Bab 2 - Luka Masa Lalu (Selingkuh)

Keduanya pun keluar dari gubuk yang sudah porak-poranda itu dengan berjalan kaki menuju jalan besar. Sebab, ponsel Seno mati daya. Dan jangan harap ia meminjam ponsel Dokter Heni untuk meminta anak buahnya menjemput mereka.

Ego dan gengsinya setinggi langit. Terlebih pada yang namanya kaum wanita. Mau dunia runtuh sekali pun sepertinya ego dan gengsinya tidak akan pernah turun. Kecuali pada putri bungsunya yakni Ayana Zafira Putri Pamungkas yang beberapa bulan lagi akan genap berusia delapan tahun. Sikap penyayang dan lembutnya hanya ditampilkan pada Aya.

Sedangkan pada putra sulungnya bernama Aldo Bimantara Pamungkas yang biasa dipanggil Aldo, sikap tegas dan otoriternya masih mendominasi daripada sikap lembutnya sebagai seorang ayah. Sebab, dirinya ingin mendidik Aldo menjadi laki-laki yang kuat dan tidak mudah diperdaya dengan kelembutan seorang wanita.

Tentu bagi Aldo yang saat ini usianya sudah menginjak delapan belas tahun, tak mudah baginya ketika lima tahun yang lalu dirinya menghadapi perceraian kedua orang tuanya. Terlebih ia melihat sendiri perselingkuhan yang dilakukan oleh ibu kandungnya, Amanda Zianida, dengan seorang laki-laki yang ia ketahui sebagai komandan sang Papa.

Untuk Aya yang kala itu masih berusia tiga tahun, belum mengerti apapun perihal masalah orang dewasa. Bahkan gara-gara perselingkuhan yang dilakukan Manda dengan Kolonel Gani Samudera, Seno sempat meragukan jati diri kedua anak mereka.

"Sumpah, Mas. Mereka anak kandung kita. Tolong maafkan, aku. Jangan ceraikan aku, Mas. Kasihan anak-anak," pinta Manda dengan derai air mata seraya bersujud di kaki Seno.

"Kasihan?" desis Seno sekaligus bernada menyindir.

Manda pun menganggukkan kepalanya. Urat malunya sudah ia buang jauh-jauh di hadapan Seno.

"Di mana otakmu saat kamu berselingkuh dan mengkhianati aku serta anak-anak, hah! Saat kamu asyik memadu kasih dengannya, apa kamu kasihan pada kami? Jawab!!" bentak Seno.

Deg...

Manda seketika terdiam membisu tak mampu menjawab cecaran dan makian Seno padanya. Seluruh barang Manda dilempar keluar oleh Seno dan ia diceraikan. Hak asuh kedua buah hati mereka jatuh ke tangan Seno. Setelah ia melakukan tes DNA dan seluruhnya hasilnya positif. Aldo dan Aya adalah seratus persen anak kandungnya bersama Manda.

Tak ada pembagian harta gono-gini yang diberikan oleh Seno. Ketika Manda menikah dengannya, wanita yang kini berstatus sebagai mantan istrinya itu tak membawa harta apa pun. Manda juga tak menuntut apa pun mengenai harta. Sebab ia masih memiliki tambang emasnya yakni Kolonel Gani Samudera, pikirnya. Padahal laki-laki selingkuhannya tersebut juga masih memiliki istri yang sah dengan tiga orang anak.

Mengenai perselingkuhan Manda dan Gani, Seno terpaksa menutup mulutnya sendiri. Tak membuka aib tersebut atau pun menuntutnya. Walaupun ingin sekali rasanya membuka kedok perselingkuhan yang menjijikkan itu. Uang dan kuasa Gani yang membuatnya tak berkutik.

Ancaman datang menerpanya baik dari karir maupun keselamatan anak-anaknya. Alhasil Seno memilih bungkam seribu bahasa dan memendamnya sendiri. Hatinya sudah koyak nyaris tak terbentuk kala itu. Sehingga membentuk jiwanya menjadi sangat dingin seperti sekarang ini. Beku laksana es di kutub.

☘️☘️

Dokter Heni membawa barang seadanya yang masih dalam kondisi bisa digunakan usai kejadian petaka tadi. Sebuah ransel berada di punggungnya dan dua tas jinjing ukuran sedang di tangan kanan serta kirinya memenuhi tentengannya.

"Astaga mimpi apa aku semalam? Kenapa hidupku ketemu lagi sama orang-orangan sawah? Tapi yang ini lebih parah sepertinya daripada Pras," batin Dokter Heni mengeluh seraya terus berjalan kaki mengikuti langkah suami barunya. Ia menatap tajam dan bersungut di belakang punggung Mayor Seno yang ada di depannya.

"Jangan mengumpatiku!" desis Mayor Seno.

"Ya ampun, apa dia cenayang?" batin Dokter Heni terkejut.

"Siapa juga yang mengumpatimu? Jangan ge-er!" sungut Dokter Heni.

"Ayo cepat! Jalan begini saja lambat. Dokter kok loyo," sindir Mayor Seno yang terus berjalan dan tak pernah menoleh ke belakang. Ia tak mau tahu kerepotan istri barunya ini membawa perintilan pribadi maupun barang-barang medis.

"Dasar suami enggak peka! Istrinya bawa tentengan juga, enggak ditolongin. Apa seorang prajurit itu gampang loyo, sampai-sampai bawa satu tas istrinya saja enggak bisa? Tapi kalau bawa ego setinggi gunung sampai puncak Everest pasti bisa," sindirnya.

Sebagai dokter spesialis kejiwaan, sekilas ia bisa langsung membaca karakter Seno yang tegas namun egois, menurutnya. Alhasil lisannya menceplos lebih dulu karena hatinya tengah kesal.

Mayor Seno seketika menghentikan langkah kakinya. Sontak hal itu membuat langkah kaki Dokter Heni yang berada di belakang tubuhnya juga ikut berhenti. Seno memejamkan matanya sejenak dan menghela napas beratnya. Lantas ia pun menoleh ke belakang, lalu menatap Dokter Heni dengan tatapan dingin nan tajam.

"Aku ingatkan sekali lagi. Status kita saat ini bukan seperti suami istri sungguhan. Jadi, jangan berharap lebih. Mengerti?"

"Sangat mengerti Mayor Seno Pradipta Pamungkas yang terhormat. Tenang saja saya akan berusaha tidak protes dengan sikap Anda pada saya. Tetapi Anda juga jangan protes jika saya bersikap layaknya seorang istri sungguhan. Bukan karena saya mengharapkan cinta atau rasa belas kasihan dari Anda. Tetapi mendiang orang tua saya mengajarkan jika seorang istri yang baik harus tetap menjalankan fitrahnya sebagaimana semestinya di dalam rumah tangganya. Manut dan tunduk pada suami selama dalam hal kebaikan. Karena buat saya pernikahan itu sakral bukan seperti mainan dadu yang cuma dilempar dan dibuang hanya untuk menang atau kalah," ucap Dokter Heni penuh penekanan di setiap kalimatnya.

Jlebb...

Seketika ucapan menohok itu tanpa sengaja masuk ke hati Seno. Dokter Heni tanpa menghiraukan tatapan suaminya, ia langsung berjalan melewati tubuh Seno. Bahkan tanpa sengaja menyenggol lengan Seno. Sebab, jalan yang mereka lalui saat ini hanya jalan setapak yang sempit.

Tubuh Seno pun berbalik kembali dan ia menatap punggung Dokter Heni dengan tatapan yang entah. Sedangkan Dokter Heni yang masih kesal dengan Seno, berjalan dengan langkah cepat sambil menggerutu dalam hati.

"Kenapa hidupku dipertemukan dengan laki-laki yang namanya hampir mirip? Prasetyo Pambudi, eh sekarang Seno Pradipta Pamungkas. Sama-sama namanya double huruf P. Sikapnya juga 11-12. Walaupun mendiang Pras sepertinya masih lebih baik daripada dia. Semoga hati ini tetap seperti ini saja. Jangan sampai aku masuk ke lubang yang sama. Sadar Heni, sadar. Mereka berdua sama-sama tak akan pernah bisa mencintaimu Heni Widyastuti," batin Dokter Heni seraya menertawakan dirinya sendiri akan pahit kehidupan cintanya.

Berusaha membentengi diri dan hatinya agar cinta tak lagi tumbuh dan hidup di dalamnya. Sudah cukup pengalaman pahit akan yang namanya cinta bertepuk sebelah tangan hingga dirinya susah move on dari seorang Prasetyo Pambudi, ayah kandung Bening, di masa lampau. Ia tak mau mengalami hal yang sama kembali. Karena rasa kecewa akan cinta, tidak ada obat maupun dokternya di dunia ini.

Padahal sepasang suami istri ini sama-sama memiliki luka di masa lalu. Walaupun luka dan porsinya berbeda. Namun keduanya belum menyadari bahwa mereka bisa saling mengobati. Terkadang manusia tak sadar bahwa yang bersamanya saat ini bernilai harganya. Akibat tergerus luka masa lalu, sering membuat diri terlupa akan makna kehadiran orang yang berada di sisinya.

Tuhan tidak selalu memberikan apa yang kita mau. Tetapi yakinlah bahwa Tuhan pasti memberikan apa yang kita butuhkan.

Ketika dirinya sibuk menggerutu dalam hati tentang mendiang ayah kandung Bening dan juga suaminya sekarang ini, tiba-tiba suara Seno terdengar memanggilnya dari kejauhan.

"Tunggu!" teriak Seno hingga langkah kaki Dokter Heni otomatis berhenti. Lalu, ia menoleh ke belakang melihat suaminya yang sedang berjalan ke arahnya.

Bersambung...

🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

S yaquila

S yaquila

Manda (Sianida) kopi Mirna... sorry thorrr 🤣🤣 aku malah galfok sama namanya 😅🙏🏻

2025-02-10

2

Nina Maryanie

Nina Maryanie

mampir sini dulu lah..nanti aja ke sebelah , buka langsung tertarik ma yang ini dulu..si bening nanti aja..

2024-11-04

1

guntur 1609

guntur 1609

loh. prasetyo bukanya bapaknya bening yA. mertuanya arjun

2025-01-30

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Niat Menolong Jadi Petaka
2 Bab 2 - Luka Masa Lalu (Selingkuh)
3 Bab 3 - Siapkan Dirimu
4 Bab 4 - Puisi Untuk Ibu
5 Bab 5 - Bunda Dokter
6 Bab 6 - Kuasa Putri Mahkota Menyala
7 Bab 7 - Tamu di Larut Malam
8 Bab 8 - Anak Yang Menjadi Korban
9 Bab 9 - Bunda, Kenapa Nangis ?
10 Bab 10 - Pikiran Masing-Masing
11 Bab 11 - Empat Sehat Lima Sempurna
12 Bab 12 - Dunia Terasa Sempit
13 Bab 13 - Semakin Penasaran
14 Bab 14 - Cinta Pertama Dokter Heni
15 Bab 15 - Pertemuan Pertama
16 Bab 16 - Sebuah Penjelasan
17 Bab 17 - Foto Bersama
18 Bab 18 - Mengeluarkan Unek-unek
19 Bab 19 - Awal Mula
20 Bab 20 - Rekaman Rahasia
21 Bab 21 - Hak dan Kewajiban
22 Bab 22 - Pillow Talk
23 Bab 23 - Panas Hati dan Kedengkian
24 Bab 24 - Riuh di Pagi Hari
25 Bab 25 - Bertukar Pesan
26 Bab 26 - Perkara Jodoh
27 Bab 27 - Tentang Adik Bayi
28 Bab 28 - Tidur Bertiga
29 Bab 29 - Tersesat
30 Bab 30 - Cinta Luar Biasa
31 Bab 31 - Kejar Setoran
32 Bab 32 - Sebutan "Mandul"
33 Bab 33 - Penolakan
34 Bab 34 - Kecewa dan Amarah
35 Bab 35 - Pelantikan
36 Bab 36 - Mendadak Aneh
37 Bab 37 - Kedatangan Tamu
38 Bab 38 - Mantan Istri
39 Bab 39 - Terus Menyudutkan
40 Bab 40 - Pesona Mantan Suami
41 Bab 41 - Pamer Kemesraan
42 Bab 42 - Bunda Sakit ?
43 Bab 43 - Suara Isi Hati Aya
44 Bab 44 - Istri vs Mantan Istri
45 Bab 45 - Pingsan
46 Bab 46 - Rencana Manda
47 Bab 47 - Status Pernikahan ?
48 Bab 48 - Pentingnya Komunikasi Dalam Sebuah Pernikahan
49 Bab 49 - Test Pack
50 Bab 50 - Adik Bayi Pesanan Aya
51 Bab 51 - Keceplosan
52 Bab 52 - Hasil Pemeriksaan
53 Bab 53 - Rencana Kejutan
54 Bab 54 - Akhir Pekan Tiba
55 Bab 55 - Trauma Masa Lalu Hadir Kembali
56 Bab 56 - Hitam Pekat Luka
57 Bab 57 - Kecelakaan
58 Bab 58 - Bunda Ke Mana ?
59 Bab 59 - Sepucuk Surat
60 Bab 60 - Penyesalan
61 Bab 61 - Aku Yang Salah (Seno)
62 Bab 62 - Kepergian Aldo
63 Bab 63 - Gelayut Mendung
64 Bab 64 - Aku mencintai Istriku (Seno)
65 Bab 65 - Pergi Dari Tapal Batas
66 Bab 66 - Perusak Kesenangan
67 Bab 67 - Tilik Bayi
68 Bab 68 - Putraku
69 Bab 69 - Bicara Dari Hati Ke Hati
70 Bab 70 - Jogja "Kota Penuh Kenangan"
71 Bab 71 - Makasih Bunda (Aldo)
72 Bab 72 - Berkat Doa dan Ketulusan Cinta
73 Bab 73 - Kenyataan Pahit
74 Bab 74 - Meminta Cerai
75 Bab 75 - Di Ujung Tanduk Perceraian
76 Bab 76 - Menangis Bersama
77 Bab 77 - Adu Mulut
78 Bab 78 - Perjuangan Sang Komandan
79 Bab 79 - Pelukan Hangat
80 Bab 80 - Mas Mau Ke Mana ?
81 Bab 81 - Membersihkan Aroma Mantan
82 Bab 82 - Cemburu Mode On
83 Bab 83 - Sudah Dimaafkan
84 Bab 84 - Wujud Cinta Sang Komandan
85 Bab 85 - Temani Aku Sehari Lagi (Dokter Heni)
86 Bab 86 - Pergi Ke Rumah Sakit
87 Bab 87 - Hasil Pemeriksaan Yang Mengejutkan (Manda)
88 Bab 88 - Benar-Benar Terpuruk
89 Bab 89 - Sebuah Firasat
90 Bab 90 - Karma
91 Bab 91 - Bersimbah Darah
92 Bab 92 - Bertemu Di Rutan
93 Bab 93 - Permohonan Maaf
94 Bab 94 - Bundanya Aya Is The Best
95 Bab 95 - Kunjungan Seseorang
96 Bab 96 - Hanya Cinta Yang Bisa
97 Bab 97 - Romantis Manis (Jatuh Cinta Itu Indah)
98 Bab 98 - Kejutan Manis
99 Bab 99 - Menuju Penghujung Kisah
100 Bab 100 - Takdir Cinta
101 Bonus Chapter (TAMAT)
102 JUST INFO
103 PROMO KARYA BARU
104 PROMO KARYA BARU
105 PROMO KARYA BARU
106 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Bab 1 - Niat Menolong Jadi Petaka
2
Bab 2 - Luka Masa Lalu (Selingkuh)
3
Bab 3 - Siapkan Dirimu
4
Bab 4 - Puisi Untuk Ibu
5
Bab 5 - Bunda Dokter
6
Bab 6 - Kuasa Putri Mahkota Menyala
7
Bab 7 - Tamu di Larut Malam
8
Bab 8 - Anak Yang Menjadi Korban
9
Bab 9 - Bunda, Kenapa Nangis ?
10
Bab 10 - Pikiran Masing-Masing
11
Bab 11 - Empat Sehat Lima Sempurna
12
Bab 12 - Dunia Terasa Sempit
13
Bab 13 - Semakin Penasaran
14
Bab 14 - Cinta Pertama Dokter Heni
15
Bab 15 - Pertemuan Pertama
16
Bab 16 - Sebuah Penjelasan
17
Bab 17 - Foto Bersama
18
Bab 18 - Mengeluarkan Unek-unek
19
Bab 19 - Awal Mula
20
Bab 20 - Rekaman Rahasia
21
Bab 21 - Hak dan Kewajiban
22
Bab 22 - Pillow Talk
23
Bab 23 - Panas Hati dan Kedengkian
24
Bab 24 - Riuh di Pagi Hari
25
Bab 25 - Bertukar Pesan
26
Bab 26 - Perkara Jodoh
27
Bab 27 - Tentang Adik Bayi
28
Bab 28 - Tidur Bertiga
29
Bab 29 - Tersesat
30
Bab 30 - Cinta Luar Biasa
31
Bab 31 - Kejar Setoran
32
Bab 32 - Sebutan "Mandul"
33
Bab 33 - Penolakan
34
Bab 34 - Kecewa dan Amarah
35
Bab 35 - Pelantikan
36
Bab 36 - Mendadak Aneh
37
Bab 37 - Kedatangan Tamu
38
Bab 38 - Mantan Istri
39
Bab 39 - Terus Menyudutkan
40
Bab 40 - Pesona Mantan Suami
41
Bab 41 - Pamer Kemesraan
42
Bab 42 - Bunda Sakit ?
43
Bab 43 - Suara Isi Hati Aya
44
Bab 44 - Istri vs Mantan Istri
45
Bab 45 - Pingsan
46
Bab 46 - Rencana Manda
47
Bab 47 - Status Pernikahan ?
48
Bab 48 - Pentingnya Komunikasi Dalam Sebuah Pernikahan
49
Bab 49 - Test Pack
50
Bab 50 - Adik Bayi Pesanan Aya
51
Bab 51 - Keceplosan
52
Bab 52 - Hasil Pemeriksaan
53
Bab 53 - Rencana Kejutan
54
Bab 54 - Akhir Pekan Tiba
55
Bab 55 - Trauma Masa Lalu Hadir Kembali
56
Bab 56 - Hitam Pekat Luka
57
Bab 57 - Kecelakaan
58
Bab 58 - Bunda Ke Mana ?
59
Bab 59 - Sepucuk Surat
60
Bab 60 - Penyesalan
61
Bab 61 - Aku Yang Salah (Seno)
62
Bab 62 - Kepergian Aldo
63
Bab 63 - Gelayut Mendung
64
Bab 64 - Aku mencintai Istriku (Seno)
65
Bab 65 - Pergi Dari Tapal Batas
66
Bab 66 - Perusak Kesenangan
67
Bab 67 - Tilik Bayi
68
Bab 68 - Putraku
69
Bab 69 - Bicara Dari Hati Ke Hati
70
Bab 70 - Jogja "Kota Penuh Kenangan"
71
Bab 71 - Makasih Bunda (Aldo)
72
Bab 72 - Berkat Doa dan Ketulusan Cinta
73
Bab 73 - Kenyataan Pahit
74
Bab 74 - Meminta Cerai
75
Bab 75 - Di Ujung Tanduk Perceraian
76
Bab 76 - Menangis Bersama
77
Bab 77 - Adu Mulut
78
Bab 78 - Perjuangan Sang Komandan
79
Bab 79 - Pelukan Hangat
80
Bab 80 - Mas Mau Ke Mana ?
81
Bab 81 - Membersihkan Aroma Mantan
82
Bab 82 - Cemburu Mode On
83
Bab 83 - Sudah Dimaafkan
84
Bab 84 - Wujud Cinta Sang Komandan
85
Bab 85 - Temani Aku Sehari Lagi (Dokter Heni)
86
Bab 86 - Pergi Ke Rumah Sakit
87
Bab 87 - Hasil Pemeriksaan Yang Mengejutkan (Manda)
88
Bab 88 - Benar-Benar Terpuruk
89
Bab 89 - Sebuah Firasat
90
Bab 90 - Karma
91
Bab 91 - Bersimbah Darah
92
Bab 92 - Bertemu Di Rutan
93
Bab 93 - Permohonan Maaf
94
Bab 94 - Bundanya Aya Is The Best
95
Bab 95 - Kunjungan Seseorang
96
Bab 96 - Hanya Cinta Yang Bisa
97
Bab 97 - Romantis Manis (Jatuh Cinta Itu Indah)
98
Bab 98 - Kejutan Manis
99
Bab 99 - Menuju Penghujung Kisah
100
Bab 100 - Takdir Cinta
101
Bonus Chapter (TAMAT)
102
JUST INFO
103
PROMO KARYA BARU
104
PROMO KARYA BARU
105
PROMO KARYA BARU
106
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!