Puri, Edo dan Cindy mereka bertiga pergi kepusat perbelanjaan bersama. Edo merasa ketidaksukaannya terhadap Cindy. Sedari tadi diajaknya ngobrol tapi Edo hanya dijawab "Ya dan Tidak"
"Edo. Nanti sehabis pulang belanja bisa tidak kita nonton? ada film bagus."
"Tidak!"
"Kalau nongkrong dulu?"
"Tidak"
"Kamu suka makan japanes food?"
"Iya"
Dan masih banyak sekali pertanyaan yang hanya Edo jawab Ya dan Tidak. Puri yang duduk dibelakang hanya tertawa melihat tingkah dua orang yang berada didepannya.
Edo sendiri melihat Puri dari arah spion depan yang hanya tertawa membuatnya semakin jengkel. "Gara-gara dia ngajakin sigesrek ini ikut. Semuanya jadi kacau, kenapa tidak biarin aja sih dia naik taxi. Mana bisa nanti aku belanja kalau ada dia, bukannya belanja yang ada malah mendengar ocehannya yang tidak penting." batin Edo
~flashback~
Ketika dihalaman parkir tadi, Cindy pura-pura kalau sopirnya tidak bisa jemput. Ia minta diantarkan pulang Edo karena jalan pulang mereka satu arah. Edo sudah berusaha menolaknya.
"Maaf Cindy. Gue sama dia" menunjuk arah Puri, "Mau belanja!"
"Kita berbeda arah jauh juga kalau gue harus harus anterin kamu pulang dulu, gue cariin taxi aja deh." tolak Edo
Cindy terlihat sedih ketika menatap Edo, tetapi menampakkan wajah sinisnya ketika ekor matanya kearah Puri. Ia meremas ujung bajunya, "Apa karna cewek ganjen ini kamu menolak mengantarkanku pulang?" batin Cindy.
Puri yang merasa tidak enak hati membujuk Edo, agar Cindy diajak kepusat perbelanjaan bersama, baru nanti diantarkan pulang. Sekalian jalan-jalan bersama, siapa tahu setelahnya Ia bisa akrab dengan Cindy dan membuka hati Cindy kalau dia dan Edo hanya berteman. Karena cindy mengira kalau Edo dan dirinya mempunyai hubungan istimewa tanpa bertanya terlebih dahulu.
Setelah dibujuk akhirnya Edo menyetujui. Mereka masuk mobil bersama, yang membuat Edo semakin kesal, Cindy langsung duduk dikursi depan tanpa bertanya terlebih dahulu kepadanya.
***
Sampailah mereka bertiga dipusat perbelanjaan. Cindy terlihat sibuk memilihkan baju untuk Edo tapi ditolaknya.
Puri hanya diam dan tidak mau mengusik keromantisan mereka. Kalau Edo mendengar Puri menyebut Romantis, habislah dia.
"Lu! gue ajakin jalan, bukannya bantu milihin hanya diam!" gerutu Edo dengan kesalnya
Puri hanya menjawab dengan senyuman dan menunjuk kearah Cindy "gak lihat tu. sudah ada yang semangat nyariin? Lagian kenapa sih lu ini, ditemenin cewek cantik nan bohai malah gak mau. Aneh!"
"Berisik banget sih lu!." Edo mendengus kesal
Cindy yang melihat Edo meninggalkannya dan menghampiri puri dan mengajaknya berbicara begitu akrabnya dan seperti tidak ada jarak membuat Cindy meradang. Seketika Cindy menghampiri mereka dan menarik Edo untuk menunjukkan pilihan baju-bajunya.
"Main tinggal-tinggal aja sih. Gak liat aku lagi milihin baju untukmu?" Cindy memperlihatkan semua baju yang sudah dipilihnya, tetapi ditolak oleh Edo. Pilihan bajunya sebenarnya bagus, hanya karena yang memilihkan Cindy, langsung ditolaknya.
Puri tidak terlalu memperhatikan mereka. Ia memilih melihat sepatu yang lucu-lucu agar bisa menjauh dari mereka. Saat Ia meluhat dengan seksama, dari arah belakang terdengar ada seseorang yang memanggi dirinya.
"Puri!" Yosi melambaikan tangan, medekat kearah Puri , "Sayang. kok sendirian saja. Katanya tadi keluar sama Edo?"
Puri membulatkan matanya karena yang memanggil dirinya adalah Yosi, Ia semakin kaget saat Yosi memanggil Puri dengan sebutan sayang didepan umum.
"Sstttt!" Puri memajukan bibirnya dan menutupnya dengan jari telunjuk. "Jangan manggil aku sayang didepan umum! disana ada Edo dan Cindy teman kantorku." Puri menunjuk kearah mereka, "Nanti kalau ada yang kenal kamu, bisa bahaya."
"Bahaya? yang bahaya apanya?" Yosi belum mengerti dengab ucapan Puri
"Kamu masih belum sadar? kamu sudah berkeluarga. Tiba-tiba kamu manggil aku sayang. Sudah tahu aku bukan istrimu. Apa nanti kata orang?"
"Tapi disini tidak ada yang mengenaliku Sayang." Yosi membelai lembut rambut Puri
"Pokoknya jangan manggil Sayang kalau didepan umum!" puri memanyunkan bibirnya, memalingkan wajahnya dari Yosi dan melipat kedua tangannya kearah dada.
"Iya deh iya.Purii! kalau cuma berdua bebas dong aku manggil kamuapa saja. Boleh sayang, cinta, honey, bebh-" belum selesai Yosi menyelesaikan ucapnnya, Puri sudah tertawa lebar.
"Apaan sih kamu" Puri mencubit lengan Yosi,
"Ohya, kamu kok bisa sampai sini. Tidak bilang sama aku." Tanya Puri penuh selidik
"Mau sembunyi-sembunyi dariku? atau menemui gebetan lain?" Puri memelotkan kedua bola matanya
"Mana berani aku sayang punya gebetan lain, kamu aja enggak habis-habis."
"Kamu kira aku makanan?" Puri nampak manyun
"Habis ,mamu terlalu banyak nanya."
Seketika Yosi mengalungkan tangannya kepinggang Puri dan mengajaknya berjalan.
Puri nampak kaget dengan perlakuan seperti itu.
Saat yosi dan puri berjalan, dari seberang sana ada Edo yang memperhatikan, Ia menyipitkan matanya. "Siapa yang bersamanya itu?" seketika Edo meninggalkan Cindy dan mengampiri Puri.
Edo menepuk bahu Puri,
"Edoo!!" Puri cukup kaget ada Edo dihadapannya. "Kenapa kamu kesini, cindy mana?Nanti dia salah paham lagi ke aku."
Edo tidak menjawab pertanyaannya, Ia lebih memilih menatap lelaki yang didepannya saat ini. Dilihatnya dengan seksama dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Ada yang menatapnya seperti itu, membuatnya tidak nyaman. Dengan segera Ia memperkenalkan dirinya.
"Yosi." Ia menglurkan tangan tanda perkenalan
"Edo."
Puri merasa ada yang aneh. Tidak seperti biasanya Edo seperti itu. Ada apa dengannya, apa yang membuatnya seperti itu.
Saat 2 lelaki saling bertatap tidak suka dan seorang wanita yang sedang bingung melihat tingkah mereka. Tiba-tiba dikagetkan suara yang membuat mereka menoleh secara bersamaan.
"Kalian pada ngumpul disini dan ninggalin aku. Tega ya!!" Cindy datang dengan raut wajah jengkel.
"Maaf cindy. tidak bermaksut untuk ninggalin kamu. Tadi aku baru melihat sepatu lalu bertemu temanku." Puri menunjuk ke arah yosi. Kenalin ini teman aku. Yosi dan Cindi saling berjabat tangan dan tersenyum ramah.
"Nanti aku pulang bareng Yosi. Kalian bisa pulang berdua." Puri menatap kearah Edo dan Cindy secara bergantian
Edo hanya menunjukkan ekpresi datar dan senyum tipis. Berbeda dengan cindy, Ia nampak bahagia sekali dengan mata berbinar-binar.
"Kita duluan ya!" Puri melambaikan tangan ke arah mereka. Seketika Yosi menggenggam erat jemari Puri. Cindy yang melihat mereka hanya membelalakkan matanya kaget, karena selama ini Ia mengira kalau Edo dan Puri mempunyai hubungan istimewa. Sedangkan Edo menatap mereka dengan ketidaksukaannya, entah apa yang dipikirkannya saat ini.
.
.
.
Bersambung...
Terimkasih semuanya yang sudah menyempatkan untuk membaca karya saya yang pertama ini. Mohon maaf kalau masih banyak salah dalam penulisan. Jangan lupa like, coment dan Votenya.
Salam ketcup manjah 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
rasna mane
mantap,,
2020-09-23
1
Hana Aulia Sifta Rahmadani
Edo suka ya Thor sama puri
2020-09-12
1
Zhree
sampe sini dulu thor... semangat...
2020-08-23
1