Widi yang sudah merasa kenyang dan cukup lama duduk dicafe memutuskan untuk pulang, Ia menggulungkan lengan kemeja dan mengambil kacamata yang diletakkan diatas meja lalu digantungkan dikancing kemejanya yang membuat widi terlihat semakin tampan.
Widi memang tampan, bahkan teman sekantornya ada beberapa yang terang-terangan menyukainya tetapi ia tidak bisa berpaling dari puri. Dilihat dari segi fisik teman sekantornya jauh lebih cantik dari puri. tetapi ada sesuatu yang berbeda yang membuat widi menyukainya.
Ketika widi keluar dari cafe betapa kagetnya ia melihat puri dan yosi keluar dari mobil yang sama. ponsel yang digenggamnyapun hampir terjatuh.
"Kalian..?" Widi cukup terkejut dengan orang yang dilihatnya saat ini.
Puri yang melihatnya hanya diam mematung, tidak ada kata yang bisa dia ucapkan bahkan untuk menelan salivanyapun sangat susah.
Yosi tersenyum tipis melihat Widi seperti tidak ada beban atau kecemasan apapun karena yang terpenting saat ini adalah Puri sudah menjadi miliknya.
Yosi mendekat ke arah Puri, menggandeng tangannya lalu tersenyum, "Sudahlah. Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan. Yang terpenting saat ini kita. jangan hiraukan oranglain!" ucap Yosi lembut
Puri hanya menggangguk sebagai jawaban. Sebenarnya ada perasaan bersalah tersendiri dihatinya, Ia merasa menjadi penghalang hubungan keharmonisan Yosi dan Tika terlebih lagi Puri mengetahui besarnya perasaan Widi untuknya.
"Apakah widi akan memberitahu kesemua orang kalau aku berhubungan dengan seorang lelaki yang sudah beristri dan mempunyai putra" batin Puri
Yosi dan Puri berjalan pelan masuk ke arah cafe, ketika mereka beradu pandang dengan Widi, Yosi berhenti sejenak lalu memegang lengan Widi dan mendekatkan bibir ke telinganya lalu berbisik "Jangan campuri urusanku!" bisiknya. Puri hanya mematung melihat dua lelaki yang saling bersitegang tersebut.
Widi mengepalkan tangan dan melihat ke arah Yosi dengan penuh kebencian. Widi menghentakkan kaki lalu berjalan cepat meninggalkan mereka.
"SIAL!!" Widi memukul setir dengan cukup kuat. sebenarnya sebuah tinjuan hendak Ia layangkan waktu mereka saling beradu pandang, tetapi dilihatnya tempat yang cukup ramai membuat Ia mengurungkannnya.
- CAFE -
"Kamu Kenapa ?" Yosi menggenggam tangan puri, "Jangan memikirkan apapun yang tidak harus kamu pikirkan." sambungnya
puri hanya diam pasrah.
Ketika mereka menikmati makanan terdengar suara ponsel Yosi
Trtttth......diusap layar depan ponsel tersebut dan ada sebuah pesan.
"Dari dulu kamu tidak berubah dan aku perlu membuat perhitungan denganmu! lihat saja apa yang akan aku lakukan. Aku tidak akan membiarkan puri terluka lebih jauh karena cowok sebang*at kamu!" -Widi
Yosi hanya membiarkan pesan tersebut begitu saja, ia tidak memperdulikannya. Karena besarnya rasa cintanya membuat dirinya begitu egois.
"Siapa ?" tanya Puri
"Teman kantor." jawab yosi berbohong
Merekapun melanjutkan makannya dengan sedikit berbicara.
Setelah selesai makan mereka langsung bergegas pulang. sebenarnya Yosi mau mengajak Puri untuk belanja, tapi tidak mau. Ia pilih diantarkan pulang saja, karena fikirannya saat ini sedang tidak bagus.
***
"Babas. kamu lagi bikin apa?" Yosi mendekat kearah putranya, dilihatnya sang putra yang nampak sibuk.
"Buat layangan Yah. Layanganku beda dari yang lain. Pokoknya special, nanti kalau sudah jadi kuperlihatkan Yah." Babas memperlihatkan beberapa potongan kertas yang berukuran cukup besar untuk dijadikan layangan dengan bangganya.
"Benangnya mana?" Yosi melihat kebeberapa arah tapi tidak menemukan benang layangan.
"Ayah. Aku lupa membelinya tadi" Babas tertawa karena dia baru sadar kalau belum beli benang layangan. "Ayah. Aku minta tolong beliin benang layangannya. Nanti kalau aku yang beli, layangannya gak cepat selesai jadinya." sambungnya dengan wajah sedih dan memohin
"Iya deh. Ayah beliin, tapi Ayah nanti bikinin teh ya!" Yosi mengacak rambut anaknya lalu bergegas menuju mobil untuk membeli benang layangan.
Yosi adalah ayah sangat dibanggakan oleh Babas. Sesibuk apapun, kalau putranya yang meminta tolong. Sebisa mungkin tidak akan ditolaknya.
"Babas bikin teh buat siapa sayang ?" tiba-tiba Ibunya masuk kearah dapur dan cukup mengagetkannya
"ibuuu! Bikin kaget saja. Buat Ayah bu."
"Ayah sudah pulang? Mana ?" tika melihat ke penjuru arah untuk mencari Yosi.
"Keluar lagi bu, beli benang layanganku. Tadi aku lupa beli" Babas tersenyum malu sambil mengaduk teh
"Ayah sangat menyayangi kamu ya Nak!" Tika membelai lembut punggung putranya.
"Ayah juga sayang sama ibu. Ayah sayang sama kita berdua Bu," babas menatap ibunya dengan senyum yang lebar.
Tika memalingkan wajahnya untuk menyeka air mata yang keluar sedikit dipelupuk matanya. Hatinya mencelos sedih, dadanya sesak membayangkan hubungan dengan suaminya saat ini yang entah akan bertahan sampai kapan.
"Sayang. Itu suara mobil Ayah. Cepat bawakan teh ayah! Pasti Ayah haus, tadi pulang kerja langsung kamu mintai tolong untuk membelikan benang layangan." Tika mengusap lembut rambut putranya
"Siap Ibu." Babas tersenyum sehingga memperlihatkan gigi rapinya, "Oh ya, Ibu tidak ikut kedepan? Tidak mau melihatku dan ayah membuat layangan?"
"Nanti ya sayang, Ibu masih harus menyelesaikan beberapa pekerjaan. Nanti Ibu akan menyusul." senyum getir Tika
Tika masih berdiri ditempat yang sama ketika mengobrol dengan putranya, Ia menundukan kepala. Airmata berhamburan jatuh walaupun Tika berusaha menahannya.
"*Yo*si, aku memang buruk dan menjijikan kau berhak untuk memakiku bahkan meludahiku. Tapi ak tidak tahan jika kau mendiamkanku seperti ini. Aku merindukan masa dimana kita saling menggenggam tangan penuh bahagia. Apa takdirku untuk bahagia denganmu hanya sampai disini? atau aku perlu untuk bertahan lebih jauh? Tuhan, kalau memang ini ganjaran atas semua kesalahan dimasalaluku aku menerimanya tapi tolong bantu aku untuk bertahan dan mengubah semuanya menajadi lebih baik."
.
.
.
Bersambung.....
Aku sedih pas nulis ini huhuhuhuhu
.
.
.
Bantu klik like, coment, dan votenya yaaah. Jangan lupa bintang 5 nya,
.
.
.
Salam ketcup manjah 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Zhree
kereeeen...
2020-08-23
1