Puri menyambut pagi dengan bahagia. Ia menyempatkan untuk jogging sebentar.
"Pagi Pak...Pagi bu.." Ia menyapa ramah warga sekitar yang terlihat baru menyapu atau menyiram bunga.
Selesai Puri pulang dari jogging, Ia dengan ceketan merapikan rumah kontrakan yang ia sewa. "Kelihatannya sarapan roti bakar dan membuat teh hijau sangat nikmat" gumam puri, setelah cape bersih2 rumah. Dengan cekatan Ia membuat roti bakar dan membuat teh hijau.
Puri memilih berendam sebentar sebelum mandi, karena terasa badannya lelah setelah jogging. Ia merasa badannya sekarang lebih terasa nyaman. setelah beberapa waktu Ia bangkit dari bak berendam lalu mandi.
Ia keluar dari kamar mandi lalu memilih baju yang akan kena dikenakannya, menyisir rambut dengan rapi lalu diikatnya keatas. "Tidak buruk" setelah ia melihat kuciran rambutnya dari cermin.
Selembar roti bakar dan teh hijau hangat sudah tersaji di meja makan. Ia nampak menikmati roti bakar yang begitu hangat dan meminum teh hijau yang sedikit pahit karena tidak diberikan gula. Menurtnya meminum teh hijau yang tepat yaitu tanpa gula. Setelah selesai Ia bergegegas keluar dari rumah dan tidak lupa mengunci pintu.
"Puri!"
"widi?"
Widi turun dari mobilnya dan menghampiri Wanita Manis yang sedari tadi Ia nantikan.
"Berangkat bareng yuk!" Seulas senyum yang diperlihatkannya
"Apa nanti kamu tidak terlambat? lebih baik aku naik taxi online."
"Kalau tahu aku akan terlambat tidak mungkin aku akan menjemputmu. Aku juga tidak mau menjadi lelaki pengangguran." Mereka tertawa bersama
Widi membukakan pintu mobil untuk Puri, "Silahkan masuk Nonna Cantik!" Puri hanya mengganguk dan mengulas senyum
Mobil melaju dengan perlahan. Padatnya kendaraan membuat jalanan macet, tapi mereka masih punya waktu 1 jam jadi mereka tidak terlalu takut kalau terlambat.
"Widi..-"
"Yaa?" Menoleh kesamping, ke arah Wanita yang saat ini terlihat binging
"Emm...Aku dan Yosi..-" belum selesai Puri menuntaskan perkatannya, Widi langsung memotong.
"Aku hari ini mau mengantarkan kamu berangkat bekerja, aku tidak ingin kamu terlambat. Kamu lihat hari ini begitu cerah. Aku juga ingin suasana hatiku dan hatimu cerah." Nampaknya Ia mengetahui apa yang akan dibicarakannya. Tapi hari ini Widi tidak mau membahasnya, bisa berdua dalam satu mobil saja sudah membuatnya sangat senang.
Puri mengangguk, "Terimkasih Widi. Sudah menjadi teman yang baik dan pengertian."
Widi hanya menjawab dengan anggukan. Sekalipun selama ini ia sudah susah payah untuk mendekatinya dan Puri hanya menganggapnya teman, itu sudah lebih baik dari tidak dianggapnya sama sekali. Yang terpenting saat ini Ia masih bisa bertemu dan berkomunikasi dengannya.
Kendaraan mendarat dengan sempurna dihalaman kantor tempat Puri bekerja. Ia melepas seatbelt dan hendak turun. Saat akan membuka pintu, Ia nampak kesulitan. "Kenapa tidak bisa dibuka?" Gumam Puri.
Seketika Ia menoleh kearah samping, dengan tatapan minta penjelasan kenapa pintunya tidak bisa dibuka. Padahal mereka sudah sampai kantor, dan Puri hendak turun.
"Aku akan selalu berjuang untukmu dan tidak akan ku biarkan siapapun menyakitimu!" Widi membuka kunci mobil dan Puri masih diam mematung untuk mencerna kalimat barusan.
"Puri? Hello?" Widi melambaikan tangan kedepan wajah Puri.
"Apa kamu mau bolos kerja? dan jalan-jalan denganku? lalu kita menjadi pengangguran bersama." Mendengar kata pengangguran, mebuat Puri tidak bisa menyembunyikan senyumnya.
"Kenapa kau selalu menyebut kata pengangguran? membuatku tertawa saja" seulas senyum nampak dibibir manisnya, "Terimakasih Widi sudah mau menjemputku dan mengantarkanku kekantor." Sambungnya
"Sama-Sama. Aku merasa bahagia bisa berdua seperti ini."
Puri tidak menjawab pertanyaannya, Ia bergegas turun dari mobil. "Daaaaaaah" lambaian tangan saat Ia turun.
Puri berjalan kearah ruangannya, Ia melihat Edo yang baru berdiri didepan cermin. Dilihatnya dengan seksama penampilannya dari atas sampai bawah. "Sepertinya ada yang beda" Puri manggut-manggut dan nampak berfikir. "Yah, potongan rambutnya baru. Seperti siapa ya, kayaknya aku pernah lihat." batinnya
"Potongan baru ni? Nampak Tampan sekali kau!"
"Baru nyadar kalau aku tampan? Hello...Kemana aja lo?"
"Buset deh. Aku tarik deh kata-kataku tadi!" Puri mencebikkan bibirnya
Edo tersenyum melihat puri yang nampak lucu ketika pura-pura marah seperti ini.
"Nanti pulang kantor ada janjian tidak?" tanya Edo
"Kenapa?"
"Jalan bareng yuk! Aku mau beli sepatu dan kemeja." Edo mengekor pandangan kearah puri sambil merapikan rambutnya
"Lihat saja nanti! Ini juga baru berangkat, sudah membahas pulang." Puri melenguh panjang
Setelah sedikit obrolan dan perdebatan, mereka memasuki ruangan dan duduk dimeja masing-masing. Tumpukan berbagai file sudah diatas meja, mereka saling fokus dengan pekerjaan masing-masing. Puri terlihat bolak-balik keruang fotocopi dan Edo sendiri terlihat membolak-balik dokumen yang Ia teliti karena harus diserahkan atasan satu jam lagi.
Tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul 12.00 siang waktunya istirahat. Puri terlihat menggerakkan badannya karena merasa lelah.
Sebelum beristirahat Ia membuka ponselnya terlebih dahulu, diusapnya layar depan terlihat pesan masuk dari Yosi dan Widi.
Dibukanya pesan dari Yosi terlebih dahulu
"Sayang. Nanti pulang aku jemput ya❤ -yosi
"Maaf. Kamu tidak perlu menjemputku. Nanti aku pulang bersama Edo, dia memintaku untuk menemaninya berbelanja -puri
"Edo teman satu kantormu itu? -yosi
"Iya -puri
"Baiklah sayang ❤ -yosi
Setelah membalas pesan dari yosi. Ia baru membuka pesan dari Widi.
"Puri. Bolehkan nanti aku menjempetmu pulang? -widi
"Maaf Widi. Tidak perlu. Aku nanti mau pulang bersama Edo -puri
"Yasudah. Lain kali harus mau ya! -widi
Puri tidak membalas pesan darinya. Ia mengabaikan pesan terakhir dari widi. sebelum kekantin terlebih dahulu Puri melaksanakan sholat.
"Makan apa ya?" Puri terlihat bingung ketika berada dikantin. Tiba-tiba ada yang mengagetkannya dari belakang.
"Edoo!! Kamu ini kebiasaan, suka ngagetin. Gimana kalau aku jantungan?" Puri memelotinya
Seperti biasa Edo hanya tersenyum. "Aku sudah beli bakso 2 porsi dan jus mangga 2 gelas" edo menunjuk kemeja yang sudah tersedia bakso dan jus
"Buat aku juga?"
"Entahlah" Edo menaikkan kedua bahunya
"Ah sudahlah. Pasti buat aku, memangnga buat siapa lagi?Yuk kesana, laper niiii!" Puri memegangi perut dengan wajah memelas.
Mereka duduk dimeja makan dan makan dengan lahap, terlihat tawa lepas dari wajah mereka.
Dari sebrang sana terlihat seorang wanita yang sedang mendengus kesal. Ia memegang sendoknya begitu erat. "Ganjen banget tu cewek!"
"Sabar! Kamu harus lebih berjuang buat ngedapetin Edo."
"Apa bagusnya sih tu cewek. Cantik juga cantikan aku jauh! Sial !!!" dengus cindy dengan kesalnya
Cindy dari dulu menyukai edo, Ia cantik dan seksi. Tapi edo tidak menyukainya karena sifat cindy yang ambisius dan pemaksa yang membuatnya tidak nyaman.
"Edo! coba lihat kearah Cindy. Dari tadi dia memperhatikan kita."
Edo tidak menanggapinya, ia lebih memilih diam.
"Edooo!!!! Aku ngomong sama kamu ni."
"Gak usah teriak-teriak. Aku tidak tuli. Sudah biarkan saja. Kamu tahu kan sifat cindy seperti apa. Aku merasa tidak nyaman dengannya."
***
Waktu menunjukkan pukul 12.45 jam istirahat hampir habis. Edo dan Puri kembali keruangan untuk melanjutkan pekerjaannya.
Tidak terasa waktu hampir pukul 4 sore. Puri dan Edo membereskan file-file yang tertumpuk tidak beraturan dimeja. Setelah selesai menata semua file dengan rapi. Puri bergegas merapikan make-up dan kuciran rambutnya.
"siap?" Edo mengagetkan Puri yang baru merapikan rambut
"Nanti aku ditraktir makan looh! perutku laper lagi nih."
"Beres!" Edo menaikkan jempol tangannya dan menyempitkan satu matanya.
Mereka berjalan keluar ruangan dengan saling mengobrol ringan. Saat mereka berjalan kearah parkiran seperti ada yang memanggil Edo dengan suara lantang. Mereka menoleh kearah suara.
"Cindy..!?"
.
.
.
bersambung....
.
.
.
Jangan lupa like, coment, vote dan rate 5 nya.
.
.
.
Salam ketcup manjaaaah 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments