Pagi yang begitu cerah, Puri nampak berkeringat karena selesai berolahraga. Ia bergegas ganti baju dan membereskan rumah.
Sebuah ponsel diatas meja berdering, Puri mengusap layar ponsel tersebut. Ada sebuah nama yang tak asing menghubunginya. Siapa lagi kalau bukan Yoana atau Wulan.
"Puri! aku sama Wulan didepan nih. Keluar gih!"
"Baiklah!" Puri mematikan ponselnya dan bergegas keluar.
Puri menghampiri Yoana dan Wulan didepan rumah. "Pagi bener sih kalian" Puri mendengus kesal, "Semangat sekali sih kalian kalau jalan-jalan. Aku saja belum mandi."
"iya dong, harus semangat" jawab Wulan dengan senyum mengembang.
"Lama gak jalan-jalan ni, sudah kaya anak pingith saja" timpal yoana dengan menampakkan ekpresi pura-pura sedih."
"Kalian sama saja. Kalau jalan-jalan saja nomer satu. Sudah ah, aku tinggal mandi dulu. Lengket ni badan."
"Ya sana cepat mandi, bauk bener anak prawan." Yoana dan Wulan menutup hidung mereka.
15 menit berlalu akhirnya Puri selesai mandi. Ia terlihat sudah memakai pakaian casual, menggerai rambutnya dan menyemprotkan parfum kebeberapa titik.
Mereka bertiga sudah siap dengan perlengkapan masing-masing. Tas ransel yang berisi pakaian ganti dan camilan beberapa plastik.
"Puri, tongsisnya sudah kamu bawa?"
"Oh iya. Sebentar aku cari dulu, aku lupa naruhnya." Puri nampak sibuk mencari tongsis yang sudah tidak lama ia pakai, dibukanya laci satu persatu.
"KETEMU" teriaknya saat menemukan tongsis yang berwarna pink. Ia memasukkan tongsis tersebut kedalam tasnya.
Setelah semuanya siap mereka hendak menuju dapur untuk sarapan, karena Puri tadi sudah beli mie instant tapi belum sempat bikinnya.
Saat Puri mengambil panci untuk diisi air, ada sebuah pesan masuk diponselnya.
"Aku sudah didepan nih. Kalian sudah siap?" -widi
"Baiklah." -puri.
Puri nampak menghela napas. "Guys, gak jadi bikin mie instannya. Widi sudah nungguin diluar. Nanti kita makan diluar saja!" Ajak Puri.
Yoana nampak keberatan, karena ia merasa lapar. Tapi tidak mungkin ia egois dengan membikin mie, padahal Widi sudah menunggunya diluar.
Mereka bertiga keluar rumah dan bergegas menghampiri Widi.
"Hay!" sapa widi dengan melambaikan tangan kearah mereka bertiga.
Merekapun membalas lambaian tangan Widi.
Widi mengampiri mereka. Tapi tatapan mereka teralihkan dengan lelaki yang berada dibelakang Widi. Lelaki yang cukup tampan, kulit bersih, senyum manis, hidung mancung dan tinggi sekitar 170cm.
Puri melihat kearah lelaki tersebut. Pertama kali bertemu entah kenapa ia merasa ada desiran didada. Merasakan ada hal yang berbeda yang membuatnya salah tingkah.
"Yosi" lelaki tersebut memperkenalkan diri dan menjabat tangan Puri, Wulan dan Yoana secara bergantian. Ketika Yosi menjabat tangan Puri mereka beradu pandang yang cukup lama membuat Widi melirik heran.
"Sudah selesai?" tangan Widi memisahkan jabat tangan mereka berdua yang menurutnya cukup lama.
Wulan dan Yoana menatap heran, tetapi mereka memilih diam.
Mereka masuk mobil bersama-sama. Wulan, yoana dan Puri duduk dibelakang. Yosi menyetir dan Widi duduk dikursi depan. Mereka bercakap-cakap dan tertawa membahas sesuatu yang menurut mereka lucu. Apalagi dengan kehadiran Wulan dan Yoana yang akan membuat suasana selalu ceria.
Disela perbincangan mereka, ada hal yang berbeda. Terlihat Yosi melihat Puri dari spion depan. Begitupun sebaliknya diam-diam Puri mencuri pandang kearah Yosi tetapi tidak terlalu ketara.
Widi yang mendengarkan percakapan mereka hanya tersenyum dan sesekali menimpali percakapan kaum wanita tersebut. Wulan dan Yoana sangat antusias menceritakan hal-hal konyol mereka, yang mendengarkan pasti akan membuatnya tertawa.
"puri, tadi sudah sarapan belum?" tanya Widi disela perbincangan mereka.
"Seperti itu! Puri saja yang ditawarin makan? kamu kira yg lain gak punya perut?" jawab Yoana dengan tatapan kesal. Karena sedari tadi ia menahan lapar.
"iya deh iya. Maaf deh, aku ralat nih. KALIAN sudah makan belum?" tanya widi dengan melihat kearah mereka dengan senyum manisnya dan menekankan kalimat KALIAN.
"Laper banget, tadi kita mau bikin mie instant. Ehhhh kalian cepet bener sampainya." Gerutu Wulan
"Makan soto enak kali ya, apalagi pagi-pagi gini." yoana membayangkan soto dengan berbagai macam sate dan gorengan yang membuat perutnya semakin keroncongan
"boleh juga! gimana dengan yang lainnya?" tanya Wulan
"Aku ngikut saja sih, yang penting makan." jawab Puri dan diikuti anggukan Yosi dan Widi.
Selama perjalanan berangkat, Yosi banyak diam. Karena ia belum mengenal mereka, merasa agak sungkan kalau terlalu banyak berbicara.
Sampailah mereka ditempat soto. Sesuai bayangan Yoana, soto yang mereka datangi adalah tempat soto dengan berbagai macam sate dan gorengan yang mebuat Yoana tidak sabar memesan dan mencari tempat duduk.
Wulan berjalan mengekor Yoana, "kamu tu sudah laper banget?" tanya wulan. Karena heran melihat Yoana yang sudah begitu antusias melihat makanan.
"Diem aja lu ah! Yang penting makan." jawab yoana dengan melirik kanan kiri makanan yang cukup banyak.
Widi dan Yosi masih berdiri didepan menunggu Puri yang baru ditoilet.
"Ngapain kamu disini? gabung sana, sama Yoana dan Wulan?" tanya Widi heran, karena melihat Yosi yang hanya berdiri disampingnya. "apa dia menunggu Puri juga? tapi untuk apa?" batin Widi
"Sorry, aku kira kamu minta ditemenin. Kalau begitu duluan ya. Aku gabung ke mereka." jawab Yosi berlalu meninggalkan Widi
selang 5 menit terlihat Puri yang keluar dari toilet.
"Lama banget ditoiletnya?" tanya widi
"Maaf. Tapi ngapain kamu disini? Apa aku menyuruh kamu menunggu?" jawab Puri menatap heran.
"Enggak ada yang menyuruh. Tapi aku kasihan kalau kamu sendiri"
"sudah ah, yuk kesana. Kasian yang lain." Puri berjalan duluan dan Widi mengekor dibelakangnya.
wulan dan yoana duduk bersampingan. Yosi duduk menghadap Wulan, Puri yang datang seketika memilih duduk disamping Yosi, karena terlihat masih ada kursi kosong.
Widi melihat mereka berdua ada tatapan tidak suka. Yosi yang menyadari kehadiran Widi langsung berdiri, "widi, duduk sini!" mempersilahkan Widi untuk duduk ditempat duduknya. Puri memalingkan wajahnya ketika Widi duduk disampingnya.
Tidak selang berapa lama, soto pesenan mereka datang, ketika Puri mau menyendok soto, dengan percaya dirinya Widi hendak menyuapi dirinya.
"tidak lihatkah? Aku mempunyai dua tangan yang sehat dan kuat. Kalau hanya untuk mengangkat sendok kemulutku aku masih mampu." Puri memperagakan menyendok makan dan mendarat sempurna dimulutnya.
Yoana dan Wulan melihat kejadian tersebut hanya diam, mereka menjaga perasaan Widi. Berbeda dengan Yosi, ia terlihat menaikkan salah sudut bibirnya dan tersenyum tipis.
Mereka melanjutkan makan soto, Yoana terlihat yang paling lahap makan soto dengan beberapa tusuk sate dan gorengan yang sudah dimakan.
Setelah selesai makan soto, Yoana dan Wulan menuju mobil duluan dikarenakan sangat kenyang. Puri danYosi terlihat berjalan berdua jauh dibelakang mereka.
"Kamu pacar Widi?" Tanya Yosi
"Tidak!" jawab Puri mantap
"Ohya? Widi selalu bercerita tentang kamu seperti apa ke aku." yosi melihat kearah puri, "sampai aku penasaran dan akhirnya aku paham apa yang membuat Widi menyukaimu." sambungnya
"memangnya Widi bercerita apa saja tentangku?."
Belum sempat Yosi menjawab, Widi sudah menyusul mereka, karena tadi ia kekasir terlebih dahulu untuk membayar makanan mereka.
"Kalian berduaan saja?" tanya w
Widi penuh selidik
"Mereka duluan masuk kemobil, mau rebahan dikursi. Kekenyangan katanya." jawab Puri sekenanya.
Mereka menuju mobil, sebelum masuk mobil Puri dan Yosi saling beradu pandang yang membuat Widi heran.
Mobil melaju dengan santainya untuk melanjutkan perjalanan kepantai. Mereka dimobil saling bercerita dan tertawa sesekali bernyanyi bersama.
Tepat dilagu ada band...Puri dan Yosi bernyanyi berdua. Puri menyandarkan kepalanya dibelakang kursi Yosi, sebaliknya Yosi sesekali melihat kearah Puri. Sehingga siapa saja yang melihatnya membuat terheran.
Widi yang tidak menyukai kedekatan mereka langsung mengganti lagunya "ini suasana ceria bukan lagi drama!" widi menekan tombol next dan melihat kearah mereka dengan tatapan dingin.
Wulan dan Yoana dibuat bingung dengan tingkah mereka.
"pura-pura tidur adalah pilihan terbaik, bangun nanti saja kalau suasananya sudah bagus atau kalau sudah sampai pantai saja." batin yoana. ia memberi kode kepada wulan untuk pura-pura tidur dan wulan menjawab dengan anggukan.
.
.
.
Bersambung
sekian dulu ya, author masih mikirin cerita buat besuk sampai kepantai 😂,,, maaf ya author masih banyak belajar buat menulis dan bikin cerita. masih banyak kekurangan disetiap tulisan author, mohon masukan dr pembaca yang tercinta dan tersayang, ulalahhhh 😋😘.................
Jangan lupa, like, coment dan vote yaaaak, biar author makin semngath buat nulis. Salam ketcup mantjaaaaaaah 😘😘😘😘😘😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
rasna mane
keren
2020-09-23
1
Asrya Rya
visualnya dong thor,, supaya tambah semangat bacanya...
2020-09-18
1
Hana Aulia Sifta Rahmadani
semangat terus ya..masih nyantol d sini ....
2020-09-12
1