cinta Luar Biasa
31
Bab 31 - Kejar Setoran
32
Bab 32 - Sebutan "Mandul"
33
Bab 33 - Penolakan
34
Bab 34 - Kecewa dan Amarah
35
Bab 35 - Pelantikan
36
Bab 36 - Mendadak Aneh
37
Bab 37 - Kedatangan Tamu
38
Bab 38 - Mantan Istri
39
Bab 39 - Terus Menyudutkan
40
Bab 40 - Pesona Mantan Suami
41
Bab 41 - Pamer Kemesraan
42
Bab 42 - Bunda Sakit ?
43
Bab 43 - Suara Isi Hati Aya
44
Bab 44 - Istri vs Mantan Istri
45
Bab 45 - Pingsan
46
Bab 46 - Rencana Manda
47
Bab 47 - Status Pernikahan ?
48
Bab 48 - Pentingnya Komunikasi Dalam Sebuah Pernikahan
49
Bab 49 - Test Pack
50
Bab 50 - Adik Bayi Pesanan Aya
51
Bab 51 - Keceplosan
52
Bab 52 - Hasil Pemeriksaan
53
Bab 53 - Rencana Kejutan
54
Bab 54 - Akhir Pekan Tiba
55
Bab 55 - Trauma Masa Lalu Hadir Kembali
56
Bab 56 - Hitam Pekat Luka
57
Bab 57 - Kecelakaan
58
Bab 58 - Bunda Ke Mana ?
59
Bab 59 - Sepucuk Surat
60
Bab 60 - Penyesalan
61
Bab 61 - Aku Yang Salah (Seno)
62
Bab 62 - Kepergian Aldo
63
Bab 63 - Gelayut Mendung
64
Bab 64 - Aku mencintai Istriku (Seno)
65
Bab 65 - Pergi Dari Tapal Batas
66
Bab 66 - Perusak Kesenangan
67
Bab 67 - Tilik Bayi
68
Bab 68 - Putraku
69
Bab 69 - Bicara Dari Hati Ke Hati
70
Bab 70 - Jogja "Kota Penuh Kenangan"
71
Bab 71 - Makasih Bunda (Aldo)
72
Bab 72 - Berkat Doa dan Ketulusan Cinta
73
Bab 73 - Kenyataan Pahit
74
Bab 74 - Meminta Cerai
75
Bab 75 - Di Ujung Tanduk Perceraian
76
Bab 76 - Menangis Bersama
77
Bab 77 - Adu Mulut
78
Bab 78 - Perjuangan Sang Komandan
79
Bab 79 - Pelukan Hangat
80
Bab 80 - Mas Mau Ke Mana ?
81
Bab 81 - Membersihkan Aroma Mantan
82
Bab 82 - Cemburu Mode On
83
Bab 83 - Sudah Dimaafkan
84
Bab 84 - Wujud Cinta Sang Komandan
85
Bab 85 - Temani Aku Sehari Lagi (Dokter Heni)
86
Bab 86 - Pergi Ke Rumah Sakit
87
Bab 87 - Hasil Pemeriksaan Yang Mengejutkan (Manda)
88
Bab 88 - Benar-Benar Terpuruk
89
Bab 89 - Sebuah Firasat
90
Bab 90 - Karma
91
Bab 91 - Bersimbah Darah
92
Bab 92 - Bertemu Di Rutan
93
Bab 93 - Permohonan Maaf
94
Bab 94 - Bundanya Aya Is The Best
95
Bab 95 - Kunjungan Seseorang
96
Bab 96 - Hanya Cinta Yang Bisa
97
Bab 97 - Romantis Manis (Jatuh Cinta Itu Indah)
98
Bab 98 - Kejutan Manis
99
Bab 99 - Menuju Penghujung Kisah
100
Bab 100 - Takdir Cinta
101
Bonus Chapter (TAMAT)
102
JUST INFO
103
PROMO KARYA BARU
104
PROMO KARYA BARU
105
PROMO KARYA BARU
106
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!