Setelah Tika merenung dan memikirkan tentang perkataan suaminya barusan. Ia menyimpulkan bahwa dirinya akan diceraikan. Membayangkan hal tersebut membut dirinya tertunduk lesu dan menitikkan air mata, perlahan semakin deras.
Setelah sekian menit Ia bangkit, mengusap air mata yang membasahi pipi, berjalan kearah kran air kamar mandi untuk cuci muka agar pikirannya lebih jernih. Menatap dengan lekat cermin didepannya, "Aku tidak boleh seperti ini. Aku akan minta penjelasan terlebih dahulu kepada Yosi." Batinnya
Dengan kaki dan badan gemetar Ia berjalan dengan langkah gontai menuju kamar untuk menemui suaminya. Ketika handle pintu hendak dibuka, Ia berhenti sejenak, menghembuskan napas secara perlahan. Dibukanya kembali handle pintu secara perlahan dengan tangan gemetar dan perasaan gugup, terlihat Yosi sedang duduk membaca buku disofa.
"Ada apa?" dengan wajah datar Yosi menatap Tika ketika imtrdengar suara pintu terbuka. Ditatap secara lekat wanita tersebut, terlihat mata sembab, rambut acak-acakan, badan gematar dan wajah pucat.
"Yo...Yosi, A...Apa aku menggagumu?" Tika tertunduk tidak berani menatap suaminya tersebut. Ia terlihat menggigit bibir bawahnya dan menyatukan jari-jarinya untuk mengurangi ketakutan dalam dirinya. Semuanya nampak sia-sia, Ia tetap terlihat takut dan selalu merasa bersalah ketika berhadapan dengan Yosi.
"Kau kenapa?!" tanyanya sekali lagi,
"A...Apa maksud perkataanmu tadi?" Tika sejenak mengambil nafas dan menghembuskannya perlahan. Dengan sekuat tenaga ia menaikkan dagunya dan menatap lelaki yang sekarang berada dihadapannya, "Apa kau akan menceraikanku?" seketika air mata jatuh berhamburan. Walaupun sudah sekuat tenaga Ia menahannya, tapi semuanya nampak sia-sia.
"Kau berbicara apa? Aku tidak pernah mengatakan kalau aku akan menceraikanmu. Kecuali kau yang meminta dan kau juga yang menjelaskan kepada Babas tentang sifat liarmu kepada lelaki lain. Aku akan menyambutnya dengan senang hati." senyum menyeringai nampak di bibir Yosi
Mendengar perkataan Yosi yang menyebutkan bahwa dirinya wanita liar membuatnya menangis, perkataan yang ingin disampaikann waktu dimeja makan sebelum Yosi pergi sirna sudah. Ia terlihat tertunduk lesu duduk dilantai dengan kaki ditekuk dan tangan terlipat diatas lutut kaki. Ia menangis sesenggukan tetapi tidak terlalu keras, karena sekuat tenaga ditahannya, agar Babas putranya tidak mendengar dan menaruh curiga.
Yosi berjalan kearah Tika. Ia ikut jongkok dan mendekatkan tubuhnya. Disingkapnya rambut yang menutupi telinga, "Aku tunggu dengan senang hati bila kau mau mengajukan perceraian denganku dan mulai saat ini kau tidak perlu repot-repot membuatkanku spagheti busukmu." Yosi berdiri, berjalan meninggalkan Tika yang semakin sesenggukan.
Mendengar perkataan barusan membuat dirinya semakin tertunduk begitu dalam dan tangisan yang begitu menyakitkan. Penyesalan dan kesalahan yang mungkin tidak akan pernah termaafkan. "Aku tidak akan mau bercerai denganmu yosi. Tidak mau dan tidak akan pernah, karena aku ingin memperbaiki semuanya." Gumamnya
***
Yosi memilih pergi meninggalkan Tika yang masih menangis dan terlihat amat kacau. Sebenarnya Ia tidak tega meninggalkannya sendirian, tapi sampai saat ini Ia belum bisa memaafkan apa yang sudah diperbuat Tika. "Aaarghhhhhhhh!!!" Yosi berteriak dan memukul setir mobilnya. Banyak kenangan diantara mereka berdua, betapa baik dan perhatiannya dulu diawal pernikahan, tapi semuanya terasa percuma ketika adanya sebuah penghianatan.
Yosi menyusuri jalan tanpa mengetahui kemana dia akan pergi untuk menenangkan hatinya. Sampai Ia berhenti tepat didepan rumah minimalis dengan tanaman yang tertata rapi dihalaman rumah. Ia turun dari kendaraan dan berjalan dengan langkah gontai, mengetuk pintu beberapa kali dan terdengarlah sahutan dari sang pemilik rumah.
Dibukanya handle pintu dan nampaklah seorang wanita dengan rambut terurai sebahu, kaos warna hitam dan rok pendek yang membuatnya terlihat sangat manis.
"Purii !!" Yosi berhamburan memeluk Puri dengan pelukan erat, serasa ada beban berat yang ia pikul
Puri nampak terkejut dengan apa yang dilakukan Yosi, Ia membalas pelukan tersebut dan membelai lembut punggung lelaki yang terlihat rapuh saat ini.
"Ayo masuk dulu! Tidak enak kalau dilihat orang." Puri melepas pelukannya dan menuntunnya duduk dikursi, "Sebentar. Aku bikinkan coklat hangat untukmu!" Puri berjalan kearah dapur.
Yosi menyandarkan tubuhnya disofa. Ia masih memikirkan Tika yang tertunduk lesu dan menangis sesenggukan.
"Ini diminum dulu coklat hangatnya!" Puri menyodorkan segelas coklat hangat dan membelai lembut rambut kepala lelaki disampingnya.
"Apa kamu mau berbagi cerita denganku?"
Yosi memilih tidak menjawab pertanyaan. "Biarkan aku istirahat sejenak dipangkuanmu" setelah Yosi menyesap coklat hangat buatan Puri, Ia menidurkan tubuhnyanya di atas sofa dengan kaki bagian atas puri sebagai tumpuan kepalanya untuk tidur.
Yosi mencium perut Puri lalu memeluk pinggang wanita yang disayanginya, yang saat ini hanya bisa diam terpaku, karena Ia merasa bingung dengan tindakan yang Yosi lakukan, ingin menolak sepertinya bukan waktu yang tepat.
Sekitar satu jam Yosi tertidur dipangkuan Puri dengan lelapnya. Berbeda dengan Puri, Ia masih tidak bergeming dan hanya diam mematung.
"Sayang" yosi mengecup perut puri
"I..Iyaaa yosi. Kau sudah bangun?"
Yosi mengerjapkan matanya beberapa kali lalu melihat keatas, menatap lekat wanita yang dihadapannya saat ini terlihat gugup.
"Kamu kenapa?" Yosi bangkit dari pangkuan Puri dan menggengam jemarinya. "Terimkasih" mengecup lembut punggung jarinya.
"Aku belum bisa menceritakan yang terjadi denganku. Tapi bolehkah malam ini aku menginap disini? Aku mau bermalam disini" Yosi menepuk sofa yang akan dijadikan tempat tidur apabila Puri mengijikannya, "Hanya malam ini. Besuk pagi aku akan menceritakan semunya" Sambungnya.
"Baiklah. Hanya malam ini!" Puri tersenyum, "Tapi masukkanlah mobilmu dulu kebagasi!"
Yosi bergegas keluar dan memasukkan kendaraannya kearah bagasi.
Puri sudah berganti baju dengan baju tidur, ia terlihat membawa kaos dan celana, berjalan kearah Yosi. "Pakailah! Ini kaosku tapi ukurannya oversize, pasti muat kalau kamu pakai, lalu iniiii..." Puri nampak malu, "Celana boxerku dengan ukuran cukup besar sepertinya kamu muat."
Yosi menerima kaos dan celana boxer, diamati-amatinya kaos dan boxer tersebut. "Cukup besar dan sepertinya muat" Yosi melihat kaos yang direntangkannnya untuk menentukan apakah muat dengan tubuhnya.
Saat melihat boxer, ia beralih menatap Puri "Kamu yakin sayang? Aku harus memakai ini. Ukurannya sih besar, tapi..." Yosi tidak melanjutkan kalimatnya karena Puri nampak tertawa malu, tawa yang sedari tadi ia tahan.
Boxer yang dipakai Yosi saat ini adalah boxer berwarna pink dan bergambar Hello Kitty.
Puri nampak tertawa lepas saat melihat yosi sudah memakai kaos dan boxer. "Kau terlihat seksi sekali Yosi" Puri semakin tertawa sampai mengeluarkan air mata.
"Kau bahagia sekali sayang, melihatku tersiksa begini." Yosi nampak berkacak pinggang dan menatap penuh curiga, "Apa kamu sengaja?"
"Tidak! Aku hanya memiliki satu boxer. Kalau kamu tidak mau memakainya ya sudah, berikan saja padaku lebih baik kamu tidak memakai celana saja"
"Kau yakin sayang, tidak ingin melihatku memakai celana?" Yosi nampak tersenyum menyeringai dan menggoda Puri
"A...Apa maksutmu Yosi?" Puri nampak bingung, "Sudahlah aku mengantuk, lebih baik kita tidur."
Puri memilih pergi meninggalkan Yosi. Kenapa tadi aku begitu bodoh sekali, kenapa aku bilang padanya untuk melepas boxer yang ia pakai. Puri memilih menutup wajahnya dengan bantal karena malu dengan perkataan yang ia lontarkan kepada Yosi barusan.
Yosi berjalan kearah sofa, Ia nampak tersenyum bahagia setelah menggoda Puri. "Terimkasih sayang" Gumam Yosi lalu tidur.
.
.
.
Bersambung
Terimkasih semuanya, jangan lupa, like coment dan share yaaaa....Klau ada koin lebih, boleh dibagi dimari.....Jangan lupa bintang 5nya ya. Terimkasih
Salam ketcup manjaaah 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Hana Aulia Sifta Rahmadani
masih setia thor
2020-09-12
1
Violla
lanjut
2020-08-19
1
ᶠᴮʳ͢°nɥɔ͠ɐɔᴉʌ٭🌀⃟
Aq mampir lagi kaka semangat selalu ya
2020-08-19
1