Bab 17

Knop pintu telah terbuka, mereka duduk saling berhadapan dengan kaki disilangkan.

"Akhirnya kau memenuhi undanganku juga!" dengan menaikkan salah satu sudut bibirnya Ia terlihat sangat, sangat berbeda dengan apa yang Ia perlihatkan setiap harinya.

"Jauhi Puri!!!" dengan suara tegas tapi datar dan tatapan yang tajam, "Kau tak pantas untuknya!"

Yosi tersenyum remeh, memalingkan wajahnya lalu menghadap kembali kearahnya dan mendekatkan wajahnya "Kau jangan bermimpi! kau selalu kalah denganku!"

widi mengepelkan tangannya, dengan sorot mata yang tajam,

"bang**t" dengan emosi berapi-api Ia memukul wajah Yosi.

Yosi tersungkur dan tersenyum remeh, "Bukankah kau yang mengundangku kesini lalu tersenyum remeh dengan kedatanganku? Kenapa sekarang kau terlihat emosi sekali?" Yosi tertawa lalu pergi meninggalkan widi.

"Tunggu!!!!!"

yosi menoleh kearah Widi "Ada apa?"

"Urusan kita belum selesai!"

"Aku tidak pernah peduli! Apalagi untuk ikut peduli dengan perasaanmu? TIDAK AKAN PERNAH!! satu hal lagi, lupakah kau pernah kau menggoda istriku? Terasa indah sekali bukan?" tertawa Yosi menggelegar dan pergi begitu saja.

"arghhhhhhhhh!!" Widi berteriak frustasi. Sebenarnya Ia mengetahui Yosilah yang menelfon Puri waktu dicafe. Ketika mau pergi ketoilet, Widi melihat Puri bertelfon lalu mendengarkan sedikit obrolannya.

Setelah beberapa saat, emosinya sudah menurun. Ia termenung mengingat Tika, wanita yang dulu membuatnya tergila-gila. Saat Tika menikah, Widi masih masih sangat menyayanginya bahkan selalu berusaha mendekatinya. Ia berfikir masih bisa merebut dan nantinya akan hidup bahagia dengannya. Kenyataan yang Ia dapat berbeda jauh dengan apa yang difikirkannya, Tika sama sekali tidak merespon dirinya.

Sampai suatu ketika, Tika ketahuan berselingkuh dan dipergoki suaminya sendiri. Mulai saat itu perhatian Yosi berbeda dan berkurang jauh karena merasa kecewa. Widi mengatui masalah yang sedang mereka hadapi, karena Yosi sering bercerita. Disaat seperti itulah Widi mengambil celah dengan memberikan perhatian lebih ke Tika tanpa sepengetahuan Yosi. Lambat laun cinta tumbuh dihati Tika, mereka sering jalan bersama, makan bersama dan banyak hal yang mereka lakukan berdua dan hubungan mereka bertahan sampai beberapa bulan. Sampai suatu ketika Widi berkenalan dengan Puri, perempuan yang sangat manis dan baik, membuat dirinya jatuh hati dan berkeingan untuk meninggalkan Tika.

***

Tika terlihat menyiapkan beberapa menu masakan, karena putra kesayangannya, Babas ingin dimasakkan makanan kesukaannya. Telur balado, ayam bakar, kentang goreng dan sayur bayam. tak lupa ia memasak spagheti kesukaan Yosi, suaminya.

Tika tersenyum ketika melihat hasil masakannya tertapa rapi diatas meja. Ia bergegas mandi karena sebentar lagi Yosi pulang, setelah mandi Ia menuju kamar putranya. Dibukanya handle pintu, terlihat cet tembok dinding berwarna putih dengan tempelan berbagai macam poster dan sebuah televisi yang menghadap tempat tidur. Tika tersenyum dan berjalan kearah meja pojokan yang nampak cukup besar, disana putra kesayangannya terlihat serius belajar dan nampak beberapa tumpukan buku yang acak-acakan disampingnya.

"Sayang!" Tika membelai lembut punggung putranya

"Ibuu" , Babas nampak terlihat kaget dan memegang dadanya

"Ibu ngangetin ya? habis serius banget sih belajarnya, sampai gak tahu kalau ibu masuk"

"Iya nih Bu, besuk ujian sejarah dan matematika materinya banyak sekali" Babas menghembuskan napas kasar

"Biar semangat belajarnya, Ibu sudah masakin makanan kesukaan kamu!"

Dengan mata berbinar ditatap lekat wajah Ibu yang sangat disayanginya dan berkatan penuh semangat. "Ohyaaa Bu, Ibu memasak sebanyak itu? Hayuk buk, Aku langsung merasa lapar" Babas meletakkan pensil yang sedari tadi ia pegang dan menggandeng tangan ibunya secara tergesa-gesa.

"Sabar Sayang. Lebih baik kita nonton televiai dulu yuk! Sebentar lagi Ayangmu pulang, Ibu tadi beli beberapa camilan. Tapi kamu cuci tangan dulu ya Sayang!"

"Laksanakan Ibu Ratu" Babas berjalan kearah dapur untuk cucitangan

Tika yang melihat tingkah putranya hanya tersenyum.

Setelah mencuci tangan, Babas menyusul ibunya didepan tv. Mereka terlihat tertawa bersama ketika menonton acara televisi. Terlihat kebahagiaan dimata Tika saat bersama putranya. Kerinduaannya terhadap Yosi dapat terobati ketika Ia memeluk putranya dengan kasih sayang. Saat mereka asyik mengobrol dan bercengkrama bersama, terdengar pintu terbuka diiringi dengan suara langkah kaki, mereka melihat kearah pintu.

"Ayah!" yosi berlari menghampiri ayahnya dan memeluknya

"Anak ayah" Yosi membalas pelukan putranya dan mengangkat tubuhnya.

Walaupun Babas sudah SMP tapi perlakuan dan kasih sayang Yosi terhadapnya tidak pernah berkurang. kadang Babas merasa malu dengan perlakuan Ayahnya yang kadang masih menganggapnya seperti anak kecil.

"Ayah!! Babas jangan diangkat-angkat seperti itu. Aku sudah besar, malu tauuuu Yah. Untung hanya ada Ibu" protesnya

Yosi yang mendengar protesnya hanya tersenyum lalu mengacak-acak rambutnya.

"Yah, bibir ayah kenapa?" Babas melihat sedikit luka dan darah disudut bibirnya

"Oh ini, Ayah tadi latihan tinju" Yosi memeragakan gerakan tinju

"Tinju? Ayah hebat." Babas mengandeng tangan Yosi

"Yuk yah makan! Ibu sudah membuatkan makanan banyak sekali. Ada spagheti juga kesukaan Ayah"

Yosi tersenyum mendengar perkataan putranya. Ia beralih menatap Tika, tatapan yang sulit diartikan.

Yosi dan Babas berjalan kearah meja makan, Babas nampak semangat sekali saat mereka sampai meja makan. Karena makanan kesukaannya tertatap rapi dimeja makan dan sangat menggiurkan. "Yaaah, itu spagheti kesukaan Ayah!" Babas menunjuk spagheti yang tersaji diatas piring putih.

tatapan Babas beralih keIbunya yang dari tadi hanya berdiam diri didepan televisi. "Ibu ayo makan bersama, kemarilah Ibu. Kenapa Ibu dari tadi hanya diam."

Tika nampak bingung, karena selama hubungannya dengan Yosi merenggang Ia tidak pernah makan satu meja dengan suaminya tersebut kecuali kalau putranya yanh meminta atau ada acara penting.

"I..Ibuuu sudah kenyang. Nanti saja, kalau lapar Ibu akan makan"

Babas berjalan mendekat Ibunya dan merajuknya, awalnya Tika menolak sebelum sebuah suara yang tidak bisa ia tolak.

"Kemarilah!" Yosi mengajak Tika untuk makan bersama, karena Ia tidak tega melihat putranya merajuk seperti itu.

Tika berjalan kearah meja makan dan ia duduk disamping putranya. Babas terlihat lahap sekali makan masakannya, diambil satu persatu semua masakan ibunya. Berbeda dengan Tika dan Yosi mereka makan dengan pelan, tidak ada percakapan diantara mereka berdua kecuali kalau putranya sedang bertanya.

"Setauku Yosi tidak pernah berlatih tinju, kenapa dengan bibirnya. Apa dia habis berkelahi? tapi untuk apa?" Tika hanya mampu bertanya dalam hati, untuk mengungkapkannya langsung dia tidak berani.

"Waaah kenyangnya" Babas mengusap perutnya, "Kalau kenyang begini mau melanjutkan belajar malas, Aku pingin tidur dulu saja."

"Iya sayang, belajarnya dilanjut nanti malam saja!" Tika membelai lembut putranya.

Babas kekamar dulu ya ayah, ibu.

"Tapi jangan langsung tidur, gak bagus buat perut! Oke!" Yosi membuat kode oke untuk putranya.

"Siap yah" Babas juga membuat kode oke untuk Ayahnya

Setelah Babas menuju kamar, terlihat Yosi dan Tika masih diam duduk dimeja makan. Mereka berdua duduk tanpa berbicara cukup lama. Sampai Tika bertanya tentang rasa masakannya.

"Bagaimana rasa spaghetinya? kamu cukup lama tidak pernah makan spagheti buatanku." Tika memberanikan diri menatap Yosi

"Karena kamu terlalu sibuk dengan urusanmu! Mulai saat ini kamu tidak perlu bersusah payah untuk memasakkan spagheti lagi buatku!"

"Apa maksudmu?" Tika nampak bingung dengan perkataannya

"Sudahlah!" Yosi enggan menjelaskannya, dia memilih untuk meninggalkan meja makan.

Kenapa dia menggantung ucapannya seperti itu, apa masakanku sudah tidak enak. Apa karena kesalahanku, Yosi jadi tidak menyukai masakanku. Batin Tika

Tika masih diam duduk dimeja dia melihat spagheti yang hanya dimakannya sedikit. Ia terlihat lesu dan menaikkan kedua tangannya diatas meja, dengan kepala tertunduk. Setelah beberapa saat dia diam berpikir untuk mencerna perkataan Yosi tiba-tiba nampak buliran air mata jatuh, dia semakin menunduk dan menahan air matanya. Sebuah kalimat terlintas difikirannya.

"Apakah dia akan menceraikanku?"

.

.

.

Bersambung...

Terimkasih semuanya. Mohon maaf kemarin mamitsu tidak update, karena ada kesibukan luar biasahhhh. Duhhh kaya orang penting saja 😂😂😂

SELAMAT HARI KEMERDEKAAN UNTUK SELERUH BANGSA INDONESIA

Salam ketcup manjaaah 😘😘😘

Terpopuler

Comments

Kartika Arista

Kartika Arista

bertahan lah sekuat hati...akan selalu ada alasan utk pergi ketika sdh tak ingin bersama...mau d sakiti dan di hianati jika hati masi teguh bertahan d dlm ikatatan suci pernikahan akan selalu ada ribuan maaf utk suatu kesalahan....sy pernah d posisi d hianati ....tp sy memilih memaafkan dan trs memafkan karna sy masih memegang teguh janji suci d hadapanTUHAN

2020-09-23

3

Asrya Rya

Asrya Rya

tdk pernah melewatkan like ni thorr

2020-09-18

1

Hana Aulia Sifta Rahmadani

Hana Aulia Sifta Rahmadani

hati kalau dah tersakiti kenapa sulit tuk memaafkan....apa LG masalah perselingkuhan....

2020-09-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!