"Apakah dia mengingat kalau hari ini ulangtahunku? tapi....Tidak, tidak mungkin dia mengingatnya. Sekedar memandangku saja terlihat sudah sangat malas. Aku harus sabar dan menjalani hidup ini dengan baik, karena Tuhan saja Maha pemaaf." Tika berharap kalau yosi mengingat hari ulangtahunnya walaupun setiap tahun dia tidak mendapatkan kado atau kue dari Yosi semenjak Ia ketahuan berkhianat selingkuh.
Terdengar suara langkah dan handle pintu terbuka, seketika Tika menoleh kearah suara. Ternyta Yosi baru pulang, Ia terlihat mmembawa papperbag.
"Baru pulang? pasti cape banget ya?" Tika mendekat kearah suaminya, tapi tidak terdengar sahutan jawaban. Ia hanya diam dan menyerahkan papperbag yang Ia bawa untuknya sambil berlalu.
"Yosi, apa ini? untuk siapa?" Tika memegang paperbag dan diamatinya pappergbag tersebut.
"Buka saja!" tanpa melihat ke arah Tika
Dibukanya papperbag dengan hati-hati dengan pikiran bingung setelah membuka isinya. "Sepatu?" gumam Tika
Tika mendekat dan duduk disampingnya, dipegang lengan suami secara erat, "Ini untukku? kau mengingat hari ulangtahunku? terimkasih Yosi, aku sangat bahagia." nampak kebahagiaan yang terpancar diwajah Tika dan senyum yang mengembang.
Yosi menaikkan salah satu sudut alisnya lalu menghadapkan wajahnya kearah tika,
"Terimkasilah pada Putraku, kalau Dia tidak merengek untuk membelikan kado buatmu. Apa kau kira aku sudi? jangan banyak bermimpi!" pelan tapi tegas Ia mengucapkan kalimat tersebut dengan wajah datar dan tatapan dingin. Membuat Tika tidak bergeming, sedangkan Yosi berlalu meninggalkannya.
Tika masih terduduk lesu, papperbag yang dipegang jatuh. Kepalanya terasa berat, air mata mulai nampak keluar dipeluk mata.
Terdengar langkah dari arah luar, Tika buru-buru menghapus air matanya.
"Ibu..!Selamat ulangtahun" Babas dengan bahagianya memberikan cupcake dengan sebuah lilin kecil kepada Ibunya.
"Terimkasih sayang" Tika memeluk Babas dengan erat
"Ibu, tiup lilinnya dulu! Tapi, kenapa ibu menangis?" Babas melihat sisa air mata yang masih basah dipipi
"Ibu menangis karena bahagia sayang, mempunyai anak hebat seperti kamu. Ibu tiup lilinnya sekarang ya!" ketika lilin hendak ditiup, Babas menghentikannya
"Tunggu. jangan ditiup Bu, Ayah mana?" Babas melihat keberbagai arah untuk menemukan ayahnya, tapi tidak ada.
"Ayah sedang mandi sayang. Coba Lihat, ibu dibelikan apa?" Tika tersenyum lembut kearah putranya dan memperlihatkan sepatu yang dibelikan Yosi.
"Ayah memang yang terbaik" Babas nampak bahagia karena Ayah menuruti permintaannya.
"Iya sayang. Ayahmu memang yang terbaik. Sekarang ibu tiup lilin ya!"
Babas menjawab dengan anggukan, lilin pun ditiup Tika dan cupcake dimakan berdua.
~flashback~
Ketika Yosi dan Puri sedang makan, terdengar ponsel berdering beberapa kali tapi Yosi mengabaikannya.
"Kenapa gak diangkat dulu? siapa tahu penting?"
"Gak perlu!"
"Memang siapa yang menghubungimu? boleh aku lihat?" diambilnya ponsel tersebut dan terlihat nama Babas sedang menghubunginya.
"Putramu?" Puri menoleh Yosi, dijawabnya dengan anggukan.
"Kenapa tidak kamu angkat?" Puri mengenggam tangan Yosi, "Angkatlah!" sambungnya
Diangkatlah terlfon tersebut. Dari percakapan telfon, Ia mendengar kalau putranya berharap kali ini ayahya membelikan hadiah untuk Ibunya yang sedang berulangtahun.
"Ayo!" Puri berdiri dan menggandeng tangannya
"Kemana?" jawab dengan heran
"Kita belikan sepatu untuk istrimu. Kamu sayang kepada Putramu bukan? sepertinya dia menginginkan kamu tidak melupakan hari ulangtahun ibunya." ditatapnya dengan lembut lelaki yang berada didepannya. Padahal dalam hatinya tidak rela kalau Yosi memperhatikan perempuan lain, walaupun itu istrinya. Tapi Ia juga tidak mau bersifat terlalu egois.
Yosi berjalan mengikuti dari arah belakang menuju store sepatu. Setelah beberapa saat memilih, Puri menemukan sepatu yang bagus mungkin cocok untuk Tika, batin Puri.
"Bagus gak?" Menunjuk sepatu pilihannya
"Ya" jawabnya singkat.
"Ukurannya berapa?"
"38"
Puri dan Yosi menuju kasir untuk membayar sepatu tersebut dan sekalian meminta untuk dibungkuskan yang cantik. " Buat kado mba, dikasih setangkai bunga itu ya mba!" menunjuk bunga plastik berwarna merah. Yosi yang sedari tadi melihat hanya pasrah.
***
"Pagi puri!"
Melihat kearah suara, betapa kagetnya dia melihat Cindy yang menyapanya. karena selama satu kantor dengannya belum pernah satu kalipun Cindy menyapa dirinya, apalagi menyapa dengan senyum seperti itu.
"Pagiii juga Cindy" dengan senyum ramah
"Nanti istirahat kekantin bersama ya!" Cindy berlalu dan melambaikan tangan kearahnya
Edo yang melihat keakraban mereka cukup terkejut, dia berjalan kearah Puri, "wowwwww!Keajaiban apa ini? sejak kapan kalian sedekat ini?"
"Ngagetin aja lu. Mana tahu, gue yang harusnya tanya sama lu! kemarin bukannya kalian pulang berduan sehabis belalanja?" Puri berdehem
"Sialan lo, mana gue tahu. Kemarin kita pulang tidak ada pembahasan tentang you!"
Seketika Puri menundukkan kepalanya, dia ingin mengatakan sesuatu yang membuatnya penasaran. "Apa aku harus bertanya ya?" batin puri
"Edo..!!!" menaikkan dagunya, menatap wajahnya
Edo melihat Puri menatap curiga, karena raut wajahnya mengatakan ada sesuatu yang serius yang perlu dibicarakannya.
"A..pa sebelumnya kamu mengenal Yosi?" tanyanya dengan ragu
"Memangnya kenapa?"
"Kenapa kemarin kamu melihat Yosi seperti seseorang yang tidak suka? kalau ini pertemuan pertama kalian, kenapa kamu menunjukkan wajah seperti tidak suka kepadanya? biasanya kamu tidak seperti itu" Ia menunduk dan berpikir kalau Yosi dan Edo saling mengenal.
"Perasaanmu saja. Kemarin gue hanya lapar! gak denger lo berisiknya Cindy kaya apa? mana kita pulang kantor belum makan." Edo menghembuskan napas kasar
Mendengarkan jawabannya , Puri menaikkan dagunya lalu menatapnya, "Benarkah?"
"Makanya...Lain kali kalau gue ngajak lu nganterin gue belanja, ya cukup sama elu aja. Gak usah ngajakin orang lain, apalagi Cindy!Bikin gue badmood, mana lu gak minta persetujuan gue dulu. Rese Lu!" dihembuskannya napas secara kasar.
Mengingat betapa berisiknya Cindy dan betapa egoisnya dia ketika memilih baju, belum sempat Edo mengatakan setuju dengan pilihannya, Cindy sudah mengambil dan dibawanya kekasir.
"Iya deh. Aku salah. Maafin!" Puri memajukan tangannya dengan memohon dan wajah memelas, "Gak kuulangi lagi deh! "
edo menghembuskan nafas kasar "Okedeh."
***
Wulan dan Yoana merasa kangen dengan Puri karena beberapa hari ini dengan kesibukan masing-masing mereka belum sempat bertemu, hanya jumpa kabar melalui pesan dan telefon, itupun hanya sebentar.
"Nanti pulang kita nyamperin Puri kekantornya yuk! sekalian kita makan. Sudah lama banget gak ketemu nih." ajak Wulan
"Boleh boleh, kita perlu memberitahu dia gak? kalau kita mau kesana?"
"Gak perlu, kita bikin kejutan saja"
"Ide bagus"
Waktu tidak terasa sudah menunjukkan pukul 15.00, waktunya Yoana dan wulan pulang. Jam kantor mereka satu jam lebih cepat untuk pulang dibandingkan jam waktu pulang Puri.
Mereka bersiap-siap untuk pulang, tidak lupa mereka membenahi makeupnya terlebih dahulu agar terlihat fresh. Wulan mengikat rambutnya dengan rapi, berbeda dengan Yoana, ia memilih menggeraikan rambutnya. Karena menurut dia dengan rambutnya digerai ia terlihat lebih cantik.
"Sudah selesai?" tanya wulan ke yoana
"Sudah dong, cantik tidak?" yoana melihat kearah kaca
"Selalu." Wulan menaikkan satu jempol tangan kanannya.
Mereka berjalan kearah halaman kantor dengan berbincang-bincang ringan. Setelah sampai, mereka mencari keberbagai arah keberadaan taxi online yang biasanya yoana pesan.
"Mana nih taxinya kok belum sampai?" tanya Wulan
"Ya ampun Wulan, aku lupa!" jawab Yoana dengan menepok jidatnya, lalu ia segera mengeluarkan ponselnya untuk memesan taxi online.
Ketika Yoana mengeluarkan ponsel dan hendak memesan taxi online, ia dikejutkan dengan bunyi klakson mobil.
.
.
.
Bersambung
Terimkasih buat kunjungan. Ikuti terus kelanjutannya yah....
Kalau berkenan jangan lupa like,coment dan bintang 5 nya. Syukur-syukur mau memberikan vote.
Salam ketcup manjah 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Hana Aulia Sifta Rahmadani
pasti Widi itu...
2020-09-12
1
Nurra Yuniar
Hai thor, semangat nulisnya..
mampir juga yuk ke novelku "DEAR MY FUTURE" ditunggu kritik, saran dan likenya. kalo suka tolong vote ya..terimakasih..
2020-08-15
1