Tidak ada yang salah mencintai seseorang tetapi caranya mencintai yang harus benar (author).
*
Setelah melihat Puri dan Yosi pergi. Widi menacapkan gas mobil dengan cukup kencang, Ia merasa kacau tetapi Ia memutuskan untuk mengikuti mereka, "Mau kemana kalian?" Gumam Widi dengan terus mengikuti mereka dengan jarak cukup jauh agar tidak terlihat. Rasa berkecamuk dihatinya membuat Widi semakin tidak fokus untuk menyetir tetapi berusaha mengikuti arah kemana mereka pergi. Ketika mobil mereka berhenti, Widi mengambil jarak yang cukup jauh untuk mengamati mereka.
"Kenapa mereka hanya berdiam dimobil dan tidak turun?" Widi menatap penuh selidik kearah mobil Yosi. Selang beberapa waktu menunggu, Ia melihat mereka turun dan berjalan masuk ke Rumah Makan Padang.
Waktu berjalan cukup lama, Widi masih setia menunggu diluar. "Puri?" Gumam Widi, kenapa dia berjalan sendirian? ada apa dengannya?.
Terlihat Puri berjalan sendiri dengan langkahgontai. Nampak rona wajahnya yang sedih dan tangisan yang terlihat sengaja Ia tahan.
Widi yang tidak tega melihat keadaan wanita yang Ia cintai seperti itu. Ia hendak turun dari kendaraan dan mendekatinya dan menanyakan apa yang terjadi dengannya. Akan tetapi Ia urungkan kembali karena melihat Puri yang akan masuk taxi dan dimana kondisi situasi yang tidak pas apabila Widi menanyakan saat ini.
***
"Ngapain kamu kesini?" pertanyaan Puri ketika melihat Widi berada didepannya. Karena saat ini Ia tidak ingin bertemu dengan siapapun.
Widi melihat nanar kesedihan diwajah Puri dan terlihat matanya yang membengkak. Banyak hal yang ingin ditanyakan dengan melihat kondisinya yang seperti ini. Tetapi Ia urungkan karena bukan waktu yang tepat untuk menanyakan hal tersebut.
"Tadi ak keluar beli pizza, karena dirumah tidak ada makanan" widi menyodorkan sebungkus pizza kepada puri. "Tadi aku membelikannya untukmu juga. Apa kamu sudah makan?"
Puri mengambil bungkusan pizza tersebut "Terimkasih. Lain kali tidak perlu repot-repot!" pintu segera ditutup saat Puri sudah menerima bungkusan pizza dari Widi. Sebenarnya ia tak tega, tapi saat ini Ia benar-benar mau menyendiri.
Kedatangan Widi kali ini sebenarnya ingin mengobrol dengan Puri dan menemaninya. Tetapi dilihatnya seperti tidak ingin diganggu dan pintu segera ditutup kembali oleh Puri saat pizza sudah Ia terima, membuatnya pulang dengan sejuta penasaran.
"Apa yang terjadi denganmu Puri? dan apa ini ada hubungannya dengan Yosi?" gumam Widi dengan geramnya, "Kalau ini ada hubungannya dengan Yosi, Lihat saja!!!" sambungnya
Setelah Puri mengambil bungkusan pizza, ia menuju meja makan untuk meletakkannya. Ia hanya memandangi dan entah kenapa dia sama sekali tidak berselera. Padahal Pizza adalah salah satu makanan kesukaannya.
Puri kembali ke tempat tidur dan mengambil ponsel. Diusapnya layar depan dan terdapat pesan masuk dari ibunya
"Puri. kamu sudah makan nak? ibu merindukanmu" -Ibu
Seketika air mata Puri berhamburan saat membaca pesan dari ibunya. Puri merasa sakit, merasa dadanya sesag. Bayangan Yosi sekelibat hadir. Karena ibunya sudah menginginkan Puri Menikah. Saat Puri melihat Yosi banyak harapan tentang masa depan. Walaupun terlalu cepat berkhayal dengan masa depan dengan seseorang yang baru saja ia temui, "Ibu! Maafkan Puri!" gumam Puri dengan nangis sesenggukan.
Setelah beberapa saat Puri menangis Ia mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat Isya.
Selepas sholat Puri berdoa, Ia tumpahkan segala isi hatinya diatas sajadah.
***
Setelah kepergian Puri dari tempat makan, Yosi masih nampak melamun. Dia bingung harus berbuat apa? dilihatnya makanan Puri yang baru tersentuh beberapa sendok "Kenapa aku bodoh sekali, kenapa tidak membiarkan Puri makan terlebih dahulu?" Yosi masih melamun dengan tatapan kosong, "Kenapa aku harus ketemu dengannya, kenapa dari awal bertemu aku harus meberikan perhatian lebih, kenapa harus dekat dengannya?" Yosi menopang kedua tangannya diatas meja, kepalanya menunduk terasa ada perasaan yang sangat bersalah ia bawa.
Dilihatnya rumah makan yang semakin ramai, Yosi memutuskan untuk pulang. Sepanjang perjalanan Ia selalu memikirkan Puri dan melakukan banyak panggilan, tapi tak satupun ada panggilan yang dijawab olehnya.
***
"Kemana saja? kenapa jam segini kamu baru pulang?" pertanyaan Tika ketika pertama kali melihat suaminya masuk rumah. Tika adalah istri yosi dan mereka mempunyai seorang putra bernama babas yang masih bersekolah SMP kelas 1.
Yosi mendengar suara tika, membalikkan badannya dan menatap tika dengan tatapan dingin
"Sejak kapan kamu perhatian, menanyakan kepergianku atau kepulanganku?" Yosi menarik napas dalam "Biasanya kamu juga tidak peduli denganku!" jawaban Yosi pelan tapi penuh dengan penekanan.
"Yosi, jangan seperti itu aku memang salah tapi lihatlah kesalahanmu juga seperti apa? jangan selalu menyalahkanku! Lihatlah babas sekarang sudah besar, apa kita akan selalu seperti ini?!" Jawab Tika dengan suara agak tinggi tapi penuh harap. Karena sudah sekitar 3tahun hubungan mereka merenggang tapi tetap bertahan karena anak dan tentunya Tika berharap suaminya berperilakh seperti dulu dan Ia ingin berubah.
"Apakah masih penting dan perlu?!" senyum getir Yosi dengan salah satu sudut bibir naik keatas.
Tika mendekat kearah yosi memegang lengan kanannya, "Aku minta maaf yosi. dan harus berapa kali aku minta maaf padamu? bila kau menyuruhku untuk berlutut agar mendapatkan maaf darimu, maka akan kulakukan." Tika menunduk sedih dan tampak buliran air mata jatuh.
Yosi melepas tangan Tika dari lengannya, "Tidak perlu! itu tidak semudah yang kamu bayangkan. Bahkan kau berlutut setiap hari saja itu tidak cukup. dan tidak mengubah apapun!" Jawab Yosi sambil berlalu.
Tika yang mendengar jawaban Yosi yang menyakitkan, ia nampak tertunduk lesu. Memegangi dadanya yang terasa sesak.
***
Pagi hari, terlihat awan yang begitu cerah udara yang sejuk yang membuat nyaman. Puri terlihat lebih segar pagi ini, tetapi matanya masih nampak sembab akibat menangis semalaman.
"Aku lupa kalau mau menghubungi Ibu" gumam Puri
Puri mengambil ponsel dari tempat tidur, ketia Ia mencari kontak ibunya untuk melakukan panggilan. Ternyata ibunya terlebih dahulu melakukan panggilan. "Sehati" batin Puri
"Hallo nak, kamu baik-baik saja? Ibu rindu denganmu, kapan kamu pulang?"
"Ibu! Aku kangen sekali dengan Ibu. Maafkan puri yang belum sempat meberi kabar kepada Ibu. Puri akhir-akhir ini sibuk. Ibu sama bapak bagaimana keadaanya?"
"Alhamdulilah, ibu sama bapak sehat. Puri apa kamu sakit? ada apa dengan suaramu?" dari seberang sana nampak kecemasan dari seorang wanita paru baya karena mendengar suara putrinya yang parau dan tidak bersemangat. Walaupun Puri sudah menunjukkan suara cerianya.
Puri nampak bingung dia akan menjelaskan seperti apa dengan Ibunya. Sesekali Ia mengusap air matanya yang hampir jatuh, Puri merasa bodoh kenapa bisa mencintai seseorang yang baru pertama kali Ia temui dan kenapa cintanya begitu dalam, sebelum mengetahui yang sebenarnya.
"Emmmm. Pu....Puriiii flu Ibu" Jawabnya, pura pura sakit agar ibunya tidak curiga, alasan yang paling masuk akal.
"Flu saja? sudah berapa hari Nak? sudah minum obat? sudah sekitar 2 malam ini ibu selalu memimpikan kamu"
"Sudah Ibu. Aku sudah minum obat. Ibu kangen puri banget yaaa?" jawab puri dengan nada manja "Jadinya kebawa mimpinya ibu deh!" Puri berusaha tersenyum, agar ibunya tidak khawatir atau berpikir telah terjadi sesuatu yang buruk tentangnya.
Setelah beberapa saat Puri dan Ibunya bertelfon perasaan bahagia dan membaik Ia rasakan. Puri berniat melupakan Yosi dan memulai aktifitasnya seperti biasa. Seketika Ia teringat Wulan dan Yoana, temannya yang selalu membuat tertawa.
Puri teringat akan tingkah 2 temannya itu ketika mereka ingin berkenalan kepada salah seorang lelaki disebuah cafe, ketika mereka berkenalan datanglah seorang wanita dengan rautmuka yang sinis memeloti mereka. Ternyata wanita tersebut adalah kekasih lelaki tersebut. Disangka mereka berdua lelaki tersebut datang sendirian. Ternyata salah, Ia datang bersama kekasihnya. Tapi sayangnya, waktu mereka mengajak berkenalan, kekasih lelaki tersebut baru kekamar mandi. Kalau mengingat tingkah konyol mereka membuat Puri selalu tersenyum.
Puri melamun dan nampak senyum merekah dibibir indahnya. Ketika masih mengingat kelucuan kedua temannya tersebut, Ia dikagetkan dengan suara ketokan pintu.
"Siapa ya? sepagi ini sudah bertamu" gumam puri
"Apa Wulan dan Yoana yang sepagi ini bertamu? tetapi mereka belum mengirimkan pesan kalau mau kesini!" Puri nampak berfikir "ataukah Edo?" sepertinya tidak mungkin, karena aku sudah ijin tidak masuk kerja ini!"
Puri yang masih nampak melamun, bergegas berdiri karena ketokan pintu yang semakin sering. Ia berjalan kearah suara ketokan pintu.
Ketika handel pintu terbuka betapa terkejutnya siapa yang datang. Nampak raut wajah Puri yang dingin dan tatapan yang membulat sempurna dengan kepalan tangan yang tertahan. Membuat Puri ingin segera berlalu menutup pintunya kembali, tapi tertahan dorongan tangan dan kaki yang memaksa ingin menerobos.
"Tunggu!!! Jangan tutup pintunya!"
.
.
.
.
.
Tebak siapa yang datang ?
.
.
.
Sebenarnya hari ini mamitsu sibukkkk dan tidak up, tapiiiii karena sayangnya mamitsu kepada readers mamitsu usahakan up 😘
Jangan lupa, like, coment dan votenya yaaaah 😘
.
Salam ketcup manjaaaaah 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Ira RR
likeee
2020-09-25
1
rasna mane
lanjut
2020-09-23
1
Zhree
TERJEBAK CINTA WANITA BERCADAR mampir thor...
2020-08-23
1