Bab 16

Cindy melihat kebawah, melambaikan tangan dari lantai atas cafe ketika temannya pulang. Ia memicingkan matanya, "seperti Puri? Tapi kenapa dia mondar mandir seperti itu?" gumamnya.

Cindy menghabiskan minumannya terlebih dahulu sebelum ia turun untuk memastikan apakah yang dilihatnya tadi Puri. Sewaktu turun, dilihatnya Edo sedang bersama Puri dan teman-temannya. Dengan bergegas Ia menuju kamar mandi untuk bercermin dan merapikan make-upnya. setelah terlihat rapi, baru keluar.

"Puriii!" dihampirinya dengan senyum merekah dan cipika cipiki seperti teman yang sangat akrab.

Cihhhh.....Edo medengus kesal melihat Cindy.

Yoana dan Wulan juga tidak terlalu suka melihat kedatangan Cindy, karena Puri sering menceritakan sikap buruknya terhadapnya. Widi hanya menatap bingung karena melihat 4 orang disampingnya seperti tidak menyukai kehadiran wanita tersebut.

"Kenapa kehidupan wanita penuh drama?"batin Widi, Ia menatap para wanita tersebut secara bergantian.

"Cindy, kenalin ni teman-temanku!" Puri memperkenalkan satu-satu persatu dan mereka saling berjabat tangan.

Setelah berkenalan dan berjabat, Cindy berpura-pura menyadari kehadiran Edo. "Hay Edo! Kamu disini juga?" beranjak mendekat, "Nanti pulangnya boleh dong nebeng, satu arah kan jalan pulang kita"

Edo nampak mendengus kesal, "Naik taxi online bisa kan? sukanya ngrepotin amat jadi orang. Asal lu tau tau juga deh, gue kesini gak bawa kendaraan. Kita semua nebeng sama dia" menunjuk kearah Widi.

"Do, santai aja kali, gak apa-apa nanti aku anterin. Memperbanyak teman"

"Iya Cind, kebetulan nanti pulangku gak ikut mereka. Aku nanti mau mampir belanja, ada beberapa buku dan belanjaan yang perlu aku beli" Puri menatap Cindy

Edo mendengus kesal mendengar jawaban Widi dan Puri, tidak seperti yang diharapkannya.

Cindy menatap Edo dengan penuh senyum, Ia bergelayut manja dilengannya. "Do, pulang aja yuh. Sudah pada selesai kan makannya?"

"Tangan..Tangan! Apa-apaan sih lu! Kenapa lu yang ngatur-ngatur kepulangan kita sih!" Edo memundurkan badannya 1 langkah dan melepaskan gelayutan Cindy.

"Aneh banget sih ni cewek, pantes Edo ilfell. Kelakuannya begitu. Norak!" batin Wulan

Setelah melewati beberapa drama, akhirnya mereka pulang, Kecuali Puri. Karena Ia masih menunggu Yosi. Ia beralasan tidak ikut pulang bersama dikarenakan masih mau membeli buka dan beberapa belanjaan. Sebenarnya yang lain bersedia mengantarkan, tp ditolaknya secara halus.

"Untung mereka tidak curiga, terutama Yoana dan Wulan?" Puri bernafas lega, baru saja Ia akan mendudukkan tubuhnya dikursi, ada seseorang yang memanggilnya.

"Yosi?" Puri berjalan mendekat kearahnha "Untung yang lain sudah pulang, aku terselamatkan" batin Puri.

"Kok sendirian saja sih sayang?" Yosi membelai rambut panjangnya

"Iya. yang lain sudah pulang. Aku nungguin kamu taukkk!" Puri memanyunkan bibirnya. Yosi menangkup kedua pipinya dengan gemas "Kamu lucu banget sih sayang" Yosi tertawa gemas.

"Ih lepasin! dilihatin banyak orang tauuuk. Yuk pulang saja!"

Sebelum pulang, mereka berjalan-jalan berkeliling kota melihat indahnya suasana kota waku sore hari. Suasana yang menyejukkan hati dan fikiran.

***

Mobil Yosi mendarat sempurna dihalaman rumah Puri

"hati-hati ya pulangnya!" Puri menatap lelaki disampingnya yang sedari tadi hanya tersenyum.

Yosi mengganggukan kepala sebagai jawaban dan mencium kening Puri dengan kasih sayang. "Makasih sayang"

Puri sangat senang akhirnya bisa merasakan bahagianya mencintai dan dicintai, walaupun disadarinya yang dilakukan saat ini salah. Mencintai yang bukan miliknya.

Yosi melajukan mobilnya dengan pesat setelah Puri turun dan memastikan sudah masuk rumah. Karena saat ini ada sesuatu yang harus diselesaikannya terlebih dahulu.

Tak akan kubiarkan orang lain merusak hubungan kita! aku mencintamu layaknya aku mencintai putraku. Kau samahalnya berharga seperti Babas. Aku sangat mencintaimu Puri! batin Yosi

Yosi mempercepat laju kendaraannya. Tatapan tajam, datar dan dingin yang akan membuat orang bergidik bila melihatnya. Banyak hal yang ia rasakan, bayangan akan kedua orangtua yang telah lama tiada terlintas difikirannya.

"K**alian harus selau rukun, saling melindungi dan menjaga seperti saudara sendiri. Siapa yang susah harus dibantu. Bicarakan semua masalah agar suatu saat tidak terjadi kesalahpahaman."

Kata-kata itu seketika terlintas begitu saja dibenaknya. Ia sangat menyayangi kedua orangtuanya. "Maafkan aku bapak ibu! Semoga kalian bahagia disisiNya." Tak terasa air mata sedikit jatuh, sesegera mungkin dihapus dengan jemarinya.

Kendaraan Yosi sudah terparkir sempurna disebuah rumah yang cukup luas dengan desain minimalis, tanaman yang tertata rapi dan terasa sejuk siapapun yang memandangnya.

Yosi turun dari kendaraannya, Ia berjalan dengan percaya diri, dengan langkah tegas dan tegap. Sebelum ia membuka knop pintu, ada seseorang yang terlebih dahulu membukanya dari dalam. Dengan senyum remeh dia mempersilahkan Yosi masuk dan duduk.

"Akhirnya kau memenuhi undanganku juga." Sudut bibirnya nampak tersenyum sinis dan salah satu kakinya disilangkan.

.

.

.

Bersambung

jangan lupa, like, comentar, vote dan bintang 5 nya. Terimkasih, salam ketup manjaaah😘😘😘

Terpopuler

Comments

Hana Aulia Sifta Rahmadani

Hana Aulia Sifta Rahmadani

pasti Widi yaaa

2020-09-12

1

Violla

Violla

2 like

2020-08-18

1

Veaa

Veaa

like sudah mendarat. lanjut kak😆

ditunggu feedbacknya ya

semangat❤

2020-08-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!